Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 10/6/2025
Siapa sangka Indomie, mi instan asal Indonesia, bisa menjadi makanan favorit di Nigeria? Bahkan, banyak orang Nigeria mengira Indomie adalah produk lokal mereka! 🤯

Dalam video ini, kita akan membahas bagaimana Indomie berhasil menguasai pasar Nigeria, strategi pemasaran jenius yang diterapkan, serta bagaimana brand ini mengakar kuat dalam budaya kuliner masyarakat setempat. Dari awal masuknya Indomie ke Nigeria pada 1988 hingga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, semuanya akan dikupas tuntas di sini!

Music by Aleksey Chistilin from Pixabay

#Posbaru #Indomie #Nigeria #BisnisGlobal #StrategiPemasaran #IndomieNigeria
Transkrip
00:00Meskipun Indonesia bukan negara yang terkenal dengan konsumsi gandum, negara ini justru menjadi konsumen mie instan terbesar kedua di dunia.
00:10Menurut data dari World Instant Noodle Association, pada tahun 2023, masyarakat Indonesia mengonsumsi hingga 14,5 miliar porsi mie instan.
00:19Dan hampir seluruh penduduknya, yaitu sekitar 99% dari 285 juta orang, pernah menikmati makanan ini setidaknya sekali.
00:30Namun, ada satu negara lain yang cukup mengejutkan dalam daftar ini, Nigeria.
00:37Bagaimana bisa sebuah merek mie instan dari Indonesia bisa menjadi begitu populer di sana?
01:00Di Afrika, Indomie bukan hanya sekedar mie instan.
01:09Produk ini telah menjadi makanan pokok yang bahkan sering disebut dalam lirik lagu rap.
01:14Popularitasnya di Nigeria begitu besar.
01:43Menjadikannya salah satu produk makanan kemasan paling dicari di benua tersebut.
01:49Dalam video ini, kita akan membahas bagaimana Indomie dari Indonesia mampu menembus pasar Nigeria dan berkembang pesat di Afrika.
01:56Indomie memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan pertumbuhan industri di Indonesia, terutama pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
02:04Kala itu, pemerintah bekerja sama dengan para pengusaha keturunan Tionghoa untuk mempercepat industrialisasi dan membangun perekonomian.
02:13Salah satu tokoh utama dalam era ini adalah Sudono Salim, pendiri Salim Group yang kemudian menjadi konglomerasi bisnis raksasa di Indonesia.
02:22Pada tahun 1967, Indonesia mengalami krisis pangan dan meminta bantuan berupa beras kepada Amerika Serikat.
02:31Namun, karena stok beras saat itu terbatas, yang dikirim justru gandum.
02:35Sayangnya, Indonesia belum memiliki fasilitas penggilingan gandum sendiri,
02:39sehingga bahan baku ini diproses di Singapura terlebih dahulu sebelum bisa digunakan di negaranya.
02:48Melihat peluang ini, Salim menggandeng taliban Malaysia, Robert Koch, untuk mendirikan Bogasari Floor Mills pada tahun 1969.
02:58Perusahaan ini kemudian berkembang menjadi pemasok tepung terbesar di Indonesia,
03:03mendapatkan hak istimewa untuk mendistribusikan tepung di wilayah Jawa dan Sumatera.
03:09Industri mie instan mulai berkembang sejak ditemukan oleh Momofokuan,
03:16pengusaha asal Jepang, Taiwan, yang menciptakan metode pengeringan cepat untuk mie instan pasca Perang Dunia II.
03:22Di Indonesia, mie instan pertama kali diperkenalkan melalui merek Supermie pada tahun 1970 dengan bantuan teknologi dari Jepang.
03:31Namun, dua tahun kemudian, seorang pengusaha asal Sumatera Utara bernama Jaya Dijajah mendirikan merek Indomie.
03:39Nama ini berasal dari kata mie yang berarti mie dan Indo yang merujuk pada Indonesia.
03:46Keunggulan Indomie dibandingkan pesaingnya terletak pada bahan baku yang digunakan.
03:51Jika Supermie masih mengandalkan tepung impor, Indomie memanfaatkan tepung yang diproduksi secara lokal oleh Bogasari.
03:57Pada awalnya, Salim Group hanya berfokus pada tepung dan menjualnya ke industri roti dan mie instan.
04:05Namun, pada akhir 1970-an, Indonesia mengalami krisis beras mendorong pemerintah untuk mencari alternatif makanan pokok bagi pegawai negeri dan militer.
04:15Sebagai respons, Bogasari mulai berinvestasi besar-besaran dalam produk mie instan, termasuk membeli mesin-mesin canggih untuk meningkatkan kapasitas produksi.
04:27Pada saat itu, pemerintah juga mulai mengkapanyekan konsumsi makanan berbasis tepung seperti roti dan mie instan sebagai alternatif beras.
04:35Namun, pada 1980-an, Indonesia berhasil mencapai suasembada beras yang mengakibatkan berkurangnya permintaan mie instan dari pemerintah.
04:46Menghadapi tantangan ini, Bogasari memutuskan untuk meluncurkan merek Sarimi yang langsung menjadi pesaing Indomie.
04:53Persaingan antara Sarimi dan Indomie cukup ketat hingga akhirnya pada tahun 1984, kedua merek ini bergabung di bawah perusahaan baru bernama Indofood.
05:02Indofood kemudian mengakui sisi merek Super Mie mengkonsolidasikan pasar mie instan di Indonesia.
05:10Indomie pertama kali hadir dalam bentuk mie kuah mirip dengan ramen Jepang, namun pada tahun 1982, Indofood meluncurkan varian baru, mie goreng, yang menjadi sensasi di pasaran.
05:21Produk ini lebih praktis dibandingkan dengan mie kuah, sehingga cepat mendapatkan tempat di hati konsumen.
05:27Pada awal tahun 1990-an, Indofood menguasai sekitar 80% pangsa pasar mie instan di Indonesia.
05:36Dengan Indomie sebagai pemimpin pasar, selain karena rasanya yang lezat, harganya yang murah juga menjadikannya pilihan utama bagi masyarakat urban.
05:44Untuk memenuhi selera konsumen yang beragam, Indofood pun menawarkan lebih dari 110 varian rasa, meskipun mie goreng tetap menjadi yang paling populer.
05:55Ekspansi Indomie ke pasar internasional dimulai secara organik.
05:59Para pekerja migran asal Indonesia yang bekerja di luar negeri sering membawa Indomie sebagai makanan favorit mereka.
06:07Seiring waktu, Indomie mulai menjalin kerjasama dengan distributor lokal di berbagai negara, termasuk Timur Tengah dan Afrika.
06:15Keberhasilan Indomie di luar negeri tidak terlepas dari statusnya yang halal, sebuah faktor penting bagi konsumen di negara-negara muslim.
06:23Di Arab Saudi misalnya, Indomie menguasai lebih dari 95% pangsa pasar mie instan.
06:30Bahkan di tengah perang berkepanjangan di Suriah, pabrik Indomie tetap beroperasi untuk menyediakan makanan murah bagi masyarakat setempat.
06:38Namun, dampak terbesar Indomie justru terjadi di Nigeria.
06:43Nigeria, seperti Indonesia, adalah negara dengan keberagaman etnis dan budaya yang sangat tinggi.
06:48Dengan lebih dari 500 kelompok etno-linguistik, negara ini memiliki iklim tropis yang mendukung pertanian berbagai tanaman seperti kakao, kacang, dan berbagai buah-buahan.
07:01Meskipun makanan pokok tradisional Nigeria berbasis umbi-umbian seperti singkong dan ubi,
07:06Indomie berhasil mendapatkan tempat di sana berkat rasanya yang sesuai dengan lidah masyarakat setempat, serta cara penyajiannya yang praktis.
07:15Popularitasnya yang tinggi membuat Indomie tidak hanya dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat,
07:21tetapi juga sering muncul dalam budaya pop Nigeria, termasuk dalam lirik lagu.
07:26Melihat tingginya permintaan, Indofood akhirnya membangun pabrik Indomie di Nigeria untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.
07:34Strategi ini tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga memperkuat posisi Indomie sebagai makanan favorit di negara tersebut.
07:42Indomie telah membutihkan diri sebagai produk yang mampu melampaui batas negara dan budaya.
07:49Dari awalnya sebagai mie instan yang diproduksi untuk pasar domestik,
07:53kini Indomie menjadi salah satu merk mie instan paling terkenal di dunia, terutama di Afrika dan Timur Tengah.
08:00Keberhasilannya di Nigeria adalah contoh bagaimana strategi pemasaran yang tepat,
08:07penyesuaian dengan selera lokal, dan faktor kepraktisan dapat menjadikan sebuah produk menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat global.
08:15Terima kasih telah menonton!
08:22Terima kasih telah menonton!
08:24Terima kasih telah menonton!

Dianjurkan