Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
JAKARTA, KOMPAS.TV Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani, dan Wakil Ketua Komisi XI DPR dari Fraksi PDIP, Dolfie Othniel Frederic, berdebat saat rapat kerja Badan Anggaran DPR RI pada Selasa (1/7/2025).

Sri Mulyani dan Dolfie berdebat soal adanya efisiensi yang membuat defisit APBN 2025.

Namun, perdebatan tersebut berubah jadi tawa saat seorang pelayan DPR menyerahkan secangkir minuman untuk Sri Mulyani.

Baca Juga Prabowo dan Gibran hingga Sri Mulyani Hadiri Peresmian Kantor Danantara di https://www.kompas.tv/nasional/602553/prabowo-dan-gibran-hingga-sri-mulyani-hadiri-peresmian-kantor-danantara

#srimulyani #dpr #apbn2025


Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/602943/pecah-debat-panas-menkeu-sri-mulyani-dpr-fraksi-pdip-dolfie-berubah-tawa-ini-sebabnya
Transkrip
00:00Ketua, yang terhormat Ketua Pimpinan, Bapak Ibu Anggota Banggar,
00:04Ibu Menteri, Pak Wamen, beserta jajaran Pak Gubernur BI yang nanti akan pemaparan.
00:11Pertama Pak, terhadap lapsem ini,
00:15sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-Undang APBN,
00:19APBN 2025, Pasal 40,
00:23pemerintah itu di dalam lapsem juga menyampaikan
00:26laporan yang berisikan capaian sasaran program prioritas nasional
00:33yang mengkaitkan indikator kementerian lembaga, program, dan anggarannya.
00:40Apakah nanti di dalam lapat panja, dokumen ini sudah disiapkan?
00:47Jadi tolong ini disiapkan, Bu Menteri,
00:49karena ini amanatnya ada di Undang-Undang APBN, Pasal 40.
00:56Disiapkan atau bagaimana, Bu Menteri?
01:01Dibelanja ada, Pak, output, outcome, dan kinerja.
01:04Bukan, apakah dokumen ini nanti disiapkan atau tidak?
01:08Disiapkan di panja, Pak.
01:10Itu hanya pertama yang saya ingin konfirmasi.
01:12Yang kedua boleh, Pimpinan?
01:14Tadi kembali ke slide outlook, Bu.
01:20Slide outlook ini 5-6.
01:23Slide 5-6.
01:24Rencana APBN sebelumnya itu ada belanja negara Rp3.621 triliun.
01:44Kemarin beberapa bulan yang lalu,
01:47dengan Inpres 1-2025,
01:50pemerintah merencanakan penghematan Rp3.6 triliun.
01:57Harusnya belanja negara Rp3.621
02:01dikurangi Rp3.6 triliun kalau penghematan.
02:08Tapi kalau lihat outlook ini,
02:10ceritanya bukan penghematan.
02:11Pergeseran atau penajaman.
02:17Karena delta-nya Rp3.621 ke Rp3.527
02:23itu Rp94 triliun.
02:26Harusnya tadi Rp305 triliun.
02:30Berarti ada Rp200 sekian triliun
02:32yang tidak jadi dihemat.
02:34Nah ini belum diceritakan.
02:37Kenapa tidak jadi dihemat?
02:39Malah hutangnya nambah.
02:42Minta izin lagi menggunakan sal.
02:45Nah ini narasi ini belum jelas ini.
02:48Dulu cerita penghematan,
02:51terus enggak jadi menghemat,
02:53nambah hutang.
02:55Nah ini yang perlu kita dapatkan penjelasan.
02:58Tadi di slide 16,
03:00coba di slide 16,
03:02operator.
03:07Di slide 16 tadi Ibu Menteri mengatakan,
03:11sudah ada buka blokir.
03:15Impress-nya jelas blokir.
03:18Bahkan di impres tidak ada syarat
03:20dan ketentuan buka blokir.
03:24Jadi buka blokir ini dasarnya apa?
03:26Ketika minta penghematan,
03:30pemerintah datang ke DPR.
03:33Minta persetujuan
03:34bahwa anggaran akan dihemat.
03:37Tentu DPR dengan senang hati.
03:39Karena amanat undang-undang,
03:41APBN itu harus efisien.
03:43Penghematan itu efisien.
03:45Setuju.
03:46Tapi ketika buka blokir,
03:49landasannya apa?
03:50Impress-nya jelas.
03:52Blokir anggaran.
03:53Tidak disebutkan di impress-nya,
03:57syarat dan ketentuan untuk buka blokir.
04:01Nah ini harus dijelaskan dulu,
04:03dasar dari pembukaan blokir.
04:06Apakah membuka blokir ini,
04:08pemerintah datang lagi ke DPR,
04:11minta persetujuan.
04:12Karena tadi Ibu Menteri mengatakan,
04:16ada beberapa program,
04:18program baru.
04:20Sesuai undang-undang keuangan negara,
04:22DPR menyetujui,
04:24APBN itu unit organisasi,
04:27fungsi, dan program.
04:29Jadi kalau ada program yang dipindahkan,
04:31atau ditambahkan,
04:32atau baru,
04:34tentu sesuai undang-undang keuangan negara,
04:37kalau kita masih taat,
04:40sama tata kelola yang diatur
04:41di dalam keuangan negara,
04:43maka tentu datang dengan persetujuan DPR.
04:47Nah ini yang perlu dijelaskan lebih lanjut,
04:49tentang buka blokir,
04:50yang sudah mencapai 135 triliun.
04:55134,9 triliun.
04:59Yang dikatakan di 23 KL itu restrukturisasi,
05:0576 KL itu pembukaan blokir biasa.
05:08Jadi artinya programnya sudah ada,
05:11kemarin diblokir, dibuka.
05:12Tapi terhadap 2-3 KL,
05:15ini sepertinya ada penajaman,
05:19atau hal-hal baru,
05:20yang belum disampaikan kepada kita.
05:23Nah jadi mungkin kita supaya inline nih dengan impress,
05:28karena impressnya jelas.
05:30Impressnya jelas memblokir.
05:33Bahkan tidak ada syarat dan ketentuan
05:35bagaimana caranya membuka blokir.
05:38Waktu memblokir datang ke DPR minta persetujuan,
05:42kenapa ketika buka blokir dilakukan secara mandiri?
05:48Mandiri nih, mandiri.
05:50Secara mandiri.
05:52Sepihak.
05:54DPRnya enggak tahu.
05:55Bahkan implikasinya,
05:57implikasinya,
05:58nambah hutang.
06:00Cerita di awal penghematan,
06:02ujung-ujungnya kita nambah hutang.
06:05Kok bisa penghematan nambah hutang?
06:07Harusnya kalau penghematan,
06:09hutangnya yang berkurang.
06:12Ini tidak.
06:13Cerita awal penghematan,
06:15di ujungnya, outlooknya,
06:18nambah hutang.
06:19Bahkan menggunakan sal.
06:20Nah ini, pimpinan,
06:23tolong dasar hukum terkait pembukaan blokir ini
06:26diceritakan dulu kepada kita.
06:28Terima kasih, pimpinan.
06:36Baik, Bapak-Ibu sekalian.
06:39Apa yang disampaikan oleh Pak Dolby,
06:41karena dasarnya memang pada regulasi kita sendiri,
06:46ketaatan kita bersama terhadap undang-undang,
06:51seharusnya,
06:53KL-KL
06:54yang blokirnya dibuka,
06:56dengan sendirinya sudah dengan komisi-komisi terkait.
07:00Kalau tidak dengan komisi terkait,
07:02itu akan menemukan problem
07:03tata kelola bagi kita semua.
07:06Kita yakini itu.
07:07Menurut Pak Syarif,
07:11sudah ya,
07:13di PUPR,
07:14dan sebagainya sudah Pak Dolby.
07:16Ijin Pak Ketua,
07:17maksudnya,
07:18di impres itu kan perintahnya blokir.
07:22Waktu membuka blokir,
07:24itu ada impres tersendiri,
07:26kepada Menteri Keuangan,
07:27yang kita tidak ketahui,
07:29atau bagaimana?
07:30Karena di impres tidak ada syarat dan ketentuan,
07:36untuk membuka blokir.
07:38Tiba-tiba ambil inisiatif,
07:40yang kita tidak tahu ini,
07:41inisiatifnya bagaimana ini.
07:44Blokirnya dibuka.
07:47Padahal waktu blokir,
07:50datang ke kita,
07:51mengatakan atas nama penghematan,
07:53maka kami minta persetujuan DPR,
07:54DPR dengan senang hati dong,
07:56menyetujui namanya penghematan,
07:58tidak terjadi pemborosan.
08:00Nah, ketika blokir dibuka,
08:02kok implikasinya utang nambah,
08:03menggunakan sal, dan sebagainya.
08:06Gitu loh.
08:08Kita boleh bicara tentang posturnya,
08:11atau dari mekanismenya dulu Bapak.
08:12Karena kalau tadi pertanyaannya Pak Dolphy,
08:15Bapak,
08:16kan tidak bisa dilihat,
08:18efisiensi,
08:19kalau nombor defisit pakai sal.
08:20Padahal kan kalau kita ngomong postur,
08:23tadi bagian penerimaan kan,
08:25ceritanya panjang tuh Pak Dolphy,
08:27ada kondisi PPN yang tidak jadi,
08:30dividen nggak ada.
08:32Jadi itu kan yang menyebabkan bahwa kita
08:34tidak mampu mengkolek,
08:36tadi 150 triliun sendiri,
08:38plus ditambah adanya restitusi,
08:40dan yang lain-lain,
08:41dari penurunan harga komoditas,
08:44terutama batu barat dan restitusi,
08:46atau menjadi barang kena pajak.
08:48Itu di dalam undang-undang HPP.
08:50Itu semuanya kan masuk di dalam postur penerimaan,
08:53yang tadi kita sebutkan lebih rendah dari yang kita sampaikan.
08:58Sementara kalau Pak Dolphy bicara tentang belanja,
09:02ya tadi ya,
09:03belanja kan tadi ada,
09:04impres meminta untuk efisiensi dan rekonstruksi.
09:09Ini tulisannya tuh katanya efisiensi dan rekonstruksi.
09:11Di mana, Bu, diimpres dikatakan blokir dan rekonstruksi?
09:15Kalau tidak disebutkan blokir dibuka,
09:18tidak diimpres.
09:18Karena impres itu adalah untuk yang belanja,
09:21yang akan kita hold.
09:24Kita berikan waktu untuk teh datang dulu.
09:30Terima kasih ya Pak ya.
09:33Alhamdulillah.
09:34Dia tahu timingnya untuk datang.
09:42Jadi di dalam impresnya itu adalah
09:45untuk memblokir supaya belanja tidak dibelanjakan,
09:49di hold.
09:50Karena waktu itu sudah ada perpres untuk,
09:52is it PP atau perpres?
09:54Untuk pelaksanaan DIPA, Pak.
09:56Jadi sebetulnya dengan memberikan pelaksanaan DIPA,
09:58KEL itu sudah bisa belanja.
10:01Tapi seperti kita ketahui,
10:02dengan adanya KEL-KEL baru,
10:04kita kan terjadi ada 23 KEL yang baru,
10:07itu terjadi pemecahan dan melakukan realokasi
10:12di antara para KEL yang berubah.
10:15Plus, Presiden meminta untuk beberapa
10:18yang dianggap bisa diefisienkan.
10:22Seperti belanja perjalanan dinas,
10:25seminar, segala macam.
10:26Itu semuanya yang istilahnya dibintang.
10:29Tapi karena bintang banyak sekali,
10:31maka dimunculkan dalam bentuk INPRES.
10:33Itu untuk hold.
10:34Nah, untuk melepaskan,
10:36Bapak lihat di sini,
10:37belanja sesuai arahan Presiden.
10:41Poinnya,
10:42instruksi Presiden,
10:43INPRES 1,
10:44dan arahan atau instruksi Presiden
10:46untuk buka blokirnya.
10:48Jadi dua seimbang.
10:50Untuk yang kedua ini,
10:51buka blokir,
10:52itu adalah meratas
10:53atau dari Presiden menetapkan
10:56di dalam sebuah rapat,
10:57kemudian menjadi kesimpulan rapat
11:02berdasarkan arahan Presiden
11:03yang ini dibuka.
11:04Gitu, Pak.
11:05Jadi,
11:07dari sisi kekuatan hukum adalah sama.
11:09Yang satu adalah INPRES tertulis
11:11karena seluruhnya,
11:13sedangkan yang untuk belanja,
11:15tergantung kalau Presiden hari ini
11:16memutuskan,
11:17oh kita rapat terbatas,
11:19bicara tentang kooperasi,
11:20maka dialokasikan seperti ini.
11:22Kalau kita menambah untuk rumah,
11:25maka ditambah seperti ini.
11:26Kalau nanti ditambah dengan MBG
11:28waktu itu,
11:30maka itu yang dilakukan
11:31dengan arahan Presiden.
11:33Pasti ada notulisnya, Pak.
11:35Kami tidak akan buka blokir
11:37karena saya sebagai Menteri Koan
11:39pun tidak memiliki kewenangan.
11:41Makanya harus ada notulis
11:43dari Presiden.
11:45Itu biasanya melalui rata.
11:46Gitu.
11:48Baik, Pak Dolby.
11:50Cukup saya pikir, Pak Dolby.
11:52Terima kasih.
12:22Pak Dolby,
12:28penerimaan yang hilang
12:31karena tadi PPN dan
12:33dividen is one thing.
12:35Penerimaannya sendiri
12:36tidak bergerak sama, Pak.
12:37Tadi saya tambahkan restitusi.
12:40Kemudian adanya harga komoditas.
12:43Itu loh, Pak.
12:44Jadi,
12:45mohon,
12:46aku mohon banget itu.
12:48Jadi, jangan satu sepenggal,
12:49saya disuruh melihat
12:50di penggalan itu, Pak.
12:51Karena kita melihatnya
12:52APBN secara keseluruhan.
12:54Begitu, Pak.
12:55iya.
13:13Sebetulnya,
13:14kalau kita tidak melakukan efisiensi,
13:16sementara Presiden
13:17ada program-program prioritas
13:19yang beliau melihat
13:21lebih strategis,
13:22harusnya defisitnya
13:24naiknya lebih tinggi lagi, Pak.
13:26Kan kayak gitu,
13:26lihatnya.
13:28Tapi Presiden mengatakan,
13:29Pak,
13:29misalnya saya butuh
13:29300 triliun
13:31untuk berbagai program baru
13:32dari makan bergisi gratis
13:34ditambahkan,
13:35terus untuk berbagai macam itu,
13:38untuk supaya
13:39tidak menjebol
13:40defisit,
13:42maka dilakukanlah
13:44efisiensi,
13:45tapi kemudian
13:45direkonstruksikan.
13:47Kan seperti itu, Pak Dolby.
13:48Satu kali lagi, Pak.
13:51Satu kali.
13:51Jadi, Bu Menteri,
13:52kami paham, Bu Menteri.
13:53Pak Dolby, sudah lama
13:53tidak ketemu saya sih jadinya.
13:56Ya, silakan, Pak.
13:57Yang DPR pegang itu
13:59in press.
14:00Bahwa
14:01pemerintah ada ratas,
14:03kan kami tidak tahu.
14:05Mengelola keuangan negara
14:06seperti diatur
14:07di Undang-Undang Keuangan Negara
14:09itu kan ada aspek
14:10transparansi.
14:11Ketika in press
14:14dikeluarkan,
14:16jelas
14:16perintahnya
14:17blokir
14:17untuk efisiensi.
14:21Saya cari
14:21di kamus
14:22mana-mana pun
14:23namanya efisiensi itu
14:24bahasa sederhananya
14:26penghematan.
14:29Bahwa kemudian
14:30di dalam pemerintah
14:31kemudian
14:32ada dinamika
14:34kami tahunya
14:35dari mana,
14:36Bu Menteri.
14:38Ada kebutuhan
14:39rekonstruksi segala namanya
14:41kami tahunya dari mana.
14:42Tidak pernah disampaikan
14:43secara terbuka.
14:45Kalau seingat saya ya,
14:46kita punya spirit yang sama
14:48karena Pak Dolfi kan
14:49veteran juga di sini.
14:50Jadi dalam artian begini,
14:52waktu kita bikin
14:53APBN 2025,
14:54waktu itu kan spiritnya
14:55juga kita memberikan
14:56pemerintahan baru.
14:58Suatu fleksibilitas.
14:59Saya lagi cek
15:00sama teman-teman
15:01pasalnya ada di mana nih.
15:03Karena
15:03ada di Undang-Undang APBN.
15:05Pak
15:06Pak Said tahu,
15:07Pak Muhyiddin tahu
15:08dalam hal ini.
15:09Pasal 20 ayat 1
15:11huruf H itu, Bu.
15:12Sudah saya baca itu tadi, Bu.
15:13Pak Dolfi sudah tahu aja nanya.
15:16Yang saya tanya.
15:17Bentar, sebentar, Pak.
15:18Sebentar, Pak Dolfi.
15:20Ada ansir.
15:22Bapak-Ibu sekalian,
15:23sesungguhnya
15:23apa yang disampaikan
15:25oleh Menteri Keuangan
15:26dan Pak Dolfi itu
15:27bukan sesuatu hal
15:29yang baru.
15:31Pak Dolfi ingin mengingatkan
15:33bahwa kita semua
15:34punya ketaatan yang sama.
15:36baik pemerintah
15:38maupun DPR.
15:40Itu satu hal.
15:42Pada sisi lain,
15:44kita mengerti betul
15:45bahwa
15:46pemerintah berkeinginan
15:48memerlukan penajaman-penajaman
15:50program.
15:52Bukan sekedar
15:53realokasi,
15:54tapi prioritas
15:56pemerintahan baru
15:57ketika waktu itu
15:59ada tim transisi.
16:01oleh kenanya
16:03maka
16:04keluarlah
16:05kemudian
16:05Pak Sal yang disebut
16:06oleh Pak Dolfi.
16:08Kan begitu.
16:09Cuman Pak Dolfi
16:10tadi mempertanyakan
16:11kalau impresnya
16:13itu penghematan,
16:14blokir,
16:15dilakukan penghematan
16:17dan blokir
16:18kenapa kemudian dibuka.
16:20Tentu
16:20Menteri Keuangan
16:21sudah menjawab.
16:23Nah,
16:24why kita bersama
16:25apakah tidak
16:27sebaiknya
16:28pendalaman
16:29dilakukan besok
16:30di Panja?
16:31Pak Ketua,
16:34izin Pak Ketua.
16:36Dari?
16:37Maluku,
16:37merci bareng Pak Ketua.
16:39Belakang,
16:40belakang kiri Pak Ketua.
16:43Satu pertanyaan
16:44saja Pak Ketua.
16:47Besok ya,
16:48di Panja aja.
16:50Panja aja Pak.
16:51Masih ada
16:52kem.
16:53Masih ada kem lagi.
16:54Masih ada kem.
16:54Baiklah Bapak-Ibu sekalian,
16:56menjadi concern bersama
16:58apa yang disampaikan oleh
16:59Pak Dolfi
16:59dan insya Allah
17:00besok Ibu Barents
17:01dan kawan-kawan yang lain.
17:05Saya sungguh berharap
17:05besok di Panja
17:06kita bersama
17:07betul-betul
17:09bisa mendalami
17:10dan
17:11apa yang disampaikan oleh
17:13pemerintah
17:14dan concern kita semua
17:16kita putuskan
17:17bersama di Panja besok.
17:19Sekaligus Panja besok
17:20langsung
17:21setelah Panja
17:22langsung
17:22tim rumus.
17:24Setuju?
17:25Setuju.
17:25Baiklah Bapak-Ibu sekalian
17:28rapat
17:29lapsem
17:30semester 1
17:33semester 2
17:35kami tutup
17:37dan terima kasih
17:41kepada Bapak-Ibu sekalian
17:42namun setelah ditutup
17:4515 menit
17:48saya buka lagi ya
17:49Bapak-Ibu boleh ngisep lah
17:51boleh ngerokok lah
17:53pusing juga kita
17:56kalau gak ngerokok
17:57dan
17:59untuk bantu
18:01Pak Jaka
18:01juga lah
18:03saya tutup dulu
18:06setelah sini Bapak-Ibu sekalian
18:08terima kasih

Dianjurkan