00:00Itu gablok itu, belum dengerkan pengadilan.
00:04Ini di tengah isu ijazah mengelidik terus, risafel juga dianggap upaya bersih-bersih orang Jokowi.
00:10Mungkin tidak bahwa ada dugaan ini juga merupakan upaya memakzulkan seorang Gibran sejauh mana puangnya?
00:18Siap.
00:19Iya lah, baiklah ya.
00:22Begini, kalau Anda cek sejarah Bapak Jula,
00:26mulai-mulai itu dari tahun 1386 sampai dengan terakhir 1787,
00:37satu minggu sebelum Undang-Undang Dasar Amerika Serikat itu dibahas.
00:42Satu minggu sebelum Undang-Undang Dasar Amerika itu dibahas,
00:46ada pemakjulan mantan gubernur jenderal Hindia, namanya Warren Hastings.
00:51Itulah yang menginspirasi orang Amerika bikin pemakjulan di dalam Undang-Undang Dasar mereka itu.
01:00Disebabnya, sering orang mengatakan,
01:03ini full legal, bahkan criminal legal.
01:09Tapi sebenarnya, kalau cek dari tracking dari semua itu tadi, politik.
01:13Karena politik, Mas Roy lah yang bertahu, Mas Ali lah yang bertahu, semuanya bisa dibikin.
01:22Jangan salah, semua pemakjulan itu tidak seluruhnya criminal.
01:31Sebagian diantaranya adalah perbuatan disebut dan perbuatan tercelang.
01:35Perbuatan tercelang itu satu diantaranya, elemennya adalah mismanagement.
01:46Satu diantaranya, mismanagement.
01:49Dan ini memang sangat interpretabel.
01:51Nah karena itu, yang namanya majul, suksesnya atau tidak,
01:57itu sangat tergantung pada kaki politik di permen.
02:03Sangat tergantung pada kaki politik.
02:04Kalau kaki politik di perlemen berantakan, ya berantakan.
02:11Kalau dia kuat, kalau kaki politik di perlemen itu lemah,
02:18pemakjulan pasti sukses.
02:20Pasti sukses.
02:21Kalau presiden misalnya sebut, sebut saja presiden yang mau dimajul,
02:25kaki politiknya kuat di DPR, sukses dia.
02:30Dia tidak akan bisa dimajulkan.
02:32Itulah yang terjadi, misalnya pada rakyat Nixon.
02:38Itulah yang terjadi pada Clinton.
02:43Itu pula yang terjadi pada Trump terakhir.
02:46Semua orang ini, itu punya kaki politik yang kokoh di DPR, di Kongres.
02:52Karena itu gagal semua itu.
02:53Tinggal dibalik saja.
02:55Kalau anak tidak punya kaki politik di DPR, yaudah.
02:59Gampang.
03:00Jadi kalau di Indonesia bagaimana?
03:01Kalau kita singkat?
03:02Karena kita belum pernah terjadi.
03:03Bahwa beberapa di antara Gus Dur, misalnya disebut orang bola balai bicara mengenai peace,
03:10tahu itu politik juga.
03:11Sepenuhnya politik.
03:13Karena kaki politiknya di DPR, rapuh.
03:15Dan bahkan kalau kita cek pada waktu itu, kan memang inisiatifnya, inisiasinya datang dari DPR.
03:21Karena itu ya simple, Gus Dur akhirnya mundur.
03:24Ini juga terjadi misalnya pada Rekord Nixon.
03:28Begitu kencang itu, dia sudah tahu peta politik di Kongres itu tidak berpihak pada dia, ya dia resign.
03:34Jadi di situ, adik kalau mau cegah itu impeach, pastikan Anda punya koneksi kuat dengan para politik, politisi.
03:51Kalau di Indonesia, pernah kali Mas Raya, ketua-ketua partai lah.
03:54Kalau Anda tidak konco dengan ketua-ketua partai, ya tahu sini, anak-anak yang tahu lah.
04:01Gampang banget tuh.
04:02Dan jangan lupa, ini yang jarang sekali orang bicara gitu ya.
04:06Impeach itu individual case, individual responsibility.
04:11Maaf, tidak seperti seringkali orang mengatakan bahwa, ya itu kan calonnya paket.
04:16Jadi dua-duanya harus out.
04:17Satu, satu, satu, satu.
04:23Tidak ada kolektif, tidak ada kolektif responsibility dalam impeachment artikel atau impeachment issue.
04:30Jadi jangan salah, selalu, apa, selalu personal.
04:36Selalu individual.
04:38Itu sebabnya, ini saya boleh ke belakang sih.
04:42Itu sebabnya konsepnya presidensial.
04:45Konsep presiden itu tanggung jawab individual.
04:48Mula-mula konsep presiden itu dirancang hanya untuk satu orang.
04:51Itu sebabnya, nanti sudah menjelang tutup itu sidang di konvensi itu,
04:55baru orang bicara mengenai wakil presiden.
04:58Kenapa? Kalau presidennya berarti,
05:00wakilnya naik.
05:01Makanya wakilnya naik.
05:02Oke.
05:03Itu akarnya.
05:04Sebabnya tidak ada impeach satu kali dua orang.
05:09Atau impeach, satu kali impeach itu presiden dan wakil presiden.
05:11No, impeach itu individual case.
05:16Personality, responsibility.
05:18Tidak yang lain.
05:19Apapun itu yang lain.
05:21Saya tidak bicara politik ya.
05:22Hal-hal politik nanti berada keberadaan depan di pekerjaan.
05:25Oke, wakil.
05:26Kemas Agung.
05:27Kalau ada yang menginginkan wakil presidennya dimakzulkan,
05:31itu otomatis.
05:32Tidak dengan sendirinya,
05:34wakil presidennya terlibat.
05:36Oh ya tidak.
05:36Ya itu.
05:37Tidak, karena itu tanggung jawabnya individual.
05:39Oke.
05:40Saya tidak bicara politik.
05:41Sekarang lagi saya tidak bicara politik.
05:42Bisa dicara gini,
05:43taruhlah dalil dari pemakzulan itu karena melanggar hukum.
05:47Masa wakil presiden yang melanggar hukum,
05:50kok presidennya juga kena sanksi?
05:51Enggak.
05:52Oh ya itu.
05:52Itu bakalnya kan?
05:53Ya ya ya.
05:54Itu sebagai contoh.
05:54Tidak ada tanggung jawab kolektif.
05:56Tidak ada tanggung jawab kolektif.
05:57Tapi mungkin Bang Agar itu perlu ditambahkan lagi.
05:59Setelah DPR mengusulkan,
06:01Indonesia ini spesifik.
06:02Harus ke MK.
06:03Oh ya itu.
06:04Oh itu soal lain.
06:06Itu soal prosedur.
06:07Itu soal prosedur lain lagi.
06:10Bagi saya,
06:10kalau kita mau beat sekarang.
06:12Itulah sebabnya,
06:13kalau ditanyakan,
06:14apakah pemakzulan itu politik?
06:16Ya politik.
06:17Belum politik.
06:17Karena diselesaikan di DPR.
06:19DPR itu bukan lembaga hukum.
06:21DPR itu bukan lembaga politik.
06:23Tapi apakah dasar-dasar pemakzulannya itu
06:26memenuhi syarat seperti ketentuan?
06:29Nanti diuji di Mahkamah Konstitusi.
06:30Betul.
06:31Oke baik.
06:32Kalau dalam kasus kita ya,
06:36ini sekarang kalau kita bicara prosedur,
06:38DPR selesai,
06:40pleno pergi ke Mahkamah Konstitusi,
06:42cek sana,
06:42katakanlah kalau Mahkamah Konstitusi itu
06:44sependapat dengan DPR.
06:47Itu barang pergi lagi ke MPR.
06:48Di sana bisa jadi lain juga DPR.
06:51Tidak seharusnya
06:52dikutuh dengan Mahkamah Konstitusi.
06:54Bentar.
06:54Ini legal ya,
06:55saya tidak bicara politik.
06:56Oke saya sudah tangkap maksudnya.
06:57Jadi itulah kurang lebih.
06:58Nanti kita lanjut lagi, Mas Agung.
06:59Saya punya pertanyaan yang sama,
07:01tapi nanti sejauh mana peluang memaksudkan Gibran
07:03dengan sejumlah masalah yang menerpa keluarga Solo,
07:06jangan kemana-mana,
07:07boleh lihat sekarang kembali.
07:08Nanti kita lanjut, Pak.
07:23Presiden Jokowi mengendus
07:24selamat menikmati.
07:25Terima kasih.
07:26Terima kasih.
07:26Terima kasih.