Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • hari ini
JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengatakan semua mantan presiden punya kendaraan politik.

Maka, tidak menutup kemungkinan peta politik anak mantan presiden yang akan berlaga di Pilpres 2029 dan berebut kursi cawapres mendampingi Prabowo Subianto.


Presiden RI, Prabowo Subianto menghadiri perayaan Hari Lahir (Harlah) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Rabu (23/7/2025).

"Saya nyaman di tengah PKB, saya nyaman di tengah Nahdlatul Ulama. Saya merasa dekat dengan tokoh-tokoh NU dan PKB. Saya dahulu merasa sangat dekat dengan Gus Dur," ujar Presiden Prabowo.

Peneliti Utama BRIN, R. Siti Zuhro melihat pernyataan ini sebagai obsesi Presiden Prabowo untuk mendapat dukungan dari seluruh kalangan dalam membangun Indonesia. Dalam pidatonya, terselip humor dan ingin merangkul serta memberikan simpati sebesar-besarnya.

Siapakah yang akan mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2029? Tuliskan komentar Anda.



https://youtu.be/-vQ5-1cYBe8?si=RxYfnoxB3eFhsXML



#jokowi #psi #gibran

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/607053/pilpres-2029-ajang-anak-mantan-presiden-berebut-jadi-wakilnya-prabowo-satu-meja
Transkrip
00:00Masih bersama saya Budi Mantan Rejo di satu meja di forum.
00:07Sebelum melanjutkan dialog kita coba dengar terlebih dahulu
00:10pidato Presiden Prabowo Subianto di hari lahir Partai Kebangkitan Bangsa malam ini.
00:17Saudara-saudara saya merasa hari ini
00:20besar hati
00:24PKB
00:25Kiai-Kai
00:28bersama saya.
00:49Karena mereka-mereka penghanut masyarakat
00:52ekonomik ini
00:54bandel-bandel.
01:00Ada wartawan nggak boleh ngomong.
01:04Presiden harus bicara
01:06sopan-sopan.
01:08Tapi karena PKB dan NU ya harus bawah.
01:14Betul nggak?
01:16Kalian ngerti bahasa rakyat, bahasa jalan kalian ngerti?
01:30Kalau saya bicara bahasa akademis.
01:37Saudara-saudara sekalian.
01:43Perkembangan ekonomi kita
01:45penuh dengan anomali-anomali.
01:51Kalian ngerti nggak?
02:01Kalian ngerti nggak?
02:03Ya kan?
02:05Ya kan?
02:06Pasti kalian diantara kalian ngomong yang
02:09nggak muding ini.
02:12Apa?
02:16Anomali-anomali ini.
02:18Nyuri.
02:27Nyuri.
02:28Gitu loh.
02:29Ngarong.
02:30Kalian ngerti nggak?
02:32Ngerampok.
02:33Terima kasih ni.
02:39Maaf.
02:40Maaf.
02:43Maaf.
02:48Maaf.
02:50saya suka dengan filosofi NU, NU tidak kemana-mana, tapi NU ada di mana-mana
03:10itu adalah pidato atau sambutan Presiden Prabowo Subianto di hari lahir PKB Mbak Wiwi
03:21kalau kita lihat ya, sebelumnya di awal itu kan seakan-akan Pak Prabowo dekat dengan PSI
03:28lalu hari kedua dia mengatakan Gerindra dan PDIP, juga KKAD
03:34hari ini mengatakan NU, PKB, dan KIAIKI bersama saya
03:39sebetulnya apa yang dibayangkan oleh Pak Prabowo dengan 3 seri pidato yang mengatakan
03:43semuanya bersama dengan Pak Presiden
03:46obsesinya Pak Prabowo itu memang ingin menjadi Presiden, memerintah, dapat dukungan luas seluruhnya
03:57baik kekuatan politik, civil society-nya, masyarakatnya, semua mendukung
04:04karena dia ingin membangun Indonesia, mensejahterakan rakyat Indonesia
04:07obsesinya seperti, obsesinya?
04:09iya obsesinya, cuman memang
04:12masyarakat juga ingin
04:14ada
04:17pelaksanaan yang konkret gitu, tidak sekedar
04:20omon-omon tentunya ya
04:22pidato-pidatonya seperti yang tadi itu kan tahu
04:26bahwa audiens
04:28masyarakat NU
04:30memang rasa humornya itu tinggi kan gitu
04:35maka disitu dihadirkan humor
04:37beda dengan ketika di PSI
04:39humornya beda kan gitu
04:41yang ini cair humornya gitu
04:44cair banget gitu ya khas gitu
04:47nah tentu sebagai pemimpin ingin merangkul dan memberikan simpati sebesar-besarnya
04:54dengan harapan bahwa apa yang akan dilakukan Pak Prabowo itu
04:59betul-betul meyakinkan semua masyarakat Indonesia
05:04bahwa Indonesia akan maju nanti
05:06nah ini yang harapannya dukungan konkret tadi itu yang betul-betul
05:12tentu ditunggu oleh Pak Prabowo
05:16apakah ini akan menjadi satu hal yang korelasinya positif terhadap program-programnya
05:24ini juga belum tentu menurut saya
05:27jadi bukan ujuk-ujuk kalau semua dirangkul seperti itu dengan
05:32sambutan-sambutan pernyataan-pernyataan yang sangat encouraging gitu ya
05:38sangat menyemangati gitu
05:40lalu nanti akan memberikan korelasi yang positif bahwa
05:44semua kinerja program yang menjadi delapan asca cita itu
05:49lalu dipercaya bisa jalan
05:51oke baik
05:51oke Bung Hanta ini ada tren menarik ya
05:54ketika semua presiden Indonesia
05:56baik Pak Prabowo, Ibu Megawati, Pak SBY, dan kemudian Pak Jokowi
06:02mempunyai kendaraan politik yang namanya Partai Politik
06:04ini sebuah perkembangan politik yang bagus bagi Indonesia gitu?
06:09ya sebenarnya ini memang ketika kita mengeluarkan
06:13kritik kepada salah satu itu satu paket sebenarnya
06:16semuanya?
06:16semuanya
06:17karena kita lihat sama ya Pak SBY dan Mas Ahaye
06:20belakangan jadi tidak hanya Pak Jokowi dan Mas Kaisang
06:23jadi sebelumnya begitu juga Ibu Megawati dan Mbak Puan Maharani
06:26nah kalau proyeksi 5-10 tahun ke depan Mas Budiman saya melihat bisa jadi suka atau tidak suka realitasnya ini
06:34kita tidak menutup kemungkinan akan melihat peta pertarungannya itu adalah pertarungan para anak mantan presiden
06:42anak mantan presiden
06:43bukan dalam konteks elektoral publik ya
06:45nah ada tiga fasenya kita lihat
06:47pertama apakah nanti Gibran akan selesai sampai 2029
06:52seandainya misalnya saja tidak itu akan terjadi dinamika disini
06:56proses isu-isu pemakzulan ada dinamika politik di MPR itu satu
07:00yang kedua nanti di 2019 ketiganya
07:04tiga yang kita kelompokkan tiga politik kekerabatan tadi
07:07ini bisa jadi pertarungan ingin berebut menjadi cawapresnya Prabowo Subianto
07:12oke
07:13itu perhari ini sudah mulai membidik
07:15bagaimana Pak Jokowi ingin memasangkan tetap Mas Gibran di periode kedua
07:18tidak tutup kemungkinan yang dulu sebab disebutkan perpasangan dengan Mbak Buan itu sedang dituju
07:25akan diupayakan juga
07:26sedang diupayakan
07:27termasuk PSB
07:28jadi akan bertarung itu tiga mantan anak mantan presiden
07:32kingmaker-nya orang-orang kuatnya berada di belakangnya juga adalah para mantan presiden ini
07:37dan satu lagi bisa jadi sampai 2034
07:40pasca saya mengasumsikan Pak Prabowo selesai 10 tahun misalnya
07:44misalnya saja
07:45itu 2034 mereka akan mencapai cawapres
07:47oke
07:48di luar nama-nama yang lain tentunya
07:49oke
07:50ini yang saya kira kemungkinan akan terus presidensialisasi partai politik
07:54personalisasi partai politik itu terjadi
07:56di saat yang sama kita menginginkan demokratisasi insonialisasi partai
08:00tetapi terjerembabnya
08:02parti ID kita semakin melemah
08:04tapi figur ID dalam tanda petik yang menguat
08:06makin menguat
08:07itu kalau dalam perspektif demokrasi kemunuran
08:09kemunuran
08:10Kang Gun Gun
08:11ini pertarungan antara mantan-mantan presiden untuk memperbutkan kekuasaan
08:15dimana rakyat?
08:16ya itu memang ada problem serius dalam bangunan kepartaian kita
08:23dimana suara publik dengan suara elit itu seringkali tidak terjembatani
08:29makanya tadi personalisasi politik pada kingmaker-kingmaker yang bertarung
08:34ini kan menjadi realitas politik kekinian
08:37sebenarnya kayak PSI itu ada beberapa hal bagus di luar yang tadi kita kritik yang sempat di awal-awalkan kita apresiasi
08:44seperti misalnya uji publik
08:47uji publik
08:48kemudian keterwakilan uji publik calon anggota DPR maksud saya
08:53kemudian keterwakilan perempuan lebih dari 30%
08:56itu 45%
08:57itu kan bagus
08:58kemudian konvensi kepala daerah itu patut diapresiasi
09:01tapi kok lebur semua ya?
09:02nah ini yang kemudian tidak lagi nampak sekarang
09:06dari 2024 kemarin ke sini
09:09selalu kemudian narasinya identik dengan sosok begitu
09:14yaitu sosok Pak Jokowi
09:15artinya kembali pada elit
09:18bukan kemudian mengagregasi
09:20kemudian mengartikulasikan suara yang muncul dari publik secara lebih berresonansi atau bergaung begitu
09:27oke, Kang Adi jadi yang sebetulnya nih parpol yang butuh tokoh atau tokoh yang buku parpol sih?
09:34tergantung partai politiknya
09:36tapi ada kecenderungan secara mayoritas di Indonesia
09:39parpol lah yang butuh tokoh
09:41ada tiga variabel yang saya kira selalu dijadikan sebagai instrumen partai politik di Indonesia
09:46pertama adalah ketokohan
09:47yang dua adalah social cleavage semacam
09:50jaringan sosial basis masa
09:51yang ketiga adalah logistik
09:53nah saya menduga partai-partai politik yang kuat
09:55termasuk juga partai yang tidak lolos parlement
09:58ini tiga faktor Wang
09:59karena salah satu bisa salah dua atau salah tiga-tiganya
10:03saya menduga PSI diuji dalam konteks ini
10:06pertama tentu sangat mengandalkan Pak Jokowi
10:08kita tahu bahwa puncak kejayaan sosok Jokowi di 2024
10:12itulah yang saya sebut di 2009 diuji
10:15apakah pamur Jokowi akan kuat atau tidak
10:17nah yang menjadi pertanyaan dasar itu adalah sebenarnya
10:20basis sosial PSI itu dimana?
10:23di kelompok Islam bukan
10:24sementara di kelompok-kelompok nasionalis
10:26itu harus berdesakkan dengan partai-partai lain
10:28ada PDIP dan seterusnya
10:30yang ketiga soal logistik
10:31ini tentu tidak mudah
10:33di tengah pragmatisme pemilih kita yang sangat kompleks
10:36tentu ini harus bisa direjemahkan
10:38supaya tentu saja dalam konteks untuk memberikan jawaban
10:41bahwa PSI setelah Pak Jokowi ada di dalamnya
10:44bisa bicara banyak berkaitan dengan masa depan mereka
10:48oke
10:49jadi problemnya adalah bagaimana sebenarnya
10:52masa depan kepartaian Indonesia yang terjadi adalah
10:54diskoneksi antara partai politik dan masa
10:57kita bahas setelah jeda berikut ini
10:58terima kasih
10:59terima kasih
11:01terima kasih
11:02terima kasih

Dianjurkan