00:00Saudara angka anak putus sekolah di Kabupaten Subang, Jawa Barat hingga bulan Oktober 2025 kian serius
00:07tercatat sebanyak lebih dari 19.000 anak yang berhenti sekolah di dominasi faktor ekonomi dan pernikahan dini.
00:15Data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang, sebanyak 19.000 anak yang putus sekolah, mayoritas di jenjang SMP dan SMA.
00:24Anak-anak kebanyakan berhenti sekolah disebabkan faktor ekonomi dan pernikahan dini.
00:30Anak-anak ini terpaksa harus membantu orang tua bekerja, terutama di sektor pertanian dan perdagangan.
00:36Distrik Subang akan melakukan verifikasi data faktual untuk menggali akar masalahnya
00:41dan akan mendorong anak-anak untuk kembali sekolah dengan memberikan fasilitas gratis.
00:47Kami juga ingin memastikan bahwa data yang 19.800 dari Kementerian Pendidikan ini
00:55ingin melakukan check and recheck ke lapangan.
01:01Apakah masih sejumlah itu sebetulnya, atau tadi karena ada residu dari misalnya data di Dinas Kepenudukan,
01:10atau mungkin ada anak-anak sebetulnya mereka melanjutkan, tapi di mana lagi itu melanjutkan sekolahnya.
01:18Kita ingin memastikan data yang real, yang saat ini anak yang putus sekolah atau tidak sekolah yang harus kita segera tangani tentunya.
01:28Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang,
01:34tercatat ada 9.119 anak yang belum pernah sekolah sama sekali.
01:40Sedangkan yang keluar atau drop out, terdata jenjang SD sebanyak 1.190 anak,
01:46SMP 2.091 anak, dan SMA 2.776 anak.
01:53Sementara saudara yang lulus tetapi tidak melanjutkan, tercatat dari SD ke SMP sebanyak 1.318 anak,
02:05dan yang tidak melanjutkan dari SMP ke jenjang SMA sebanyak 3.335 anak.
02:12Sehingga jumlah total anak tidak sekolah di Subang saat ini berjumlah 19.829 anak.
02:23Untuk mengetahui lebih jelas apa penyebab dan juga solusi tingginya angka anak tidak sekolah di Subang, Jawa Barat,
02:30kita langsung bergabung dengan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Purwanto.
02:34Selamat siang Pak Purwanto, ada bela di studio.
02:39Ya, selamat siang Mbak Bela.
02:41Pak Purwanto, bisa dikonfirmasi apakah angka anak yang tidak sekolah di Subang betul mencapai 19.829 anak, Bapak?
02:51Ya, terima kasih dari hasil rapor kemarin kita dengan seluruh Kepala Dinas Pendidikan seprovinsi Jawa Barat
03:01yang menangani pendidikan mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA
03:07dengan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan dan utusan dari Pusdatin, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
03:16bahwa terkonfirmasi angka di Kabupaten Subang sebanyak 19.000,8 begitu
03:25untuk anak-anak di Kabupaten Subang yang tidak sekolah, terdiri dari belum pernah belajar,
03:34kemudian di tingkat SD, di tingkat SMP, dan di tingkat SMA.
03:42Tapi, dari berdasarkan rakor kemarin, data yang didapat dari Pusdatin ini ternyata memang belum di-cleansing.
03:51Artinya, masih banyak residu, masih banyak data-data yang terkonfirmasi
03:58berdasarkan laporan dari Dinas Kabupaten Kota, banyak data-data yang tidak valid.
04:03Artinya, data ini masih bisa berubah, masih bisa berubah karena banyak juga data-data yang setelah diverifikasi
04:11karena setiap Dinas Pendidikan Kabupaten Kota mempunyai data by name by address
04:17setelah diverifikasi ternyata banyak data-data yang double, banyak data-data yang tidak akurat.
04:22Bahkan, saya tadi pagi dari Kabupaten Pangandaran mendapatkan laporan bahwa
04:27tiba-tiba ada migrasi dari Kabupaten Bogor misalnya ke Kabupaten Pangandaran.
04:32Itu yang dikonfirmasi tadi pagi laporan dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pangandaran.
04:39Artinya, Mbak Bela, bahwa data ini masih bersifat dinamis, belum valid secara faktual.
04:51Pak Purwanto, memang tadi harus ada pencocokan data kembali ya karena memang ada migrasi sedemikian banyak
04:57terutama tadi ada beberapa daerah di Jawa Barat.
04:59Lalu, terkait untuk memang diketahui anak-anak yang tidak sekolah, terutama di Subang.
05:06Kenapa mereka tidak sekolah, Pak Purwanto?
05:09Ya, faktornya memang ada faktor ekonomi, ada faktor mereka sudah bekerja, dan ada faktor kultural.
05:19Ada faktor yang tidak mau bersekolah.
05:23Jadi, ini yang menjadi faktor yang kemarin menjadi temuan di Provinsi Jawa Barat.
05:33Ada faktor ekonomi, ada faktor mereka sudah bekerja, kemudian ada juga faktor mereka memang tidak mau bersekolah.
05:41Terkait juga dengan beberapa anak-anak yang tadi dikatakan memang misalnya sudah menikah atau memang membantu orang tuanya sambil bekerja.
05:50Apakah sudah diinformasikan juga, diberi pengertian kepada anak-anak tersebut bahwa memang dalam perjalanannya ketika bekerja juga masih bisa sambil sekolah gitu, Pak?
06:00Apakah angka ini tidak semakin tinggi gitu?
06:03Kemarin kita sampai pada upaya rencana tindak lanjut, melakukan aksi bersama seluruh dinas berikan kabupaten kota,
06:15sampai membuat satgas anak tidak sekolah, kemudian memberdayakan kepala desa RT dan RW.
06:21Karena sesungguhnya persoalan anak tidak sekolah ini bisa diselesaikan kalau semua pihak terlibat.
06:29Karena saya yakin saya di dinas pendidikan, kepada kepala sekolah juga itu secara faktual kadangkala tidak mengetahui betul anak-anak yang tidak bersekolah.
06:41Nah, yang sangat mengetahui itu sesungguhnya adalah RT, RW dan kepala desanya secara faktual di lapangan.
06:49Kalau kita kan bisa data bisa ditelusuri lewat data yang tersaji, itu ini juga atas ikhtiar pusdatin sebenarnya.
06:59Karena dulu ATS ini ketika dipublish oleh BPS itu tidak ada nama dan alamatnya, jadi kita susah mengejarnya.
07:07Nah, ini adalah ikhtiar baik dari Kementerian Pendidikan dan Pendidikan Dasar dan Menengah saat ini sudah mempunyai data yang muncul nama dan alamatnya.
07:18Nah, sehingga ini bisa dikejar oleh pihak sekolah, oleh pihak dinas pendidikan, oleh satgas yang dibentuk sampai ke rumahnya.
07:27Dan ketika diverifikasi memang juga ditemukan data-data yang anaknya kadang sudah meninggal, anaknya sudah pindah ke kabupaten, seperti itu.
07:34Dan ini memudahkan kita sebenarnya.
07:39Dan apabila ini dilakukan secara kolaboratif dengan RT, RW dan kepala desa, sesungguhnya ini akan cepat diselesaikan.
07:45Dan ini kan memerlukan political will dari para pemimpin daerah, kepala desa yang bisa membawa anak-anak ini ke sekolah.
07:56Karena kan sekolahnya sudah ada, kemudian ada yang digratiskan, ada yang dapat beasiswa, kan seperti itu.
08:04Nah, ini memerlukan kerja bersama.
08:07Betul, memang dibutuhkan political will dan kerja sama, terutama untuk semua daerah di Jawa Barat, terutama ya Pak.
08:14Nah, selain memang tadi ada di Subang dan juga masih dilakukan pencocokan data,
08:18Apakah juga terjadi angka anak tidak sekolah yang cukup tinggi di wilayah Jawa Barat lainnya, Bapak?
08:26Ya, ini datanya tersebar ya, dan rata-rata memang ada anak yang tidak sekolah sesuai dengan jumlah penduduknya.
08:35Kenapa sih jumlah penduduk, misalnya Kabupaten Bogor termasuk tinggi, angka putus sekolah, angkat anak tidak sekolahnya?
08:41Karena kan Bogor penduduknya paling tinggi sejawa Barat, gitu.
08:45Kemudian Kabupaten Sukabumi misalnya, kenapa tinggi?
08:49Karena memang jumlah penduduknya juga tinggi seperti itu ya, sehingga kita bisa menemukan rata-rata di setiap Kabupaten itu ya,
08:58berdasarkan semakin jumlah penduduknya, semakin tinggi pula anak tidak sekolahnya.
09:05Baik, Pak Purwanto, kita berharap memang kerja sama yang dilakukan baik dari Dinas Pendidikan Jawa Barat,
09:10dan juga hingga ke RTRW bisa memastikan bahwa anak-anak selayaknya mendapatkan jenjang pendidikan yang sesuai.
09:19Terima kasih atas perbincangannya di siang hari ini, Pak Purwanto, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat.
09:26Terima kasih, Bapak. Selamat beraktifitas kembali.
09:28Terima kasih.