- 1 year ago
Badan Pusat Statistik mencatat, surplus neraca perdagangan barang pada Juli 2024 mencapai USD0,47 miliar atau turun sekitar USD1,92 miliar dari surplus bulan sebelumnya, yang mencapai USD2,39 miliar. Adapun, nilai ekspor mencapai USD22,21 miliar atau naik 6,55% secara bulanan. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, ekspor migas masih menjadi kontributor dengan angka USD1,42 miliar atau naik 15,57%.
Nilai ekspor nonmigas tercatat naik 5,98% dengan nilai USD20,79 miliar. Dimana ekspor komoditas bijih logam, terak dan abu tercatat naik hingga 3.973% dengan andil 3,32%. Selain itu, logam mulia dan perhiasan ataupun permata juga tercatat naik 51% dengan andil 1,28%. Kemudian mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya naik 14,89%
Nilai ekspor nonmigas tercatat naik 5,98% dengan nilai USD20,79 miliar. Dimana ekspor komoditas bijih logam, terak dan abu tercatat naik hingga 3.973% dengan andil 3,32%. Selain itu, logam mulia dan perhiasan ataupun permata juga tercatat naik 51% dengan andil 1,28%. Kemudian mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya naik 14,89%
Category
📺
TVTranscript
00:00Musik
00:19Halo pemirsa, apa kabar anda hari ini langsung dari studio AIDA di external Jakarta
00:23Saya Prasetya Wibowo kembali hadir dalam market review program yang memupas isu-isu penggerak ekonomi Indonesia
00:29Dan kali ini kita akan membahas terkait dengan tren turun dari serpes meraca perdagangan
00:33Ditambah lagi hari ini pemerintah melakukan reshuffle beberapa kementerian
00:38Begitu diantaranya Kementerian KLH, kemudian ada juga Kementerian SDM dan juga Kementerian Investasi
00:43Seperti apa sih nanti menteri-menteri baru ini juga bisa menggerakkan lagi ekonomi Indonesia
00:48Di sisa waktu terakhir langsung saja kita mulai market review
00:52Selanjutnya
00:53Musik
01:01Ya pemirsa serpes meraca perdagangan yang terus menurun terjadi akibat tekanan pada sisi ekspor dan naiknya impor
01:06Namun ekspor non-mikas pada Juli 2024 masih berkontribusi pada ekspor bulanan
01:11Dimana beberapa komunitas unggulan seperti biji logam, perhiasan hingga mesin menjadi penopang utama
01:17Musik
01:21Badan pusat statistik mencatat serpes meraca perdagangan barang pada Juli 2024 mencapai 0,47 miliar dolar AS
01:30Atau turun sekitar 1,92 miliar dolar AS dari serpes bulan sebelumnya yang mencapai 2,39 miliar dolar AS
01:39Harpunilai ekspor mencapai 22,21 miliar dolar AS atau naik 6,55 persen sejarah bulanan
01:48PLT kepala BPS Amalia Adedin Garwideh Santi mengungkapkan
01:51Ekspor migas masih menjadi kontributor dengan angka 1,42 miliar dolar AS atau naik 15,57 persen
02:00Sementara nilai ekspor non-migas tercatat naik 5,98 persen dengan nilai 20,79 miliar dolar AS
02:07Dimana ekspor komunitas biji logam, terak, dan abu tercatat naik hingga 3,973 persen dengan ambil 3,32 persen
02:17Selain itu logam mulia dan perhiasan ataupun permata juga tercatat naik 51 persen dengan ambil 1,28 persen
02:25Kemudian mesin dan pelengkapan elektrik serta bagiannya naik 14,89 persen
02:320,47 miliar dolar AS atau turun sebesar 1,92 miliar dolar AS secara bulanan
02:41Surplus Juli 2024 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya
02:48ataupun dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya
02:52Surplus neraca perdagangan Juli 2024 ini ditopang oleh surplus pada komoditas non-migas
03:01yaitu sebesar 2,61 miliar dolar AS
03:06Sementara berdasarkan sektor-sektor pertanian kehutanan dan perikanan berkontribusi sebesar 500 juta dolar AS
03:12sektor pertambangan dan lainnya 3,77 miliar dolar AS
03:17dan sektor industri pengolahan sebesar 16,51 miliar dolar AS
03:22Secara bulanan peningkatan ini utamanya terjadi pada sektor pertambangan dan lainnya
03:26naik 19,51 persen yang disebabkan oleh meningkatnya nilai ekspor biji tembaga, biji titanium, dan juga serjenisnya
03:35Dari Jakarta, Rakyat Harjopad, Mouaidi Exino
03:45Baik pemirsa, berikut ini langsung saja kita cermati terkait dengan langkah Presiden Joko Widodo
03:49yang melakukan resafl kabinet pada hari ini
03:51dimana posisi menteri-menteri yang resafl adalah
03:54Menteri Hukum dan HAM, kemudian Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
03:59Ya, Senin tanggal 19 Agustus 2024 Presiden Joko Widodo melantik beberapa Menteri,
04:05Wakil Menteri, dan beberapa Kepala Badan di Istana Negara
04:09Adapun Menteri dan Kepala Badan yang akan dilantik Presiden adalah sebagai berikut
04:13Menteri Hukum dan HAM, kemudian Kementerian SDM, Menteri Investasi, dan juga tambahan Wakil Menteri Kominfo
04:20Selain itu Presiden Joko Widodo juga akan melantik Kepala Badan Gizi Nasional
04:24Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, dan juga Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
04:42Baik pemirsa untuk membahas tema menarik ini langsung saja kita sudah tersabung melalui Zoom
04:45bersama dengan Bapak Handito Juwono Kepala Sekolah Ekspor
04:48dan juga Bapak Fitra Faisal Senior Ekonomi Samuel Sekuritas Indonesia
04:53Selamat pagi Bapak Handito
04:54Ya hallo selamat pagi
04:58Ya hallo selamat pagi Pak Handito
05:04Selamat pagi Pak Fitra
05:06Baik selamat pagi terima kasih atas kehadirannya dan kita sapa juga Mas Fitra Faisal
05:10Halo selamat pagi Mas Fitra
05:11Selamat pagi Mas Faisal Pak Handito
05:14Ya salam sehat ya terima kasih atas waktunya disempatkan
05:17Ini menarik kalau kita bicara mengenai tren dari surplus neraca perdagangan kita
05:21yang dalam beberapa bulan terakhir ini cenderung turun
05:24kemudian ditambah hari ini juga ada resafel kabinet yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo
05:29Mas Fitra sedikit kalau misalnya kita coba analisis ya bagaimana Anda melihat pergantian dari sejumlah kementerian
05:36yang dilakukan oleh Presiden di sisa terakhir begitu di masa pemerintahan beliau silahkan
05:40Ya kalau kita melihat hanya waktu dua bulan sebenarnya ya tidak ada hal yang sangat signifikan yang bisa dilakukan ya
05:50tetapi kalau kita masuk dalam perspektif transisi ya mungkin saja ini adalah menteri-menteri yang disiapkan
05:57sedari awal tanpa menunggu 20 Oktober gitu kan
06:00apalagi kita melihat Menteri Bahlil disini kemungkinan besar kan menjadi Menteri SDM
06:06dan kemarin ekspor kita ya di bidang mineral terutama hilirisasi nikel
06:13kita bicara mengenai nikel dan berbagai produk-produk turunannya itu kan juga lumayan lonjat ya 27% secara year on year
06:20bijih logam juga bahkan naik 100%
06:23mungkin hal ini adalah tujuannya adalah untuk kemudian melanjutkan sebagai bagian dari tim transisi pemerintah tadi
06:30saya rasa yang paling krusial adalah di sisi ini SDM dan juga kemungkinan kita juga melihat bagaimana investasi
06:37yang juga diisi oleh orang terpercaya dari Pak Prabowo merupakan tim atau ketua tim pemenangannya
06:44dan ini saya juga kewisri antara Pak Bahlil dan juga Pak Osan sudah terjalin
06:50dan akan menjadi bagian dari perjalanan kabinet ke depan sepertinya Mas Bas
06:54baik-baik tapi menarik kalau kita sermati dengan kerjasama nanti ke depan di sisa waktu yang seperti Anda sampaikan
07:00kalau memang nanti ini akan berlanjut pada masa pemerintahan berikutnya
07:04lantas kebijakan-kebijakan apa saja yang perlu dijaga kalau bicara mengenai hilirisasi yang Anda katakan
07:08juga menjadi salah satu penopang dari sisi penerima negara dan kerja ekspor nasional
07:15saya melihat tentunya dalam konteks penempatan Menteri BKPM yang nantinya sepertinya akan berlanjut
07:22di Pak Osan kemudian Pak Osan lagi setelah 20 Oktober
07:25ini artinya pemerintah ingin kemudian mendekatkan Amerika Serikat
07:30dalam latar belakang kita di produk industrialisasi dan hilirisasi ini
07:34karena selama ini kan mungkin kalau kita lihat China ini menjadi dominan
07:39tetapi dalam konteks perimbangan Pak Osan disini bisa saja untuk menjadi mediator itu
07:46karena sebelumnya kan Pak Osan menjadi nubes kita di Amerika Serikat
07:50dan apalagi ada beberapa bagian-bagian kebijakan dari Amerika Serikat
07:55seperti misalnya Invasion Reduction Act, IRA yang beberapa waktu yang lalu sebenarnya kita sempat mengajukan
08:02untuk mendapatkan fasilitas ini dalam konteks subsidi di energi terbarukan
08:07tetapi mereka sepertinya dalam konteks parlemen Amerika Serikat masih wait and see
08:11karena masih melihat bahwa energi terbarukan kita ekosistemnya lebih banyak di dominasi oleh China
08:16maka keberadaan dari Pak Osan dalam hal ini adalah dalam konteks untuk memoderasi itu
08:21dan untuk juga mengunda investasi dari Amerika Serikat
08:24Oke-oke begitu kalau kita baca begitu arah menurut pengamatan ataupun analisis Mas Fitra
08:30Lantas bagaimana Pandi? Anda melihat dari sisi eksportir begitu
08:33melihat perkembangan dari tren turun dari neraca perdagangan
08:37kemudian di akhir-akhir masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo ada reshuffle kabinet yang dilakukan?
08:43Ya saya rasa memang sekarang ini kan namanya juga lagi bersiap-siap menyambut kabinet baru
08:52jadi mau nggak mau memang Pak Jokowi maupun Pak Prabowo menyiapkan
09:02agar kabinetnya langsung bisa tancap gas, jadi reshuffle saya rasa kesana
09:05tapi saya mencatat ini ya surplus yang turun bulan lalu ini bahaya ini
09:13karena ini tinggal 0,5 miliar dolar
09:17saya rasa ini bahaya-bahaya jadi kalau kira-kira kalau kita belanja
09:22ini saya kebetulan lagi ada di uangnya Prof. Sawitji gitu ya
09:25jadi kalau kita bicara ekonomi sederhana ekonomi rumah tangga
09:31kalau uangnya lagi kurang ya belanjanya mustinya ya dikurangin kan begitu
09:35kira-kira kan begitu ya karena kalau nggak dari mana nanti ngutang
09:40jaman sekarang kayaknya banyak keluarga juga kalau bisa menghindar dari hutang
09:45sama juga keluarganya negara
09:48saya rasa apakah kemudian pengeluaran-keluaran dikurangi dalam pengertian
09:53kemudian kita nggak belanja bukan begitu
09:57apalagi janji politik harus dilakukan
09:59tapi kalau dalam konteksnya ekspor-impor
10:01apa yang sudah dikatakan oleh Menteri Perdagangan beberapa bulan lalu
10:04nge-ramp import itu harusnya tancap gas sekarang ini harusnya di-ramp
10:09karena saya kepala sekolah ekspor
10:11tapi dalam hal ini kita lagi mikirin bagaimana supaya surplus terhaca perdagangan itu terjaga
10:17jadi memang mau nggak mau ini harus di-ramp importnya kita
10:20ini lonjakan yang bulan lalu itu terlalu besar itu importnya
10:25kalau di-campusin bahaya ya
10:30baik, baik. Nah apakah program hilirisasi kemudian ekspor komoditas itu masih menjadi andalan Indonesia?
10:35kedepan kita akan bahas nanti di segmen berikutnya
10:36Pak Hansito dan juga Mas Peter Vestal dan Pemirsa
10:39pastikan Anda masih bersamakan
10:50baik, Pemirsa kita akan lanjutkan kembali perbicaraan menarik ini
10:53terkait dengan raca perdagangan Indonesia dan juga resavel kabinet yang dilakukan oleh pemerintahan Joko Widodo pada hari ini.
10:59Kita kelanjutkan kembali perbincangan bersama dengan Bapak Hadito Juwono,
11:02Kepala Sekolah Ekspor dan juga Mas Fitra Faisal, Senior Economist Samuel Sekuritas Indonesia.
11:07Baik, Mas Fitra ini menarik kalau kita cermati tadi sudah disingung juga oleh Pak Hadito bahwa ekspor ini memang
11:13harus menjadi salah satu keunggulan kita untuk bisa mendukung penerimaan negara,
11:17menggerakkan sektor industri, manufaktur, dan lain-lain di Indonesia.
11:21Nah, dengan mendudukinya beberapa posisi penting begitu ada Pak Bahlil Hadeliya sebelumnya di BKPM,
11:27kemudian masuk ke Menterian SDM, kemudian Pak Rosan Ruslani masuk ke dalam Kepala BKPM
11:32atau Kementerian Investasi, apa yang Anda melihat dari risasi akan tetap menjadi fokus dari pemerintah,
11:37kemudian andalan ekspor komunitas pun juga masih menjadi tujuan ke depan?
11:42Iya, saya rasa ini judulnya kan melanjutkan ya, Pak Mas.
11:46Kalau tadi juga sedikit menanggapi mengenai surplus yang menipis,
11:50sebenarnya tadi saya sepakat dengan Pak Hadito bahwa memang ini rawan ya,
11:56karena pasti fondasi terutama buat rupiah itu jadi relatif terbatas.
12:01Tetapi di sisi yang lain, kita juga melihat bahwa sebenarnya ekspor kemarin tumbuh paling tinggi ya
12:07selama setahun terakhir, tahun terakhir lah.
12:10Itu 6%, di atas 6%, nanti dalam hal ini kita bagus.
12:14Cuma masalahnya, importnya lebih tinggi lagi, 11%an.
12:18Tapi ini sebenarnya hal yang di satu sisi ada hal yang perlu kita khawatirkan,
12:23tapi di sisi yang lain, importnya kita juga lihat.
12:25Itu bagian dari global production network ya,
12:27bagaimana mesin-mesin risiko import, partner components, dan seterusnya.
12:32Dan saya rasa ini kemudian mengisi inventory yang selama ini,
12:35kalau dalam beberapa bulan terakhir kita melihat,
12:37ada percasing manajer, indeksing manufaktur yang turun,
12:40bahkan kemarin Anjlo di level kontraksi 49,
12:43dan mudah-mudahan ini akan menggencot lagi,
12:44akibat industri yang juga ada demand yang meningkat.
12:48Harapannya di situ.
12:49Nah tapi saya sepakat bahwa tujuannya adalah mengencarkan ekspor lagi
12:52supaya lebih besar dibandingkan dengan import.
12:55Nah oleh karenanya, saya rasa ya keberadaan 2 orang penting ini,
12:59Pak Alir sebagai Menteri SDM, dan juga Pak Rosan,
13:02akan menjadi semacam tandem ya di striker kita di bidang,
13:07kemudian ilirsasi, investasinya masuk, duitnya ada,
13:10terus kemudian outputnya bisa terus digas.
13:13Cuma permasalahannya adalah, ya kemarin kan kita sempat mendengar juga
13:16dari Pak Arief Intasrif bahwa ada semacam moratorium untuk smelter nikel,
13:21karena kalau tidak nih nikelnya keburu-habis selama kurang dari 10 tahun.
13:26Nah apakah nanti kebijakan ini akan dilanjutkan atau semakin digas ya?
13:29Who knows ya, nanti mungkin Pak Balil di sini juga akan menghadapi tantangan itu,
13:35dan yang paling penting nanti ilirsasi bukan di satu sektor saja,
13:39pertambangan, dan bukan satu produk saja nikel,
13:42bisa ada diversifikasi, dan bahkan diversifikasi ke sektor-sektor yang
13:45menurut saya di luar pertambangan justru ya, seperti misalnya di pertanian.
13:51Nah maka dalam hal ini Pak Balil mungkin bisa fokus di bidang energi dalam hal ini.
13:55Pertambangan salah satunya, melakukan diversifikasi tidak hanya di nikel,
13:59tapi nanti juga ada kolaborasi dengan Kementerian Pertanian misalnya,
14:02atau Kementerian Industri untuk melakukan industrialisasi juga di sektor-sektor pertanian.
14:08Dan duitnya dari mana? Duitnya Pak Rosan yang bisa bawa gitu kan,
14:11salah satu dari Amerika Serikat, dan juga jangan lupakan juga China.
14:15Baik-baik, Pak Nito ini menarik. Kalau kita cermati begitu dengan kondisi yang
14:18sudah disampaikan oleh Mas Fitrafaisal begitu,
14:20peningkatan nilai ekspor non-migas Juli 2024 terbesar pada biji logam,
14:25kemudian biji terak, dan abu ini.
14:27691,2 juta dolar Amerika, Pak Nito naiknya luar biasa sekali.
14:31Apakah yang melihat, apakah ke depan, ini andalan ekspor masih dari komoditas,
14:37kemudian bagaimana dengan bahan-bahan olahan sektor andalan kita ini, Pak Nito?
14:42Ya, sebenarnya komoditas yang ada memang ini ya,
14:46Menteri ESPM yang hari ini akan dikandikan oleh Bang Bahlil ini,
14:51selama ini memang sudah melihat ke depan bahaya ini.
14:54Karena nikel udah kalau dikencet habis-habisan habis juga gitu.
14:59Tapi begini, saya lihat kan, ini kan bicara jangka pendek dan jangka panjang ini.
15:03Kalau kita mikirnya jangka panjang harus gitu.
15:04Tapi kalau jangka pendek hidup juga mati juga.
15:07Artinya, saya rasa sih kalau saya melihat selama masih menguntungkan ya,
15:11habisin aja nggak apa-apa komoditasnya itu.
15:14Apalagi saya lihat Bang Bahlil, Bang Rosan itu
15:17aktivis-aktivis di Kadin, teman-teman saya yang selama ini memang mau ofensif.
15:23Kalau menurut saya sih, sekarang ini harus jaga jangka pendeknya
15:27sambil tetap jaga jangka panjang.
15:29Tapi yang saya berharap sebenarnya
15:31dengan Bang Bahlil, Bang Rosan masuk di tugasnya yang baru sekarang,
15:37saya ingin lihat ini dunia ekstisi-ekstisi lebih agresif.
15:41Lebih agresif. Saya yakin Bang Rosan sebagai mantan ketua Kadin,
15:45kita sekarang masih sebuahnya ketum gitu ya.
15:48Itu ini akan mendorong investasi besar-besaran.
15:55Sekarang ini apalagi investasi di kalangan anak-anak muda.
15:58Itu rada remantek nih sekarang.
16:01Cama-cama era startup itu sekarang sepertinya surut lagi.
16:04Saya yakin Bang Rosan akan punya kemauan di sana
16:08untuk membuat investasi lebih besar lagi.
16:10Apalagi kalau kemudian investasinya yang orientasinya ke pasar ekspor.
16:15Sekarang ini saya lihat kebijakan dari Kementerian Investasi yang baru ini
16:21perlu diterdorong supaya memberi perhatian.
16:24Kalau mau investasi di Indonesia,
16:28saya kasih subsidi besar-besaran,
16:29kasih investasi besar-besaran bukan untuk menggantikan impor,
16:35tapi untuk yang ekspor orientated gitu.
16:37Jadi ekspor orientated policy saya harapkan
16:41mulai dibangun oleh kabinet yang sisa sekarang ini
16:47supaya nanti kabinet yang akan datang
16:49langsung orientasinya ekspansi masuk ke pasar dunia gitu.
16:52Ini menarik juga nih.
16:54Kalau kita lihat kan,
16:55kalau bahasalah perizinan pertambangan,
16:57di situ ada juga masalah lingkungan,
16:59feasibility study, dan lain-lain.
17:00Dan ini Kementerian Lingkungan pun diganti
17:02dari Ibu Siti Nurbaya, Keraja Julia Antoni.
17:04Kita akan bahas nanti di segmen berikutnya.
17:06Pandi Toh dan juga Mas Witra dan Pemirsa,
17:08kami akan segera kembali bersama Pak Rewana berikut ini.
17:18Kita akan lanjutkan kembali perbincangan menarik ini
17:20bersama dengan Mas Witra Faistal, juga Pak Hadito Jono.
17:23Mas Witra, ini menarik.
17:24Tadi, selain dua kementerian sudah kita bahas,
17:26tadi ada Kementerian Investasi, BKPM,
17:28kemudian juga Kementerian SDM.
17:30Yang ada pertukaran tempat di sana,
17:32kemudian Pak Ruslan Uslani masuk di sana di BKPM.
17:34Nah, Kementerian Lingkungan Hidup ini juga pun sama
17:37dari SAVEL di sana.
17:38Apa yang bisa kita cermati dengan kaitannya
17:40perizinan pertambangan kah?
17:41Atau ada hal lain yang ada cermati?
17:43Silahkan.
17:45Ya, kalau kita mau bicara perspektif gas
17:48dan juga kemestri di antara kementerian,
17:52ya harusnya ini langsung nge-gas, gitu kan?
17:54Jadi, tadi kita udah bicara dari sisi SDM,
17:57yang sebelumnya ada sedikit perbedaan pandangan lah
18:01terkait dengan penambangan,
18:03mungkin dalam hal ini Pak Bahlil di situ
18:05dalam konteks untuk mengamankan.
18:07Terus kemudian, investasi.
18:10Ya, investasi juga kan,
18:11ya ini kan bagian dari tim yang sudah bekerja sejak lama.
18:16Nah, ditambah lagi kalau misalnya digas,
18:18remnya kan selama ini lingkungan.
18:21Nah, hal ini di keberadaan dari Mas Raja Juri ini
18:27mungkin dalam konteks, ya itu tadi,
18:29sinkronisasi kebijakan, gitu ya.
18:32Mungkin selama ini agak kurang sinkron.
18:34Sehingga nanti mudah-mudahan harapannya
18:37ya ilirisasinya bisa gas.
18:39Tapi memang salah satu tantangannya
18:42atau kuas badannya adalah
18:43ya tolong juga ada remnya sedikit lah, gitu kan?
18:46Supaya nanti ada prinsip-prinsip yang berkesinambungan.
18:49Karena kan pindah Pak Prabowo Nandi ke depan
18:52juga kan bergerak, berasakan prinsip-prinsip kesinambungan itu ya.
18:55Green economy,
18:56dan juga mengurangi carbon footprint, dan seterusnya.
19:01Ini kan suatu hal yang saya merasa bisa menjadi tanggung jawab bersama juga.
19:04Baik, baik.
19:05Nah, Pak Ndito, Anda bagaimana melihat posisi seperti saat ini?
19:08Gaspol kah?
19:09Atau memang ada perlu satu hal yang bisa menahan
19:12begitu tidak terlalu eksplorasi, begitu eksploratif
19:14sehingga nanti bisa ada sisi keberlanjutannya juga
19:17untuk bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri, dan lain-lain.
19:20Ya, saya rasa dengan tetap menjaga norma-norma lingkungan yang baik
19:25rasa waktunya gaspol.
19:27Negara lagi butuh duit mau diapain, kan?
19:30Jadi daripada kita hidup untuk nanti sekarang mati
19:34mendingan hidup sekarang, nanti mudah-mudahan juga tetap hidup.
19:38Artinya begini, contohlah di Kementerian Kehutanan.
19:40Saya kenal baik dengan Mbak Bayak.
19:41Beliau kan konsen banget tentang menjaga lingkungan dengan baik
19:45dan saya rasa selama hampir 10 tahun ini
19:47sudah terjaga dengan baik hutan Indonesia.
19:50Saatnya sekarang dimanfaatkan sebesar-besarnya hutan itu.
19:53Jangan lupa, di dalam hutan banyak tambang
19:56yang bisa diduitin, kan?
20:00Tetapi lepas dari itu kayunya.
20:02Kayu itu kalau ditanam-tanam, tidak ditebang, juga mati juga.
20:05Kenapa tidak kita tebang saja?
20:07Maksudnya sekarang sudah waktunya ambil hasilnya.
20:10Jadi saya menangkap pesan yang ini.
20:13Kalau pergantian Menteri-Menteri yang hari ini,
20:16itu menurut saya itu Menteri-Menteri yang striker,
20:19yang maunya ngebut, masukin gol ke dalam persaingan itu
20:26untuk cari duit.
20:27Saya rasa ini baik buat Kabinet yang ke depan.
20:31Saya nggak tahu apakah Menteri-Menteri ini nanti akan dipertahankan,
20:32mudah-mudahan dipertahankan.
20:34Tetapi saya rasa dua bulan ini kesempatan baik
20:36untuk menata agar ekonomi Indonesia lebih progresif
20:40karena kita memang sedang butuh,
20:42tidak hanya US Dolar,
20:44debisah, tapi juga sekarang ini sudah butuh juga
20:48uang yang lebih banyak untuk membiayai
20:50kegiatan-kegiatan yang juga lebih besar.
20:52Tetapi di sisi yang lain, saya tetap pesan bahwa
20:55yang namanya impor, menurut saya harus direm.
20:58Nah, itu dia.
20:59Lantas bagaimana dengan tadi masalah importasi
21:01yang juga Anda highlight begitu di sana?
21:04Pak Hadido, apakah ini menjadi suatu tahanan
21:06sementara kita tahu kan kebutuhan bahan baku,
21:08bahan baku kita juga masih dari importasi,
21:10dari luar negeri, untuk mengerakkan lagi
21:12aktivitas industri manufaktur.
21:14Kalau kita bicarakan, sempat disinggung oleh Mas Fitra
21:16bahwa PMI Manufaktur kita sudah meningkatkan
21:18level ekspansi.
21:20Ya, ini kan di Kementerian Perdagangan
21:22juga baru ada perubahan
21:24Solon 1 minggu lalu.
21:26Menurut saya, ini memberi pesan besar,
21:30pesan kuat bahwa konsolidasi yang dilakukan di Kementerian Perdagangan.
21:34Saya sih berharap apa yang selama ini
21:36didorong oleh Menteri Perdagangan,
21:38Bang Jul, untuk menjaga
21:40surplus nasional perdagangan
21:42selain dengan meningkatkan ekspor, harus,
21:44tapi juga mengerankan impor.
21:46Ini saya berharap
21:48ini akan mudah-mudahan bisa terjadi.
21:50Jadi, satgas impor yang selama ini
21:52sempat naik beritanya,
21:54tapi kan sekarang ini kayaknya masih
21:56sepi lagi.
21:58Saya sih berharap ini
22:00harus memang
22:02dikencot lagi. Tapi tidak hanya sekedar
22:04satu impor, tapi juga
22:06mengurangi impor-impor. Sekarang ini
22:08impor mesin naik. Apakah itu karena
22:10hilirisasi terjadi, industrialisasi terjadi?
22:12Belum tentu. Bisa jadi
22:14impor mesin masuk kesini, nyetok disini,
22:16disetok disini. Nah, nanti terus jadi apa
22:18barang itu? Itu bisa jadi
22:20lagi buat perekonomian nasional
22:22kalau tidak dimanfaatkan juga
22:24untuk dipakai sebagai
22:26alat produksi.
22:28Tapi kalau kita lihat dengan kondisi
22:30beberapa negara tetangga kita yang juga
22:32berada hal yang sama begitu ya.
22:34PMI manufakturnya pun juga
22:36mengalami kontraksi. Nah, sementara Anda
22:38andalkan eksportasi ke negara-negara
22:40yang biasa menjadi negara tujuan ekspor,
22:42ada Amerika Serikat, China,
22:44kemudian beberapa negara tetangga di ASEAN
22:46menipahkan itu.
22:48Iya. Sambil kita menata industrialisasi ya,
22:50saya rasa perlu re-industrialisasi ya.
22:52Kalau selama ini kan istilahnya hilirisasi.
22:54Saya rasa ke depan harus diganti kembali
22:56re-industrialisasi. Itu harus dilakukan.
22:58Tetapi, sekarang
23:00sekali lagi dijangka pendek.
23:02Kita butuh uang ini. Butuh
23:04visa juga gitu ya. Ya harus
23:06terjaga dengan baik lingkungan
23:08dan sebagainya. Tapi ini perlu kita
23:10manfaatkan yang ada. Yang ada apa?
23:12Yang ada itu
23:14bang Balir
23:16hobinya lah. Itu urusin yang seorang. Tetapi
23:18hasil-hasil pertanian,
23:20hasil-hasil perikanan
23:22yang nggak perlu terlalu
23:24banyak disentuh oleh
23:26industrialisasi, kita manfaatkan.
23:28Saya rasa ini sekarang sudah waktunya
23:30kita eksplor besar-besaran untuk
23:32produk-produk pertanian, produk-produk kekayu,
23:34produk-produk kehutanan, produk-produk
23:36yang sudah kita bisa manfaatkan.
23:38Saya mungkin ini keluar dari
23:40dari mainstreamnya
23:42ekonomi yang biasanya. Lebih banyak
23:44ingin jaga stabilitas.
23:46Menurut saya, sekarang ini saatnya
23:48kita memang optimalkan yang kita sudah punya
23:50agar kita juga bisa menjaga
23:52periuk nasi kita ini.
23:54Lantas tren turun dari kinerja
23:56perdagangan, Mas Fitra, 4 bulan terakhir.
23:58Ini apakah nantinya akan menjadi sinyal
24:00terjadinya defisit untuk kinerja perdagangan
24:02kita setelah bertahan selama lebih dari
24:0450 bulan terakhir?
24:06Saya masih melihat ada potensi
24:08surplus,
24:10karena kan 0,47
24:12billion USD kemarin,
24:14itu memang jauh sekali dari
24:16konsentrasi yang diatas 2 billion.
24:18Tetapi kita juga pernah mengalami
24:20hal yang relatif serupa di bulan
24:22Februari, yang dulu
24:24surplusnya di bulan Februari tahun ini
24:26900 juta dolar kurang lebih.
24:28Di bawah 1 billion. Tapi kita juga
24:30melihat bahwa setelah itu
24:32di bulan Maretnya, itu kan
24:34malah naik 4,4 billion
24:36USD. Jadi memang
24:38saya rasa kemarin ketika
24:40melihat kinerja ekspor yang
24:42salah satu yang tertinggi, year to date,
24:446%, ini merupakan
24:46satu harapan juga
24:48untuk bisa mempertahankan
24:50tren surplus itu.
24:52Kemarin saya rasa peningkatan
24:54impor yang cukup
24:56signifikan, sampai 11%, itu dalam
24:58konteks menumpuk
25:00inventory, karena selain
25:02di bulan ini, sebelum-sebelumnya
25:04kan impornya agak sedikit jatuh
25:06dan purchasing management,
25:08indexing manufacturing kita juga relatif
25:10terdekat. Dan saya rasa ini efek
25:12yang seasonal saja
25:14dan bisa berbalik lagi
25:16kalau misalnya kita memang melakukan
25:18langkah-langkah yang tidak ekstrim
25:20untuk menjatuhkan
25:22kondisi industri kita.
25:24Saya rasa ini akan bisa berbalik lagi
25:26surplusnya.
25:50Kepada pemirsa pada hari ini, selamat
25:52melanjutkan aktivitas Anda kembali.
25:54Salam sehat dan terima kasih.
Recommended
1:05:50
|
Up next
11:28
2:59
2:51
1:41
1:25
2:27
1:49
44:27
1:40
2:24
1:59
2:26
4:37
Be the first to comment