JAKARTA, KOMPAS.TV - Suasana di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat tampak berbeda pada Minggu (5/10/2025) di upacara peringatan HUT ke-80 TNI.
Menginjak usia ke-80, TNI memiliki catatan sejarah sejak mereka didirikan hingga saat ini.
Lalu, apa makna perayaan ke-80 tahun ini di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo? Simak pembahasan selengkapnya bersama Jurnalis KompasTV Julius Sumant dan Victor Siagian.
#huttni #tni #prabowo #hut80tni
Baca Juga [FULL] Serba-Serbi Peringatan HUT ke-80 TNI di Monas: Warga-Presiden Prabowo Hadir Meramaikan di https://www.kompas.tv/nasional/621289/full-serba-serbi-peringatan-hut-ke-80-tni-di-monas-warga-presiden-prabowo-hadir-meramaikan
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/621290/full-spesial-hut-ke-80-tni-catatan-sejarah-makna-peringatan-di-tahun-kepemimpinan-prabowo
Menginjak usia ke-80, TNI memiliki catatan sejarah sejak mereka didirikan hingga saat ini.
Lalu, apa makna perayaan ke-80 tahun ini di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo? Simak pembahasan selengkapnya bersama Jurnalis KompasTV Julius Sumant dan Victor Siagian.
#huttni #tni #prabowo #hut80tni
Baca Juga [FULL] Serba-Serbi Peringatan HUT ke-80 TNI di Monas: Warga-Presiden Prabowo Hadir Meramaikan di https://www.kompas.tv/nasional/621289/full-serba-serbi-peringatan-hut-ke-80-tni-di-monas-warga-presiden-prabowo-hadir-meramaikan
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/621290/full-spesial-hut-ke-80-tni-catatan-sejarah-makna-peringatan-di-tahun-kepemimpinan-prabowo
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Saudara di peringatan HUD ke-80 TNI kali ini, kami juga menghadirkan bagaimana pengalaman menarik jurnalis Kompas TV
00:07yang ikut hadir di wilayah perbatasan Lani, Jaya, Papua dan juga sebenarnya bagaimana meliput juga catatan-catatan jurnalis terhadap TNI di hari jadinya yang ke-80.
00:19Kami hadirkan, pertama ada Mas Julius Suman, terima kasih waktunya, ada juga Victor Siagian.
00:25Kemudian, lebih lengkap pagi hari ini karena masih pagi kita juga mau diskusi soal kepada Mas Julius dulu.
00:31Mas, ini kan yang spesial ya, 80 tahun, usianya sudah tidak muda lagi dan kali ini juga berbeda karena di 10 Agustus lalu Prabowo ini meresmikan puluhan komando dan juga ratusan satuan tempur baru.
00:47Apakah ini juga bisa menjadi wajah yang baru dalam peringatan HUD TNI tahun ini?
00:51Ya, itu salah satu catatannya, menurut saya salah satu catatan dari pembangunan sektor pertahanan kita.
00:59Nah, pertanyaan bagi saya adalah gini, betul pemerintahan Presiden Prabowo itu banyak beberapa catatan positif juga gitu,
01:09misalnya beli alutsista yang memang kita butuhkan, yang kita kekurangan misalnya di pesawat tempur,
01:17misalnya gitu, dia beli rafal, bisa 3-4 skadron gitu ya langsung, tapi itu masih kurang.
01:24Jadi, PR minimum essential force yang tiga periode lalu, 2010-2024, itu sebetulnya belum achieve.
01:332024, oke lah, Presiden Prabowo sedang akhir 2024 kan mulai duduk di istana ya, jadi belum bisa dipakai sebagai sebuah capaian.
01:45Tapi yang jelas capaian MIF itu belum cukup, belum tercapai gitu, nah itu PR.
01:50Terus kemudian sekarang dicanangkan mulai 2025-2029 itu sudah bukan MIF lagi targetnya, tapi optimum essential force.
02:06Jadi kekuatan pokok optimal 100% alias 100%.
02:10Nah, mengejar 30% itu bukan hal yang sederhana, karena selama 15 tahun MIF, 3 periode itu kita nggak achieve gitu.
02:21Nah, nggak achieve karena kan ada alutsista yang lama harus diperbarui, memasuki masa katakanlah sudah tidak bisa dipakai lagi,
02:29harus kita perbarui, nah ini kejar-kejaran.
02:31Nah, sementara ada masalah pembiayaan dan sebagainya.
02:35Nah, tadi pertanyaan Glenis soal pembangunan teritorial gitu ya, satuan teritorial itu, itu menyiratkan prioritas anggaran jadinya.
02:47Nah, prioritas anggaran dari mana patokannya?
02:51Ya, kita minimal harus punya apa yang disebut buku putih.
02:55Buku putih itu kan mengatur soal potensi ancaman, potensi ancamannya apa dulu,
03:01terus kemudian postur pertahanannya, kekuatan, elemen kekuatan, terus kemampuan militer, gelar kekuatannya seperti apa,
03:13terus kemudian doktrinnya, turunannya berikutnya seperti apa, doktrin pertahanannya,
03:18dan itu harus mengejauh antah sebagai kepentingan nasional.
03:21Kepentingan nasional kita apa gitu.
03:23Nah, itu harus sinkron semua nih.
03:24Baru setelah itu kita bisa menurunkannya dalam bentuk prioritas-prioritas kebijakan.
03:32Nah, prioritas-prioritas kebijakan tadi menentukan berikutnya pembiayaannya.
03:37Nah, apakah itu sudah fokus, apakah itu sudah merujuk pada kepentingan nasional yang tadinya,
03:45yang ujungnya adalah kepentingan nasional, itu yang harus dijawab.
03:48Nah, selama belum ada buku putih itu, kita akan kesulitan untuk menentukan ini efektif apa enggak gitu.
03:53Oke, jadi memang masih banyak PR-nya dari Presiden Prabowo di Lantik,
03:59meresmikan Kodim, Isatuan, dan juga pembelian alat-alat tempur,
04:05dan hingga saat ini di usia yang di bulan Oktober ini masih banyak PR yang harus dilakukan.
04:10Bagaimana juga dengan perayaan?
04:15Di hari ini, di gadang-gadang paling besar pelibatan anggota dan juga alutsisa yang dipamerkan.
04:22Anda juga bisa melihat, Kak Mas, ini juga salah satu bentuk yang ingin disampaikan komunikasi strategis
04:29seorang Prabowo Subianto, kita lihat backgroundnya juga militer.
04:33Dia juga ingin menunjukkan bahwa kita ini mandiri dari sisi militer dan juga alutsisa.
04:38Bagaimana?
04:38Ya, kalau dibandingkan dengan periode pemerintahan sebelumnya, ya ini mungkin parade yang besar gitu ya.
04:44Oke.
04:45Kan kemarin yang di Batu Jajar juga cukup besar itu.
04:47Nah sekarang semakin besar dibandingkan Pak Jokowi misalnya, tapi kurang lebih kalau peringatan HUD TNI seperti ini,
04:59ya itulah sebenarnya mesti kita pamerkan juga kekuatan kita seperti apa.
05:03Walaupun itu belum tentu, perang itu kan makin berkembang ya, makin nggak cuma konvensional.
05:13Doktrinnya cepat berubah, ancamannya, potensi ancamannya juga berubah.
05:18Misalnya cara menghancurkan tank misalnya itu berubah diku Ukraina gitu.
05:23Nggak bisa dihadapin dengan sama rampur, bahkan pakai drone aja yang lebih murah bisa.
05:28Ya artinya kan ancamannya berbeda.
05:31Ya, situasinya berubah sekali, dinamis sekali.
05:34Antara yang kita pamerkan, pameran adalah sebuah keharusan dan itu ada unsur seremoninya juga gitu.
05:41Tapi ketika perang itu akan bisa sangat berbeda.
05:45Kalau perang sampai terjadi, itu akan berbeda.
05:48Karena itu butuh nggak cuma alutsistanya, tapi itu harus dimanaj, harus dimanajemen gitu.
05:56Nah masalahnya, manajemen perang gitu, itu tidak bisa ditentukan saat itu juga.
06:03Jadi ini pembangunannya udah 20-30 tahun lalu.
06:06Jadi kalau misalnya Cina bikin J-10 dan sebagainya, itu pengembangan teknologi 20-30 tahun lalu.
06:12Dengan riset dan sebagainya.
06:15Dan itu banyak sekali resource yang sudah dikerahkan.
06:19Difokuskan ya untuk menyusun apa yang kita lihat hari ini.
06:22Ini menjadi menarik.
06:23Banyak sekali catatan dan kita nantikan bagaimana kebijakan dari Prabowo Subianto, Panglima TNI.
06:30Sekarang juga ada wakil Panglima TNI.
06:32Kita tahan dulu Mas Julius.
06:34Nah saudara, kali ini bukan hanya catatan jurnalis, tapi juga catatan jurnalis di lapangan.
06:39Yaitu ada Mas Bang Victor Siagian yang juga turut meliput bagaimana cerita-cerita TNI ya.
06:46Di perbatasan, ataupun juga di medan-medan tertentu.
06:49Merasakan langsung bagaimana liputannya jurnalisnya.
06:53Nah saudara, kita sajikan dulu.
06:56Kami ajak Anda melihat dulu bagaimana cerita yang dilakukan.
07:02Peran penting TNI dalam menjaga pertahanan negara dilakukan di wilayah-wilayah dengan medan sulit.
07:06Seperti jejak pengabdian prajurit Satgas Ionif 614 Raja Pandita di Tanah Papua.
07:14Tak hanya menjaga kedaulatan saudara, prajurit ini juga membawa harapan.
07:19Dan berikut kami hadirkan liputan cerita militer Kompas TV di pelosok Lanijaya, Papua, Pegunungan.
07:26Satuan Tugas Batalion Infantri 614 Raja Pandita menorehkan bakti nyata.
07:33Mereka bukan sekadar penjaga perbatasan, melainkan pembawa solusi.
07:37Tim cerita militer Kompas TV menyaksikan langsung proses pembangunan pembangkit listrik tenaga Mikro Hydro atau PLTMH di pedalaman Papua Pegunungan.
07:48Program ini merupakan upaya prajurit TNI AD untuk memberikan akses listrik mandiri bagi masyarakat.
07:53Kabupaten Lanijaya tepatnya di distrik Malagai, pembangunan PLTMH tengah mencapai tahap akhir.
08:00Melibatkan kolaborasi erat antara prajurit Satgas dan masyarakat sekitar.
08:04Medan yang sulit dengan material yang harus diangkut manual, tidak menyurutkan semangat mereka.
08:10Dengan target agar cahaya listrik dapat segera dinikmati warga sebelum masa tugas berakhir.
08:15Sedangkan tugas pokok kita, kemudian membantu perintah daerah dalam kegiatan tugas Satgas Yonif 614 Sala Jepang Dita ini,
08:24kita mempunyai program menggulang.
08:26Yang pertama adalah yang kita sudah buat dua PLTMH, pembangkit listrik tenaga Mikro Hydro yang berada di distrik Malagai Neri dan distrik Malagai.
08:35Itu sudah menyala dua distrik ini kurang lebih 400 rumah yang menyala termasuk di dalamnya ada gereja, kemudian sekolah, kone dan rumah masyarakat.
08:43Selama ini, sebagian besar wilayah Lani Jaya, Papua Pegunungan masih gelap gulita.
08:50Minimnya penerangan membatasi aktivitas belajar anak-anak dan menghambat perkembangan ekonomi lokal.
08:56Melalui PLTMH, prajurit TNI berupaya mengisi kekosongan pembangunan,
09:01memastikan fasilitas dasar seperti listrik tersedia, sekaligus memperarap hubungan antara TNI dan rakyat.
09:09Dengan memanfaatkan derasnya aliran sungai Pegunungan,
09:11Mereka merancang, membangun instalasi pipa hingga turbin generator kecil.
09:17Semua dikerjakan dengan keteranggian dan jenis-jenis.
09:21Inovasi ini mengubah energi air menjadi energi listrik yang berkelanjutan.
09:25Nah saudara tadi cerita, sedikit cerita dari cuplikan cerita militer yang diliput oleh Victor Siagian,
09:39dan hari ini sudah hadir di Studio Kompas TV.
09:42Bang Victor, boleh diceritakan ketika di Lani tadi, liputan yang tadi, itu kan jauh ya,
09:47gunungan, situasi juga berbeda dengan perkotaan.
09:50Momen paling menarik, apa sih Mas yang tadi bisa dilupakan dari liputan di Lani?
09:54Sebelumnya saya mengucapkan selamat ulang tahun dulu untuk teman-teman saya TNI.
09:59Ini adalah hal yang sangat besar buat TNI, 80 tahun, dan gongnya sangat besar.
10:05Kita lihat saat Pak Prabowo dilantik, TNI wajahnya sangat muncul sekali.
10:09Ini sangatlah besar sekali, dan saya berterima kasih bisa meliput TNI,
10:14dan terima kasih buat Kompas TV yang terus mempercayai cerita militer ada di Kompas TV.
10:20Sebenarnya ketika kita berangkat ke Papua, kita tidak fokus hanya pada keamanan diri sebenarnya.
10:27Di Papua itu dari perjalanan aja cukup sangat jauh sekali.
10:30Kita harus dari Jakarta berangkat malam jam 10, dan kita harus nyampe di Jayapura,
10:35dan habis itu kita harus ngejar lagi dengan pesawat dan auto-elikopter.
10:39Banyak hal yang harus kita pikirkan adalah kesehatan yang utama.
10:43Karena kita kesehatan itu tidak bisa dijamin dengan penjagaan TNI, tetapi dengan diri kita sendiri.
10:48Karena di Papua itu endemik malaria emas sangat tinggi sekali.
10:52Jadi saya memastikan teman-teman saya ini harus menjaga diri mereka.
10:57Mereka harus bisa memfitkan diri sendiri, pikirkan pikiran itu sendiri.
11:01Karena kalau kita saat bertugas ke perbatasan, contohnya kita penakitan Jaya, Kelani Jaya, sama Somgrafi.
11:08Somgrafi ini di perbatasan antara Papua dan PNG.
11:12Ini adalah salah satu tempat Somgrafi ini yang sangat terisolir.
11:16Di sana belum ada untuk masuknya jalan yang dimongin Bapak Jokowi, jadi kita harus menggunakan helikopter.
11:22Kita berbicara tentang Lani Jaya.
11:25Lani Jaya ini adalah pusat masuknya dari pegunungan.
11:29Kita terkenal sekali dengan pegunungan bagaimana di sana KKB sangat banyak sekali.
11:33Ini adalah pusat mereka untuk bisa membeli logistik untuk mereka makan.
11:37Jadinya gunanya 614 yang saat ini sudah berganti dengan kesatuan lain.
11:42Mereka menyetop agar logistik itu tidak bisa mudah didapatkan oleh mereka.
11:46Tetapi kan pintu masuk ini sangatlah banyak.
11:48Kenapa Pak Prabowo membuat sebuah kesatuan Kopsua Sembada di perbatasan Papua dan PNG.
11:56Pak Prabowo memiliki cita-cita setiap garis batas yang Papua itu sangatlah garis batasnya lurus.
12:02Dan Pak Prabowo memiliki cita-cita 10 km harus memiliki pos.
12:07Tadi setuju sekali dengan Bang Julius bahwa ini memiliki cita-cita yang besar tetapi memiliki anggaran sangat besar.
12:14Tetapi jika pos-pos ini tidak ditutup, pintu masuk serangan musuh itu justru dari pintu-pintu Indonesia.
12:21Indonesia ini pintunya sangat banyak sekali.
12:23Baik dari Aceh sampai Papua, pintu masuknya sangat banyak.
12:25Kenapa kita fokus pada Papua?
12:27Papua ini bergaris batas dengan negara-negara lain seperti Australia dan PNG.
12:31PNG ini memasuki gajah, sorry, ladang gajah itu sangat banyak sekali.
12:36Itulah fokus utamanya, fokus Papua itu membatasi mereka untuk tidak mudah untuk memasuki ganja tersebut, obat-obat terlarang.
12:44Kita berbicara pada Lani Jaya.
12:46Saya melihat bahwa di sini daerah yang cukup harus dijaga.
12:51Karena 80 tahun mereka tidak memiliki listrik.
12:54Jadi pas temputan kemarin itu baru nyala listrik?
12:57Saat mereka 614 itu baru ada listrik.
13:00Tapi listrik yang dibangun karena menggunakan aliran air itu cukup tidak besar lah.
13:06Tapi dengan gerakan kecil Indonesia sudah ada gitu loh.
13:10Dengan cahaya yang kecil itu setidaknya sudah ada pergerakan.
13:13Kenapa kita fokus pada listrik?
13:16Mereka semua harus bisa belajar dengan malam hari kan.
13:19Mereka bisa beribadah dengan tenang.
13:21Jadi banyak sekali hal-hal yang harus dibangun.
13:24Listrik itu salah satu yang dibangun di 614 Raja Pandita.
13:28Mereka menggunakan turbin air walaupun hanya menerangi 250 rumah di dekat kesatuan mereka.
13:36Dan mereka juga menciptakan manunggal air.
13:40Punya program Bapak Kasat, manunggal air ini penting sekali.
13:43Karena dengan air kesehatan itu sangatlah penting.
13:46Sanitasi.
13:47Iya, sanitasi itu semua.
13:49Bahkan pangan padi pun itu menggunakan air.
13:51Jadi aliran air itu banyak di Papua.
13:54Tetapi pipanisasinya itu harus dibentuk.
13:56Oke, menarik.
13:57Tidak lagi perlu masyarakat ini jauh membawa jerigen untuk mengambil air.
14:01Kalau kita bayangin kita bawa jerigen, air ini penuh otomatis tumpah di bawah rumah itu dikit.
14:05Jadinya titik-titik ini yang dibuat sama Bapak Kasat agar mendekat ke rumah mereka.
14:10Oke, Bang Victor.
14:11Ini ceritaan abang itu benar-benar membuat saya berpikir bahwa beda banget.
14:16Kontras sekali ya.
14:16Di perkotaan, di Jakarta, kota-kota besar lainnya.
14:20Dengan situasi di Papua yang listrik aja baru ada di 80 tahun ya.
14:24Terlalu tahun lalu begitu ya.
14:26Bagaimana juga air, suasembada lainnya begitu.
14:31Nah, Mas Julius tadi Anda juga menyampaikan soal anggaran kita masih berkutat fokus membangun di perbatasan.
14:39Seberapa penting sih Mas perbatasan ini untuk terus dijaga menjadi concern untuk TNI?
14:46Kalau buku putih 2015, jadi buku putih terhadap yang di-publish ya.
14:55Kurang lebih itu kan ancamannya memang wilayah terluar.
14:59Wilayah perbatasan.
15:01Nah, ancamannya dari luar.
15:03Nah, ini salah satunya menjaga perbatasan kita.
15:07Ini yang darat kan?
15:08Ya.
15:09Belum lagi yang laut.
15:10Waduh.
15:10Nah, ini banyak spot yang blank gitu.
15:15Yang kita masih kekurangan sumber daya dan alutsistanya dan sistem senjatanya untuk menjaga wilayah itu gitu.
15:25Baik itu, tiga matra itu kekurangan semua sebetulnya.
15:29Untuk memenuhi apa yang tadi, MEF tadi.
15:34Sekarang malah 100% jadi OEF ya, jadi Optimum Essential Force.
15:39Nah, kalau tadi potensi ancamannya sudah bisa kita definisikan, dalam bentuk buku putih tadi, kita otomatis bisa prioritas gitu kan.
15:50Misalnya pembangunan pos-pos di perbatasan seperti di Papua, itu kan panjang ya.
15:57Panjang banget.
15:58Terus kemudian di Kalimantan Utara, terus kemudian di Natuna Utara.
16:04Nah, pos-pos yang utama, karena potensinya kan anggaran terbatas, makanya kita harus menentukan prioritas gitu.
16:11Tidak semua bisa kita, ya namanya prioritas berarti harus ada yang dikesambingkan gitu ya, kurang lebih ya.
16:18Prioritasnya harus dipinggirkan dulu.
16:20Nah, ini yang dibutuhkan.
16:22Nah, kalau perbatasan setuju, kita harus, ini matra darat harus diperkuat dengan pembentukan batalion atau penempatan pos-pos yang perbatasan daratnya cukup luas.
16:37Yang di Natuna Utara, kebutuhan pembangunan pertahanannya lebih ke udara sama ke laut ya.
16:48Jadi kita butuh kapal perang yang bisa beroperasi lama, karena nggak semua kapal perang.
16:55Jadi kapal perang itu kalau tonasenya sekian, misalnya frigat, tentu beda dengan destroyer misalnya.
17:02Yang kapasitas operasinya bisa lebih lama.
17:05Kalau dia balik lagi ke pangkalan kan blank lagi gitu, kosong lagi wilayahnya, harus dijagai.
17:10Nah, itu harus continue, itu perlu manajemen dan perlu pembangunan perencanaan pertahanannya matang gitu.
17:18Supaya terus bisa ditutup tuh black hole-nya gitu, untuk menutup potensi ancaman itu.
17:26Jadi termasuk juga pembangunan 100 batalion teritorial pembangunan ini ya, untuk fokus, untuk perbatasan darat, udara, dan juga laut begitu ya, Mas Julius.
17:36Kalau pembangunan teritorial itu mungkin perlu tadi juga, perlu prioritas ya.
17:42Untuk daerah-daerah yang tertinggal, seperti yang tadi di Lanijaya, nah itu kan kita perlu mengamankan human security-nya dulu.
17:51Jadi pangan dan supaya, kalau kita mau mengatasi KKB-nya ya, keamanan orang di situ, keamanan dalam arti utuh ya.
18:01Human security pangan, sandang, papanya, sekolahnya harus kita amanin dulu, supaya nggak ada alasan gitu kan.
18:08Supaya mereka juga, oh ternyata pembangunan itu membuahkan hasil buat mereka ya.
18:13Mereka harus aman dulu, listrik aja.
18:15Baru merasakan.
18:17Ya, betul. Nah setelah itu, kalau mereka sudah safe, kita bisa mengatasi yang disebut ancaman tadi.
18:23Apakah ancaman bersenjata dari kelompok tertentu itu dan sebagainya.
18:27Oke, menarik. Banyak catatan dari peringatan HUD TNI dari usia yang ke-80 ini dan juga bagaimana cerita-cerita dari jurnalis Kompas TV yang ikut langsung melihat bagaimana wilayah perbatasan.
18:41Dan saudara, tetaplah bersama kami di laporan khusus peringatan HUD ke-80 TNI.
18:47Kami akan kembali usai jeda.
18:49Dan HUD ke-80 TNI dan hari ini kami hadirkan juga bagaimana situasi terkini jelang upacara dan parade militer dari kawasan Monas, Jakarta.
19:09Untuk peringatan ke-80 tahun ini, ini terpusat di Jakarta, kita lihat bagaimana antusiasme warga.
19:18Ini bertempatan juga dengan hari libur ya, di hari minggu cuaca yang cerah membuat masyarakat juga antusias melihat lebih dekat bagaimana peringatan hari ulang tahun ke-80 TNI.
19:30Karena tidak hanya upacara, namun juga dipamerkan alutsista yang bisa dilihat, yang bisa juga dirasakan oleh masyarakat.
19:42Tidak hanya pameran alutsista saudara, namun juga TNI menyiapkan sejumlah hiburan lainnya, door prize dan juga penampilan dari artis-artis ibu kota.
19:50Kami hadirkan kepada Anda bagaimana situasi terkininya ini merupakan salah satu kendaraan milik TNI Matra Darat yang dipamerkan di Monas, Jakarta.
20:05Dan saat ini untuk lebih menarik lagi, kita lihat juga, kita akan tanyakan karena saat ini sudah ada dua jurnalis Kompas TV yang memiliki juga bagaimana catatan-catatan terkait dengan tentara nasional Indonesia.
20:20Kita ke Bang Victor terlebih dahulu. Bang Victor, ini sudah mulai ramai ya, nampaknya masyarakat antusias di ulang tahun yang ke-80 ini.
20:29Ini kalau kita lihat kendaraan ini sebenarnya, kalau Bang Victor sendiri tahu nggak sih Bang, ini kendaraannya buat Matra apa?
20:35Ini marinir dari TNI Akatan Laut.
20:37Marinir, karena terlihat ada ininya ya?
20:39Ya, dari baretnya kita lihat sudah banyak orang-orang pakai baju ungu, dan dari seragamnya juga ini marinir.
20:45Jadi ini memang, ini juga masyarakat, kalau baret oran itu apa nih Bang Victor?
20:52Pasgat.
20:53Pasgat.
20:53Dulunya disebut sama paskas, tapi sekarang sekarang pasgat namanya.
20:57Dari TNI Angkatan Udara.
20:58Jadi menarik saudara kalau mau tahu TNI bukan hanya dari loreng-loreng hijaunya, tapi sebenarnya dari baret-baret warna-warninya itu menunjukkan kesatuannya.
21:07Nah kalau dari Bang Victor sendiri punya pengalaman apa nih, naik kan ikut ya kegiatan-kegiatan TNI banyak, dari mana-mana.
21:17Pernah naik kendaraan apa sih Bang?
21:18Oke, kalau dari Angkatan Laut aku pernah naik Sibolga, ini adalah KRI yang sudah cukup lama, cukup tua.
21:26Aku pas perjalanan ke, di sebuah Pulau Riau, jadi perjalanan dari Jakarta ke Riau itu 8 hari.
21:328 hari. Yang paling berkesan adalah kami harus mencari air, kalau ada alarm 5 menit air mengalir, otomatis kami harus ke toilet.
21:43Itu adalah hal yang menurut saya, kita tuh harus men-timing waktu itu dengan sangat maksimal banget kalau di TNI.
21:48Itu adalah hal yang menarik buat saya.
21:50Kalau untuk Angkatan Darat, kita berangkat di Papua, itu cuacanya sangatlah berubah.
21:57Kami menaik ke helikopter, selalu dipesankan, angin itu cukup berubah drastis dan kamu tidak bisa memastikan kamu akan pulang hari ini atau besok.
22:06Saat kami mau berangkat ke, yang terbaru saya mau berangkat ke Pulau Somgrafi di Kerem tersebut,
22:12di Pegunungan Papua itu anginnya sangatlah tidak bisa terduga dengan sangat maksimal.
22:16Ketika awan terbuka, otomatis kami harus berangkat.
22:19Tetapi ketika kita berangkat, awan itu bisa tiba-tiba turun.
22:22Dan otomatis helikopter ini harus turun lagi untuk menghindari itu cuaca, menghindari itu kabut.
22:28Karena resikonya sangatlah luar biasa sekali.
22:31Kita tidak tahu kanan-kiri kita itu akan ada gunung atau tidak.
22:34Tetapi emang kita percaya lah bahwa TNI bukan hal yang diragukan lagi untuk menggunakan alusistanya.
22:39Saat kita nyampe di sana, benar kita tidak bisa lama-lama untuk meliput kegiatan di sana.
22:46Karena dikabarkan dalam waktu 3 menit sampai 5 menit, awan akan tertutup.
22:513 menit?
22:533 menit itu...
22:54Dari kita turun itu?
22:55Ya, turun.
22:56Yang rencana kita sampai sejam, tetapi karena awan berubah yang sangat drastis, kita cuma punya waktu 5 menit.
23:035 menit, apapun yang terjadi kita harus selesaikan.
23:05Karena kita sudah nyampe di sana dan kita harus memberitakan apa yang terjadi di somografi.
23:10Apa yang terjadi dengan TNI di sana.
23:135 menit itu adalah waktu berharga buat kami.
23:15Tapi helikopter ini tidak boleh mati.
23:18Bagaimana kami, saya harus fokus memberitakan hal yang harus saya ceritakan.
23:24Saya tidak boleh terganggu dengan helikopter ini.
23:26Ternyata 3 menit, Victor harus naik, Victor harus naik.
23:29Belum selesai, ya sudah.
23:31Kita harus naik semua.
23:33Karena tidak mungkin tertinggal.
23:34Karena kalau tertinggal, tadi benar katanya Abang Julius, masih banyak kesatuan yang belum terbentuk gudungnya.
23:39Dan kita masih tidur di tempat yang ada TNI, tapi bukan kesatuannya dia.
23:44Jadi kita masih tinggal di tempat-tempat yang disediakan.
23:47Belum tentu tempat tidur kita itu yang akan nyaman.
23:50Jadi pengamanan itu buat kami harus dipastikan aman dulu, baru boleh kami tinggal di sana.
23:55Itu untuk angkatan darat.
23:56Untuk angkatan udara, saya pernah menaikkan Sukhoi.
24:02Sukhoi walaupun saya tidak boleh terbang, karena kami kan tidak memiliki kemampuan untuk g-ports dan segala macam.
24:07Itu sangat berbahaya buat kesehatan kami, ketubuh kami.
24:10Jadi saya naik, oh ternyata secanggih ini.
24:12Itu masih dalam bentuk Sukhoi, yang saat ini kan akan ada terbaru lagi.
24:17Menurut saya dengan adanya alutsis terbaru, itu adalah kecanggihan yang sangat baru dan dibutuhkan oleh Indonesia.
24:22Itu sih dari cerita dari saya.
24:23Jadi banyak hal yang timing waktu di program cerita militer harus penting.
24:28Dan kesehatan malaria yang kami hadapi.
24:30Karena kalau kita berbicara tentang KKB, saya percaya lapisan, 3 lapisan sudah disiapkan dari Mabes TNI.
24:36Makanya, izin Bapak Wapemret kita, Bang Martian selalu mengingatkan saya, ketika kamu liputan, paling terpenting adalah keselamatan dan kesehatan.
24:45Itu yang paling penting.
24:47Ketika kamu, resiko yang kamu ambil sangat besar tapi kesehatan tidak diutama, kan itu sangatlah berbahaya buat kalian.
24:54Itu sih yang sangat menarik buat saya.
24:57Berkesan sekali setiap liputan, ada pesan dan juga pengalaman yang selalu baru.
25:02Mas Julius, ini terkait juga dengan cerita Bang Victor ya, bagaimana internal di dalam saja untuk meliput, untuk datang pembangunan saja itu sulit.
25:12Dari medan, ancaman, dan juga tadi ada faktor kesehatan juga yang mengintai untuk kita datang ke sana.
25:18Nah, selain Papua, adakah wilayah-wilayah lain yang juga perlu menjadi perhatian khusus di peringatan ini?
25:26Ya, untuk ancaman pertahanan ya, potensinya di Natuna Utara ya.
25:32Natuna.
25:33Terus kemudian di Kalimantan Utara, ya area itu, makanya saya bisa memahami ketika IKN di Kalimantan, ketika IKN di sana, terus kemudian ada penempatan rudal baru itu.
25:52Ya.
25:52Kan itu, itu rudal, sebetulnya jadi omongan ya di Asia Tenggara itu, rudal ini.
25:59Karena dia rudal balistik pertama yang kita punya, sudah ditempatkan di angkasa IKN gitu.
26:06Jadi radiusnya aja mungkin 200, kilometer apa 300 ya?
26:10200.
26:10200.
26:11Nah, itu bisa menjangkau, itu taktis lah gitu, rudal balistik taktis gitu.
26:19Menurut saya ya, berarti ada para pengambil keputusan di Kementerian Pertahanan,
26:27terus kemudian di TNI, sebagai operatornya sudah memikirkan itu ya, bahwa ada potensi di sana gitu.
26:36Terus kemudian titik lain mungkin di selatan ya, kita kan ada AUKUS, terus ada Australia, Amerika Serikat, dan ini wilayah yang,
26:49makanya ada penempatan penting, satuan udara kita di Kupang, misalnya, pertahanan, hanutnya, sorry, radar, dan pesawat tempur gitu.
26:58Itu juga penting.
26:59Intinya adalah beberapa satuan atau penempatan, entah itu pangkalan angkatan laut, angkatan udara, maupun darat,
27:11yang bisa menjangkau wilayah perbatasan.
27:13Kita harus bisa memproyeksi kekuatan nih, misalnya, kalau misalnya,
27:17misalnya, base-nya di Jawa, atau di pulau-pulau besar, ya dia harus bisa punya kekuatan proyeksi untuk memindahkan pasukan dengan cepat, minimal.
27:30Jadi kita butuh pesawat angkut yang besar gitu, makanya kita beli J, apa, Super Hercules,
27:38terus kemudian A400 nanti gitu kan, yang, kalau bisa tuh, kalau ngangkut pasukan dengan alutsistanya, dia bawa sekaligus.
27:49Mungkin misalnya, kayak, sesar gitu, sistem alterari sesar harus bisa diangkut tuh, itu udah dihitung gitu.
27:59Kalau Hercules nggak muat, tapi kalau A400, karena lebih besar, muat dia.
28:05Jadi itu harus dihitung, karena kalau kita mindahin pasukan to, kan harus bertempur, misalnya ya.
28:12Nah, kita harus mindahin alutsistanya.
28:14Begitu juga dengan angetan laut.
28:18Sebisa mungkin jangan balik dulu, kalau mencoba, logistiknya kan harus diisi.
28:21Iya, itu juga.
28:23Betul, dan Amerika Serikat pun, pemain-pemain global itu sudah memikirkan jauh seperti itu.
28:29Dia kucing-kucingan dengan Cina, misalnya, berarti dia logistiknya, jalur logistiknya juga,
28:35di Australia, dia punya empat pangkalan yang bisa reload untuk logistiknya.
28:42Catatan ya, maksudnya mau bangun, mau banyak personil, tapi kalau pangkalan militernya belum terbangun,
28:48atau titiknya juga tidak tepat, ini juga jadi PR nantinya ya.
28:53Malah jadi sulit, boros anggaran juga.
28:55Kita tahan dulu, Mas Julius, Bang Victor.
28:57Kami hadirkan juga, saudara, cerita dari KRI Semarang 594.
29:04Kini menjalankan fungsi asasinya sebagai kapal berjenis landing platform dock dengan kemampuan docking dan undocking,
29:12serta bantu angkut personil.
29:14Sebelumnya, KRI Semarang 594 beralih fungsi menjadi kapal rumah sakit untuk membantu krisis pandemi COVID-19.
29:22Pada tahun 2025, KRI Semarang 594 menjadi Satgas II latihan teknis Kartika Jalakrida dalam pelayaran muhibah Duta Bangsa.
29:32Berikut liputan selengkapnya untuk Anda.
29:35Tahun 2025, KRI Semarang 594 merupakan kapal yang menjadi fasilitas latihan teknis Kartika Jalakrida.
Dianjurkan
40:08
|
Selanjutnya
6:06
1:21
2:52
2:26
1:58
11:28
11:08
11:06