- 1 year ago
Pemerintah resmi memasukkan komoditas nikel dan timah kedalam Sistem Informasi Mineral Dan Batubara Antar Kementerian Lembaga (Simbara). Pemerintah menyatakan, dengan masuknya nikel dan timah dalam Simbara, maka akan berpotensi menambah penerimaan negara bukan pajak sebesar RP5 triliun hingga Rp10 triliun.
Pemerintah juga meyakini, dengan masuknya nikel dan timah, para pelaku usaha pertambangan akan lebih tertib dalam berbisnis di sektor mineral. Sebab, Simbara dapat mencegah kebocoran penerimaan negara dari modus penambangan ilegal dan penghindaran pembayaran penerimaan negara. Selain itu, diharapkan Simbara dapat memonitor dampak lingkungan dari perizinan tambang tersebut dan legalitas pekerja yang lebih transparan.
Pemerintah juga meyakini, dengan masuknya nikel dan timah, para pelaku usaha pertambangan akan lebih tertib dalam berbisnis di sektor mineral. Sebab, Simbara dapat mencegah kebocoran penerimaan negara dari modus penambangan ilegal dan penghindaran pembayaran penerimaan negara. Selain itu, diharapkan Simbara dapat memonitor dampak lingkungan dari perizinan tambang tersebut dan legalitas pekerja yang lebih transparan.
Category
📺
TVTranscript
00:00Pemirsa, apa kabar anda hari ini? Kembali berjumpa bersama saya, Prasetya Wibo dalam market review yang akan mengupas isu-isu penggerak ekonomi Indonesia.
00:23Livestreaming kami bisa anda saksikan langsung di AIDAX.com dan pemirsa langsung setelah kita mulai market review selengkapnya.
00:40Pemirsa, Kementerian Keuangan akan terus mendorong penerapan sistem terintegrasi dalam pengawasan penerimaan negara di sektor mineral dan batubara.
00:48Menteri Keuangan menyebutkan penambahan jumlah komoditas ke dalam sistem SIMBARA akan menyebabkan penerimaan negara bukan pajak.
01:00Pemerintah memastikan akan terus mendorong penerapan sistem informasi terpadu dalam pengelolaan izin dan penerimaan negara di sektor mineral dan batubara atau minerba.
01:12Menteri Keuangan Sri Mulian Indrawati menyebutkan penerapan SIMBARA akan mencegah kebocoran penerimaan dan mengatasi sebagian persoalan dari tambang ilegal.
01:23Sejauh ini SIMBARA tercatat berhasil mencegah kebocoran penerimaan negara dari modus penambangan ilegal dan penghindaran pembayaran penerimaan negara senilai 3,47 triliun rupiah.
01:36Kebocoran sebesar 2,53 triliun rupiah juga berhasil dicegah melalui pengawasan berdasarkan profil risiko pelaku usaha.
01:45Selain itu penerimaan negara lainnya berasal dari penyelesaian pihutang dengan mengimplementasikan sistem blok otomatis atau Automatic Block System telah mendatangkan penerimaan negara sebesar 1,1 triliun rupiah.
02:00Untuk SIMBARA ini dengan diberlakukan dimana ada 50 dokumen sekarang bisa diintegrasikan 10 sistem menjadi satu sistem dan kita bisa melakukan enforcement menjadi satu single data entry maka kita bisa melakukan pencegahan terhadap illegal mining.
02:22Jadi illegal mining itu ada 3,47 triliun yang bisa dicegah.
02:27Sementara itu tercatat penerimaan negara bukan pajak dari sektor Minerba di tahun 2022 mencapai 183,2 triliun rupiah.
02:38Namun di tahun 2023 angkanya sedikit turun menjadi sebesar 172,9 triliun namun hal tersebut tetap dapat tubuh 18% di atas target APBN.
02:51Dari Jakarta, Praharjo Padmo, IDX Channel.
02:57Pemirsa, penerimaan negara dipastikan akan bertambah hingga 10 triliun rupiah seiring dengan langkah pemerintah yang memasukkan komunitas nikel dan timah ke dalam sistem informasi mineral dan batubara antar kementerian lembaga atau SIMBARA.
03:11Pemerintah meyakini dengan masuknya nikel, timah ke SIMBARA akan mengatasi permasalahan terkait dengan isu lingkungan hingga ke tenaga kerjaan.
03:18Pemerintah secara resmi memasukkan komunitas nikel dan timah ke dalam sistem informasi mineral dan batubara antar kementerian lembaga atau SIMBARA.
03:33Pemerintah menyatakan dengan masuknya nikel dan timah ke dalam SIMBARA maka akan berpotensi menambah penerimaan negara bukan pajak sebesar 5 hingga 10 triliun rupiah.
03:43Pemerintah juga meyakini dengan masuknya nikel dan timah para pelaku usaha pertambangan akan lebih tertip dalam berbisnis di sektor mineral.
03:53Sebab SIMBARA dapat menjaga kebojoran penerimaan negara dari modus penambangan ilegal dan penghindaran pembayaran penerimaan negara.
04:02Selain itu diharapkan SIMBARA dapat memonitor dampak lingkungan dari perizinan tambang tersebut dan legalitas pekerja yang lebih transparan.
04:10Penerimaan negara menurut saya sangat besar, tadi angkanya sudah disebutkan.
04:15Tapi yang paling penting lagi bukan hanya penerimaan, tapi kita untuk masalah lingkungan kita akan langsung juga kaitkan dan kemudian masalah pekerja.
04:26Jadi jangan pekerja anak-anak di bawah umur sehingga betul-betul tambang kita itu sesuai dengan kriteria yang diminta oleh negara-negara tempat kejualan.
04:40Selain itu masih tingginya angka penyelewengan kekayaan alam nasional menjadi pemicu pemerintah mempercepat masuknya komunitas timah dan nikel ke SIMBARA.
04:51Apalagi dengan terbongkarnya perkara dugaan korupsi Tata Niaga Timah belum lama ini yang menjadi pendorong upaya menjaga Tata Niaga mineral di tanah air.
05:02Dari Jakarta, Raharja Padmo, IDX Channel.
05:06Pemirsa untuk membahas tema kita kali ini, SIMBARA cegah kerja negara dari sektor mineral bahwa kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Ibu Mehdi Katrin Lingki.
05:17Dia adalah Senatris Jendral Asosiasi Penabangan Nikel Indonesia atau APNI.
05:21Selamat pagi Ibu Mehdi.
05:23Selamat pagi Mas Pras.
05:25Salam sehat Ibu.
05:27Masih sehat.
05:29Baik terima kasih atas waktu yang disempatkan.
05:30Kita masih menantikan ini Bapak Angga Wirab.
05:33Beliau adalah Ketua Umum Asosiasi Pemasuk Energi Mineral dan Batu Barak Indonesia atau ASPE BINO.
05:38Tapi belum bisa bergabung.
05:40Kita akan review terlebih dahulu nih.
05:42Ibu Mehdi, bagaimana update terkinilah kalau kita bicara mengenai pertambangan nikel hingga pertengahan tahun 2024 ini?
05:49Apakah memang sudah sesuai harapan banyak pihak termasuk pelaku usaha?
05:53Ya, gini Mas Pras.
05:55Nikel itu update setiap hari ada aja sesuatu yang membuat kita senyum bahagia, sedih, tertawa, nangis gitu ya.
06:02Ini selalu terupdate oleh APNI.
06:05Contohnya kalau kita lihat satu, pergerakan harga ya.
06:09Kalau pergerakan harga kita bandingkan dengan tahun kemarin.
06:11Kemudian tiga bulan terakhir di kuartal pertama di tahun 2024.
06:17Memang harga nikel mengalami penurunan.
06:19Walaupun tidak signifikan, tapi ya lumayan ya.
06:23Kalau kita sampaikan bahwa harga nikel di sejak bulan Maret, kemudian April, May, Juni, dan saat ini bulan Juli memasuki kuartal kedua.
06:33Itu mengalami penurunan, Mas Pras.
06:35Dan ini sangat berdampak ya, terutama kami para pelaku usaha kan berbicara cuan.
06:40Betul, betul.
06:42Nah, yang update lagi nih Mas Pras, baru terjadi pada saat kita launching Singbara.
06:48Pergerakan yang luar biasa, langsung turun 300 poin harga nikel berdasarkan LME.
06:55Itu pada saat calon Presiden Trump men-statement akan mencabut mandat kendaraan listrik.
07:02Nah, ini juga berpengaruh, Mas Prasir.
07:05Jadi, isu politik ini sangat berpengaruh loh terhadap harga, bukan hanya sekedar demand and supply production.
07:12Tapi juga isu politik itu ternyata berpengaruh besar terhadap pergerakan komoditas mineral, bukan hanya nikel.
07:19Nah, perhari ini juga tambah lagi turun, dan kemarin kami baru berdiskusi dengan beberapa pakar dunia.
07:26Kita melakukan online juga.
07:27Mereka menyampaikan bahwa hal ini akan terus terjadi mungkin akan sampai pada posisi 15, bahkan yang worst case-nya itu sampai ke 12 ribu, Mas Pras.
07:41Kita sudah mulai nih, agak khawatir nih Mas Pras.
07:44Kalau sampai saat ini sih para pelaku pertambangan, ya masih bisa berproduksi, masih bisa tersenyum, walaupun nggak tersenyum cerah.
07:51Tapi yang kita khawatirkan adalah para pelaku piramidalurgi, yaitu produksi nikel kelas 2, atau nikel pikair keferonikel.
07:58Mereka itu bagi kami itu sudah bleeding, jadi kalau mereka tidak terselamatkan, kami jualannya kemana ya Mas Pras, kecuali S-mark-nya dibuka.
08:08Gitu loh Mas Pras, tapi kan hal tidak mungkin ya.
08:11Dan update aja per hari ini pabrik nikel, pengolahan nikel yang sudah berproduksi, untuk piramidalurgi menghasilkan nikel kelas 2, yaitu nikel pikair keferonikel sampai ke nikel made, itu sudah ada 49 Mas Pras.
08:24Dan hydrometallurgy dengan teknologi HVAL yang sudah berproduksi untuk MHP dan nikel sulfat, itu sudah ada 5 pabrik pengolahan.
08:34Totally sudah ada 54 Mas Pras, 54 pabrik pengolahan, dan kebutuhan di tahun ini biji nikel itu mencapai 280 juta ton, wet metric ton ya, biji nikel di tahun ini.
08:50Nah, per update minggu lalu, persetujuan RKAB ini kan baru 225 juta ton biji nikel, mungkin itu juga menjadi dasar beberapa pabrik itu mengimport langsung dari Filipina biji nikel, mungkin untuk meng-cover produksi mereka juga Mas Pras.
09:08Baik, berarti memang kebutuhan ataupun demand-nya masih cukup tinggi begitu ya, di dalam negeri ya, meskipun tadi ada faktor global terkait dengan bagaimana kondisi politik di Amerika Serikat mempengaruhi dari pergerakan harga nikel dunia.
09:21Kita akan lihat, ini ada satu hal yang menarik, gimana pemerintah akan memasukkan nikel kemudian timah ke dalam simbaran.
09:28Kita bahas nanti di segmen berikutnya, Bu Meidy, dan nanti kita akan gabung juga ini Pak Anggawiran di segmen berikutnya, Pak Mirsa, kami akan segera kembali ke sejedah berikutnya.
09:38Terima kasih Anda masih bergabung bersama kami dalam Market Review, Pemirsa, dan sudah hadir ini melalui Zoom juga Bapak Anggawira, yang adalah Koto Umum Asosiasi Pemasuk Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia atau ASP Bindo.
09:56Selamat pagi, Pak Anggar.
09:58Pagi, Pak. Assalamualaikum.
10:00Waalaikumsalam, terima kasih juga atas waktu yang disempatkan.
10:02Yang tadi sudah diulas ya, terkait dengan update dari kondisi industri nikel di tanah air.
10:08Tantangannya dari pergerakan harga nikelnya yang cenderung turun, kemudian tadi ada pabrik yang sudah beroperasi untuk pengolahannya, totalnya ada 54 pabrik.
10:18Menarik dari sisi pemasuk energi Anda, mereview bagaimana sebenarnya kondisi dari industri pertambangan kita, khususnya energi yang Anda pasok. Silakan.
10:27Ya, pertama-tama kalau kita lihat memang kecenderungan ekonomi global ini saat sekarang ini memang sedang terjadi situasi yang going slow ya.
10:39Tadi juga Mbak Mehdi sudah sampaikan ya, secara kumulatif ya.
10:45Tapi kalau kita lihat memang di dalam domestik sendiri sebenarnya terjadi transformasi yang cukup baik ya dalam konteks proses hilirisasi.
10:58Tadi Mbak Mehdi sudah sampaikan apa namanya progresnya, sudah ada beberapa smelter yang sudah run out dan the end product-nya kemarin juga beberapa waktu lalu.
11:13Bapak Jokowi meresumdikan juga pabrik bersama Hyundai, ini salah satu yang patut juga kita apresiasi.
11:23Tapi sebenarnya memang dalam konteks hilirisasi dan pembangunan proses industri ke depan yang terpenting juga adanya ketangguhan supply daripada energi ya.
11:37Nah ini yang saya rasa menjadi tantangan ya ke depan ya, karena memang tentunya kita harus mengambil langkah-langkah, pemerintah harus jeli memanfaatkan
11:50ketersediaan supply batubara kita yang juga cukup banyak cadangan kita sehingga kita bisa mengoptimalkan.
11:59Karena tentunya dengan industri pengolahan yang sangat tumbuh dengan pesat ini dibutuhkan juga energi yang tangguh dan dari sisi keekonomian ini bisa kompetitif.
12:15Dan tentunya kalau bicara energi yang kompetitif sehingga saat ini masih batubara yang menjadi salah satu sumber energi yang kompetitif.
12:29Nah ini juga harus ada strategi yang tepat dimana kita juga menghadapi transisi energi.
12:35Nah ini salah satu PR yang harus dirumuskan sehingga kita tidak terjebak dalam situasi yang sulit.
12:43Baik, itu dia reviewnya. Nah kalau kita bicara mengenai rencana pemerintah, ini yang tadi sudah disampaikan begitu kan.
12:49Memasukkan nikel timah ke dalam sistem informasi mineral dan batubara, kementerian lembaga atau simbara.
12:55Dari Bu Mehdi sendiri bagaimana sebagai pelaku penambang nikel, apakah kebijakan ini sudah tetepat momentumnya begitu?
13:02Untuk tadi ada beberapa hal yang digarisbawahi, mencegah kebocoran, dan lain-lain tata niaga, seperti itu kira-kira Bu Mehdi.
13:12Mas Pras, kalau kita berbicara simbara ini kan kalau menurut kami itu memang satu langkah maju ke depan,
13:18karena kita berbicara digitalisasi. Apapun sekarang segala bentuk industri, segala sektor, semua sudah berbasis digitalisasi.
13:26Kita tidak mungkin lagi berbasis manual, karena ada efeknya. Efek kemarin seperti yang sudah terjadi,
13:33yang sangat heboh bagaimana terjadi penyalahgunaan, bagi kami itu penyalahgunaan,
13:38wilayah-wilayah pertambangan sehingga terjadi, bahasa kami itu illegal mining,
13:44sehingga penerimaan negaranya jauh berkurang, kebocoran penerimaan negara,
13:50baik dari sisi PNBP maupun dari sisi penerimaan pajak, kemudian dari sisi lingkungan.
13:56Nah, areal-areal pertambang ini kan remote area yang mungkin agak susah juga ya, terkontrol ya Mas Pras.
14:02Tidak mau terdapat kesempatan untuk melakukan sesuatu yang bahasa kami itu illegal.
14:08Nah, kita berharap dengan adanya Simbara, itu mampu menjawab walaupun mungkin belum 100% ya Mas Pras.
14:14Pasti ada kekurangan, tapi satu kebocoran penerimaan negaranya dulu nih yang kita khawatirkan.
14:20Apakah betul-betul terrealisasi dengan Simbara ini?
14:24Kedua, kami sangat bersyukur karena dengan sistem Simbara ini kan,
14:28ini keterkaitan sinergitas lima kementerian Mas Pras.
14:32Nah, kalau lima kementerian kan, kalau bahasa kami dulu kan selalu terjadi ego-sektoral ya Mas Pras ya.
14:38Nah, berharap kami dengan bersinerginya lima kementerian,
14:43baik kementerian SDM, kementerian perhubungan, kementerian perdagangan, kementerian perindustrian,
14:48sampai kementerian keuangan, kami para pelaku usaha itu mendapat dampak yang sangat amat positif Mas Pras.
14:54Bergabungnya bapak-bapak itu membuat satu kemudahan buat para pelaku usaha dalam memonitoring,
15:01mengontrol segala sesuatu di pertambangan baik dari hulu maupun dari hilir.
15:07Itu yang kami harapkan Mas Pras, sehingga proses sinergi dari smelter, dari tambang,
15:13termasuk juga kecelakaan ketanagaan kerja, ya semua itu bisa terkoordinir. Kita berharap.
15:21Tapi kembali lagi Mas Pras, ini kan berbicara digital Mas Pras ya.
15:25Kalau digital ini kan, ya kemarin saja data kita bisa di-hack, itu data negara.
15:31Nah, kemudian kemarin juga terjadi kehebohan masalah Microsoft.
15:36Nah, kita berbicara digital, bagaimana safety dan kesiapan pemerintah,
15:41sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, karena ini konsep digital Mas Pras.
15:47Kita para pelaku, contoh dengan Mom Sajia pada saat shutdown, bukan kesalahan kami,
15:53tapi kami mulai mengalami kerugian. Nah, sistem shutdown, dalam satu hari shutdown aja,
15:58coba berapa kerugian para pelaku usaha, baik dari demores, yang harus kami bayarkan tongkangnya,
16:04kemudian proses produksi, alat berat, dan lain-lain.
16:08Nah, ini yang kami khawatirkan. Semoga dengan sistem digitalisasi ini,
16:12pemerintah sudah aware, dan sudah mempersiapkan langkah-langkah,
16:16jika terjadi sesuatu yang sangat amat tidak diinginkan.
16:20Itu aja sih Mas Pras.
16:22Baik, dari Windows melihatnya bagaimana? Apakah tata kelola dari industri,
16:26pertambangan, maupun minerbah kita lah begitu dengan adanya Simbara ini
16:30benar-benar akan bisa dengan baik dengan proses digitalisasi di sana?
16:37Ya, pertama tentunya, tadi juga Mbak Mehdi sudah menjelaskan,
16:42industri pertambangan ini makin mature ya Mas Pras.
16:46Artinya, tata kelolanya makin mature, makin baik ya menurut saya.
16:53Dan segala inovasi, tentunya kita dari pelaku usaha mengapresiasi.
17:00Nah, tapi tentunya, tadi ada beberapa kendala ya.
17:09Hal-hal yang sudah terjadi ini sudah bisa menjadi ada bahan evaluasi,
17:15dan tentunya dibackup ya secara baik oleh government.
17:22Saya lihat memang ke depannya memang harus ada suatu kelembagaan, unit ya,
17:29yang memang itu bisa bersifat independen ya,
17:36tapi juga punya koordinasi kelintar sektor ya,
17:40dalam proses implementasi pengurusan perizinan di pertambangan,
17:48dan juga dalam konteks pemantauannya.
17:52Karena kan kalau kita lihat PNPP dari sektor pertambangan ini cukup besar ya.
17:58Nah, ini kan sebenarnya bisa dioptimalkan untuk membentuk suatu tata kelola yang lebih baik lagi.
18:07Kalau tata kelolanya lebih baik, itu menyebabkan kecoran,
18:12industri-nya makin tumbuh dengan baik,
18:17dan pemerintah bisa melakukan sebuah pembinaan yang tepat.
18:22Nah, ini kan sebenarnya potensi yang sangat luar biasa,
18:26dan tadi kunci utamanya yang seperti Mbak May disampaikan,
18:29saya sepakat lingkungan ini harus tetap terjaga,
18:32sehingga bisnisnya bisa sustainable dan berkelanjutan.
18:36Karena kadang-kadang kan yang kita di industri pertambangan ini
18:39selalu diterpah isu-isu mengenai lingkungan ya.
18:44Kita sepakat ke depannya harus benar-benar proper dalam pelaksanaan tata kelola di lingkungan ini,
18:52sehingga bisnisnya juga bisa berkelanjutan.
18:54Kita ingin juga bisnis ini kan bisa terus-menerus dan tumbuh.
18:59Ini menarik kalau kita cermati dengan beragam belit,
19:02beragam kebijakan yang sudah ditelurkan oleh pemerintah.
19:05Ini memang yang masih menjadi PR adalah pada saat implementasinya.
19:10Pak Angga, kemudian Bumedi ini kita akan lihat seperti apa nanti harapan
19:13dari bagaimana kita melihat pelaksanaannya di lapangan,
19:17bagaimana peran asosiasi juga untuk menjaga bahwa semua berada dalam koridor yang sudah ditetapkan,
19:22apalagi dengan adanya Simara.
19:24Kita akan bahas nanti di segmen berikutnya.
19:26Kita akan jeda dulu sebentar.
19:27Pemirsa, tetaplah bersama kami.
19:29Terima kasih Anda masih bergabung bersama kami dalam Market Review.
19:40Ini menarik, Pemirsa.
19:41Kalau kita lihat ada benang merah begitu yang diharapkan dari para pelaku usaha tadi,
19:45dari pemasok energinya, kemudian dari sisi pelaku usaha ataupun penambang nikel pun terkait
19:51dengan bagaimana pengawasan kemudian implementasinya di lapangan
19:55pada saat memang komoditas nikel, timah dan mungkin ada beberapa komoditas lain
20:00yang akan masuk ke dalam Simbara sehingga benar-benar bisa memberikan rasa nyaman
20:06begitu ya bagi pelaku usaha, kemudian tata kelolanya terjadi,
20:09penerimaan negara tadi ada royalti 10 triliun yang diharapkan
20:13dengan adanya Simbara ini benar-benar bisa terrealisasi.
20:17Bagaimana Bumedi, Anda melihat pola-pola seperti apa yang perlu diawasi
20:21ataupun dilaksanakan di lapangan?
20:24Ya Mas Pras, mungkin harus dipahami dulu apa sih itu Simbara,
20:28siapa sih pelakunya dan siapa itu pengkoordinir dan siapa itu yang pengawasan.
20:33Mas Pras harus saya jelaskan dulu bahwa,
20:36tadi sudah sampaikan bahwa ada lima kementerian ya,
20:39kita mulai dulu dari upstream-nya yaitu dari Kementerian Minerba.
20:42Kementerian Minerba ini sebagai bagian dari pembinaan pengawasan khusus PNBP sektor Minerba.
20:48Nah selama ini kan kita berdasarkan data penjualan Minerba,
20:51baik dari Modi, dari MOPS, dari MVP maupun IPNBP.
20:55Ini penyedia barang nih Mas Pras ya.
20:57Kemudian barang itu kan dianalisa,
21:00dianalisa itu melalui pengawasan kegiatan tatah niaga.
21:04Tatah niaga itu kan melalui data LS atau data surveyor di bawah Inatrate,
21:10itu di bawah Kementerian Perdagangan.
21:12Jadi surveyor-surveyor ini nih yang menganalisa,
21:14ini cuan-cuan kita kan berdasarkan surveyor Mas, hasil analisanya.
21:18Nah kemudian pengawasan lalu lintas kapal dan barang melalui Kementerian Perhubungan.
21:23Setelah dianalisa kita butuh kapal, kita butuh tongkang nih untuk ngangkut.
21:27Nah disini juga masih banyak terjadi masalah nih Mas Pras,
21:30karena kita butuh pelabuhan.
21:32Pelabuhan itu banyak terjadi ya, kemarin-kemarin mudah-mudahan tidak akan terjadi lagi.
21:37Pelabuhan-pelabuhan yang peruntukannya untuk terminal khusus,
21:40izinnya untuk terminal khusus berarti tidak boleh diperdagangan atau disewakan,
21:44tapi banyak kejadian di mana ter khusus itu digunakan untuk terum.
21:48Nah ini juga harus dikoordinir, karena kan ada faktor penerimaan negara,
21:52kalau untuk terum itu pelaku harus membayar PNBP.
21:55Nah disitu kan Russia Bandar ya, atau KSOP di wilayah tersebut,
21:59itu mengeluarkan data SPB, data STS, data LK3, itu melalui Inapotnet.
22:05Nah setelah itu kan kita bayar nih, kita bayar ke negara itu,
22:09ada pengawasan devisa hasil ekspor, itu kalau para smelter,
22:12karena kita kan sudah tidak boleh ekspor ya,
22:14produk tadi yang dimakan dari minerban, bahan bakunya,
22:17kemudian disurvey oleh kementerian perdagang melalui surveyor hasil analisa,
22:22dikirim oleh kementerian perhubungan melalui tongkang atau kapal dan lain-lain,
22:26itu kan ada pengawasan devisa hasil ekspor,
22:30kalau produknya diolah ya, itu ada data DHE, itu dari kementerian keuangan.
22:35Nah setelah itu kan ada pengawasan dan penggalian potensi penerimaan negara.
22:39Inilah data penerimaan negara dari sektor BNBP melalui simponi,
22:44itu kan diawasi oleh kementerian keuangan.
22:47Jadi tadi banyak ya aplikasi-aplikasi yang mas Pras masih ingat nggak?
22:52Dari minerban ada Modi, ada MOP, ada MCC,
22:54kemudian dari kementerian perdagangan ada Inatrade,
22:58kemudian dari kementerian perhubungan ada Inapotnet,
23:01kemudian dari kementerian keuangan itu ada simponi.
23:05Nah setelah semuanya itu ini nih, diolah oleh kementerian perindustrian.
23:10Nah perindustrian ini makan nih bahan bakunya setelah diproses beberapa KL itu,
23:15kementerian itu, nah diolah menjadi produk, dimurnikan,
23:19baik dari MPI, kemudian nickel-ferroni, nickel-nickel-meth, dan listir,
23:24bahkan kita sudah berhasil membuat MAP, nickel-sulfan,
23:27bahkan tadi seperti mas Pras bilang, mas Angga bilang,
23:30kita bangga lho, kita sudah punya ekosistem baterai untuk kendaraan listrik.
23:34Nah inilah satu circle dimana harus dilakukan pengawasan yang detail mas,
23:41itu tugas para kementerian untuk mendukung,
23:45memberi kenyamanan, memberi kepastian hukum,
23:48dan memberi cuan, cuan itu kan mata-mata untuk penerimaan negara,
23:51ini namanya value added.
23:54Kita berharap ada value added untuk negara,
23:58tapi masyarakat sekitar tambang mas,
24:00itu banyak banget kita lihat ya bahwa sekitar tambang, sekitar pabrik,
24:04GDP-nya seperti apa, economic growth-nya seperti apa,
24:07berdampak langsung gak ke mereka,
24:09atas hasil kekayaan Indonesia yang diolahin.
24:12Nah yuk, kawalnya bersama-sama gitu mas Pras.
24:17Itu dia, yang penting adalah gimana menciptakan sinergitas dulu nih,
24:22bagaimana akan mendukung penerapan dari kebijakan
24:26salah satu hal yang baru tadi, Simbara begitu.
24:28Dan terakhir ini, bagaimana Pak Anggawira,
24:31harapan Anda terkait dengan Simbara, singkat saja silahkan.
24:34Ya tentunya hal ini kita apresiasi,
24:37tadi udah detail yang disampaikan Bumleddy,
24:41dan yang terpenting sebenarnya tadi,
24:43implikasinya terhadap penerimaan juga,
24:46kalau bisa memang ada feedback balik gitu loh,
24:48terhadap pertumbuhan dari Pak Anggawira,
24:52ekosistem dan industri yang ada,
24:54dan yang jangan lupa ya, terhadap daerah-daerah
24:57yang menjadi lokasi daripada pertambahan,
25:01memang harus ada afirmasi polisi ya,
25:03terkait bagaimana pemerintah dan bersama pemerintah daerah
25:07mampu menciptakan efek ya,
25:09yang lebih luas untuk kesejahteraan masyarakat.
25:11Karena kunci utamanya memang,
25:13masyarakat juga bisa sejahtera dan ekonomi-nya meningkat.
25:17Itu dia, yang paling utama,
25:19terhadap eksplorasi, eksploitasi begitu,
25:21suatu kawasan ataupun daerah,
25:23ya itu tetap bagaimana kita mengangkat juga ya,
25:25perekonomian di daerah tersebut,
25:27dimana lokasi pertambahan itu berada.
25:29Baik, Mas Angga, terima kasih banyak
25:31atas waktu dan sini yang sudah anda sampaikan.
25:33Bumleddy, terima kasih juga atas update
25:35yang sudah anda sampaikan,
25:36terkait dengan Simbara kepada pemirsa pada hari ini.
25:38Selamat melanjutkan aktivitas anda kembali.
25:40Salam sehat.
25:41Terima kasih, Salam atas.
25:42Terima kasih Mas Pras.
25:43Bumleddy, Mas Pras, thank you ya.
25:49Thank you.
Recommended
1:05:50
|
Up next
11:28
2:59
2:51
1:41
1:25
2:27
1:49
44:27
1:40
2:24
1:59
2:26
4:37
Be the first to comment