00:00Hai penegak hukum harus punya hati hanya punya hati jangan istilahnya apa
00:07tumpul ke atas tajam ke bawah itu zolim itu angkara murka jahat orang kecil orang lemah
00:27harus dibela harus dibantu saudara-saudara harus bantu saya menegakkan kebenaran membela
00:35membela yang lemah yang kuat dia akan kuat tapi yang kuat kalau melanggar hukum ya kita adu
00:47kekuatan kuat negara atau kuat mereka jangan mereka ngira Indonesia lemah
00:57Oke kembali penyataan dari Presiden Prabowo Subianto di Kejaksaan Agung Bung Kodari ini ada
01:04juga kritik termasuk dari bibib ya ada populisme hukum ya kemudian juga mengembalikan contoh soal
01:10masih ada 300 aktivis yang kemudian ditahan berkaitan dengan perahara Agustus lalu komite
01:17kepolisian juga sampai sekarang belum terbentuk ada apa sebetulnya Bung Kodari
01:21saya kira kita harus bicara tentang dua hal Mas Budiman ya pertama tentang
01:28substansi penegakan hukum itu sendiri yang kedua komunikasi dari penegakan hukum tersebut
01:34saya kira jelas kalau dari segi substansi tadi sudah disampaikan juga oleh Bang Fahri Ali
01:41bahwa ada hal-hal yang mungkin sebelumnya itu tidak terpikirkan atau unimaginable bahwa itu bisa terjadi
01:48saya tambahkan satu contoh kasus di Bangka Belitung bagaimana ternyata selama ini tiap tahun itu sekitar 45 triliun
01:59uang negara kekayaan negara itu itu lari dari Indonesia melalui tambang-tambang ilegal
02:08dan Presiden mengatakan bayangkan 45 triliun itu kalau dikalikan 10 tahun itu 450 triliun
02:15betapa banyak sekolah dan rumah sakit dan fasilitas untuk masyarakat yang bisa dibangun dengan angka 450 triliun
02:23dan pada hari ini itu dihentikan kemarin sampai kapal atau sampan pun juga sudah dihentikan
02:30saya kira kita jelas harus mengapresiasi itu
02:33nah bahwasannya kemudian ini dikomunikasikan dengan cara tertentu
02:38menurut saya justru itu pesan yang penting kepada masyarakat bahwa Presiden sangat tegas
02:45bahwa memang nomor unreachable
02:48Anda kalau macam-macam ya walaupun Anda korporasi besar
02:52akhirnya Anda kuat
02:54lebih kuat negara atau kuat Anda
02:57kita kan semua tahu bahwa uang 13 triliun itu terdiri dari korporasi-korporasi yang besar-besar
03:04saya tidak usah sebut namanya
03:05kita semua bisa tahu
03:06dan ini selama ini
03:08selama ini unreachable
03:11dan pada hari ini Presiden membutuhkan bahwa itu unreachable
03:15kalau misalnya ya misalnya Bip-Bip mengatakan itu adalah populisme hukum
03:22silahkan saja
03:23tapi buat saya sebetulnya itu adalah substansi yang memang sesungguhnya menunjukkan bagaimana kesubahan Presiden dalam menegakkan hukum
03:30jadi konsep nomor unreachable itu
03:33itu yang unimaginable dan baru dari Presiden Prabowo ini
03:39dan saya kira itu satu prestasi yang luar biasa dan harus diakui
03:42kita harus proporsional juga lah
03:44kalau memang bagus, saya bilang bagus
03:46oke, baik
03:47jangan didegradasi
03:48oke, Bung Kodari
03:49jadi kalau menurut Bang Kodari itu hanya cara komunikasi
03:52how to convince publik dengan uang dan lain sebagainya itu
03:55gimana Anda respon itu?
03:56ya, yang mesti kita sorotikan pola komunikasi itu
04:01apakah benar-benar ditujukan hanya untuk populisme hukum
04:05kan polinya disitu ya, populisme dalam arti masyarakat populer itu dibuat happy, puas, senang, seakan-akan semua baik-baik saja
04:13oke
04:14padahal dalam penegakan hukum kita harus juga mencari sampai ke akarnya
04:19jadi tidak hanya 1, 2, 3 orang yang ditangkap
04:22tapi sebenarnya misalnya mafianya terungkap atau tidak
04:25bahkan kasusnya dan ini seringkali terjadi terutama di akhir-akhir ini
04:29diumumkan duluan
04:31wah kita sudah, ini ada kasusnya adalah 300 triliun misalnya
04:34ternyata yang waktu awal nih belum apa-apa
04:37tapi begitu sampai di pengadilan
04:38yang bisa dibuktikan hanya kecil sekali
04:41tapi yang nempel di kepala masyarakat adalah wah hebat sekali
04:45padahal nyatanya melempem ketika sampai di putusan pengadilan
04:50nah itu yang dimaksud dengan populisme hukum
04:52tapi yang juga yang kita mesti kritisi adalah
04:55soal ganti pemain itu juga tuh
04:57ganti pemain
04:58ada catatan kan misalnya apakah
05:00para pemain-pemain lama yang sekarang lagi kena
05:02itu apakah benar keseluruhannya akan dibereskan
05:05ini skeptisisme ya
05:06atau sebenarnya akan digantikan oleh kelompok-kelompok lain
05:10makanya ada gosip yang sebenarnya saya kurang suka
05:12karena agak terlalu ada nuansa saranya sedikit ya
05:16yang katanya 9 naga digantikan oleh 9 haji misalnya
05:19saya gak suka istilah itu karena agak sara ya
05:22tapi itu kan ekspresi untuk mengatakan bahwa
05:26ini kayaknya betul ada orang-orang lama yang kita tahu yang mungkin adalah the untouchables
05:31jangan-jangan yang sekarang akan muncul adalah
05:33kelompok yang the untouchables yang baru
05:36nah ini yang mesti kita lihat secara lebih mendalam
05:40misalnya kalau misalnya ada sekian juta hektare yang diselamatkan
05:44pertanyaannya oke setelah diselamatkan oleh negara
05:46itu tanah-tanahnya mau dikemanakan
05:48apakah akan dikelola oleh kelompok-kelompok bisnis yang ada kaitannya dengan aparatur negara
05:56atau misalnya dengan bisnis tertentu
05:58atau memang dikembalikan kepada rakyat misalnya
06:00itu yang belum selesai
06:01Baik, Bung Hugo
06:03tadi kan Pak Presiden juga mengatakan orang kecil, orang lemah
06:06boleh-boleh saya jawab dulu Mas Muriman
06:07boleh langsung saya jawab
06:08oke silahkan pendek
06:09silahkan
06:10iya memang ganti pemain
06:11ganti pemain?
06:12ganti pemain itu betul
06:13ganti pemain
06:14ganti ke siapa?
06:14pemainnya adalah BUMN
06:15oh BUMN yang pegang?
06:17namanya Agrinas Palma
06:17iya
06:18oke jadi semua dipegang oleh BUMN ya
06:20iya
06:21jadi sekarang perusahaan sawit paling besar itu namanya Agrinas Palma
06:25Agrinas Palma
06:25iya
06:27iya
06:27Agrinas Palma
06:29jadi
06:29sawit-sawit ilegal itu disita
06:32ya dikembalikan kepada negara
06:36dikelola oleh BUMN namanya Agrinas Palma
06:38dan nanti hasilnya itu pendapatannya itu digunakan untuk membiayai program-program pemerintah
06:44jadi betul itu
06:44ganti pemain
06:45oke
06:45iya itu negara
06:46BUMN
06:47oke baik
06:48Bung Hugo
06:48jadi tadi kalau tadi kita lihat ya
06:50Presiden kan mengatakan
06:51orang kecil orang lemah harus dibela harus dibantu gitu
06:54Anda sebagai politisi
06:55kalau kita masuk tadi yang konsernya bibit
06:57300 aktivis itu masih dalam tahanan sebetulnya
07:01inilah yang disebut oleh Pak Presiden orang yang makar musuh negara atau apa gitu
07:07yang ditahankan ini sekarang
07:09iya
07:11termasuk ada dari berapa?
07:145 ya
07:14itu masih ada satu yang belum di ini ya
07:17belum belum di belum ditemukan
07:19dua orang
07:20oh ada dua ya
07:20dua ya
07:21dua yang belum
07:21itu juga artinya
07:23ya itu tanggung jawab negara gitu
07:25artinya untuk apa
07:26menemukan itu gitu
07:28kita juga ya artinya kalau disini
07:32ini kan
07:33anak-anak
07:34ya kita harus lihat dulu
07:36dari
07:37dari 300 orang itu
07:39mereka ini apa
07:41adalah bagian dari
07:43karena kemarin kalau kita lihat peristiwanya
07:45kalau kita lihat peristiwanya kan ada demonstrasi
07:48ada peristiwa kerusuhan
07:50ada peristiwa penjarahan gitu
07:52nah ini harus clear dulu disini
07:54kalau yang berkaitan dengan demonstrasi tentu ya
07:58ini
07:59ya
08:00ini ekspresi
08:04kebebasan masyarakat untuk menyampaikan pandan
08:06dan itu harus dilindungi oleh negara gitu
08:08tapi kalau yang berkaitan dengan hal yang berkaitan dengan penjarahan
08:12kerusuhan yang mengarahkan kepada penjaraan
08:15saya kira ya itu
08:16ya kriminal disitu
08:18jadi dari 300 ini
08:21atau sekian banyak gitu
08:22ya
08:23ya kepolisian harus menjelaskan
08:27dalam kapasitas apa mereka ini ditahan gitu
08:30oke
08:31jadi tidak bisa juga hanya apa
08:32menahan kemudian
08:34menersangkakan mereka
08:36oke
08:36saya coba tarik ya
08:40salah satu event yang juga
08:42poin kritis di setahun
08:44Presiden Prabowo Gibral adalah
08:46Prahara Agustus
08:47yang sangat menghebohkan
08:49sangat mengguncang gitu
08:51udah hampir 2 bulan
08:52kemudian
08:53ya gak ada apa-apa
08:55ya yang ada adalah
08:57aktivis-aktivis yang masih ditahan gitu kan
08:59gagasan membentuk komite
09:01tim independen diurungkan gitu kan
09:03lalu kemudian komite reformasi kepolisian pun
09:06kemudian belum jelas
09:07kapan gitu
09:08Anda sebagai political analysis
09:11apa yang Anda lihat
09:11sebetulnya
09:12ya saya lihat
09:13idolnya partai-partai politik
09:18partai politik idol
09:19ya
09:20jadi kan secara teoritis
09:22partai-partai politik itu
09:24itu kan menampung
09:26ya
09:27aspirasi rakyat
09:28aspirasi rakyat
09:29lalu menyampaikannya gitu
09:31nah yang terjadi pada tingkat
09:34atas itu adalah
09:35konsolidasi elit
09:37konsolidasi elit
09:38ya
09:38saya udah menyampaikan itu dulu ya
09:40berapa tahun yang lalu kepada
09:41sahabat saya
09:43Pak Rera ini
09:43yang terjadi adalah
09:45konsolidasi elit
09:46karena di dalam konteks ini
09:48ya
09:49elit
09:50memerlukan
09:52terjadinya konsolidasi
09:53di antara mereka
09:55agar stabilitas politik berjalan
09:57oke
09:58dan karena itu
09:59ya mau tidak mau
10:01terjadi penyeragaman pandangan
10:03di antara mereka
10:04nah ketika penyeragaman pandangan ini terjadi
10:08maka putuslah komunikasi
10:11diskoneksi ya
10:11ya terjadi diskoneksi
10:13dengan masa besar
10:15masa yang sebelumnya
10:17memberikan dukungan kepada mereka
10:19gitu
10:19nah
10:21cetusannya
10:22atau kemudian
10:24apa namanya
10:25gelombang
10:27protes yang berlangsung
10:28pada bulan Agustus
10:29itu adalah salah satu manifestasi
10:32dari itu gitu
10:33ketika
10:34partai-partai
10:36tidak lagi bertugas
10:37untuk menyampaikan
10:39aspirasi yang terpendam
10:41dari
10:42masyarakat
10:43gitu
10:43nah
10:44jadi
10:45kalau saya mau menyambung tadi ya
10:47apa yang saya katakan
10:48awal tadi
10:49saya katakan
10:49apa namanya
10:52pembersihan
10:55ya
10:55yang
10:57yang berdasarkan hukum tadi
10:59pada elit-elit
11:00ekonomi
11:01itu mestinya
11:02mengarah kepada
11:03demokratisasi
11:05seharusnya
11:06ya
11:07nah
11:08demokratisasi inilah
11:10yang kemudian
11:10yang menampung
11:12kelompok-kelompok
11:14apa yang dikatakan oleh
11:15BVT tadi
11:16yang skeptis
11:18gitu
11:18mereka yang skeptis ini
11:20ya
11:21itu harus
11:22tetap ya
11:23diberi kesempatan
11:24untuk muncul
11:25supaya pemerintah
11:26bisa berkaca
11:27kepada mereka
11:28gitu
11:29yang selama ini
11:30pada tingkat elit
11:32itu terjadi
11:33penyeragaman
11:34nah yang menggantikan
11:35partai politik
11:36itulah BVT dan
11:38kawan-kawan
11:38individu-individu ya
11:39individu-individu
11:40nah karena itu
11:42orang-orang seperti
11:43BVT yang saya kagumi itu
11:45itu harus
11:47kemudian
11:47diberi tempat
11:48untuk berbicara
11:50dan pers
11:50harus menampung
11:51gagasan-gagasan mereka
11:53oke
11:53inilah yang
11:54saya maksudkan
11:55dengan cermin
11:56itu tadi
11:57gitu
11:57oke
11:57oke
11:58lalu kemudian
11:59bagaimana dengan
12:00nasib demokrasi
12:01kalaulah betul
12:02bahwa persatuan elit
12:03kemudian mengorbankan
12:05masa di bawah
12:06dan juga apakah
12:07akan mengarah kepada
12:08The End of the Political Party
12:09kita bahas setelah jeda berikut ini
12:10terima kasih
12:12terima kasih
12:14terima kasih
12:15terima kasih
12:16terima kasih
12:18terima kasih
12:19terima kasih
12:20terima kasih