- kemarin
JAKARTA, KOMPAS.TV Pemberantasan jaringan narkoba melalui jalur laut bukanlah perkara mudah. Penangkapan para pelaku memerlukan perhitungan yang matang.
Oleh karena itu, operasi penyekatan dan patroli laut terus dilakukan guna mencegah masuknya barang haram ke wilayah Indonesia.
Pada bulan Mei lalu, TNI Angkatan Laut berhasil menggagalkan peredaran narkoba seberat lebih dari empat ton di perairan Kepulauan Riau. Pengungkapan ini menjadi yang terbesar dalam sejarah penanganan kasus narkoba di Indonesia.
Lantas, bagaimana peran TNI AL dalam memberantas peredaran narkoba di tanah air?
Berikut liputan Jurnalis KompasTV, Jonah Hamonangan eksklusif bersama Panglima Koarmada RI, Laksamana Madya TNI Denih Hendrata serta tiga Juru Kamera KompasTV, Riki Sultana, Haniel Rivelino, dan Septayoga dari atas kapal perang KRI John Lie di perairan Teluk Jakarta
Baca Juga Gagalkan Penyelundupan 4 Ton Narkoba, Ini Peran TNI AL dalam Berantas Narkoba di Tanah Air di https://www.kompas.tv/regional/600507/gagalkan-penyelundupan-4-ton-narkoba-ini-peran-tni-al-dalam-berantas-narkoba-di-tanah-air
#tnial #tni #narkoba
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/601903/full-eksklusif-bekerja-dalam-senyap-tni-al-berantas-penyelundupan-narkoba-di-indonesia
Oleh karena itu, operasi penyekatan dan patroli laut terus dilakukan guna mencegah masuknya barang haram ke wilayah Indonesia.
Pada bulan Mei lalu, TNI Angkatan Laut berhasil menggagalkan peredaran narkoba seberat lebih dari empat ton di perairan Kepulauan Riau. Pengungkapan ini menjadi yang terbesar dalam sejarah penanganan kasus narkoba di Indonesia.
Lantas, bagaimana peran TNI AL dalam memberantas peredaran narkoba di tanah air?
Berikut liputan Jurnalis KompasTV, Jonah Hamonangan eksklusif bersama Panglima Koarmada RI, Laksamana Madya TNI Denih Hendrata serta tiga Juru Kamera KompasTV, Riki Sultana, Haniel Rivelino, dan Septayoga dari atas kapal perang KRI John Lie di perairan Teluk Jakarta
Baca Juga Gagalkan Penyelundupan 4 Ton Narkoba, Ini Peran TNI AL dalam Berantas Narkoba di Tanah Air di https://www.kompas.tv/regional/600507/gagalkan-penyelundupan-4-ton-narkoba-ini-peran-tni-al-dalam-berantas-narkoba-di-tanah-air
#tnial #tni #narkoba
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/601903/full-eksklusif-bekerja-dalam-senyap-tni-al-berantas-penyelundupan-narkoba-di-indonesia
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Menggagalan upaya penyelundupan dalam jumlah besar ini adalah sejarah dan bukan hasil kerja satu institusi semata.
00:08Keberhasilan ini adalah buah dari sinergi, kolaborasi, dan kepercayaan antar lembaga.
00:14Hanya dalam waktu sepekan, TNI Angkatan Laut berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba
00:20yang akhirnya tercatat dalam sejarah sebagai yang terbesar di Indonesia.
00:26Total, barang bukti yang ditangkap lebih dari 4 ton.
00:31Lokasinya pun masuk dalam areal Kepulauan Riau.
00:34Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengawasan laut di tanah air.
00:39TNI Angkatan Laut akan terus berkomitmen menjaga perairan Indonesia dari ancaman penyelundupan narkoba
00:46dan kejahatan lintas batas lainnya.
00:49Mayoritas penyelundupan narkotika berlangsung di laut
00:53dan tentunya membutuhkan koordinasi instansi lain
00:57baik Mabes TNI, BNN, Bia Cukai, BIN, Kepolisian, Kejaksaan, dan Instansi TNI.
01:05Saudara saat ini saya berada di atas kairi John Lee dengan nomor lambung 358.
01:31Kapal ini masuk dalam jajaran satuan kapal eskorta kuarmada 1 yang berada di Tanjung Pinang.
01:37Saya akan berlayar selama 3 jam dari Dermaga Pondok Dayung menuju Teluk Jakarta.
01:43Seperti apa keseluruhannya? Kita ikuti.
02:01Di bulan Mei 2025, TNI Angkatan Laut berhasil menggagalkan masuknya narkoba seberat 4,061 ton.
02:15Yang pertama dilakukan oleh tim F1QR atau Fleet One Quick Response, Lanal, Tangjung Balai Karimun seberat 2,061 ton.
02:23Dan yang kedua dilakukan oleh unsur kairi Surik dan unsur kairi Silea seberat 2 ton yang terjadi di perairan Kepulauan Riau.
02:32Untuk mengetahui terkait dengan bagaimana cara TNI Angkatan Laut menggagalkan masuknya narkoba ini,
02:38saat ini di sebelah kanan saya atau sebelah kiri layar kaca sudah ada orang nomor 1 di Komando Armada RI.
02:44Itu dengan Panglima Komando Armada Republik Indonesia, Laksamana Madya TNI, Deni Hendrata.
02:50Panglima, selamat pagi. Apa kabar?
02:53Alhamdulillah, baik.
02:54Alhamdulillah, selamat pagi.
02:56Panglima, ini kalau kita berkaca dari peristiwa bulan lalu, TNI Angkatan Laut berhasil menggagalkan masuknya narkoba sebanyak 4 ton.
03:04Luar biasa sekali. Ini berarti menyelamatkan adanya jutaan anak muda yang ada di Indonesia.
03:10Mungkin Panglima boleh jelaskan secara sederhana terkait dengan masuknya narkoba ini.
03:14Sebenarnya Indonesia ini apakah menjadi tempat transit atau memang tujuan utama dari masuknya narkoba ini, Panglima?
03:22Baik, terima kasih.
03:24Saya ingin menyampaikan bagaimana kondisi geografi Indonesia, kondisi demografi,
03:31dan kalau kita ketahui bersama bahwa wilayah Indonesia berada di kawasan strategis di antara dua silang samudera dan dua silang benua.
03:45Yaitu silang samudera itu di antara samudera Pasifik dan Hindia, sedangkan dua benua itu ada di silang benua Asia dan Australia.
03:59Dan tentu posisi strategis ini juga semua informasi, semua kepentingan ekonomi militer pasti akan melalui Indonesia dulu.
04:10Yang berikutnya, wilayah Indonesia ini secara konsolasi geografi merupakan negara kepulauan di mana banyak selat terdiri dari 17.504 pulau.
04:26Dan itu kurang lebih 350 yang baru diberi nama.
04:32Dan tentu ini menjadi selat, banyak selat yang bisa dilalui dari berbagai arah.
04:40Yang kedua, keberhasilan Angkatan Laut di dalam menggagalkan berbagai penyulun dupa,
04:47Tentu Angkatan Laut memiliki tugas di antaranya adalah penegakan hukum dan keamanan laut.
04:56Dan ini merupakan tanggung jawab yang besar di mana 2 per 3 wilayah Indonesia itu 2 per 3 adalah laut.
05:05Jadi, kalau kita bicara masalah bagaimana keberhasilan Angkatan Laut di dalam penggagalan penyulun dupa,
05:13Terutama di dalam narkoba yang tadi disampaikan di bulan Mei 2025, itu 2 kali.
05:21Yang pertama, tanggal 14 Mei 2025, yaitu tim F1KR atau Fleet One Quick Response di wilayah Armada 1,
05:36Lanau Tanjung Balai Karimun, itu berhasil menggagalkan penyulun dupa narkoba sebanyak 2,061 ton.
05:46Dan kemudian, yang kedua, pada tanggal 21 Mei, itu oleh KRI Surik dan KRI Selia sebanyak 2 ton.
05:59Sehingga kalau di total pada bulan Mei yang terbesar, karena ada juga di bulan Mei ini yang kecil-kecil juga mas.
06:06Nah, total yang terbesar ini adalah 4,061 ton.
06:12Nah, kemudian, apakah ini menjadi daerah wilayah transit atau tujuan?
06:21Kita ketahui bersama, tadi sudah disampaikan bahwa wilayah Indonesia itu memiliki kawasan yang sategis di dunia.
06:29Ada dua, yaitu sebagai wilayah transit juga wilayah tujuan.
06:35Tetapi, ada kecenderungan Indonesia ini menjadi wilayah tujuan.
06:41Nah, karena kalau dilihat dari demografi, Indonesia ini memiliki jumlah penduduk nomor 4 di dunia.
06:51Terbanyak.
06:52Jadi, jumlah yang sebetulnya sampai kurang lebih 281 juta jiwa setelah India, China, Amerika, baru kita.
07:06Dan ini tentu merupakan sebuah pasar bagi semua produk, termasuk untuk penyelundupan narkoba.
07:14Nah, ini yang menjadi tantangan bagi Angkatan Laut yang kami sebagai Panglima Kearmada Republik Indonesia memberikan arahan kepada Panglima Armada di jajaran kami,
07:27yaitu Panglima Armada 1, 2, dan 3.
07:30Serta di bawah jajarannya ada Lantamal, ada Lanal, bahkan Posal.
07:35Dan ini kan kita melaksanakan perintah tetap satu komando dari Panglima TNI, dari Kepala Staff Angkatan Laut,
07:44dan kita melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya untuk bisa menjagai dari waktu ke waktu.
07:51Demikian mungkin yang jawaban pertama itu Mas Jona.
07:55Lantas, apa peran Koharmada Panglima?
07:58Kalau kita lihat kan Indonesia ini kan cukup besar ya, sadang sampai merauhi.
08:01Lantas, sebenarnya perang Koharmada seperti apa?
08:03Apakah mungkin menjaga selat, atau mungkin seperti patroli seperti kita ini?
08:08Atau mungkin juga melibatkan seperti tim mungkin F1QR yang ada di belakang kita ini?
08:12Seperti apa, Pak?
08:12Ya, kalau tugas yang di dalam undang-undang TNI,
08:18yaitu kan yang pokok itu mengacu kepada fungsi universal.
08:25Militer, polisionil, dan diplomasi.
08:28Nah, kita bicara masalah polisionil, itu bicara masalah penegakan hukum di laut.
08:35Jadi, ini lebih kepada keamanan laut itu sendiri.
08:39Sehingga, apa yang menjadi kontribusi Angkatan Laut,
08:43itu memberikan penguatan terhadap Ipolic Sosbud Hankal.
08:47Ya, diantaranya kan masalah ekonomi, ya kan?
08:50Sosial Budaya, bagaimana kita mencegah narkoba itu tidak mempengaruhi lingkungan mental masyarakat Indonesia tadi.
09:03Karena jumlah jiwa yang dirugikan, itu sampai 25 juta kurang lebih lah.
09:11Dari tahun 2025 sampai bulan Juni.
09:18Dan kerugiannya itu bisa sampai kurang lebih 11 triliun.
09:24Ya, bayangkan dengan jumlah sekian,
09:26keuntungan yang mungkin bagi para penyelundup,
09:29Tetapi, di satu sisi, korban generasi muda terutama,
09:37itu seluikan besar, 25 juta kurang lebih itu sangat tinggi.
09:44Sehingga sebetulnya, ancaman narkoba ini harus benar-benar diseriusi.
09:51Karena, bukan main,
09:53bagaimana kita ini menjaga luas perairan yang dua pertiganya adalah laut,
09:58dan juga banyak penduduk yang tersebar di banyak pulau.
10:05Karena itu kan banyak selat-selat yang bisa digunakan untuk penyelundupan.
10:10Di jalur resmi, laut, sendiri pelabuhan resmi, maupun di pelabuhan-pelabuhan tikus.
10:16Karena itu sudah satu kesatuan komando,
10:20sehingga apa yang diarahkan dari atas,
10:23itu sampai ke bawah,
10:24langsung melaksanakan perita tersebut untuk melaksanakan operasi.
10:28Dan tadi, F1QR, disini juga terbentuk, ya, tim.
10:34Mungkin contoh di belakang kita.
10:37Ini sebetulnya tim quick response,
10:42dibentuk oleh kolat atau komando latihan armada.
10:46Karena di armada RI juga ada komando latihan armada RI,
10:51kemudian di bawahnya juga ada kolat armada 1, 2, dan 3.
10:57Sehingga apa yang kita dapatkan,
10:59kemudian istrukturnya itu diberikan pengajaran, ya kan,
11:05atau pelatihan kepada tiga armada ini.
11:08Sehingga sampai kepada para prajurit di jajaran KRI ini mendapatkan pelatihan secara profesional.
11:17Sehingga kami memberikan perintah itu sekaligus juga dengan meningkatkan profesionalisme prajurit,
11:25khususnya di dalam pemeriksaan atau dikenal dengan VBSS.
11:30Oh, berarti ini adalah salah satu tugas spesifik yang dilakukan oleh F1QR
11:35dalam rangka mungkin menjalankan fungsi polisional sebenarnya, Pak Limah, ya?
11:39Betul, betul. Terima kasih.
11:41Pak Limah, kita kan sekarang sudah di atas KRI John Lee ini.
11:46Dari tadi saya itu penasaran yang ada di belakang.
11:48Bolehkah kita main-main ke anjungan, Pak Limah?
11:50Ya, silahkan.
11:52Ini merupakan kesempatan bagi kawan-kawan media Kompas.
11:55Saya senang dengan Mas Jonah ini sudah pernah on board di KRI Bimah Suci.
12:00Pelayanan kemana waktu itu?
12:02Australia, Pak Limah.
12:02Australia.
12:03Ini merupakan sebuah kesempatan bisa mengenal angkatan laut yang lebih dekat
12:08dengan ABK beserta kehidupan di kapal perang.
12:13Silahkan.
12:13Mari, Pak Limah, kita jalan.
12:22Menteri Koordinator Bidang Politik dan Kamanan Budi Gunawan
12:27menegaskan pentingnya sinergi lintas instansi dalam hal pemberantasan narkoba.
12:33Presiden pun menyampaikan apresiasinya dan menegaskan bahwa penggagalan ini jadi pencapaian penting
12:41dalam upaya menyelamatkan generasi bangsa dari bahaya narkoba.
12:46Semua instansi memiliki perannya masing-masing dan tentunya memiliki tujuan yang sama
12:53memberantas narkoba sampai ke akar-akarnya.
12:57Pesan dari Bapak Presiden, Bapak Prabowo Subianto,
13:01ucapan terima kasih dan penghargaan atas keberhasilan pengungkapan penyelundupan narkoba jenis sabu
13:09kurang lebih 2 ton yang akan kita musnahkan pada hari ini
13:12yang merupakan sejarah terbesar dalam pengungkapan narkoba di negara kita, di Indonesia.
13:19Bahwa Indonesia ini harus bisa menjadi killing ground bagi para bandar dan jaringan narkoba.
13:25Penegakan hukum dan penindakan terhadap bandar harus semakin masif dan tegas.
13:32Nah ini namanya anjungan Mas Jonah.
13:35Siap.
13:36Ini sekarang komandan Terry John Lee dibawa oleh komandan kolonel Kurniawan.
13:45Selamat pagi, Bapak Panglima.
13:47Selamat pagi.
13:48Kami mau licin melanjutkan peran maduan.
13:51Lanjutkan.
13:51Laksanakan.
13:52Wah, ternyata cukup priu ya suasana di anjungan di Pangdema ya.
13:56Betul.
13:57Jadi memang untuk mendapatkan konsentrasi yang tinggi, makanya semua pos ditempati.
14:05Mulai dari anjungan, ruang mesin, pusat rumah, sitempur, dan lain-lain.
14:09Panglima, kita balik lagi bahas narkoba.
14:12Tadi kan di haluan, Panglima sempat bercerita soal masuknya narkoba ke Indonesia.
14:16Dan juga bagaimana cara Kuarmada untuk mengamankan cegah narkoba masuk tanah air.
14:20Mungkin Panglima bisa menjabarkan terkait dengan adanya narkoba yang sudah digagalkan oleh Kuarmada ataupun Angkatan Laut?
14:26Jadi di tahun 2022, kita berhasil mengagalkan penyelundupan, terutama di bidang narkoba.
14:37Itu nilai rupiah, kalau misalkan di total, 923 miliar.
14:44Dan kemudian bisa menyelamatkan jiwa, 1,4 juta jiwa.
14:53Dan di tahun 2023, itu total penyelundupan narkoba ini bisa dinilai 134 miliar.
15:05Dan kita bisa menyelamatkan jiwa, 536 sekian jiwa.
15:11Dan kemudian di tahun 2024, kita berhasil menyelamatkan kerugian negara sebesar 711 miliar.
15:23Dan menyelamatkan jiwa, 1,7 juta jiwa.
15:29Dan di tahun 2025 ini, itu dengan total kerugian penyelamatan kerugian negara dalam bentuk rupiah,
15:40itu 10,8 miliar.
15:43Dan berhasil menyelamatkan jiwa sebanyak 25,5 juta jiwa.
15:49Jadi totalnya ini memang 2022 sampai 2025,
15:56itu hampir 4,7 ton.
15:59Dan berhasil menyelamatkan kerugian negara,
16:02dalam rupiah itu 12,6 triliun.
16:05Dan tentu kita berhasil menyelamatkan nyawa sebanyak 29 juta lebih jiwa Indonesia.
16:19Wah, begitu mengerikan ya, Panglima, dampak narkoba ini.
16:21Ya, sangat mengerikan.
16:23Pantas, bagaimana, Panglima, modus operandinya?
16:25Khususnya mereka yang memasukkan narkoba ini.
16:28Pasti banyak sekali modusnya, Pak.
16:29Ya, bicara masalah modus operandi, tentu kita akan bicara bagaimana rute,
16:36bagaimana penyebaran, karena Indonesia ini merupakan wilayah yang strategis.
16:42Kalau saya pelajari, itu ada lima rute.
16:49Pertama, rute dari Andaman, kemudian Selat Malaka, dan Sumatera Utara.
16:53Nah, kemudian rute kedua itu ada dari Selatan, itu bisa masuk ke Sumatera Barat.
17:02Dan rute ketiga itu bisa dari Osali, nanti masuknya ke Selat Lombok, kemudian ke NTT.
17:11Itu dari situ.
17:12Kemudian dari utara juga, itu masuknya ke Laut Latuna.
17:16Nah, kemudian di wilayah paling barat, itu di kawasan Pasifik.
17:22Itu bisa masuk ke Sulawesi, ke Maluku.
17:26Jadi, bahkan terakhir itu ada ditemukan narkoba di dalam drum, di Madura.
17:34Nah, ini kan sebetulnya sudah masuk ke mana-mana, masuk di wilayah kita.
17:39Untuk itu, kita harus mewaspadai narkoba, itu masuk ke Indonesia.
17:46Yang tadi saya sampaikan, bisa jadi Indonesia menjadi tujuan, sasaran narkoba.
17:53Jadi, kalau tadi Panglima bicara, kalau luas Indonesia 2 per 3 dan lautan,
17:57dan dengan cukup ekstrimnya masuk narkoba, terus jadi harus diwaspadi, Panglima ya?
18:01Betul, betul.
18:02Mungkin kita sudah bisa melihat anjungan, dan juga bisa santai dulu lah.
18:10Kopi dulu di Longrum Purwira.
18:12Langsung.
18:12Mari kita menuju ke Longrum Purwira dulu ya, Mas Juna.
18:15Oke, mari, Mas.
18:16Sebagai apresiasi dari penggagalan penyelundupan narkoba seberat 2 ton,
18:33Panglima TNI Jenderal Agus Subianto memberi penghargaan berupa kenaikan pangkat luar biasa
18:41kepada 9 orang dan 7 orang diprioritaskan untuk mengikuti pendidikan lanjutan
18:47sebagai bentuk kontribusi dan penghargaan dari profesionalitas kerja mereka.
18:55Keberhasilan ini juga merupakan implementasi dari Perintah Harian Panglima TNI
19:00dari Kepala Staff Angkatan Laut terkait pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara maksimal
19:05dan tentunya mewujudkan astacita Presiden Prabowo Subianto.
19:15Nah ini namanya Longrum Purwira.
19:18Silahkan duduk.
19:19Oh, siapa mana?
19:22Wah, bersih ya Pak.
19:24Ini sebuah kehormatan yang bisa duduk di Longrum Purwira
19:28karena tidak semua personal ABK itu bisa makan bersama di sini.
19:35Mengingat ruangan juga tidak terlalu lebar,
19:40sehingga masing-masing untuk perwira, bintara, tamtama,
19:44itu ada ruangan sendiri.
19:46Dan Longrum ini itu untuk bisa untuk rapat,
19:50atau briefing, untuk bisa rekreasi, makan pagi, siang, malam.
19:56Bahkan mungkin di sini juga bisa karaokean bersama antar perwira di sini.
20:02Entertemuan ya, hiburan ya Pak?
20:03Iya.
20:04Jadi itu mungkin salah satu kegiatan hiburan di kapal,
20:12sehingga Longrum ini juga menjadi sebuah ruangan
20:16segalanya bagi para perwira ini.
20:20Pak Limah, ini tadi kita kan sudah bicara tentang narkoba.
20:23Kalau saya tidak lengkap, kalau saya tidak mengenal Pak Limah ini.
20:27Iya, iya.
20:28Kalau kita lihat kan Pak Limah sudah mencapai pangkuk armada,
20:30itu kan tidak sembarang orang ya Pak.
20:31Iya.
20:32Kalau boleh tahu Pak Limah sudah berapa tahun berdinas di anak-anak ini?
20:36Ya saya sudah berdinas 36 tahun.
20:38Saya lulus tahun 89.
20:42Kemudian tahun 2025 ini, itu sudah mengejak 36 tahun.
20:4836 tahun ya.
20:49Sudah berdinas di mana saja ke mana?
20:50Saya sudah di mana-mana ya, lahir dari Akademi Akartan Laut,
20:56langsung ditepatkan di Armada Timur dulu.
20:59Sekarang Armada 2 di Surabaya.
21:02Itu penugasan pertama di KRI Mando, Satuan Kapal Cepat, Rudal.
21:09Kemudian berturut-turut, sampai dengan saat ini ada di kapal, ada di pendirat,
21:15dan beberapa jabatan strategis yang dibanggakan oleh Kops Pelaut ya.
21:23Itu di Komandan KRI, kemudian Komandan Satuan, Komandan Pangkalan.
21:29Dan itu juga memberikan pengkayaan pengetahuan.
21:33Sehingga pengalaman ini juga menjadi kekuatan kita, kemampuan kita,
21:42untuk bisa menganalisis dan membuat keputusan-keputusan penting bagi Angkatan Laut.
21:50Nah, untuk bertemu dengan keluarga gimana Pak Minah?
21:53Kan, Tunggu saja kan melaut terus.
21:54Iya, iya, iya.
21:56Kalau dulu memang belayar itu, lama ya.
22:00Tapi sekarang karena kapalnya sudah mulai banyak,
22:03dan kesempatan dulu mau ketemu ya,
22:07kalau pas pulang ke pangkalan,
22:10tapi paling tidak ada komunikasi.
22:11Kalau dulu kan belum ada handphone,
22:13ya kan, jadi baru telpon wartel.
22:18Sampai antri malam-malam dengan seluruh perwira itu,
22:23ya gantian sampai malam.
22:25Kalau waktunya di wilayah Indonesia Barat itu jam,
22:29sudah jam 10, ulangi jam 22 lah ya.
22:33Itu kan, kalau di Papua itu kan udah tambah 2 jam,
22:38jam 24.00.
22:40Jadi, ya itulah suka dukanya ya.
22:44Tapi Alhamdulillah, karena keluarga juga memahami,
22:47ya kan, memaklumi,
22:49karena saya juga melaksanakan tugas,
22:51jadi baik-baik saja.
22:54Pak Limah, saya cukup penasaran ketika tadi bahas narkoba,
22:57kan angkanya begitu fantastis ya Pak Limah.
22:59Iya.
23:00Yang saya jujur sangat tertarik adalah,
23:04sebenarnya ada peran WNI nggak Pak Limah?
23:06Ketika mungkin penangkapan angkatan,
23:08apa jangan-jangan WNI-nya malah pemain utama Pak Limah?
23:10Seperti apa?
23:11Ya, kalau kita dengarkan dari hasil penyelidikan,
23:17dari Polri, dari BNN,
23:19itu kan memang banyak warga negara Indonesia ya.
23:24Dan itu memprihatinkan ya.
23:28Tapi tidak semata-mata kita hanya mengatakan prihatin,
23:34tanpa ada upaya bagaimana bisa mengendalikan jumlah personal
23:40atau masyarakat Indonesia tadi.
23:43Yang sekarang ini kan menuju Indonesia emas,
23:47berarti harus mampu memanfaatkan bonus demografi.
23:52Nah, dengan demikian,
23:53kalau misalnya melihat dari lapangan pekerjaan itulah yang perlu kita penuhi,
24:01yaitu menjadi tanggung jawab pemerintah,
24:04kita juga mendukung program-program semua kegiatan yang digelar oleh pemerintah,
24:11termasuk ketahanan pangan,
24:15makan bergizi,
24:16itu juga kan menyerap tenaga kerja.
24:20Tentu ini juga memberikan peluang masyarakat lebih banyak bekerja
24:24pada pekerjaan-pekerjaan yang positif.
24:28Bukan pada pekerjaan-pekerjaan yang dia,
24:31tanda kutip, terpaksa.
24:35Jadi, kita bersama memiliki tanggung jawab.
24:38Terhadap masyarakat kita, lingkungan kita, keluarga kita.
24:43Panglima, ini terakhir.
24:44Lantas, apa strategi Panglima setaku pangku armada
24:48dalam rangka untuk menyekap
24:50atau mungkin mengurangi resiko masyarakat narkoba seperti kemarin 4 tahun?
24:53Kami memiliki strategi untuk gelar operasi di laut
24:59supaya ada peningkatan,
25:02maka kami melakukan kerjasama dengan stakeholder
25:07berupa sharing informasi,
25:10kemudian juga yang terpenting adalah
25:13bagaimana masyarakat juga menjual digana terdepan juga
25:17untuk membantu informasi kepada kami.
25:19Dan yang ketiga, bagaimana kita menggelar kekuatan angkatan laut
25:25yang secara efektif
25:26dengan bantuan poskodal kita
25:30yang kemudian unsur-unsur atas air kita
25:34serta kekuatan yang ada di darat.
25:37Itu juga untuk mewujudkan bagaimana perintah
25:42Panglima TNI Kepala Setapakatan Laut
25:45kemudian juga mewujudkan program pemerintah di Asta Cita
25:51ada yang ketujuh,
25:53di atasnya adalah memberantas narkoba
25:56dan kita akan terus gelar
25:59semakin hari akan semakin bagus kerjasamanya
26:03dan juga outputnya menghasilkan
26:07hasil yang sangat signifikan lah
26:11untuk bisa diberikan kepada negara
26:14bagaimana mencegah kerugian negara
26:17juga menyelamatkan sebanyak-banyaknya jiwa.
26:22Lantas Panglima, untuk penghargaan kepada prajurit nih
26:26yang kemarin berhasil menggagalkan masonya narkoba menratul
26:29apa yang dilakukan oleh Panglima sendiri?
26:31Ya, kami sudah mendapatkan perintah dari Panglima TNI
26:35Kepala Setap Angkatan Laut
26:37dan kami, Panglima Kormanda RI
26:40sebagai eksekutor
26:42tentu sangat terhormat
26:44dengan memberikan penghargaan reward kepada anak buah
26:49dan yang kemarin dilakukan pada tanggal 4 Juni
26:53Pak Panglima TNI itu memberikan reward ada tiga
26:59pertama adalah KPLB atau Kenaikan Pangkat Luar Biasa
27:03kemudian sekolah
27:05juga penugasan di pasukan pendamaian PBB atau UN
27:10ini juga akan kita berikan kepada pelaksana di lapangan
27:17untuk yang berikutnya
27:19Jadi Panglima, kalau saya bisa terjemahkan
27:21adanya KPLB, Kenaikan Pangkat dan juga
27:24kesempatan prajurit untuk berangkat UN
27:26misalkan mereka dapat kesempatan ke UNIVA LEMADON
27:29itu kan berarti peningkatan moral
27:31buat para prajurit ya Panglima ya?
27:33Betul sekali, sehingga kita bisa memberikan peluang
27:38dan kesempatan kepada seluruh prajurit angkatan laut
27:42untuk terus berprestasi
27:43sehingga ke depannya dia bisa berkarir itu lebih baik lagi
27:47dan tentu ada peningkatan prestasi dan penurunan pelanggaran-pelanggaran
27:54dengan diberikan banyak kegiatan, kesempatan untuk berprestasi
28:01mereka akan berkompetisi bagaimana dirinya itu bisa dapat kenaikan pangkat
28:08dapat sekolah, dapat pelugasan
28:11di pasukan penambahian
28:14begitu Mas
28:16Jadi adanya kesempatan ini
28:18terusnya bisa meningkatkan karir buat para prajurit ya?
28:21Betul, betul sekali
28:22Dan satu lagi Panglima, supaya masyarakat tidak lupa
28:25bahwa adanya penggagalan narkoba ini
28:27ini juga menjadi wujud penting agar masyarakat bisa tahu bahwa
28:30TNI Angkatan Laut tidak hanya menjaga kedaulatan
28:32tapi juga melakukan fungsi-fungsi lain
28:35seperti fungsi polisional
28:36contohnya adalah penggagalan narkoba ini
28:39Ya, jadi kan sebetulnya Angkatan Laut memiliki tugas
28:44di dalam penegakan hukum di laut
28:47dan ini sudah mendapat perintah dari Panglima TNI
28:52kemudian dari Kepala Staf Angkatan Laut
28:55dan ini merupakan perwujudan program pemerintah
29:00Astacita yang ketujuh
29:03yang artinya adalah perkuatan pemberatasan narkoba
29:08dan ini tentu menjadi dasar bagaimana kita bekerja
29:12supaya kita bekerja terlebih terarah, terukur
29:18dan kontribusinya sudah kita secara bertahap
29:23kita terus tingkatkan lagi
29:25Oke, terima kasih banyak waktunya Panglima
29:28Terima kasih
29:29Terima kasih
29:30Yang luar biasa, kami di Pangko Pasifil bisa ikut Orgot bahkan di KRI Jongli ini
29:35Ya, saya berikan kesempatan untuk naik KRI yang lain yang lebih besar
29:40di kapal rumah sakit, KRI Rajiman
29:43kemudian di kapal-kapal kombatan yang lain
29:46Terima kasih
29:48Terima kasih
29:49Terima kasih
29:50Perbincangan saya dengan Pangko Armada RI
29:52Laksaman nama dia Denny Hendrata
29:54membuka mata dan pikiran saya
29:56bahwa TNI Angkatan Laut tidak hanya menjaga kedaulatan
29:59tapi juga ikut dalam rangka memberantas narkoba
30:02Jona Monangan, Ricky Sultana, Hani Rivelino, Septa Yoga, Kompas TV, Jakarta
30:08Jalan Sefa!
30:09Jalan Sefa!
30:11Jalan Sefa!
30:12Jalan Sefa!
30:13KRI Jongli!
30:14Jalan Sefa!
Dianjurkan
1:21
|
Selanjutnya