Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
Darurat Sampah Sungai di Bali Belum Terselesaikan

Masih banyak warga memperlakukan sungai sebagai tempat sampah, bahkan dari kawasan hulu hingga ke pesisir. Semeton, bagaimana pendapat kalian melihat kebiasaan ini yang justru mencemari lingkungan dan merusak wajah pariwisata Bali? Tinggalkan komentarmu di bawah.

Reporter : AGA
Editor : FDI

#Bali
#AllAboutBali
#BeritaBali
#DaruratSampah
#SungaiTercemar
#LingkunganBali
#PariwisataBali
#SampahPlastik
Transkrip
00:00Darurat Sampah Sungai di Bali Belum Terselesaikan
00:02Masih banyak masyarakat di Bali memperlakukan sungai seperti tebe alias tempat sampah belakang rumah.
00:09Dari hulu ubud hingga tukat mati, pelanggaran pembuangan sampah ke sungai masih marak ditemukan.
00:14Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dinilai masih rendah,
00:18apalagi di wilayah pemukiman sekitar bantaran sungai seperti tukat badung dan tukat ayung.
00:23Kadang-kadang sampah dapur dibungkus plastik langsung dilempar ke.
00:27Sungai
00:28Sungai dianggap bukan bagian dari kehidupan mereka, padahal justru sebaliknya.
00:33Ungkap Kepala UPTD Pengelolaan Sampah DKLH Provinsi Bali, Nimade Armadi, dalam keterangannya, Sabtu 26 Juli 2025.
00:44Di kota Denpasar, Armadi menekankan pentingnya pengelolaan sampah berbasis sumber.
00:50Jika sampah rumah tangga, hotel, dan pasar dikelola sejak awal,
00:54maka aliran sampah ke TPA dan lingkungan bisa ditekan secara signifikan.
00:58Ia juga menyeroti fenomena saat musim hujan,
01:02di mana plastik dan sampah rumah tangga dari hulu mengalir deras hingga ke pesisir dan laut.
01:06Di Dreamlan, Kuta, saat musim hujan, sungai penuh sampah plastik.
01:12Itu kiriman dari hulu.
01:14Kalau tidak dicegah, laut jadi korban, dan sektor pariwisata pun ikut tercoreng, ujarnya.
01:21Senada, Ketua TPS 3R Desa Adat Seminyak, Iko Mangrudita Hartawan,
01:27juga menyayangkan perilaku masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai,
01:30terutama saat bendungan dibuka.
01:33Begitu dam dibuka, sampah mengalir deras.
01:37Itu bukan sampah kiriman,
01:39tapi ulah manusia sendiri yang belum sadar arti pentingnya sungai, ujarnya.
01:43Ia juga menambahkan,
01:45sebagian besar sampah yang mengalir adalah anorganik,
01:48mencerminkan kebiasaan buruk yang perlu segera diubah.
01:51Pemerintah dan komunitas seperti Sungai Waj, Yayasan Windu,
01:55dan para relawan terus bergerak melakukan edukasi dan aksi bersih-bersih sungai.
02:00Namun tanpa kesadaran kolektif dari masyarakat,
02:03upaya ini akan sia-sia.
02:06Sudah saatnya kita hidup diet sampah,
02:08lebih ramah lingkungan,
02:09dan menjadikan sungai sebagai warisan,
02:11bukan tempat buangan,
02:13tutup armadi.

Dianjurkan