- 1 year ago
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, Pemerintah menargetkan realisasi investasi Rp 1.850 triliun hingga Rp 1.900 triliun untuk tahun 2025. Bahlil menyebut, target realisasi ini telah dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 dan sekaligus syarat agar pertumbuhan ekonomi terjaga di atas 5%. “Itu untuk mendorong ekspor impor, produk hilirisasi, dan penciptaan lapangan kerja berkualitas,” tambah Bahlil.
Category
📺
TVTranscript
00:00Pemirsa, Menteri Investasi Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menyebutkan target investasi Indonesia pada tahun 2025 sebesar 1.850 hingga 1.900 triliun rupiah.
00:19Nah, menemikian Bahlil mengeluhkan alokasi anggaran untuk kementerianya di tahun depan yang justru lebih kecil dibandingkan dengan tahun ini.
00:30Menteri Investasi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia mengungkapkan pemerintah menargetkan realisasi investasi sebesar 1.850 triliun rupiah hingga 1.900 triliun rupiah untuk tahun 2025.
00:46Bahlil menuturkan target tersebut sudah masuk dalam rencana kerja pemerintah tahun 2025.
00:52Proyeksi investasi hingga 1.900 triliun rupiah tersebut juga menjadi syarat agar pertumbuhan ekonomi bisa dijaga di atas angka 5 persen.
01:01Selain itu, peningkatan investasi di tahun depan juga akan berkorelasi langsung dengan penciptaan lapangan kerja.
01:07RKP kita di tahun 2025 itu 1.850 triliun sampai dengan 1.900 triliun.
01:14Itu sebagai syarat untuk pertumbuhan ekonomi kita di atas 5 persen, sebagai salah satu syarat.
01:21Dan itu untuk mendorong ekspor-impor, produkilirisasi, dan penciptaan lapangan pekerjaan yang berkualitas.
01:32Karena penciptaan lapangan pekerjaan kualitas itu salah satu cirinya adalah upaya yang cukup.
01:37Namun, Bahlil mengeluhkan alokasi pagu indikatif kementerian investasi BKPM tahun anggaran 2025 yang hanya sebesar 681,88 biliar rupiah.
01:47Pagu ini lebih sedikit dari alokasi tahun anggaran 2024 yang mencapai 1,22 triliun rupiah.
01:53Menurutnya, jika pagu anggaran untuk kementerian investasi BKPM hanya di kisaran 600 miliar rupiah pada tahun depan,
01:58maka realisasi investasi di akhir tahun 2025 hanya sebesar 800 miliar rupiah.
02:03Dari Jakarta, Tim Liputan, Aidik Jurnal.
02:06Pemirsa untuk membahas tema kita kali ini, Strategi Menggapai Target Investasi 1.900 Triliun Rupiah di Tahun 2025.
02:18Kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Mas Yusuf Rendy, Peneliti Ekonomi Korp Indonesia
02:23dan juga Ibu Hardi Dipus Pasari, Waka Komta Pengembangan Usaha Darah Kadin Indonesia.
02:28Langsung saja kita siapa? Yang pertama ini ada Mas Yusuf, selamat pagi Mas Yusuf.
02:32Selamat pagi Mas Prahas.
02:35Ya, salam sehat Mas.
02:36Salam sehat selalu.
02:37Terima kasih dan apa kabar Ibu Hardini? Salam sehat.
02:41Kabar luar biasa, salam bahagia, salam sehat.
02:44Baik, ini dia selalu semangat nih kalau kita berbincang bersama dengan Ibu Hardini.
02:48Kita akan review terlebih dahulu ya, ini dari Korp Indonesia Anda melihat bagaimana review terkait dengan realisasi investasi di Indonesia sampai saat ini.
02:57Sesuai harapankah atau juga masih banyak PR yang harus dituntaskan ini? Silakan Mas Yusuf.
03:04Ya, kalau kita mengacu pada capaian investasi terutama di kuartal pertama
03:10sebenarnya itu masih mencatatkan pertumbuhan yang relatif lebih baik jika dibandingkan dengan prioritas yang sama di tahun yang lalu.
03:18Jadi kalau kita lihat polanya sebenarnya relatif mirip, artinya beberapa pos yang menyumbang sumbangan investasi di tahun lalu
03:27itu juga masih menjadi pos yang menyumbang realisasi investasi yang sama di kuartal pertama tahun ini.
03:33Pos-pos seperti infrastruktur, kemudian juga industri logam dasar, kemudian juga beberapa jasa
03:40itu adalah beberapa pos yang menjadi penyumbang realisasi investasi.
03:45Dan kalau kita lihat sumbangan investasi pada pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama
03:51itu merupakan sumbangan terbesar kedua setelah konsumsi rumah tangga.
03:55Jadi kalau melihat dari beberapa data setidaknya sampai dengan kuartal pertama sebenarnya kita masih on track.
04:02Artinya pertumbuhan atau keinginan untuk mencapai target di akhir tahun nanti
04:08sebenarnya masih terbuka lebar jika melihat dari data-data di kuartal pertama.
04:12Baik, itu dia untuk review realisasi investasi.
04:15Dari kacamata pelaku usaha sendiri bagaimana nih Ibu Ardini Anda melihat begitu dengan upaya-upaya yang sudah dilakukan,
04:21kebijakan-kebijakan yang sudah diterapkan?
04:24Saya melihatnya pertama adalah setelah pemilu ini stabilitas ekonomi kita terjaga ya.
04:30Sehingga memang terbukti kalau kita lihat data,
04:32kecapaian realisasi investasi kita di kuartal pertama ini di periode dari Januari sampai dengan Maret itu
04:39meningkat sampai dengan 24,3 persen, 401,5 triliun.
04:45Ini sangat lebih baik dibandingkan kuartal keempat maupun dibandingkan kuartal pertama di tahun 2023.
04:52Saya melihatnya bahwa geliat investasi itu memang kalau mungkin di PMA ini masih kurang.
04:59Mungkin setelah nanti ada pelantikan di pemerintah yang baru,
05:03saya yakin banget kalau ini terjaga seperti ini kita bisa merealisasikan sampai di angka target Rp1.650 triliun.
05:11Tapi tantangan-tantangan lainnya saya melihat, saya mau berterima kasih nih Mas Pras oleh Pak Adil beserta timnya
05:18yang betul-betul memperlihatkan kinerja yang luar biasa.
05:22Karena saya pribadi itu baru saja menghadapi tantangan membawa investasi sebesar Rp2 triliun
05:30di dalam sektor infrastruktur IT, dimana dengan cepatnya kemarin itu tantangannya investor mempunyai pertimbangan
05:37mau membawa ke Malaysia pilihannya atau Thailand dan Indonesia.
05:41Dan berkat support yang sangat luar biasa dari Kementerian BKPM, ini akhirnya investasi dengan cepat.
05:48Baik itu dia, berarti memang sudah ada kepedulian terkait dengan dunia investasi maupun bagi para investornya sendiri
05:55begitu Bu Harini, sehingga beragam tantangan itu bisa segera dituntaskan dengan waktu yang cepat
06:00sehingga ini win-win solution bagi investornya, kemudian nanti tentunya bagi pemerintah dan penciptaan lapangan kerja tentunya.
06:08Nah sejauh mana sih kontribusi dari realisasi investasi ini terhadap akhirnya realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia ini?
06:15Kalau Anda melihat ini, kita ke Mas Yusof nih, Anda melihat bagaimana? Korelasi yang cukup kuat atau bagaimana?
06:21Iya, selama ini investasi itu merupakan kontributor terbesar kedua ya, sekali lagi setelah konsumsi rumah tangga.
06:29Jadi kalau seandainya pemerintah ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi di 105 persen,
06:35maka selain tadi menjaga perkembangan konsumsi rumah tangga, ya tentu menjaga tren dari investasi itu sendiri.
06:44Jadi beberapa hal seperti misalnya ekosistem, kemudian juga dukungan kebijakan, itu merupakan hal yang sebenarnya perlu diperhatikan.
06:54Kalau kebijakan umumnya kan dia sudah disusun di tahun sebelumnya ya, jadi di tahun berikutnya kebijakan itu dijalankan.
07:01Nah kebijakan yang di tahun berjalan inilah yang menurut saya perlu diperhatikan,
07:06karena kan ada aturan teknis, ada aturan turunan, itu yang kemudian perlu dilihat realisasinya di lapangan.
07:13Apakah kemudian sudah berjalan dengan baik, misalnya kalau kita bicara investasi kan ada pelayanan satu pintu,
07:20apakah kemudian itu sudah terlaksanakan dengan baik, apakah ada bottleneck ketika misalnya kebijakan itu dijalankan.
07:29Jadi hal-hal seperti itu yang kemudian perlu dalam upaya, dalam konteks menjaga kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi.
07:37Dan saya sepakat bahwa investasi ini akan menjadi salah satu pilar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
07:45Sekali lagi dengan catatan bahwa investasi harus didorong lebih tinggi dari capaian yang sudah dilakukan pemerintah saat ini.
07:53Baik, tadi Bu Hardini sudah menyebutkan begitu capaian di kuartal 1 ini sudah cukup oke begitu ya,
07:58tumbuhnya 24,3 persen, 401,5 triliun rupiah.
08:02Tapi menurut Anda ini bisa menjadi modal yang kuat untuk kita mengejar target tahun 2024,
08:08kemudian tadi pencanangan target yang lebih tinggi lagi nih di tahun 2025, Mas Yusof?
08:13Ya, kalau kita perhatikan kan sebenarnya di kuartal pertama itu ada sempat kekhawatiran ya bahwa investasi itu akan
08:21tanda kutip ya terganggu dari iklim politik.
08:25Intinya investor masih akan wait and see melihat apakah kemudian tahun politik itu akan mengganggu
08:32atau tidak sesuai dengan appetite mereka gitu.
08:35Tetapi kan syukur kita melihat bahwa di tahun politik berjalan lebih baik gitu ya,
08:41kemudian transisinya juga saya kira terjadi secara lebih smooth, sehingga itu artinya menjadi modal awal.
08:50Di tahun politik saja yang diperkirakan akan terjadi semacam gangguan dari realisasi investasi,
08:57tapi ternyata tidak terjadi ya, ternyata pertumbuhannya justru relatif lebih baik dibandingkan tahun lalu.
09:03Jadi asumsinya tentu di tahun-tahun lain di mana tahun politiknya sudah selesai,
09:09kemudian nanti sudah akan dilantik ya pemerintahan baru itu akan menjadi semacam lebih jelas,
09:16lebih jelas bagi investor bahwa mereka ingin masuk untuk berinvestasi ke Indonesia.
09:20Baik, Kak Dien sendiri melihat bagaimana Bu Hardi dengan upaya yang sudah dilakukan
09:24dengan target yang lebih tinggi lagi di tahun 2025 mendatang.
09:28Apakah pemerataannya juga sudah sesuai dengan harapan dari pelaku usaha dalam artian ini
09:33sudah bisa kita kejar untuk masuk investasi baik yang PMA, PMDN begitu ke semua wilayah di Indonesia?
09:40Dalam hal ini Kak Dien berkoordinasi karena kebetulan sekali saya di bidang investasi,
09:46maka dari itu kita berkoordinasi dengan BKPM dalam hal pencapaian target investasi ini.
09:52Dari pembahasan teknis itu juga kami persiapkan dari permasalahan-permasalahan
09:59yang saat ini mengenai OSS itu juga dibenahi oleh Kak Dien dan selalu berkoordinasi dengan BKPM.
10:05Dan Kak Dien karena mempunyai target investasi yang besar dan Kak Dien ini saat ini sangat luar biasa
10:14geliatnya dalam hal menggalakan PMA dan PMDN.
10:17Karena kan saat ini PMA kita mungkin masih lebih banyak di PMDN ya dibandingkan di PMA-nya.
10:24Nah ini merupakan kegiatan yang harus disupport dari Kak Dien untuk melakukan banyak promosi investasi.
10:32Mungkin ini akan lebih baik lagi ketika nanti pemerintah yang baru sudah dilantik.
10:38Tantangannya di mana kalau kita ingin mendatangkan lebih banyak investasi asing dibandingkan dengan PMDN?
10:43Karena PMDN pun sebetulnya patut diapresiasi berarti menunjukkan bahwa pelaku usaha kita
10:48investor domestik pun mampu begitu untuk melakukan investasi di negeri sendiri,
10:53membangun negeri kita sendiri begitu.
10:55Ya memang saya pernah mungkin diskusi ya sama Mas Pras sebelumnya bahwa di Indonesia ini
11:01peluangnya sangat luar biasa.
11:02Apalagi kan tadi kita pernah lobita bicara mengenai PRPAS 38 2015,
11:08ada 19 sektor investasi yang bisa dilakukan kerja sama pemerintah swasta.
11:12Belum lagi dengan IKN, belum lagi dengan pandeminya proyek-proyek pemerintah strategis.
11:20Ini memang pandeminya saat ini untuk menuju Indonesia emas di 2045 itu memang kita harus mulai di sini.
11:29Pertama yang harus diperhatikan memang peningkatan kualitas SDM di Indonesia.
11:34Karena SDM itu merupakan yang menopang kita punya peluang,
11:38tapi kalau SDM kita nggak berkualitas ini juga akan menjadi masalah.
11:42Tapi saya lihatnya adalah sekarang pemerintah betul-betul mengeliatkan mengenai inserte,
11:49dalam pemberian insentif pajak.
11:52Karena investor akan lebih tertarik bila adanya kemudahan dalam memberikan insentif pajak,
11:59biaya masuk, nah itu yang bisa diberikan oleh pemerintah.
12:04Baik, nanti kita akan tanyakan lagi nih ke Mas Yusof Rendy.
12:06Seperti apa sih Anda melihat terkait dengan komposisi dari investor asingnya dan PMDN begitu menguasai?
12:12Karena informasinya bahkan di IKN pun kita masih tersiap-siap untuk menarik investor asing.
12:17Kita bahas nanti di segmen berikutnya.
12:19Dan pemirsa kami akan segera kembali sesaat lagi.
12:29Anda masih menyaksikan market review.
12:31Pemirsa berikut ini kami sampaikan data terkait dengan realisasi investasi di kuartal 1 tahun 2024 ini.
12:36Seperti yang bisa Anda saksikan di layar televisi Anda ada 401,5 triliun rupiah
12:41naik sekitar 22,1 persen secara tahunan dengan target 24,3 persen dari tahun 2024 ini sebesar 1.650 triliun rupiah.
12:51Berikutnya komposisi dari penanaman modal asing dan dalam negeri di kuartal 1 2024.
12:56Kita lihat untuk PMDN-nya ada 197,1 miliar rupiah, PMA-nya 204,4 miliar rupiah.
13:05Dan bagaimana dengan tren nilai investasi Indonesia dari tahun 2022 sampai dengan proyeksi 2025 mendatang?
13:12Di tahun 2022 ada 1.207 triliun, di 2023 naik lagi 1.400 triliun,
13:18dan di tahun 2024 ini terproyeksinya ada 1.650 triliun rupiah dan tahun depan lebih tinggi lagi 1.900 triliun rupiah.
13:27Baik kita akan lanjutkan kembali perbincangan kita bersama dengan Narasumber.
13:31Baik Mas Yusof Rendy, kita akan lanjutkan ini terkait dengan bagaimana komposisi ini.
13:35Tadi sudah disampaikan juga oleh Bu Hardini, memang PMDN yang masih mendominasi untuk investasi di Indonesia.
13:42Bagaimana Anda melihat tantangannya di mana, bottlenecknya di mana Mas Yusof?
13:47Kalau kita bicara investasi asing berarti kan kita perlu melihat ya komparasi dengan negara-negara lain.
13:55Karena kan banyak hal yang kemudian dipertimbangkan investor asing ketika mau berinvestasi di Indonesia.
14:02Misalnya sistem insentifnya, apakah kemudian sistem insentifnya itu sudah sesuai atau setidaknya kompetitif lah
14:10jika dibandingkan dengan negara-negara peer countries seperti itu.
14:15Jadi sistem insentifnya kemudian juga yang perlu diperhatikan adalah efisiensi.
14:22Saya kira beberapa bulan yang lalu, indikator iCore itu seringkali disinggung ya terkait investasi.
14:30Karena itu menggambarkan seberapa efisien investasi untuk bisa berinvestasi di Indonesia.
14:37Semakin tinggi angka iCore itu, itu akan menggambarkan akan semakin mahal pula untuk kemudian berinvestasi di Indonesia.
14:45Jadi kenapa kemudian investasi di Indonesia itu misalnya mahal, itu banyak hal.
14:50Termasuk di dalamnya misalnya masalah birokrasi, kemudian juga institusi, kemudian juga masalah daya saing, sumber daya,
15:00kemudian juga harga gas misalnya, harga listrik itu beberapa komposisi yang dipertimbangkan.
15:06Jadi kalau kita ingin mendorong investasi asing, intinya sebenarnya kita melihat dulu ya kompetitif kita di mana,
15:15kemudian kita komparasikan dengan negara-negara peer countries, dan disitulah kita isi gap-gapnya yang kira-kira kurang.
15:20Menurut saya masalah institusi ini yang kemudian masih menjadi pekerjaan rumah ke depannya ketika ingin mendorong investasi asing untuk masuk ke Indonesia.
15:29Kebijakan yang tumbang kendi ini sudah mulai terpecahkan atau bagaimana?
15:33Atau koordinasi pusat daerahnya begitu?
15:36Ya saya kira kalau kita bandingkan ya di 5-10 tahun yang lalu tentu anda perbaikan.
15:43Tapi tentu ruang untuk ditingkatkan masih terbuka lebar, apalagi kalau kita bicara di beberapa tahun ini kan banyak undang-undang baru
15:53yang sebenarnya sifatnya juga untuk mendorong investasi terutama di level daerah.
15:58Misalnya kalau kita bicara undang-undang harmonisasi keuangan pusat dan daerah ya, HKPD.
16:04Itu kan sebenarnya membuka peluang untuk daerah dalam mendorong realisasi investasi mereka.
16:10Tapi kan yang perlu dilihat adalah bagaimana koordinasi antara pusat dan daerah.
16:16Apakah tantangan atau tujuan dari investasi di level pusat itu juga sudah ditangkap di level daerah.
16:23Nah sinkronisasi ini yang kemudian menurut saya akan menjadi tantangan dari sendiri untuk beberapa daerah ya.
16:28Terutama yang memang ingin menggunakan instrumen undang-undang ini sebagai instrumen yang mendorong investasi di daerah mereka.
16:36Bu Hardini, lantas bagaimana kalau dari kacamata pelaku usaha dengan kebijakan koordinasi pusat dan daerah
16:44kemudian tadi dilihat tren investasinya kita naik terus dari 2022 sampai dengan 2025 mendatang di Rp1.900 triliun.
16:52Anda melihat apakah ini memang masih ada ruang yang lagi begitu ditingkatkan
16:57karena bicara mengenai investasi juga kan kita perlu menjaga kearifan lokal,
17:01bagaimana di kawasan-kawasan investasi baru yang dibuka oleh pemerintah tidak menimbulkan friksi horisontal misalnya.
17:09Jadi Mas Pras nih kondisinya, ini kita harus mengetahui ya bahwa sekarang kita lagi bersaing ketat
17:15dengan negara Thailand, Vietnam, dan Malaysia.
17:18Jadi this is the right moment karena Indonesia itu satu kita lebih seksi karena punya IKN.
17:25Nah itu juga sesuatu ceruk ekonomi yang bisa berputar.
17:32Nah itu yang saat ini keterlibatan masyarakat itu dalam hal investasi ini harus memahami bahwa
17:39nggak bisa hanya kerja pemerintah dan private sector gitu.
17:43Tapi bagaimana masyarakat juga turut serta dalam mendukung untuk kestabilan di keamanan.
17:52Dan bagaimana investor yang udah masuk itu dibikin nyaman.
17:56Jangan sampai lepas, jangan sampai lari.
17:58Karena kan kita ini sekarang ini masalahnya banyak, nggak hanya di SDM.
18:02Mungkin masih keterbatasan infrastruktur tapi infrastruktur saya udah lihat dilakukan sama Pak Jokowi udah sangat luar biasa.
18:09Tapi yang mungkin masih mahal itu masalah harga listrik kita itu masih mahal.
18:13Sehingga mempengaruhi harga produksi untuk bersaing sama apa namanya negara lain.
18:19Itu yang apa yang perlu masih kita harus perbaiki Mas Bas.
18:22Nah IKM ini emang bisa menjadi game changer nanti bukan untuk investasi kita.
18:26Tapi bagaimana dengan ya banyak pihak yang menyeroti begitu terkena dengan penanaman modal asing
18:32yang mungkin bisa dikatakan belum masuk begitu di IKM.
18:35Masalah belum masuk di IKM itu tentunya memang di dalam internal sendiri.
18:40Intinya itu kita punya masalah-masalah pengalokasian tanah.
18:48Landcaping ini merupakan hal yang utama.
18:50Nah itu memang harus segera dibenahi.
18:52Kedua mungkin karena dari pihak luar itu pengen lihat ini IKM akan berlanjut nggak sih?
18:59Apakah nanti di pemerintah baru ini selesai?
19:02Jadi kekhawatiran itu harus terjawab nanti setelah pelantikan.
19:05Tapi apapun itu ini merupakan tantangan yang luar biasa Indonesia.
19:09Pertama, KN itu adalah kasus pertama di dunia ini memindahkan ibu kota negara baru di beda pulau.
19:17Biasanya kan masih satu pulau.
19:19Ini di pulau yang berbeda.
19:22Tapi ini yang harus dilakukan dalam hal untuk pemerataan ekonomi di Indonesia.
19:26Nah kalau Kadin Mas peranannya itu dalam hal ini Kadin membentuk POKJA IKN.
19:32Ada program kerja yang mensupport IKN dalam hal untuk menyusun master plan, pembuatan efes.
19:40Karena ini yang perlu dibantu dari Kadin adalah dalam hal percepatan pembuatan master plan,
19:49feasibility study, dan pengalokasian untuk sektor-sektor infrastruktur dari mungkin mana yang propertinya,
19:58mana yang buat aktivitas.
20:00Kedua, karena di IKN juga saat ini investasinya itu banyak.
20:06Mas, 21 persen dari 500 triliun lama itu 21 persen dari APBN dan yang sisanya 79 persen itu dengan KPBU.
20:16Maka dari itu Kadin menyiapkan, Kadin-KPBU untuk mensupport investasi di IKN.
20:23Oke, nah Mas Yusuf Anda melihat bagaimana dengan komposisi PMDN, PMA tadi kalau memang sudah disampaikan.
20:29Dan IKN ini memang masih ada pekerja rumah juga yang harus ditangani.
20:32Karena tadi wet end sih nampaknya yang dilakukan oleh investor asing untuk masuk di IKN.
20:37Meskipun dari komposisi kuartal 1 tadi dominasinya sudah cukup seimbang, lebih dikit lah.
20:42204,4 miliar, sementara PMDNnya di 197,1 miliar ini.
20:47Anda melihat IKN ini belum cukup seksi atau memang wet end sih sampai nanti roda kepemimpinan nasional ini bergulir?
20:55Ya, saya kira kan memang untuk IKN terutama di kuartal pertama kan ada friksi terkait bagaimana berlanjutannya ya.
21:04Ternyata kan setelah tahun politiknya sudah selesai, saya kira sudah lebih clear, sudah lebih jelas.
21:09Dan setelah itu pun sudah banyak pembangunan ya, terutama yang diinisiasi oleh swasta di ibukota negara.
21:17Jadi saya kira ini cuma masalah waktu, tetapi yang perlu saya garis bawah adalah masalah pendanaan dari IKN itu.
21:24Tadi sudah disinggung oleh Ibu Hardini terkait besarnya ya, porsi KPBU yang ingin didorong dalam pembangunan IKN.
21:33Nah, ini yang menjadi tantangan tersendiri karena kalau kita lihat kan angka untuk tahap awal,
21:39kalau saya tidak keliru itu ada berada di kisaran 100 triliun untuk skema pendanaannya itu kan didorong melalui KPBU.
21:46Nah, selama ini KPBU itu belum pernah mencapai skema pendanaan sampai sebesar itu.
21:53Nah, umumnya itu berada di bawah 100 triliun.
21:56Nah, ini sekarang kan yang kemudian menjadi tantangan bagaimana mendesain skema KPBU yang cukup menarik ya.
22:05Jadi pemerintah mendapatkan keuntungan di sana dan di saat yang bersamaan swasta juga bisa mendapatkan keuntungan ketika masuk ke dalam skema KPBU.
22:15Nah, untuk sampai ke sana kan banyak hal yang kemudian akan didiskusikan, dikompromikan.
22:22Termasuk di dalamnya masalah insentif, kemudian juga bagaimana kepastian apakah kemudian di jangka waktu menengah hingga panjang
22:31itu mereka bisa, kepastian mengenai IKN ini tetap gitu.
22:35Itu kan yang juga menjadi salah satu tantangan bagi investor ya, karena kan IKN ini proyek jangka panjang.
22:41Kepastiannya perlu harus diperkuatlah istilahnya untuk diakinkan ke investor, terutama investor asing.
22:48Oke. Nah, lantas bagaimana dengan proyeksi anda untuk di tahun 2025 mendatang IKN,
22:53kemudian sektor-sektor lain yang bisa diganjot untuk investasi kita di Rp1.900 bisa tercapai?
23:00Ya, jadi sebenarnya kalau secara pola untuk pertumbuhan yang dibutuhkan untuk mencapai realisasi investasi di tahun depan itu sekitar 15%.
23:14Jadi itu berasumsi bahwa di tahun ini realisasi itu bisa mencapai full sesuai target Rp1.650.
23:22Jadi sebenarnya kalau melihat dari pola pertumbuhan terutama dalam 3 tahun terakhir,
23:27sebenarnya polanya itu relatif sama ya, kisaran pertumbuhannya itu di kisaran 15 hingga 17%.
23:33Jadi meskipun terlihat sangat besar Rp1.900, tetapi kalau kita ukur dari pertumbuhan sebenarnya ini masih berada pada range target.
23:43Nah, itu yang menurut saya perlu digarisbawahi.
23:46Tetapi betul bahwa di tahun depan beberapa tantangan terutama masalah ekosistem perekonomian ya, itu juga akan menjadi tantangan.
23:55Misalnya, apakah kemudian tren suku bunga tinggi itu masih akan terjadi di tahun depan?
24:00Mengingatkan suku bunga tinggi ini kan juga akan ikut menjadi semacam pertimbangan ulang bagi investor ketika misalnya ingin berinvestasi.
24:09Suku bunga yang tinggi kan ongkos pendanaannya lebih mahal.
24:12Nah, ini yang juga menurut saya akan menjadi pertimbangan.
24:14Selain itu juga misalnya prospek pertumbuhan ekonomi di tahun depan, kemudian inflasi dan beberapa indikator makroekonomi lain
24:21yang umumnya digunakan dalam melihat risiko perinvestasi.
24:25Oke, kita ke Bu Hardini.
24:26Bagaimana proyeksi Anda terkait dengan investasi kita di tahun depan?
24:30Kemudian sektor-sektor mana saja yang cukup seksi juga dan bisa menjadi andalan lagi untuk kita kerjasamakan tadi?
24:37Ya, Mas Pras, ini memang this is our time.
24:41This is the time dengan bonus demografi kita, itu banyak di Gen Z dan Millennial, banyak yang produktif.
24:49Ini dengan situasi juga ke depan ini, kita juga akan ada pemimpin dari generasi ini.
24:56Ini memang harus diakui bahwa kita harus mengorganize ini dengan sedemikian rupa bahwa ke depan ini adalah tanggung jawab juga kepada anak-anak muda ke depan.
25:08Untuk investasi kita ke depan, itu peluangnya sangat luar biasa.
25:11Kita lihat kalau ada tujuh game changer, itu salah satunya.
25:15Di situ masih akan ada di IT, pengembangan transformasi digital, mengenai transisi energi, di ITEC, dengan IKN.
25:25Ini memang butuhkan support dari seluruh lapisan masyarakat.
25:31Saya concern banget mengenai SDM yang juga harus dipersiapkan dalam menghadapi hal ini.
25:37Kalau kita lihat peluangnya Indonesia sudah sangat luar biasa.
25:40Dari sumber kekayaan dalamnya yang kita punya, potensinya, terus manufaktur industri yang harus kita kembangkan lagi.
25:48Tapi yang menjadi PR adalah memang kita harus bisa menciptakan harga listrik yang murah.
25:52Sehingga nanti di manufaktur untuk melihat ekonomi ini lebih seksi untuk para investor membangun manufaktur di Indonesia.
26:04Industri itu harus dibangun di sini.
26:06Kalau saya lihat potensinya ke depan, ini peluang emas buat kita semua menuju Indonesia ekonomi lima dunia di 2030.
26:15Baik, itu dia. Luar biasa sekali optimisme yang masih dibangun begitu oleh pelaku usaha.
26:19Kemudian bagi ekonomi melihat tantangan-tantangan yang harus dibenahi pun harusnya sudah bisa dipetakan.
26:24Untuk bisa mendukung lagi bagaimana laju investasi di tahun 2025 mendatang.
26:28Mas Yusuf Randy, terima kasih banyak atas waktu dan sharing yang sudah disampaikan.
26:32Kemudian insight yang menarik dari Ibu Hardini dari sisi pelaku usaha ya.
26:35Terkait dengan investasi Indonesia di tahun 2025 mendatang.
26:39Selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali.
26:41Salam sehat Ibu Hardini, Mas Yusuf.
26:43Sehat, salam.
26:45Baik pemirsa, satu jam sudah saya menemani Anda dalam market review.
26:49Dan saya para setiwa Ibo beserta krebat kerja yang bertugas.
26:53Jangan lupa juga kami sampaikan untuk memperbarui terus informasi Anda.
26:57Hanya di AIDA Channel, Your Trustworthy and Comprehensive Investment Reference.
27:00Karena urusan masa depan harus terdepan.
27:03Aku Investors Saham, sampai jumpa.
27:30Terima kasih telah menonton, sampai jumpa.
Recommended
11:28
2:59
2:51
1:41
1:25
2:27
1:49
44:27
1:40
2:24
1:59
2:26
4:37
Be the first to comment