Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
  • 2 hari yang lalu
Puisi Fileski Walidha Tanjung, Tema: Jaga hutan, literasi lingkungan, dan kearifan lokal

"Yang Terlambat Kita Baca"

Kita membaca bencana
pada halaman terakhir:
banjir bandang
yang menyeret nama-nama
tanpa sempat berpamitan.

Kita membaca
pada tubuh-tubuh pohon
yang terbaring tanpa nisan,
tapi kita tetap tak mau membuka
halaman pertama
tentang sebab kesalahan.

Leluhur kita pernah menulis
tentang pelajaran sederhana:
“Jangan pernah memiliki sifat serakah,
atau selalu meminta lebih.”
Namun buku itu
tak pernah masuk di kurikulum sekolah.

Hutan memanggil
dengan suaranya yang telah patah:
“Nak, belajarlah dari kami.
Yang tegak berdiri pun bisa tumbang
jika kalian mulai bermain-main
dengan dosa-dosa pada alam.”

Dan kita masih sibuk bertanya,
salah siapa, padahal kalimat paling jelas
adalah: selamatkan hutan, menyelamatkan manusia.

Magetan, 5-6 Desember 2025

Fileski Walidha Tanjung adalah penyair dan penulis kelahiran Madiun 1988. Aktif menulis puisi, esai, cerpen di berbagai media nasional.
Transkrip
00:00Yang terlambat kita baca
00:07Fileski Walidah Tanjung
00:11Kita membaca bencana
00:18Pada halaman terakhir
00:21Banjir bandang yang menyeret nama-nama tanpa sempat berpamitan
00:30Kita membaca pada tubuh-tubuh pohon yang terbaring tanpa nisam
00:39Tapi kita tetap tak mau membuka halaman pertama
00:46Tentang sebab kesalahan
00:52Leluhur kita pernah menulis
00:56Tentang pelajaran sederhana
01:00Jangan pernah memiliki sifat serakah atau selalu meminta lebih
01:07Namun
01:10Buku itu tak pernah masuk di kurikulum sekolah
01:17Hutan memanggil
01:20Dengan suaranya yang telah patah
01:26Nah
01:31Belajarlah dari kami
01:35Yang tegak bergiri pun bisa tumbang
01:39Jika kalian mulai bermain-main dengan dosa-dosa pada alam
01:48Dan kita masih sibuk bertanya salah siapa
01:55Padahal kalimat paling jelas adalah
02:02Selamatkan hutan menyelamatkan manusia
02:09Terima kasih
02:11Terima kasih

Dianjurkan