Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
TAPANULI TENGAH, KOMPAS.TV - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga turun langsung ke lokasi bencana banjir Sumatera untuk membantu penanganan medis khususnya pada anak-anak.

Para sukarelawan dokter anak ini rela menempuh medan yang berat untuk menuju ke lokasi bencana.

Bagaimana cerita perjuangan sukarelawan tenaga kesehatan itu? Kita sudah terhubung dengan Ketua Satgas Penanggulangan Bencana IDAI, Dokter Kurniawan Taufiq Khadafi, Spesialis Anak.

Baca Juga Hari ke-18 Usai Banjir Bandang, TNI AD akan Sediakan Sanitasi MCK di Tapanuli Selatan di https://www.kompas.tv/regional/637062/hari-ke-18-usai-banjir-bandang-tni-ad-akan-sediakan-sanitasi-mck-di-tapanuli-selatan

#banjirsumatera #idai #relawan

_

Sahabat KompasTV, apa pendapat kalian soal berita ini? Komentar di bawah ya!


Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/637063/full-dokter-ungkap-anak-anak-alami-ispa-diare-hingga-post-traumatic-disorder-di-tapanuli-tengah
Transkrip
00:00Selamat siang Dr. Taufik.
00:03Ya, selamat siang.
00:05Baik dokter. Dokter, boleh diceritakan dahulu ini saat ini dokter sedang berada di mana?
00:11Ya, dokter Kadhafi ini sedang berada di mana?
00:14Apa yang ditemukan di sana, di lokasi Anda?
00:20Ya, baik. Saat ini kami ada di Tapanuli Tengah.
00:23Nah, posisi di baru landing dari Sitahuis ya.
00:34Jadi kemarin kami melakukan pengobatan terhadap para anak-anak dan para orang tua di sana
00:42yang selama ini daerah ini masih terisolir.
00:45Jadi kami akhirnya bersama dengan tiga dokter spesialis, kemudian dengan dua dokter umum dan satu perawat
00:55bersama tenaga perawat yang di sana dan bidan di sana, melakukan sweeping dalam tanda kutip ya.
01:02Jadi kami menjangkau tempat-tempat yang selama ini tidak terjangkau oleh cakupan tenaga kesehatan.
01:08Jadi kami bagi setiap hari beberapa tim kecil untuk masuk ke tempat-tempat yang memang belum tercover oleh nakas atau tenaga kesehatan.
01:19Dan ini memang merupakan salah satu target dari pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah
01:25untuk menjangkau daerah-daerah yang masih terisolir atau restriktif.
01:29Terus kami menggunakan heli, kemudian kami selama tiga malam dua hari di sana melakukan optimalisasi pelayanan kesehatan
01:36terhadap semua masyarakat yang ada di sana.
01:40Baik dokter, kalau tidak sejak bencana ini mereka terisolasi dan belum pernah atau dikunjungi tenaga medis,
01:48saat Anda di sana berarti seperti apa kondisi mereka setelah berhari-hari tanpa dibantu medis,
01:54kondisi kesehatan anak-anak di sana seperti apa dokter?
01:57Ya, pada dasarnya sebelumnya ada tenaga organik yang di sana, bidan dan perawat yang sudah meng-cover kondisi-kondisi darurat.
02:07Jadi mereka yang selama ini membantu untuk pelayanan kesehatan di sana.
02:11Jadi ada perawat dan bidan di sana, namun untuk daerah-daerah yang sifatnya terisolat atau terpencil belum sampai terjangkau.
02:19Nah, kemarin kami menjangkau satu daerah yang awalnya masih terisolir,
02:23kemudian kami putuskan untuk berjalan, karena kalau tidak kami tidak bisa menjangkau sana.
02:29Keadanya Alhamdulillah cukup stabil dengan posisi anak-anak memang di posko pengusian paling banyak mengalami infeksi pada sistem saluran pernafasan.
02:39Kemudian yang kedua mengalami diare, pada orang tua juga beberapa yang mengalami ispa dan diare,
02:46dan ada beberapa yang sudah mengalami situasi post trauma disorder ya.
02:50Post trauma disorder yang mungkin ke depan perlu pendampingan daripada psikolog, psikiater,
02:57kalau dokter spesialis anak mungkin ahli tumbuh kembang,
03:00atau dokter anak umum yang dilengkapi atau diberikan tambahan keilmuan untuk melakukan pendampingan pada anak-anak dan pada orang tua yang mengalami post trauma disorder tersebut.
03:13Baik dokter, dokter apa tantangan yang terbesar yang Anda hadapi saat harus turun,
03:19kemudian tadi Anda ceritakan juga berjalan kaki menuju titik-titik pengungsian, ini seperti apa dokter?
03:24Jadi memang posisinya untuk di lokasi bencana ini sulit untuk dijangkau dari arah Tapanuli Tengah.
03:35Namun dari Tarutung kemarin sudah mulai terbuka, karena yang jalan menuju ke Tapanuli Tengah tersebut itu terputus ya.
03:42Nah, beberapa memang ada titik-titik longsor yang saat ini pun dibantu oleh TNI dan dari tenaga relawan yang lain membersihkan area-area titik longsor tersebut.
03:52Dan beberapa bisa terbuka. Seperti kemarin kami memang mengoptimalisasi pelayanan kesehatan dengan berangkat lebih pagi.
04:00Namun area-area titik-titik longsor tersebut memang belum terbuka, sehingga mau nggak mau kami harus berjalan.
04:06Namun begitu sore kami kembali, sebagian area titik longsor yang sangat berat itu sudah mulai terbuka.
04:10Jadi harapan kami nanti makin lama makin banyak area-area yang terbuka titik-titik longsor tersebut.
04:17Karena menurut kami ini bencana saat ini bukan hanya banjir ya, tapi di beberapa titik secara anatomi itu berbeda dengan titik yang lain.
04:27Seperti misalnya di Pandan lebih karena sapuan banjir.
04:32Namun di Sitahuis, kecamatan Sitahuis ini lebih cenderung karena titik-titik longsor yang menyulitkan akses untuk ke sana.
04:41Seperti itu.
04:41Kami kemarin merespon merupakan salah satu tenaga yang awal, pertama yang bisa menjangkau titik sana,
04:47melakukan pengobatan hampir lebih dari 130 pasien ya yang ada di sana, baik dewasa maupun anak-anak.
04:53Baik dokter, tapi tim Anda ini jumlahnya berapa dokter? Apakah Anda cukup untuk Anda menangani sebanyak itu sampai 30 orang?
05:02Atau Anda masih membutuhkan orang-orang lagi, relawan-relawan lagi dari medis untuk terjun ke sana dokter?
05:09Kemarin kami terbantu karena ada drop dari TNI juga yang sudah datang sehingga membantu proses pelayanan kesehatan di sana
05:16dan dibantu dengan tenaga organik perawat serta bidan yang ada di sana.
05:20Mungkin kami nanti, ini check out point laporan kami kepada pemerintah Kabupaten Tamiang adalah mungkin secara reguler
05:27bisa memberikan tenaga kesehatan untuk pendampingan pelayanan kesehatan selama akses masih terputus.
05:34Jadi salah satu rekomendasinya seperti itu, secara reguler berganti untuk datang ke sana.
05:38Karena apabila kami tempuh dari Tapanuli Tengah menuju ke area yang terdampak tersebut,
05:47membutuhkan kesulitan sehingga harus berputar dari arah tarutung.
05:51Itu yang menyulitkan kami di dalam merespon.
05:55Sehingga mungkin rekomendasinya adalah secara reguler mengirim tenaga kesehatan.
05:59Seperti itu, karena kalau digantungkan pada satu kepala puskesmas dan beberapa perawat,
06:05mungkin akan menjadi beban yang sangat berat karena memang beberapa akses yang tidak terlayani secara layanan kesehatan.
06:10Beberapa masyarakat yang sudah bisa turun, mereka biasanya akan turun dan menuju ke puskesmas tempat posko kami kemarin berada.
06:19Seperti itu.
06:20Baik, dokter di visual yang sedang disaksikan oleh pemirsa Kompas TV saat ini juga kami melihat ada visual Anda sedang membawa seperti obat-obatan begitu.
06:30Mungkin Anda berjalan kaki jauh dengan menggendong obat-obatan, tapi cukup tidak mengingat tadi Anda cerita banyak sekali pasien di sana
06:38yang juga dalam kondisi, banyak macam-macam kondisinya. Ini seperti apa? Ada kecukupan obat seperti apa, dokter?
06:44Kemarin pada saat kami datang, kami pagi-pagi betul datang ke sana dengan menggunakan tiga kontainer obat.
06:52Di tengah-tengah kami sempat kehabisan. Namun syukurnya beberapa akses sudah terbuka,
06:56sehingga kami mendapatkan bantuan beberapa obat dari teman-teman yang lain yang mensupport pelayanan di tempat kami.
07:03Jadi alhamdulillah pada saat kami sore sudah mulai terbuka, sehingga akses-akses obat bisa masuk.
07:09Namun untuk beberapa relawan yang sudah datang kemarin itu berasal dari memang arah dari Tapanuli Utara ya,
07:18dari Tarutung. Mereka mensupport obat datang sekitar siang sampai sore.
07:23Jadi kalau aksesnya dari sana memungkinkan, namun kalau aksesnya dari Tapanuli Tengah sendiri masih kesulitan.
07:29Dan kami ini memang ditugaskan untuk dua hari tiga malam dan kami baru landing di Tapanuli Tengah untuk report ya.
07:39Dan hanya menggunakan heli kalau dari arah sini, seperti itu.
07:43Baik dokter, yang paling banyak yang Anda temui di sana, apa yang dikeluhkan warga?
07:49Masalah apa, penyakit apa pasca bencana yang dikeluhkan oleh warga dan membutuhkan segera pertolongan?
07:56Yang dibutuhkan saat ini sebenarnya untuk beberapa kelainan yang sifatnya berat ya,
08:01seperti penyakit-penyakit infeksi berat, belum kami temui.
08:05Namun kami sudah mulai menemukan anak-anak dengan mengalami diare.
08:08Oke, nah mudah-mudahan cukup stabil, tidak mengalami dehidrasi yang sifatnya berat yang harus dirujuk.
08:14Dan kami juga memberikan warning atau beberapa perhatian kepada anak-anak untuk, kepada orang tua,
08:19untuk segera membawa ke puskesmas apabila mendapatkan obat-obatan yang kami berikan tidak begitu efektif
08:25untuk terapi yang kemarin kami lakukan.
08:28Jadi kami tidak ingin hanya memberikan treatment saja tetapi tidak memberikan warning
08:32sehingga ketika terjadi ada tanda kegawatan maka para masyarakat tidak tahu.
08:36Jadi kemarin kami berikan beberapa catatan kepada masyarakat untuk segera untuk dibawa ke akses puskesmas.
08:42Nah, kebetulan setelah kami pulang sorenya beberapa titik-titik longsor sudah mulai dibuka oleh relawan
08:48dan oleh para TNI dengan menggunakan alat berat.
08:50Jadi mudah-mudahan semakin lama semakin luas jangkuhan-jangkuhan rumah masyarakat yang terisolir.
08:56Baik dokter, kami mengapresiasi sekali apa yang Anda lakukan di tengah resiko,
09:03di situasi bencana dan juga perjalanan yang tidak mudah.
09:07Tetapi kami ingin tahu apa sih yang memotivasi dokter dan teman-teman relawan lainnya
09:13untuk terus maju, untuk terus memberikan pertolongan kepada warga yang masih terisolasi,
09:19yang sangat membutuhkan bantuan medis.
09:21Ya, buat kami bisa menjadi seorang dokter, mungkin perawat, mungkin bidan,
09:27itu merupakan suatu anugerah ya, karena tidak semua orang bisa memiliki profesi seperti kami.
09:32Nah, pada saat sekarang inilah, setiap hari kami bergelur dengan pasien,
09:36namun mungkin saat ini merupakan hal yang amat-amat sangat dibutuhkan oleh sesama ya.
09:42Jadi mungkin itulah yang, mungkin kelihatan klise, tapi itu yang mendorong kami,
09:46kapan lagi kami bisa berbuat untuk sesama, sedangkan kami punya kemampuan itu.
09:51Baik, dokter, tapi kondisi Anda sendiri, kondisi teman-teman di sana secara fisik dan secara mental juga,
10:00seperti apa ketika Anda harus berjalan begitu jauh, Anda menemukan pasien-pasien yang mungkin dalam kondisinya memprihatinkan,
10:08seperti apa dokter?
10:10Ya, Alhamdulillah kami sudah terbiasa terjun di bencana ya, pada saat Palu, Lombok, kemudian Semeru.
10:16Insya Allah kami juga sempat terjun, jadi mungkin secara mental atau apapun memang kami siapkan ketika kami berangkat.
10:22Jadi, relawan-relawan yang memang sudah berniat berangkat, ya totalitas ini, tekadnya untuk membantu begitu.
10:30Jadi, menurut saya tidak menjadi kendala ketika kami memang harus melakukan hal yang harus kami lakukan untuk menjangkau layanan.
10:36Dokter, kira-kira sampai kapan Anda dan teman-teman relawan di sana atau akan berpindah-pindah atau seperti apa dokter bisa diceritakan?
10:46Kami akan berpindah karena masa tugas kami adalah 10 hari, ini kami koordinasi dengan Tapanuli Tengah,
10:54sepertinya kami check out untuk sampai dengan besok dan kami akan berkeser ke Aceh, Tamiang.
10:59Kami sudah berkoordinasi dengan teman-teman yang ada di Aceh, Tamiang, terutama dokter anak di sana,
11:04mungkin kami akan membantu untuk pulihnya rumah sakit yang ada di Aceh, Tamiang.
11:08Baik dokter, apa harapan Anda untuk penanganan bencana dan perlindungan kesehatan masyarakat di saat bencana ini?
11:16Kedepannya seperti apa? Apa harapan Anda dokter?
11:19Mungkin kita perlu melakukan satu simulasi ya, aktifasi ketika tangga bencana itu terjadi,
11:25sehingga koordinasi dimanapun bisa terjadi secara serentak dan terorganisir.
11:30Itu yang mungkin kita akan belajar dari berbagai macam bencana di Indonesia.
11:33Kita itu semacam akuarium bencana sebenarnya di Indonesia.
11:37Jadi hal yang mesti dilakukan adalah melakukan simulasi berulang-ulang, terutama aktifasi.
11:41Bukan hanya kita merespon ketika terjadi bencana dan kita datang,
11:45tetapi sebelumnya ya, preparasinya atau mitigasinya itu mesti dioptimalisasi,
11:49sehingga tidak seolah seperti chaos atau kaget ketika terjadi situasi bencana.
11:53Mungkin seperti itu.
11:54Baik dokter, tapi yang juga penting diketahui,
11:57persiapan-persiapannya yang dibutuhkan seperti apa untuk turun ke lokasi bencana
12:02bila nanti ada relawan medis juga yang mau ikut turun ke lokasi bencana.
12:07Apa yang mereka harus siapkan agar mereka benar-benar prima dan siap untuk membantu para korban di daerah bencana?
12:15Yang pertama mungkin mindset ya.
12:16Jadi mindset kita memang terjun pada lokasi yang tidak akan nyaman,
12:20karena ini disaster atau bencana.
12:21Jadi kita akan tidur, kita akan makan dengan situasi yang memang tidak bisa diprediksi.
12:25Itu yang harus disiapkan.
12:26Kemudian yang kedua adalah skill atau kemampuan.
12:28Kadang-kadang hal yang kita dapatkan selama kita praktek sehari-hari
12:32dengan fasilitas yang cukup lengkap bisa berjalan.
12:35Namun dalam situasi bencana kita harus memutar otak
12:37untuk mengoptimalisasi apa yang kita punya sehingga bisa optimal buat pasien.
12:41Kemudian yang ketiga, bagaimana kita bisa melakukan manajemen terhadap
12:44para relawan yang lain apabila kita menjadi leader di situ.
12:47Karena keputusan-keputusan besar kita kadang-kadang bisa
12:49bernilai efektif atau bernilai tidak efektif terhadap kinerja kita.
12:53Mungkin itu.
12:54Baik, sekali lagi kami mengapresiasi waktu Anda di Kompas
12:59dan kami juga mengapresiasi apa yang telah Anda lakukan
13:03dengan tim-tim relawan di sana.
13:05Terima kasih Dr. Kadhafi, Kurniawan Taufik Kadhafi,
13:09Ketua Satgas Penanggulangan Bencana IDAI.
13:12Tetap sehat, dokter?
13:13Terima kasih.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan