Skip to playerSkip to main contentSkip to footer
  • 5 weeks ago
Digital Access Restart Conference 2025:
LIMITED TIME πŸ‘‰ sevenpreneur.com

di RE:START Conference Sevenpreneur, gw bisa live podcast bareng Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama), topiknya simple, cuma tanya tentang kabar Indonesia yang belum baik-baik aja..

pentingnya punya integritas dan keberanian buat bertahan di tengah sistem Indonesia, optimisme harus tetap ada, tapi bukan dengan menutup mata..

gw harap prespektif dari pak Ahok bisa bikin kalian melek akan kondisi Indonesia kedepannya..
Transcript
00:00What are you doing in Indonesia?
00:02We are very good and dangerous for people who are aware of the situation.
00:06We don't want to take care of anyone.
00:08If the government is worse, it's worse than worse.
00:10It's worse than worse.
00:12I'm in Singapore.
00:14Never mix business with politics.
00:16It's true, sir.
00:18If you want to take care of yourself, you can only become a business owner.
00:22You just want to take care of yourself.
00:24Why are we afraid?
00:26What's up, sir?
00:28It's always good.
00:30It's always good.
00:32This is a lot of business audience, sir.
00:34But if the conversation with Pak Hawk is very special, I think.
00:38So maybe the first question is simple.
00:40Three words are simple, sir.
00:42What's up in Indonesia, sir?
00:46That's why people say that Hawk is trying to find a enemy, right?
00:50I said that I don't want to find a enemy.
00:52The enemy found me like a question.
00:57I think it's a problem, right?
00:59We are very good and dangerous for people who are aware of the situation.
01:04We talked a lot about the economic side of Indonesia.
01:08So we agree that all companies want to succeed, want to see the country moving forward.
01:13But our timeline is very small, sir.
01:15What's up, Pak?
01:162030,
01:17puncak dari demography,
01:19terus kita menurun.
01:21Dan sebuah negara,
01:22kalau misalnya kelewatan puncak demography tanpa produktivitas,
01:25ya, jangan berharap kita bisa maju kan, Pak.
01:27Kayak gitu situasinya gitu.
01:29Mungkin lebih detailnya,
01:30sekarang yang jadi bottleneck paling gede,
01:32atau problem paling gedenya itu apa sih, Pak?
01:34Ini pertanyaannya sudah susah dijawab ini.
01:38Saya pikir gini ya,
01:39kita pengusaha itu nggak mungkin membangun semua infrastruktur untuk mendukung usaha kita.
01:48Misalnya orang butuh di daerah kawasan yang lebih dingin gitu loh supaya hemat untuk produksi tekstil misalnya.
01:54Nggak mungkin dibangun jalan,
01:57bangun tiang listrik,
01:58bangun internet.
01:59Itu harus pemerintah.
02:00Jadi pemerintah di seluruh dunia kalau maju,
02:02pasti dia akan hitung.
02:04Ini lantai supplier ini,
02:06di bagian mana ya yang perlu saya intervensi?
02:10Supaya ini jadi murah.
02:13Atau contoh yang kedua,
02:15soal impor.
02:16Saya bilang kalau pengen perbaiki industri,
02:18kita tahu teori ya.
02:20Mungkin Dr. Raymond lebih pintar saya soal.
02:23Saya juga gugup ditanya-tanya kayak tesis saja gitu loh.
02:28Ini lebih pintar ekonomi.
02:29Saya, ya kan cuma kuliah-kuliah S2 gitu.
02:32Tapi saya bilang gini,
02:33nggak mungkin bisa nyerap tenaga kerja,
02:37atau negara maju kalau pertumbuhan ekonomi dibuat 7% atau 5%.
02:42Ini udah teorinya begitu.
02:45Jadi saya bilang,
02:47nah kalau begitu gimana caranya?
02:50Nah saya waktu itu ditanya mau jadi apa?
02:52Saya jujur saya minta jadi dirjen biar cukai.
02:55Kaget.
02:57Kenapa?
02:58Karena saya lihat,
02:59bukan saya anti impor ya.
03:01Barang-barang dari luar negeri masuk tuh,
03:04betul-betul enak banget gitu loh.
03:06Hanya borongan kontainer,
03:08masuk tidak perlu warehouse,
03:11sekarang warehouse kita rata-rata disewa,
03:14kirim barang,
03:15nah kebayang nggak nih?
03:17Kalau orang kirim barang itu kan satu kontainer,
03:20diborong gitu kan?
03:22Makanya saya bilang,
03:23itu waktu itu udah,
03:24bicara udah 6-7 tahun yang lalu nih,
03:27seluruh industri yang kecil-kecil pasti bangkrut.
03:30Karena volume kita nggak cukup.
03:32Apalagi lawan China kan?
03:34China produksi sebulan 10 juta, biasa.
03:38Kita produksi 100 ribu aja,
03:40waduh besar gitu loh.
03:41Itu mah barang reject-in dia 1%.
03:44Gimana mau ngelawan dia?
03:46Dia cuma balikin modal,
03:47untuk bahan baku,
03:49lalu barang datang dengan gampang,
03:51saya mau jadi dirjen biar cukai.
03:52Loh kan nggak bisa melawan WTO.
03:55Nggak bisa dong naikin tarif segala macem.
03:58Saya bilang, saya nggak naikin tarif,
03:59saya cuma bilang aja,
04:00ini plastik ini sudah lolos BPOM belum.
04:04Langsung dia 3-4 bulan ketahan itu barang.
04:08Kalau ketahan dia udah bonyok tuh.
04:10Mau nggak mau dia akan pindah.
04:12Terus saya bilang,
04:13kalau ini dijalankan,
04:14kita bicara sama asosiasi industri,
04:16saya jamin nggak ada yang ngemis-ngemis demo-demo minta UMP.
04:21Karena industri itu akan saling tumbuh,
04:23lalu berebut.
04:24Tadi cuma supervisor bisa jadi manajer.
04:27Orang akan nawarkan,
04:29ini gaji sini nggak ada ngomong gaji.
04:31Karena orang membutuhkan.
04:33Nah kita hari ini,
04:34saya udah ngomong 7-8 tahun yang lalu ini.
04:37Sekarang terbukti.
04:38Pada tutup, tutup, tutup, tutup,
04:40lalu kita apa?
04:41Mewujudkan bantuan sosial,
04:42bukan keadilan sosial.
04:44Itu fakta.
04:45Lalu nengang,
04:46cari musuh kan akhirnya.
04:50Tapi saya pernah dengar quote-nya ya,
04:53tentang situasi di Indonesia.
04:55Sebenarnya bukan hukumnya,
04:57tapi penegakan hukumnya.
05:00Terus kan saya juga analisa,
05:02kenapa beberapa sektor-sektor di Indonesia itu agak susah maju.
05:05Kenapa beberapa pengusaha itu kesulitan untuk dapat investment.
05:08Kita kalau mau jadi negara maju,
05:09untuk nge-push 8%
05:12atau misalnya 7-8% sampai 10% lah gitu.
05:16Duit di Indonesia itu nggak cukup gitu.
05:18Kita butuh namanya FDI,
05:20Foreign Direct Investment.
05:22Tapi yang saya sering dengar feedback-nya,
05:24karena adanya ketidakstabilan hukum,
05:28ketidakstabilan politik,
05:30itu menghambat ekonomi kita,
05:32menghambat opportunity buat pengusaha-pengusaha di sini,
05:34dapat inflow of money,
05:36dan lain-lain kayak gitu.
05:37Itu kan jadi problem yang selama ini ada di Indonesia gitu.
05:41Kalau misalnya ada tantangan kayak gitu,
05:43kita sebagai pengusaha gitu misalnya.
05:45Kita ngeliatnya tuh harus kayak gimana Pak.
05:47Misalnya, oke ini kan ada dua kacamata nih ya,
05:49mungkin tiga kacamata kalau sekarang Mbak Hock ya.
05:51Sebagai mantan, mantan gubernur,
05:53pernah sebagai komisaris,
05:55terus sekarang mungkin ada usaha juga Pak ya.
05:57Nah, ngeliat situasi Indonesia kayak gini,
06:01dari tantangan sama potensinya,
06:03Pak Hock tuh masih optimis,
06:05ada titik terangnya gak sih untuk pengusaha di Indonesia gitu?
06:07Nah, saya jawab satu-satu ya.
06:09Kalau optimis pasti saya optimis dong,
06:11muka aku masih cerangan.
06:13Oh, gak gelap ya Pak?
06:15Optimis gitu loh.
06:17Saya adalah orang yang selalu percaya,
06:19bahwa masa depan tuh ada.
06:21Asal kita semua nih,
06:23eling orang Jawa bilang, sadar gitu loh.
06:25Kita jangan berkata, ini bukan urusan saya.
06:28Ini gak kena saya.
06:30Emang gua pikirin, gua pengusaha.
06:32Gak ada urusan,
06:33mau politik siapa yang jadi politisi.
06:36Gak ada urusan.
06:37Nah itu yang diharapkan dari orang-orang seperti itu.
06:40Saya masuk ke soal bisnis tadi,
06:42saya ketemu satu orang di bandara,
06:44saya gak kenal,
06:45namanya,
06:46ya dia agak sombong juga,
06:47dia kenal gua, gua gak kenal dia.
06:49Oke oke oke.
06:50Dia nengur gua gitu kan,
06:52eh Pak Hock,
06:53pernah ketemu mana?
06:54Enggak.
06:55Mau ke mana?
06:56Saya mau ke Vietnam sekarang.
06:57Loh,
06:58bisnis apa?
06:59Saya buka pabrik di Vietnam, dia bilang.
07:01Loh,
07:02yang bener.
07:04Buka apa?
07:05Dia bilang nih, PVC.
07:06Badang UPVC apa gitu loh.
07:08Bukannya Cina lebih hebat,
07:10saya bilang.
07:12Lu bisa saing sama Cina,
07:14daripada di Vietnam.
07:16Oh enggak.
07:17Vietnam lebih unggul,
07:18lebih efisien, dia bilang.
07:19Oh ya.
07:20Wah saya bingung.
07:21Kenapa?
07:22Terus dia jelasin.
07:23Kenapa gak Indonesia?
07:25Dia jelasin begini.
07:26Di Vietnam tuh,
07:27aduh enak banget dia bilang.
07:29Saya cuma datang ke kantor pemerintah,
07:31yang urusan investasi,
07:32saya bilang,
07:33gua bawa duit,
07:34gua mau bangun pabrik ini,
07:36disini gua butuh lahan sekian,
07:39oke.
07:40Langsung pejabatnya kasih tau,
07:42besok lu bisa kunjungin lokasinya dimana,
07:45lahan dimana,
07:46harga lahan berapa,
07:47per meter berapa,
07:48diurusin semua.
07:50Enggak ada pereman-pereman atau ormas gitu ya?
07:52Wah saya,
07:54ini nih yang bikin gua kayak musuh nih.
07:58Tapi enggak usah khawatir,
07:59musuh gua udah banyak,
08:00gua tambah satu dua,
08:01enggak ada artinya ya.
08:03Ya enggak apa-apa.
08:04Kalau enggak ada musuh,
08:05jangan tambah.
08:06Ya enggak apa-apa.
08:10Jadi,
08:11saya kaget gitu loh.
08:12Oh ini yang saya lakukan di Jakarta dulu,
08:14bikin PTSP.
08:15Saya selalu kasih instruksi waktu PTSP.
08:18Kita ini,
08:19biro jasa yang baik hati.
08:22Orang pengen ngurus apa,
08:23lu urusin aja.
08:24Sampai bisa bikin IMB gitu ya.
08:27Banyak rumah orang kan enggak ada IMB kan.
08:29Ternyata mau ngajuin IMB itu,
08:31mesti pakai dena arsiteknya.
08:34Orang enggak ada duit,
08:35gimana bikinnya.
08:36Terus saya panggil PNS,
08:37ASN.
08:38Eh lu kan insinyur kan,
08:39semua kan,
08:40arsitek kan.
08:41Waktu menerima kalian kan,
08:42ada formasinya.
08:44Iya pak.
08:45Udah lu gambarin sederhana aja.
08:47Orang mau bikin yang gambarin.
08:49Nah itu yang,
08:50harusnya seperti itu.
08:51Sekarang apa yang terjadi di kita?
08:53Negara kita ini agak-agak lucu-lucu juga,
08:55menurut saya gitu,
08:56kelolanya ya.
08:58Eh serius ini.
08:59Kalian kalau punya tanah,
09:01sertifikat hak milik,
09:02atau apa, HGB atau HGU lah.
09:04Tapi sekarang HGB, HGU,
09:05kalau hak selesai mau diambil.
09:06Tapi mana rumusnya?
09:08Ini menarik ini.
09:09Tanah yang belum ada sertifikat,
09:11ditulis apa?
09:12Tanah negara.
09:14Betul gak?
09:15Hmm.
09:16Tanah negara loh,
09:17yang belum sertifikat.
09:18Ya.
09:19Tapi pemerintah,
09:20kalau gak bisa,
09:21gak sertifikatin,
09:22gak sah.
09:23Emang pemerintah gua,
09:24waktu gua kerja di Pemda,
09:26pemerintah negara mana ya kira-kira?
09:29Mesti ngurusin sertifikat,
09:31bayar pula sama BPN macam-macam.
09:34Ukur macam-macam.
09:35Terus waktu bayar,
09:37anggaran gak cukup,
09:38anak hidup gede kok.
09:39Terus sertifikat Monas,
09:40gua kasih tau lu ya,
09:41Monas belum ada sertifikat tuh.
09:43Waktu saya tinggalkan.
09:44Eh serius.
09:46Makanya dia mau bikin sertifikat mahal,
09:48di pagar itu lebih murah kira-kira mungkin.
09:50Tapi bisa bayangin ya,
09:51kalau dudukin sana,
09:52keluarin surat agendom macam-macam,
09:54ngaku dia punya,
09:55wah berperkara panjang deh.
09:56Maaf, pemerintah kalah melulu.
09:58Mau nyongkok duitnya dari mana misalnya.
10:00Jadi kalau maksud saya,
10:02tanah negara,
10:03ya tanah negara.
10:04Saya komisi 2 dulu kan.
10:06Ya sudah.
10:07Kalau udah dikuasi pemerintah,
10:09langsung terbitkan sertifikat dong.
10:11Enggak.
10:12Terus pengalaman bupati.
10:14Kita dibawa ke China.
10:16Ini cerita tahun 2006.
10:18Hampir 20 tahun yang lalu.
10:21Roadshow,
10:23bupati-bupati semua,
10:25dari DPR,
10:26langsung ngomong.
10:27Wah ngomong besar lah kita.
10:29Silahkan investasi di Indonesia,
10:31kemudahan ini pasar 200 juta.
10:33Satu pertanyaan aja,
10:35dari pengusaha dari Tiongkok itu.
10:37Saya mau tanya,
10:38dulu misalnya satu mo ya.
10:40Kira-kira kalau kita terjemahkan,
10:41anggap satu hektar gitu.
10:43Satu hektar tanah,
10:45harganya berapa ya pak ya?
10:47Terus kalau kami ngurusnya,
10:48gimana pak ya?
10:50Yang ditanya,
10:51lihat bupati,
10:52lihat gubernur,
10:53lihat dari investasi,
10:55lihat DPR,
10:56nggak ada yang bisa jawab.
10:58Nggak ada.
10:59Karena di sini ada BPN yang menentukan,
11:02bukan kepala daerah.
11:03Dulu undang-undangnya,
11:05dinas,
11:06di tiap Pemda itu ada dinas pertanahan.
11:10Jadi nggak ada BPN,
11:12BPN itu hanya koordinir,
11:13tapi yang ngatur semua ini ada di,
11:15kepala daerah.
11:16Baru bisa gampang.
11:18Jadi jangan mimpilah,
11:19orang investor mau masuk sebetulnya.
11:21Kalau kayak begitu.
11:23Kita aja kalau ada kesempatan,
11:25mau keluar di dalam negeri,
11:26apa luar negeri?
11:27Kalau ada kesempatan di luar negeri.
11:29Masanya kita bertahan tuh,
11:30kadang-kadang kita termasuk kategori agak bokeh,
11:32itu aja masalah kita.
11:34Iya, itu yang silahka,
11:35kita kejepit nih.
11:36Tapi nanti saya dibilang kabur aja dulu,
11:38Indonesia pun dibilang buzzer pak.
11:40Itu gimana pak?
11:42Itu juga masalah.
11:44Kadang-kadang kita di serba susah ya,
11:49kita ngomong bener,
11:51dibilang buzzer.
11:53Tapi memang banyak orang juga hidupnya
11:55dari jadi buzzer soalnya kan.
11:57Jadi kita ketepak kurang baiknya.
12:01Tapi paling tidak,
12:02apa yang dibuat acara Saudara Raymond ini kan
12:05terus nyampaikan kebenaran.
12:07Kita tidak mau nyalakan siapapun,
12:09gak ada guna.
12:10Kita gak pengen negara ini pecah,
12:12negara ini rusak kok.
12:13Jadi harusnya gimana?
12:15Kita lakukan sebaik yang bisa kita lakukan.
12:17Kalau pemerintah lagi buruk gimana?
12:19Seburuk-buruknya 5 tahun kan ada pemilu lagi bos,
12:21kira-kira gitu.
12:25Tapi timeline kita kan pendek pak.
12:27Terus kalau misalnya berkaca dari negara-negara maju ya,
12:29saya kan banyak pelajarin tentang geopolitik,
12:31geoekonomi,
12:32saya pelajarin lah itu negara-negara maju itu,
12:34gimana sih mereka bisa maju gitu.
12:36Salah satu, salah duanya,
12:38yang pertama itu pokoknya hukumnya itu harus jelas.
12:40Ya kan?
12:41Yang kedua itu ease of doing business.
12:43Jadi orang itu mau bisnis,
12:45mau usaha,
12:46mau buka lapangan pekerjaan,
12:48mau inovasi,
12:49gak disusahin gitu loh.
12:50Berarti kan di Indonesia itu ada kesalahan sistemik,
12:53emang struktural nih.
12:55Dan kalau kita khusus zone ya,
12:56kita optimis ya,
12:57sebenarnya kan semua yang di ruangan ini,
13:00kalian semua mau Indonesia maju kan?
13:01Mau.
13:02Mau.
13:03Pemerintah juga pengen Indonesia nya maju harusnya ya.
13:06Gak bisa jawab.
13:07Itu yang kita gak tau.
13:12Kita bukan penguasa, kita gak tau tau.
13:14Oh yang kita gak tau beneran.
13:15Emang kita dukun, tau hati dia.
13:17Kita khusus zone aja lah gitu.
13:19Berarti dengan adanya problem sistemik sama struktural nih,
13:22untuk bisnis kok disusahin gitu misalnya.
13:25Yang kita lakuin tuh harusnya ya udah terima aja,
13:28ya udah kita berbisnis dengan semua kesuka ribetan dan kesusahan.
13:31Atau ada hal lain yang sebenernya kita bisa lakuin Pak.
13:35Soalnya temen saya tuh banyak yang saking kecewanya gitu loh.
13:39Akhirnya berbisnis, kan bisnis tuh harusnya positive sum.
13:43Lapangan pekerjaan, gaji, bayar pajak, negara juga happy gitu.
13:47Tapi saking mereka gak yakin ya,
13:49ini kok gue disusahin ya.
13:50Mereka jadi tanda kutip bisnis yang tidak legal gitu.
13:53Diem-dieman pajaknya,
13:55izin-izinnya main-mainan dan lain-lain.
13:58Ini kan sebenernya bisa jadi efek snowball yang gede ya.
14:00Apalagi pebisnis-pebisnis yang penting,
14:02yaudahlah negara mau cuan sendiri,
14:04ya gue cuan sendiri aja gitu.
14:06Ini kan bakal jadi problem yang besar Pak.
14:08Apa mereka gak sadar itu?
14:10Ada solusi lain gak?
14:12Pandangan kita tuh seharusnya gimana gitu?
14:14Apa kita nurut aja walaupun ada problem-problem yang kayak gini?
14:18Bukan nurut sih.
14:19Emang lu bisa lawan dia?
14:22Kan itu pertanyaan kita kan?
14:24Tapi kita juga gak usah jadi...
14:28Lalu frustrasi gitu loh.
14:30Lalu ikut-ikut nilai pajak atau apa untuk lakukan.
14:34Kalau namanya kan optimalisasi biaya itu bukan nilai pajak bos.
14:37Karena kalau optimalisasi biaya kan ada tiga unsur kan?
14:40Potong biaya,
14:41nambah penghasilan,
14:42sama menghindari biaya.
14:44Kalau lu masukkan itu di dalam sebagai optimalisasi biaya supaya cuan,
14:49untung nih,
14:50kamu pasti bisa kena cost avoidance-nya gak berhasil.
14:54Begitu ketangkap,
14:55Oknum Aparut serem,
14:57merasanya gede-gede.
14:58Iya.
14:59Iya tuh serem-serem ini.
15:00Soalnya zaman saya masih kecil orang taunya cuma Rolex sama Mercedes doang.
15:05Sekarang mereknya begitu banyak.
15:08Dulu orang tau cuma pengen bikin rumah di Jakarta.
15:10Sekarang pada tau bikin rumah di Paris, di Tokyo, di luar negeri, di Swiss.
15:15Wah ini...
15:16Jadi saya bilang jangan, jangan lakukan itu.
15:19Solusi bagaimana?
15:20Anda kan pengusaha.
15:22Pengusaha itu tentu selalu bisa cari usaha dong.
15:26Saya kasih contoh ini.
15:27Saya dulu bikin pabrik.
15:31Berantem sana sini juga.
15:33Rebutnya sama siapa pak?
15:34Ya sama Oknum-Oknum pejabat lah.
15:36Sampai mau tabok dia terus pabrik tutup.
15:39Ya ini memang,
15:40belum lagi Oknum pajak, neken.
15:43Enggak-enggak aja.
15:44Hitungan suka-suka dia.
15:45Ujung-ujungnya ada yang nawarin.
15:47Deal.
15:48Nego.
15:49Ya kita waktu muda juga pernah lakukan.
15:51Kalau gak dikasih kickback, supply barang.
15:53Besok-besok dia bilang barang kita gak bagus nih.
15:56Ya mulai kita berpikir bagiannya marketing lah.
15:59Kasih 2 dollar gitu ya.
16:01Oke lah.
16:02Satu.
16:03Satu sak 2 dollar gitu loh.
16:05Eh lama-lama.
16:07Berubah packaging.
16:0922 sak dia mintanya berapa.
16:112 kali 22.
16:13Bisa dong.
16:14Ini barang jadi lebih murah kok.
16:15Jadi saya belajar satu hal akhirnya.
16:17Orang-orang seperti itu.
16:19Kalau udah ladenin.
16:20Anda pasti cuma jadi korban dia aja.
16:22Kita cuma ngabis di press terus.
16:24Akhirnya lu bangkrut juga.
16:26Karena kos kita dimintain melulu.
16:28Nah lebih baik gimana?
16:30Pikirkan bisnis yang lain aja udah.
16:32Yang sesuatu yang kita masih bisa.
16:35Tapi hari ini bisa contoh.
16:36Saya ada teman-teman saya yang survive itu ya.
16:38Walaupun saya seti juga tuh.
16:40Kemarin saya diajak join lagi nih.
16:42Join apa?
16:43Beli tanah.
16:44Oke.
16:45Untuk apa?
16:46Bikin gudang.
16:47Wah gua pikir mau bikin pabrik nih.
16:49Enggak-enggak.
16:50Kita sewain sama orang Cina.
16:51Cuan.
16:52Bener.
16:53Cuan.
16:54Belum bangun udah pesen.
16:55Mau 7.000 meter.
16:57Wah cuan dong.
16:58Tapi saya berpikir.
16:59Ini mah cilaka kita nih.
17:02Kita sudah 70 juta orang cuma jadi pasar.
17:05Jadi memang saya mau survive gimana?
17:07Masa lu mau suruh gua pindah?
17:09Mau pindah kemana?
17:10Duit gua paling kuat gua pindah Kuala Lumpur.
17:12Gua beli apartemen di Kuala Lumpur.
17:14Jadi disini aja.
17:15Kita harus gimana?
17:16Balik lagi.
17:17Kalau menurut saya.
17:18Kita harus bertahan.
17:19Dengan segala cara.
17:20Lakukan cost optimalisasi.
17:22Kurangin biaya.
17:23Memang jadi muter nih.
17:25Pasti.
17:27Ini akan gak lama.
17:29Kalau kayak begitu terus.
17:31Yang penting kita siap.
17:32Yang penting kita siap.
17:33Untuk memperbaiki.
17:34Kita gak ingin negara ini hancur.
17:36Jadi jangan punya pikiran.
17:37Kalau jatuh.
17:38Hore gitu.
17:39Eh.
17:40Kalau ini negara hancur.
17:41Hancur juga kita bos.
17:42Sama.
17:43Jatuh.
17:44Kita harus jaga.
17:45Namun saya.
17:46Yang udah usaha ada.
17:47Ya jalanin.
17:48Ya.
17:49Tapi jangan tergoda.
17:50Nanti mau main.
17:51Mau main saham lah.
17:52Main apalah juga.
17:54Gak segampang itu.
17:55Hmm.
17:56Tapi peluang ada.
17:57Saya lihat peluang masih ada.
17:58Kenapa kita buka bisnis?
18:00Kita pengen bisa membuka ruangan kerja.
18:03Itu yang sederhana sebetulnya.
18:05Oke.
18:06Kebayang.
18:07Nyambung ke selanjutnya gini Pak.
18:08Soalnya ini dari pengalaman pribadi saya.
18:10Mentor saya di Singapura.
18:11Itu kan negara hukum banget kan.
18:13Itu ketat gitu.
18:14Dibilang kayak gini.
18:15Never mix business with politics.
18:17Jangan pernah campur bisnis dengan politik gitu.
18:20Tapi.
18:21Saya kan banyak ngobrol.
18:23Udah hampir ratusan lah.
18:24Pengusaha sama bisnis-bisnis gitu.
18:26Pas bisnisnya udah.
18:28Sizeable enough nih.
18:29Udah gede gini.
18:30Mau gak mau pasti ketemu dengan politik.
18:32Gak tau kenapa.
18:33Gak tau gimana caranya.
18:34Pasti ketemu.
18:35Dilirik lah.
18:36Dikasih surat inilah.
18:38Dan lain-lain lah gitu.
18:39Responnya cuma dua Pak.
18:41Satu ya itu.
18:42Yaudah kita ikutin lah.
18:43Cara mainnya gitu misalnya.
18:44Karena memang sudah begini caranya.
18:46Atau yang kedua.
18:48Gak.
18:49Firm.
18:50Bisnis saya gak mau dicampur-campur dengan urusan politik.
18:53Atau dengan godaan apa-apa gitu.
18:55Tapi dua-duanya kan kayak ada resikonya nih Pak.
18:58Jadi kalo saya ajaran mentor saya ya.
19:00I never mix business with politics.
19:02Saya bener-bener pisah.
19:03Tapi sejak kemarin bikin YouTube kritik-kritik gitu.
19:06Jadi terpaksa gak bisa dipisah.
19:07Jadi udah banyak-banyak yang chat-chat Pak.
19:09Tapi kalo dari Pak Hawks sendiri.
19:11Setuju dengan statement itu gak?
19:13Atau ya because this is Wakanda.
19:16Ya itu udah pasti terjadi gitu suatu hari gitu.
19:19Ya sebetulnya di Amerika pun tempat orang jadi standar demokrasi.
19:25Itu pun terjadi tuh.
19:26Misalnya contoh Trump melakukan apa.
19:28Bikin isu minyak terus temennya langsung dibilang untung sekian ratus juta.
19:34Hmm.
19:35Dia gak korupsi.
19:36Dia lempar kebijakan aja bisa jadi untung.
19:38Kita masih ingat dulu kasus taksin kan.
19:40Di Thailand.
19:41Jadi kalo penguasa jadi pengusaha.
19:46Atau pengusaha jadi penguasa.
19:48Itu jadi penguasa H ini.
19:50Penguasa H.
19:51Iya kan penguasa H kan.
19:53Ini bahaya banget.
19:55Nah di Amerika tuh dia mesti kasih ke trust fund.
19:58Untuk jalankan.
19:59Ya.
20:00Tapi tetap aja dia bisa membuat kebijakan.
20:02Yang orang gak tau nih dengan isu-isu cari keuntungan.
20:06Jadi situasi sekarang lu semua ngapain kita.
20:09Ya kalo menurut saya bertahan.
20:11Masih banyak peluang dagang kok.
20:13Jangan main yang terlalu gede.
20:15Jangan main yang terlalu gede.
20:17Gimana itu maksudnya.
20:18Itu kata anak saya.
20:19Oh gitu.
20:20Jadi kita main kecil-kecil aja katanya.
20:22Yang kecil-kecil.
20:23Supaya kita gak jadi sorotan.
20:25Kita banyak pajak juga.
20:26Nah bagaimana kalo kamu jadi konglomerat tuh jadi gede.
20:29Kan hadapan juga dong.
20:31Iya.
20:32Nah ini balik lagi ke visi mula-mula anda.
20:35Hmm.
20:36Saya bilang gini.
20:37Pabrik saya tuh harusnya jalan atau engga.
20:40Kalau saya mau ikut main.
20:42Bisa jalan.
20:44Tapi saya terus putuskan.
20:47Kalau gak jalan pun.
20:48Ya sudah.
20:49Saya gak bisa terus disini.
20:52Betul-betul dikerjain lah.
20:54Tutup.
20:55Yang namanya penguasa kan gampang kan.
20:57Dia assessment.
20:58Bila gak lulus.
20:59Tapi karena itu saya berpikir.
21:01Bener bapak saya bilang ya.
21:03Lu kalo mau lawan pejabat.
21:05Gak bisa lu.
21:06Cuma jadi pengusaha lu.
21:08Lu jadi pejabat aja lu sana.
21:10Perbaikin.
21:11Nolong orang miskin.
21:13Padahal saya dulu pengen jadi konglomerat sebetulnya.
21:15Oh ya.
21:16Sebetulnya bisa nolong orang banyak gitu kan.
21:18Sebab saya gak bisa.
21:19Lu kan mau nolong orang banyak.
21:21Mau buka raman kerja semua tuh jadi pejabat.
21:23Akhirnya saya masuk ke politik.
21:25Singkatnya gitu lah.
21:27Dan sampai hari ini saya masih tetap di politik.
21:29Orang bilang kamu udah selesai.
21:31Ya sebelum bunyi empat paku di atas peti mati saya.
21:34Eh gak bunyi paku lagi.
21:35Karena pake skrup sekarang peti mati.
21:37Jadi kayak pepatah kunonya udah gak cocok ya.
21:41Gak pake bunyi paku.
21:42Jadi sebelum bunyi skrup paku di atas peti mati saya.
21:46Saya masih ada harapan untuk terus berjuang dong.
21:49Kenapa kita takut.
21:55Luar biasa.
21:56Gak bahaya kan pak pertanyaannya kan.
21:57Aman kan.
21:58Saya ada asuransi juga.
22:02Pak ini kan kalo misalnya kita mau optimis nih.
22:05Ini bukan anak buddha semua.
22:06Kita pengen bantu kontribusi lah.
22:08Untuk bikin Indonesia maju.
22:09Jadi pengusaha dan lain-lain.
22:11Dan gak jauh-jauh dari leadership.
22:14Kepemimpinan.
22:15Sebenernya kan kalo banyak orang yang ngeliput Pak Ahok tuh pasti.
22:18Cara kepemimpinannya Pak Ahok gitu.
22:21Cara yang kapan.
22:23Sebelum Mako Brimob atau sesudah Mako Brimob.
22:25Itu mesti dibedakan juga.
22:27Oh itu beda.
22:28Itu mesti dibedakan juga nih.
22:30Karena ada dua yang berbeda nih.
22:32Jadi kalo misalnya ada pesannya.
22:35Kita harus optimis.
22:37This is what it is gitu.
22:38Tapi kita bisa kontribusi.
22:39Untuk sesuatu yang positif untuk Indonesia.
22:41Ada saran atau insight yang paling penting.
22:43Yang mungkin bisa dipelajari untuk anak-anak muda jaman sekarang.
22:46What would it be Pak?
22:48Kalo menurut saya ya.
22:49Jangan bedakan muda tua lah.
22:51Sama.
22:52Anda juga mesti berada sama orang tua anda.
22:54Semua kita mesti sama-sama.
22:56Jadilah orang yang memang lurus.
23:00Gak usah banyak drama-drama gitu loh.
23:03Kita bisa apa aja.
23:04Terus anda harus berani berdiri.
23:06Untuk menyuarakan apa itu kebenaran.
23:08Berdiri untuk menyuarakan apa itu keadilan.
23:11Apa itu kejujuran.
23:13Apa itu prikemanusiaan.
23:15Kita sering kan lihat dengan kasus hukum misalnya ya.
23:18Gak adil kita tau.
23:19Ah bukan urusan gua.
23:20Bukan keluarga gua kok.
23:21Dia dijolimin.
23:22Emang gua pikirin.
23:23Ini yang gula ya Pak.
23:24Gua aman.
23:25Gak tau apalah.
23:26Pokoknya ada lah.
23:28Kita diem dong.
23:30Eh hati-hati loh.
23:31Kalo kita gak mau nyuarakan itu.
23:33Satu hari ketidakadilan itu kan datang ke kita juga.
23:37Ke keluarga kita.
23:38Jadi kita sama-sama berani nyuarakan.
23:41Terus yang kedua.
23:42Pak.
23:43Jangan terlalu ngantarkan AI-AI lah.
23:46Eh udah tertentu nih.
23:48Serius.
23:49Karena bahas AI seharian ya Pak.
23:51Aku mau ngomong jujur nih.
23:52Lo jangan salah nih.
23:55Saya mau tanya ya.
23:57Kalo kita bicara soal kasus kemarin ada Covid.
24:00AI gak bisa jawab.
24:02Karena dia gak punya data.
24:04Tapi kita sebagai manusia.
24:06Human being.
24:07Kita biar data ini udah punya dalam otak pikiran kita.
24:11Dari kita dalam janin.
24:13Bayangin itu full data.
24:15Dengan pengalaman kita denger.
24:17Mata kita lihat.
24:19Yang pengalaman hidup kita.
24:21Nah anda cuma butuh ngelatih.
24:24Mendengarkan suara being ini.
24:26Mungkin orang bisa meditasi.
24:27Mungkin orang bisa sembahyang tengah malem.
24:29Tahajud macam-macam lah.
24:31Itu untuk melatih mendengarkan being kita.
24:34Karena jaman ini.
24:35Berubah gitu cepat.
24:37Mungkin orang tanya sama saya.
24:38Saya juga power by AI juga.
24:40Oh ya?
24:41Tapi ahok intelijen.
24:47Luar biasa.
24:48Ahok intelijen.
24:50Siap siap siap.
24:51Oke berarti pesan terakhirnya adalah.
24:53Mau apapun yang kita lakukan.
24:55Kita harus lurus.
24:57Kita harus menyuarakan kebenaran.
24:59Dan integritas tetap nomor satu.
25:02Satu tambahan.
25:03Jangan terdistract.
25:04Dengan tujuan hidup anda yang mula-mula.
25:08Teknologi.
25:09Situasi.
25:10Kekacauan.
25:11Membuat kita terdistract.
25:12Saya juga berpikir.
25:14Waduh jadi bisnismen susah.
25:16Sementara ada orang percaya saya jadi CEO.
25:20Wah kerja aja sama dia ya.
25:22Kan lumayan.
25:24Saya udah pernah kerja juga nih.
25:25Gaji gede.
25:26Tapi kerjanya bosnya pulang jam 2 pagi nih.
25:29Nah saya langsung.
25:30Cek.
25:31AI ahok intelijen ini.
25:33Gitu kan.
25:35Kalau cek AI yang artifisial.
25:37Pasti suruh kerja.
25:38Nambah modal kok.
25:39Gede.
25:40Lalu saya cek.
25:41Saya dapetin kalimat begini.
25:42Never overwork for the riches.
25:45Kenapa saya ngomong begitu.
25:48Saya cuma pengen lebih kaya aja.
25:50Terus saya gak bisa datang lagi dong.
25:52Ngomporin-ngomporin kalian kan sebet.
25:54Ya dong hari kayak gini.
25:56Jangan-jangan bos gua lagi di rumah meeting.
25:58Gua di rumah bos.
26:00Weekend ada bos.
26:01Minggu.
26:02Nemanin bos.
26:04Nah saya gak bisa menularkan.
26:07Membagikan.
26:08Saya kan politisi edukator soalnya.
26:10Politisi edukator.
26:11Ya saya pengen semua orang punya persepsi yang sama.
26:14Kita punya langkah perjuangan yang sama.
26:16Partai politik banyak orang gak bener.
26:18Karena kita yang baik gak mau masuk.
26:20Itu masalahnya.
26:22Itu sih.
26:24Aku lagi memprovokasi dia.
26:26Kan aku profesor juga.
26:27Prof bukan profesor.
26:28Provokator.
26:30Oke.
26:31Jadi tertarik kan nih.
26:32Kita mau bikin kongres partai ini.
26:35Nah bercanda itu aja.
26:36Gimana guys.
26:44Teman 4country.
26:46Lepas.
26:47Sampaiγ‚Š di rumah.
26:48Mat可.
26:48Sampai de rumah.
26:50Sampai.
26:51aliΕ›my 가��듀이.
Be the first to comment
Add your comment

Recommended