Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 27/6/2025
JAKARTA, KOMPAS.TV - Israel dan Iran saling klaim kemenangan, usai gencatan senjata dilakukan. Pengamat politik luar negeri, Pitan Daslani mengatakan ujung dari perang adalah kekuasaan dan bisnis.

Menurutnya, perang melawan Israel, sebenarnya adalah perang melawan Amerika. Sementara saat ini diketahui Rusia memiliki nuklir terbanyak di dunia.


Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, MInggu (22/6) tiba di Moskow untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin guna membahas serangan terbaru yang dilancarkan Israel dan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran. Dalam pertemuan tersebut Putin tidak memberikan komitmen bantuan militer dan hanya memberikan pernyataan normatif.

"Mengapa Rusia dan mungkin China tidak mau berpihak dalam hal ini?," tanya Rosi.

"Rusia baru akan memihak negara lain jika kedaulatannya terancam. Dan dalam hal ini tidak terjadi. Nomor dua kalkulasi ekonomi. Daripada Putin mengirim ribuan tentara ke sana lalu mati, ongkosnya mahal, lebih baik ya udah kita kasih pernyataan normatif kita dukung tapi dia tidak melibatkan pasukannya. Secara terbuka tidak akan membela," ungkapnya.

"Karena kalau ketegangan terjadi, harga minyak naik. Dia untung. Keuntungan ada di Rusia. China juga begitu. Dia enggak mau masuk. Enggak apa-apa kalau ketegangan terjadi, harga minyak naik. Bagi Rusia dan China mau tidak perang mereka untung, mau perang mereka untung," katanya.



Selengkapnya saksikan di kanal youtube KompasTV.



https://youtu.be/hUTszCzsnh4?si=H9hFF_1hwD0Xj1Ul



#iran #israel #perang

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/602043/perang-iran-vs-israel-pengamat-harga-minyak-naik-rusia-cina-diuntungkan-rosi
Transkrip
00:00Itu saya kira perlu.
00:01Dan Bung Petan dengan sangat clear sekali menjelaskan bahwa ini tentang penguasaan nuklir.
00:07Betul, betul.
00:08Yang sebenarnya ujung-ujungnya juga tentang kekuasaan.
00:12Betul.
00:13Dan tentang bisnis.
00:14Betul, ini bisnis semua.
00:15Siapa yang punya nuklir terbanyak sekarang ini?
00:19Yang punya nuklir terbang itu Rusia.
00:21Rusia punya 5459 senjata nuklir.
00:26Itu turun, sebelumnya itu 5889.
00:29Amerika punya 5177.
00:33Itu turun dari 5244.
00:35Posisi ketiga Cina.
00:36Cina itu punya tadinya 410 tapi naik sekarang jadi 600an.
00:412035 Cina akan punya 1.500 senjata nuklir.
00:44Itu posisi ketiga.
00:46Keempat itu ada Perancis 290 sudah mentok dia tidak akan tambah.
00:50Iran 225, sorry.
00:52Inggris 225 tidak akan tambah.
00:55India punya 180.
00:56180 tetapi dia punya cadangan plutonium.
01:00Itu bisa membuat 112 bom plutonium sedahsyat bom yang turun di Nagasaki.
01:05Itu India.
01:06Padahal dia negara non-blok.
01:09Di bawah India adalah Pakistan.
01:11Pakistan punya sekarang 170.
01:12Tapi akhir tahun ini sudah 200an.
01:14Pakistan.
01:15Israel punya 90 yang sudah siap tembak.
01:1890 senjata nuklir.
01:21Kenapa tidak dipersoalkan?
01:22Kan begitu.
01:23Kemudian di bawah Israel ada Korea Utara yang dia deklari itu 50.
01:26Tapi dia terus mengembangkan dan semakin banyak.
01:29Kenapa justru Iran?
01:30Ketika mempunyai senjata nuklir,
01:31semua negara di situ takut bahwa serangannya itu nanti ke Israel.
01:36Memang targetnya Israel.
01:38Itulah yang menyebabkan menimbulkan persepsi bahwa Israel akan lenyap dari peta dunia kalau satu bom nuklir jatuh ke sana.
01:46Jadi yang paling ketakutan bahwa Iran bisa menggunakan senjata nuklirnya itu adalah Israel.
01:53Jadi kalau perang melawan Israel itu sebenarnya perang melawan Amerika.
01:57Karena sejak bulan Juni 1952,
02:00Israel dan Amerika itu sudah menandatangani apa yang disebut perjanjian bantuan pertahanan.
02:06Sama juga dengan Rusia dengan Korea Utara.
02:09Iran tidak punya itu.
02:11Makanya kemarin, hari Senin kemarin itu Menteri Luar Negeri Abbas Araji
02:14bertemu dengan Presiden Putin untuk melaporkan dan meminta bantuan.
02:19Tapi Putin tidak kasih komitmen bantuan militer.
02:21Jawabannya hanya normatif, oke di PBB.
02:23Mengapa menurut Anda Rusia dan juga mungkin Cina tidak mau take sides atau berpihak dalam hal ini?
02:31Betul.
02:31Nomor satu kenapa?
02:32Karena Rusia dan Cina, negara manapun baru akan terlibat dalam perang negara lain
02:36kalau kedaulatannya terancam.
02:38Integritas territorial terancam.
02:40Dalam hal ini tidak terjadi.
02:42Nomor dua, kalkulasi ekonomi kan.
02:44Daripada Putin mengirim ribuan tentara ke sana lalu mati, ongkosnya mahal.
02:49Lebih baik, yaudah kita kasih pernyataan normatif, kita dukung dan segala macam.
02:55Tapi dia tidak akan melibatkan pasukannya.
02:57Dan secara terbuka tidak akan membela?
02:59Secara terbuka dia tidak akan.
03:01Meskipun?
03:01Secara diam-diam bisa saja.
03:03Biasanya kan apa yang di stand point dari Amerika maka yang akan dilakukan adalah berlawanan itu adalah Rusia.
03:09Tapi dalam hal ini Rusia merasa tidak perlu.
03:12Tidak perlu masuk.
03:12Karena kalau ketegangan terjadi kan harga minyak naik.
03:16Dia untung.
03:17Keuntungan ada di Rusia.
03:18Ada di Rusia.
03:19Cina juga begitu.
03:20Dia tidak mau masuk.
03:22Tidak apa-apa kan kalau ketegangan terjadi kan harga minyak naik.
03:26Jadi bagi Rusia dan Cina, mau tidak perang mereka untung.
03:30Untung.
03:31Mau perang pun mereka lebih untung.
03:33Terima kasih telah menonton.

Dianjurkan