Skip to playerSkip to main contentSkip to footer
  • 4/13/2024

Membuat rumah menjadi cantik adalah salah satu cara merayakan Hari Raya Idul Fitri. Salah satu retail perlengkapan rumah tangga yang kerap menjadi acuan interior rumah idaman adalah IKEA. Sebuah peritel perabot rumah dan furnitur kantor yang berasal dari Swedia.

 

Meski begitu, peluang bisnis di usaha ini tentu akan sangat bersaing. Mengingat ada banyak pesaing yang juga bergerak di bidang perlengkapan rumah tangga.

 

Dalam kesempatan ini, Country Marketing Manager IKEA Indonesia Irfansyah Kurnia Putra menjelaskan peluang bisnis retail perlengkapan rumah tangga di Indonesia.

 

Host: Ratu Nabila

Category

🗞
News
Transcript
00:00 [Musik]
00:13 [Musik]
00:19 Halo Mirsa, apa kabar? Kita kembali di program Chief Talk bersama saya, Ratu Nabilah.
00:24 Dan pada episode kali ini kita akan membahas perkembangan bisnis retail, sektor furniture dan juga perabot rumah tangga
00:32 yang kiang marah di Indonesia.
00:34 Dan dilihat dari perkembangannya, retail sektor, furniture dan juga perabot rumah tangga ini merupakan bisnis yang sangat menjanjikan.
00:42 Dan untuk mengetahui lebih lanjut terkait dengan hal tersebut,
00:45 langsung kita akan membahasnya dengan Country Marketing Manager IKEA Indonesia, Irfan Shah Kurnia Putra.
00:53 Halo Chief, apa kabar?
00:55 - Baik, terima kasih. - Ya, karena ini program Chief Talk, saya izin panggil Chief ya Pak.
00:58 - Siap. - Siap.
01:00 Ya, Chief, ini kalau kita berbicara mengenai market dari retail, khususnya perabotan rumah tangga.
01:08 Ini seperti apa sih di Indonesia?
01:10 Ya, terima kasih Mba Nabilah.
01:12 So, pertama mungkin kita lihat dulu dari industri retail secara keseluruhan.
01:17 Karena mungkin retail itu kan banyak ya kategori di bawahnya.
01:20 Jadi kita lihat bahkan menurut data dari asosiasi, Aprindo ya, asosiasi pengusaha retail.
01:26 Sebetulnya mereka memprediksi ada pertumbuhan yang cukup baik, sebesar 4%.
01:33 Yang artinya ini berita yang sangat baik juga buat kami di IKEA.
01:38 Karena kita melihat demand yang semakin besar juga dari masyarakat terhadap interes produk-produk yang berkaitan dengan rumah tangga.
01:48 Nah, kalau dari kami sendiri kita melihat adalah penopang utamanya di kategori kami, home furnishing gitu ya, perabot rumah tangga.
01:56 Pertama kita melihat ada pertambahan konsumen kelas menengah.
02:03 Jadi cukup banyaknya kelas konsumen itu yang naik kelas menengah.
02:09 Sehingga kapabilitas mereka untuk menjadi konsumen di produk-produk yang sifatnya secondary itu semakin bertambah.
02:20 Dan itu kita juga lihat tren dari kami gitu ya, dalam beberapa tahun kita melihat perkembangan yang cukup baik.
02:28 Walaupun memang kita lihat tantangannya juga ya, artinya daya beli masyarakat semakin rendah,
02:35 bahan pokok semakin mahal, nah itu juga menjadi tantangan sendiri juga sih buat kita.
02:41 Karena ya itu sekali lagi kami ini kan berada di kategori yang bukan primary ya, secondary gitu.
02:47 Kita berkompetisi dengan sesama kategori, tapi juga kita berkompetisi dengan retail-retail yang lain gitu, dari kategori yang lain.
02:56 Jadi seperti itu sih lebih kurang gambarannya.
02:59 Baik, jadi kalau bisa disimpulkan memang ada peningkatan di 4% tadi, di mana marketnya itu yang bisa menjadi fokus.
03:07 Tapi melihat saat ini di tengah banyak sekali isu naikkan harga bahan pokok,
03:15 kemudian juga memang perabot rumah tangga ini merupakan yang bukan primary gitu ya.
03:20 Nah itu kalau kita melihat seperti itu, strategi dari IKEA sendiri seperti apa?
03:24 Karena kan kalau kita melihat ya IKEA ini kan termasuk yang paling besar di home furnishing,
03:31 industri home furnishing itu pasti top of mind lah IKEA gitu.
03:35 Tapi masih ada pasti challenge yang lain, ini strateginya seperti apa dari IKEA?
03:41 Nah kita sendiri sebetulnya optimis ya Mbak Nabila, apalagi selepas pandemi tahun kemarin,
03:50 tahun ini kita mengalami growth yang positif cukup baik,
03:54 dan kita juga sangat optimis di tahun ini hingga tahun depan,
03:58 karena kita melihat satu demand dari konsumen yang cukup tinggi,
04:04 kita juga melihat indeks kepuasan pelanggan kami yang sangat tinggi,
04:10 artinya opportunity itu masih ada.
04:13 Nah memang strategi kami adalah bertumpu pada kita selalu mendengarkan apa yang konsumen butuhkan,
04:22 karena konsumen itu terhadap kebutuhan rumah tangga,
04:28 atau mungkin furniture, perabotan itu sangat beda-beda gitu ya,
04:33 sehingga kita tuh sangat mencoba untuk mendengar kebutuhan mereka apa sih.
04:39 Makanya mungkin kalau Mbak Nabila ke store kami gitu ya, itu berbagai macam kebutuhan ada di situ.
04:47 Artinya misalnya gitu ya, ada kebutuhan rumah dengan ukuran 5x5,
04:52 di situ ada. Ada kebutuhan rumah yang mungkin space-nya hanya 3x4,
04:57 nah itu juga ada. Nah itu artinya kita mencoba menyediakan barang-barang
05:04 atau produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
05:07 Konsumen adalah bagian penting dari kami, dari strategi kami,
05:11 gimana caranya kita menjawab kebutuhan mereka.
05:15 Jadi fokusnya ada di situ gitu, saya kira begitu sih.
05:19 Baik, jadi fokusnya adalah bagaimana mendengarkan konsumen gitu.
05:22 Apakah kemudian ada servis untuk konsultasi juga seperti itu, ada juga?
05:30 Tentu, kami di samping produk utama tentu ya, kami jual,
05:34 tentu kita punya beberapa fitur ya, di antaranya tadi yang sudah disebutkan,
05:39 kita punya interior design service, dimana konsumen bisa datang berkonsultasi,
05:45 gimana caranya mendekor sebuah ruangan atau merenovasi sebuah rumah gitu ya,
05:51 kebutuhannya apa saja, ukurannya berapa.
05:54 Di samping itu kita juga punya layanan-layanan lain yang kami percaya itu akan membawa benefit
06:01 konsumen seperti pengiriman gratis gitu ya, kadang kita paham juga bahwa
06:06 mereka membeli barang-barang yang cukup besar, sulit untuk dibawa sendiri,
06:11 mereka bisa mengirim ke tempat tujuan atau ke rumah secara gratis.
06:15 Kita juga punya policy 90 hari, misalnya ini Mbak Nabila beli kasur gitu ya,
06:22 selama 90 hari kayaknya berubah pikiran gitu ya, itu bisa dikembalikan
06:27 dan akan mendapatkan full refund, artinya kita mencoba menyiapkan program-program
06:32 yang terkait produknya itu sendiri, jadi ada after sale service-nya juga yang kita coba.
06:38 Ya sejauh ini berarti strategi itu membuat banyak konsumen yang juga puas gitu ya,
06:45 karena kan kalau kita lihat juga dibandingkan dengan kompetitor-kompetitor
06:49 tidak ada yang selengkap ini, selengkap IKEA, bagaimana IKEA self-service-nya gitu ya,
06:55 apalagi setelahnya, sesudahnya, bahkan ada konsultasi.
07:00 Betul, betul.
07:01 Kalau dari produk IKEA sendiri, Chief, ini produk-produknya apakah semuanya itu dibuat di luar
07:08 ataukah memang ada yang sudah berkolaborasi dengan mungkin pengrajin-pengrajin di Indonesia?
07:13 Nah, sebetulnya banyak sekali range produk kita yang diproduksi secara lokal.
07:19 Kita bisa sebut misalnya produk-produk karpet, terus kemudian produk-produk mainan anak,
07:26 produk-produk yang base-nya anyaman, bambu, itu banyak sekali yang sudah diproduksi secara lokal.
07:33 Tapi di samping itu, kami juga mendukung program pemerintah dalam hal mendorong UMKM.
07:42 Jadi kami itu di setiap store, Mbak Nabila itu punya namanya Teras Indonesia.
07:47 Teras Indonesia itu gimana kita memfasilitasi UMKM dengan ciri khas di mana daerah toko kita berada
07:54 untuk men-display, untuk menjual barang-barang mereka.
07:58 Nah, itu di setiap toko kita punya.
08:00 Nah, itu bagian dari komitmen kami, bagian dari inisiatif kami untuk juga mendorong UMKM untuk maju bersama.
08:08 Baik, jadi memang itu juga diakomodir begitu ya, untuk UMKM Indonesia.
08:13 Memang IKEA sendiri yang di Indonesia ini menyesuaikan dengan market dan juga industri yang ada di Indonesia ya?
08:20 Betul sekali.
08:22 Baik, jadi memang selain juga program-program yang tadi sudah disebutkan,
08:27 bagaimana after service-nya, kemudian ada konsultasinya, dan juga produk-produknya memang berkualitas.
08:35 Tapi kalau kita melihat sekarang ini dengan banyaknya kompetitor,
08:39 adakah strategi lain atau apa yang kemudian membuat IKEA ini berbeda dengan kompetitor-kompetitor lain?
08:48 Tentu di samping kita punya store offline, kita juga sangat agresif di digital dan online.
09:01 Kita punya e-commerce platform di website maupun aplikasi, sehingga konsumen yang mungkin tidak sempat,
09:11 tidak punya waktu untuk datang ke store, mereka bisa kunjungi website kita, IKEA.co.id,
09:18 dan mereka bisa mendownload aplikasi kita dan mereka bisa dengan gampang langsung memilih produk-produk apa yang mereka inginkan,
09:26 tinggal klik, bayar, dan bahkan ada beberapa fitur yang bisa dapat kiriman gratis.
09:32 Nah ini yang kami rasa secara strategi cukup membedakan secara omni channel.
09:38 Artinya barang-barang, produk-produk yang ada di toko itu akan exactly sama seperti yang ada di website, di aplikasi,
09:47 bahkan dalam kita mempromosikan materi kita atau konten-konten kita di social media juga adalah barang-barang sama
09:55 seperti yang ada di toko dan kami rasa itu yang cukup membedakan di samping pengalaman retail kami yang berbeda dengan toko-toko lain.
10:05 Karena ada restoran juga, banyak yang menjadikan IKEA ini adalah seperti tempat wisata.
10:11 Betul, kita juga sangat welcome dengan semua jenis konsumen dengan segala macam kebutuhannya.
10:18 Artinya kita juga melihat banyak kok konsumen yang datang untuk wisata, untuk rekreasi di akhir pekan,
10:25 atau sekedar mencari inspirasi, nah itu juga kami sangat apresiasi.
10:30 Yang artinya mereka sudah melihat IKEA sebagai sebuah merek yang kuat, merek yang dipercaya,
10:39 yang tidak hanya sekedar mengedepankan harga tapi memang kami sangat fokus dengan kualitas produk.
10:47 Kalau kita melihat dari awal bukanya IKEA itu sudah berapa tahun dan sudah ada berapa cabang,
10:53 kemudian apa perkembangan yang terlihat sangat jelas dengan IKEA dan juga customer-nya?
11:02 Karena kan kita tahu di Indonesia ini tidak umum ada sebuah tempat prabot seperti IKEA.
11:09 Kalau mungkin orang-orang yang sudah sering pergi ke luar negeri tuh sering melihat IKEA.
11:14 Jadi begitu masuk sini semua sudah tahu.
11:17 Tapi kan banyak juga masyarakat Indonesia yang belum tahu dan tidak edukasi mungkin dengan adanya IKEA.
11:22 Seperti apa perkembangannya, Daryl?
11:24 Kami sudah hadir dari tahun 2014, artinya sudah 10 tahun.
11:30 Dan sampai dengan saat ini kita punya total 7 toko.
11:34 Ada 4 toko di Jabodetabek, ada IKEA di Alam Sutra, ada di Sentul,
11:40 terus kemudian ada di Jakarta Garden City di daerah Cakung, terus kemudian ada juga di Mall Taman Anggrek.
11:46 Kami juga hadir di Surabaya, di Bandung, dan di Bali.
11:50 Di samping itu selain kita punya website, kita punya aplikasi sebagai kontak point
11:55 di mana konsumen bisa melakukan pembelian, bisa cari-cari inspirasi produk di situ.
12:01 Kita juga merasa selama 10 tahun ini kita masih melihat opportunity yang cukup besar dari area-area tersebut.
12:12 Makanya mungkin kita akan sangat fokus terhadap growth dari brand ini, dari perusahaan ini ke depannya.
12:19 Baik, kita akan juga sejenak.
12:22 Nanti kita akan lanjutkan lagi.
12:24 Pemirsa, kita akan jedah sejenak. Tetap bersama kami di Chief Talk.
12:28 Kembali lagi di Chief Talk, pemirsa masih bersama saya, Ratu Nabila, dan juga narasumber hari ini adalah
12:34 Chief Irfan, Country Marketing Manager IKEA Indonesia.
12:38 Baik, kita lanjutkan lagi perbincangan kita.
12:41 Tadi kita sudah berbicara mengenai bagaimana perkembangan IKEA dalam 10 tahun yang sudah ada 7 outlet di Indonesia.
12:49 Dan banyak juga program-program yang kemudian sangat mendengarkan customer-nya.
12:58 Kita dengan banyaknya program dan juga sudah mendengarkan selama 10 tahun,
13:05 sebenarnya apa sih yang banyak dicari oleh masyarakat Indonesia khususnya untuk perabot rumah tangga?
13:14 Utamanya memang produk-produk yang terkait dengan keseharian konsumen kami.
13:20 Perlengkapan di seputar ruang tidur, kasur, matress, bantal, guling,
13:29 terus kemudian produk-produk yang terkait dengan penataan ruangan, lemari, meja,
13:35 dan juga kami rasa mainan anak-anak itu juga sangat appealing buat customer kami.
13:43 Karena di beberapa toko kita, kita bahkan menyediakan arena bermain anak khusus.
13:49 Sehingga menghadirkan experience yang memang rasanya seperti di rumah.
13:56 Nah itu yang memang pengen kami kedepankan ketika konsumen mendatangi store kami.
14:03 Rasanya seperti di rumah. Kita bisa coba produknya secara langsung,
14:07 ada kasur kita bisa mencoba tidur di situ, ada mainan kita bisa coba anak-anak bermain di situ.
14:14 Nah itu yang menjadi fokus-fokus produk kami selama ini.
14:19 Ada yang unik nggak dari customer di Indonesia sendiri?
14:22 Karena kan mungkin kebutuhannya berbeda-beda di luar negeri,
14:26 ataupun bahkan di setiap kota juga pasti berbeda kebutuhannya.
14:30 Sebetulnya secara umum sih sama antara satu tempat dan tempat yang lain.
14:36 Cuma memang kita juga banyak melihat segmen konsumen terutama yang lebih muda.
14:43 Mbak Nabila, anak kuliahan, mungkin mereka yang baru pertama kali kerja.
14:49 Mereka cenderung pada kebutuhan mencari barang yang estetik buat,
14:54 apakah mereka misalnya tinggal di kos-kosan atau mereka misalnya tinggal di apartemen.
14:59 Mereka mencari barang-barang atau aksesoris yang kebutuhannya estetik.
15:04 Dimana itu juga cukup banyak karena kita juga banyak sekali produk-produk yang
15:10 bahkan saya sendiri kadang nggak tahu bisa seperti itu ya.
15:14 Lucu juga gitu.
15:15 Nah itu juga memiliki konsumen tersendiri untuk produk-produk seperti itu.
15:20 Nah itu yang kita rasa bahwa konsumen di Indonesia itu cukup bervariasi.
15:26 Artinya yang datang ke toko kami itu sangat bervariasi gitu ya.
15:32 Dari anak kuliahan sampai mungkin orang yang sudah dikategorikan lanjut usia.
15:38 Karena mereka senang berada di toko kita.
15:41 Ya mungkin ini juga bisa dikaitkan dengan marketing atau strategi marketing di sosial media.
15:47 Karena kan sekarang apa yang estetik sedikit bisa viral.
15:53 Apalagi dulu sempat ada foto-foto di lorong-lorongnya IKEA.
15:59 Nah seperti itu.
16:00 Itu apakah kemudian juga berpengaruh?
16:02 Iya. Itu juga merupakan bagian dari kami mengelola konten-konten kami di platform sosial media.
16:10 Dimana kami mengedepankan tentu yang utama adalah kita menjelaskan fungsi produk.
16:15 Karena banyak sekali produk-produk yang fungsinya ada hidden gemnya gitu ya.
16:21 Ternyata sebuah kasur di bawahnya bisa jadi ruang penyimpanan.
16:27 Meja kerja ternyata bisa dilipat atau dipanjangkan di extension.
16:32 Atau bahkan mungkin bisa diangkat gitu.
16:34 Jadi banyak sekali fitur-fitur yang terhidden istilahnya.
16:40 Itu satu. Terus kedua memang kita sangat mendorong konsumen kami untuk sebebas mungkin
16:47 mereka mau ngambil foto di toko kami, di-share di sosial media.
16:52 Kita juga sangat meng-endorse mereka untuk melakukan itu.
16:55 Supaya mereka senang ya. Artinya dengan pengalaman yang kita berikan.
16:59 Nah itu salah satu strategi kita mengelola konten di sosial media.
17:04 Baik. Kalau gitu ini kita sekarang ke pertanyaan yang lebih personal mungkin ya, Cief.
17:10 Tentang Cief Irfan.
17:12 Cief Irfan sebelum gabung ke IKEA, ini bisa diceritakan pengalamannya sebelumnya seperti apa?
17:18 Kenapa juga kemudian memilih IKEA?
17:21 Background saya itu sebetulnya juga dari industri retail.
17:28 Cuma mungkin retailnya lebih banyak di F&B.
17:32 Di makanan dan minuman.
17:36 Cuma memang kita melihat ada kesamaan antara cara kita mendengar konsumen.
17:44 Karena bagaimanapun retail itu kita ingin konsumen nyaman dengan produk-produk kita,
17:51 dengan store-store kita.
17:53 Kita pengen mereka untuk menikmati produk.
17:57 Dan kita juga dalam mendevelop sebuah produk juga kita sangat mendengarkan apa yang mereka mau.
18:05 Di IKEA sendiri pengalamannya sangat menarik ya.
18:09 Karena kami menyebutnya di IKEA itu coworker,
18:15 employees-nya IKEA itu backgroundnya bervariasi.
18:19 Kita sangat menjunjung tinggi yang namanya diversity, inclusion.
18:24 Kita punya employees yang bermacam-macam backgroundnya.
18:29 Bahkan kita punya recruitment policy dimana kita tidak pernah mencantumkan gendernya apa maupun usia.
18:36 Karena yang terpenting buat kami adalah bagaimana seorang talent ini cocok secara values yang dipercaya oleh IKEA.
18:45 Dan tentu kita sangat fokus di kompetensi dari talent tersebut.
18:49 Sehingga saya sendiri pribadi merasa memang tempat ini spesial untuk pengembangan sebuah talent.
18:57 Karena kita mendapatkan insight yang berbeda-beda dari orang yang berbeda-beda,
19:03 stakeholder-nya juga macam-macam.
19:06 Itu yang saya lihat secara personal challenging di IKEA dan at the same time itu sangat menarik.
19:14 Kita tahu juga IKEA ini adalah produk dari Sweden.
19:19 Apakah kemudian company dari luar dari Sweden, adakah nilai-nilai yang kemudian dipertukarkan dengan Indonesia dan Sweden?
19:28 Secara values mungkin sebetulnya banyak kesamaan.
19:33 Artinya values IKEA secara global yang dibawa ke setiap negara termasuk Indonesia itu adalah values-values yang sangat umum.
19:45 Artinya memang value yang sangat fokus kepada gimana caranya seorang coworker, seorang employee IKEA bisa bekerja dengan baik
19:56 dan berinteraksi sesama employees dengan sangat baik.
19:59 Sebagai contoh misalnya togetherness.
20:03 Ini memang sangat mengedepankan gimana caranya kita dalam bekerja bersama-sama.
20:10 Collaboration itu sesuatu yang sangat kami endorse.
20:13 Kita tidak bisa lagi, "Ini pekerjaan saya, saya kerjakan sendiri.
20:17 Itu pekerjaan departemen lain, mungkin saya tidak mau tanggung jawab."
20:21 Jadi memang setiap pekerjaan kita sangat mengedepankan kolaborasi, togetherness,
20:25 itu yang saya kira menjadi salah satu values yang sangat baik di IKEA.
20:32 Jadi togetherness begitu ya, itu pasti juga value tersebut juga dibawa mungkin ada training dari sana
20:40 mungkin employee atau petigi yang dari sana datang ke sini.
20:43 Sangat banyak program-program employer yang dimana kami bertukar.
20:51 Kita dikirim ke Sweden untuk mendapatkan training,
20:54 bahkan kita punya forum dimana semua negara berkumpul sharing best practice dari negara lain.
21:01 Kita juga sering berkoordinasi dengan negara lain, "Oh untuk case ini seperti apa contohnya di negara lain?"
21:09 Kita mau praktis di Indonesia, adakah good example di negara lain?
21:13 Itu kami sangat terbuka di situ, sehingga negara-negara lain pun sangat senang.
21:18 Dengan diminta advice-nya, dengan kita sharing practice-nya itu juga sangat terbuka di IKEA.
21:25 Baik. Terakhir Chief, ini tips menjadi pemimpin untuk generasi millennial dan gen Z dari Chief Irfan.
21:35 Kebetulan di tim saya juga banyak yang generasinya bervariasi bahkan mungkin dari baby boomer kali ya.
21:43 Dari millennial terus kemudian ke gen Z.
21:46 Cuman saya sendiri melihat gen Z ini sebetulnya itu tipe mereka yang sebetulnya pengen didengar.
21:58 Memang mereka kadang punya asumsi sendiri, tapi kita sebagai leader,
22:02 karena saya percaya bahwa leader is having an empathy.
22:06 Artinya one of the skills the empathy adalah listening.
22:11 Kita mencoba mendengar apa sih keluhan mereka misalnya,
22:16 apa sih yang sebetulnya mereka pengen capai, apa sih yang mereka very aspire to do.
22:22 Pas kita sudah tahu itu, sebetulnya mereka itu ketika kita kasih challenge atau specific API,
22:30 kita mau kamu melakukan ini, mencapai ini, dalam ini.
22:33 Itu mereka sangat eager, sangat keen gitu.
22:37 Mereka on fire gitu, tapi ya itu sekali lagi kita harus put trust di mereka.
22:42 Tapi bottom line adalah we have to listen first.
22:45 Kita sudah bukan lagi jamannya, oke kamu melakukan ini ya,
22:49 tapi apakah itu fit dengan yang mereka miliki kompetensinya, apakah itu fit dengan behavior mereka.
22:57 Karena itu sesuatu yang kita biasanya sebagai leader harus punya the skills of listening.
23:03 Karena dari situ dan kita mendapatkan berbagai macam insight lah ya.
23:09 Dan kita pun dalam bekerja dalam sebuah tim itu sangat mendemokratisasi proses.
23:17 Saya sebagai leader di tim jarang sekali misalnya oke keputusannya ini ya, sangat top down gitu.
23:25 Kita sangat mendemokratisasi proses gitu, kita berdiskusi, semua ide itu kita tampuk bahkan dari staff sekalipun gitu.
23:34 Bukan berarti seorang manager, seorang supervisor itu ide nya lebih dihargai, enggak.
23:41 Tapi bagaimana masing-masing dari mereka bisa memberikan argument, memberikan ide,
23:47 nah itu yang kita jalankan selama ini dan sebagai leader saya juga percaya bahwa proses itu membangun tim secara bersama-sama.
23:59 Sekali lagi spirit togetherness itu yang kita coba bangun di tim.
24:04 Baik, luar biasa. Jadi mendengarkan dan juga memberikan kepercayaan dan tentunya together.
24:11 Baik, terima kasih. Irfan sudah hadir di sini, terima kasih banyak. Sehat selalu, sukses selalu.
24:18 Dan Pak Mirza, demikian Chief Talk pada hari ini. Saya Ratu Nabila, terima kasih dan sampai jumpa.
24:26 [Musik]
24:29 [Musik]
24:33 [Musik]
24:36 [Musik]
24:42 [Musik]
24:49 [Musik]
24:58 [Musik]
25:01 [Musik]
25:09 [Musik]

Recommended