Tim medis dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara telah merampungkan proses otopsi terhadap jenazah Juliana Marins, pendaki pemula asal Brasil yang ditemukan meninggal dunia saat mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.
Dokter spesialis forensik rumah sakit tersebut memastikan bahwa penyebab kematian perempuan berusia 22 tahun itu adalah pendarahan pada organ dalam akibat trauma fisik serius yang disebabkan oleh patah tulang setelah terjatuh.
Menurut keterangan resmi dari pihak rumah sakit, cedera fatal yang dialami Juliana Marins terjadi setelah ia terpeleset dan jatuh di medan terjal saat melakukan pendakian.
00:00Tim dokter forensik RSUD Balimandara mengungkap penyebab kematian Juliana Marins, warga negara Brazil yang meninggal saat mendaki Gunung Rinjani pada 21 Juni lalu.
00:16Dokter spesialis forensik Rumah Sakit Balimandara Ide Bagus Alit memastikan penyebab korban meninggal akibat pendarahan organ dalam yang disebabkan kekerasan benda tumpul.
00:26Menurut keterangan dokter, di Rumah Sakit Balimandara Jumat 27 Juni, saat otopsi ditemukan sejumlah luka lecet dan geser akibat jatuh sehingga tubuh korban mengalami patah tulang di beberapa bagian, terutama pada bagian belakang atau tulang punggung, dada, dan paha.
00:43Dokter memperkirakan kematian korban dalam waktu singkat dari luka yang terjadi.
00:48Korban 27 tahun itu diperkirakan bertahan 20 menit setelah terjatuh ke jurang mendekati puncak Rinjani.
00:56Bukti-bukti menunjukkan bahwa kematian itu ada segera terjadi.
01:02Mengapa demikian? Karena pendarahan yang itu luas, kemudian juga patah tulang dan luka-luka itu multiple.
01:10Jadi hampir pada seluruh tubuhnya termasuk juga organ-organ dalam yang ada di dada dan di perut.
01:17Jenasah Juliana Marins tiba di RSBM Kamis malam sekitar pukul 21.52 waktu Indonesia Tengah dari Rumah Sakit Bayangkara, Nusa Tenggara Barat.
01:30Kemudian tim forensik mulai melakukan otopsi pada pukul 22.05 Wita.
01:36Otopsi selesai dilakukan pada Jumat dini hari sekitar pukul 1 Wita.
01:39Hingga saat ini belum dapat dipastikan kapan jenasa akan diterbangkan kembali ke negara asal Juliana Marins di Brazil.