Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
JAKARTA, KOMPAS.TV - Setelah laporannya terkait dugaan pencemaran nama baik di Polda Metro Jaya naik ke tingkat penyidikan, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo secara terbuka mengungkapkan kecurigaannya terhadap serangan yang dialamatkan padanya, mulai dari kasus ijazah hingga isu pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming.

Pertanyaannya, benarkah Jokowi kini mulai ditinggalkan oleh kawan-kawan politiknya hingga serangan bertubi-tubi tersebut ia rasakan sebagai bentuk tekanan politik?

Simak bahasannya bersama Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno.

#jokowi #adiprayitno #ijazahjokowi #gibran

Baca Juga Kesal Lamarannya Ditolak, Kakek di Bone Nekat Culik Siswi SMP | BU di https://www.kompas.tv/regional/605647/kesal-lamarannya-ditolak-kakek-di-bone-nekat-culik-siswi-smp-bu

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/605648/full-analisis-adi-prayitno-siapa-orang-yang-ingin-jatuhkan-reputasi-politik-jokowi-kpg
Transkrip
00:00PAS TV
00:00Saudara setelah laporannya soal dugaan pencemaran nama baik di Polda Metro Jaya naik ke tingkat penyidikan
00:09Presiden ke-7 Jokowi secara terbuka mengungkapkan kecurigaannya di balik serangan kasus ijazah
00:15hingga upaya pemaksulan Gibran
00:17Pertanyaannya, benarkah Jokowi kini mulai ditinggalkan kawan-kawan politiknya
00:23hingga serangan bertubi-tubi ia rasakan sebagai serangan politik
00:27Kita bahas bersama Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno
00:30Mas Adi, ini kan kalau biasanya nih Jokowi selalu kerap kali merespon serangan terhadap dirinya dengan santai
00:38Kali ini terkesan berbeda
00:40Apa yang Anda tangkap dari pernyataan Pak Jokowi soal ada agenda besar politik?
00:45Ya, sepertinya Jokowi itu merasa ada eskalasi serangan politik yang cukup agresif
00:51Terutama setelah Jokowi tak lagi jadi Presiden
00:54Itu yang sepertinya dikalkulasi secara utuh
00:57Wah serangan-serangan itu kan bersifat simultan kemudian agresif dan cukup sistematis
01:03Misalnya kalau kita agak sedikit flashback ke beberapa waktu yang lalu sebelum persoalan ijazah
01:08Kan misalnya ada sejumlah pihak yang menggugat soal mobil SMK
01:12Yang dinilai bagian dari janji politik Pak Jokowi
01:15Setelah itu juga soal ijazah dan kemudian misalnya meremet terkait dengan isu pemazulan
01:21Sepertinya Jokowi itu merasa dan punya feeling bahwa hal-hal yang mengarah kepada dirinya
01:27Termasuk keluarga besarnya itu bukan sebatas kebetulan
01:30Hanya sebatas ada orang yang mungkin kecewa terkait dengan kebijakan-kebijakan politiknya di masa lampau
01:38Tapi sepertinya Jokowi itu menduga bahwa apa yang terjadi hari ini
01:42Ini soal menyangkut bagaimana masa depan politik Jokowi di masa-masa yang datang
01:47Yang bisa ditangkap oleh publik adalah per hari ini misalnya
01:51Jokowi selalu diperhitungkan sebagai salah satu sosok yang dinilai
01:55Bahwa endorsement dan dukungan politiknya terkait dengan politik di 2029 dan setelahnya
02:02Itu kan masih dianggap cukup sakti, masih cukup kuat
02:05Oleh karena itu, kalau semua legasi reputasi politik Jokowi itu didudai dengan isu-isu yang berkembang
02:12Dengan tuduhan-tuduhan yang berkembang
02:14Tentu dikhawatirkan endorsement, statement-statement Jokowi
02:17Dukungan Jokowi itu dianggap tidak ada gunanya dan dianggap tidak
02:21Ini yang sepertinya ingin diamputasi oleh Jokowi bahwa
02:25Dengan cara menyampaikan serangan-serangan yang muncul ini tidak lebih dan tak bukan
02:29Adalah untuk merusak reputasi Pak Jokowi, menanggret Jokowi
02:33Supaya Jokowi itu dianggap sebagai sosok, bukan seperti yang dibayangkan oleh publik selalu
02:39Seperti begitu perasaan Jokowi
02:41Kalau kita bicara soal Jokowi menyampaikan pernyataannya ke wartawan
02:45Itu adalah perasaan politiknya
02:47Apakah ini pertanda bahwa Pak Jokowi juga merasa ditinggalkan oleh kawan-kawan politiknya?
02:53Ya kalau mau jujur sebenarnya secara tidak langsung
02:56Jokowi dalam banyak hal menangkis secara langsung serangan-serangan yang bertubi-tubi datang
03:02Waktu jadi presiden ya saya kira
03:05Kalau tidak ada PDIP kan banyak partai politik yang pasang badan
03:08Misalnya kawan-kawan PKB, kawan-kawan yang ada di PAN, kawan-kawan yang ada di Golkar
03:13Lalu pasang badan misalnya ketika Jokowi itu dibully dan dikritik oleh publik secara umum
03:19Bahkan ketika Jokowi misalnya berhadapan-hadapan dengan PDIP
03:23Karena efek pecah kongsi di akhir kekuasaannya
03:26Begitu banyak partai politik yang pasang badan dan memberikan pembelaan politik
03:30Per hari ini terutama setelah Jokowi tak lagi jadi presiden
03:33Satu-satunya yang cukup setia memberikan pembelaan kepada Jokowi adalah sejumlah relawan
03:38Dan relawan itu orangnya itu-itu saja
03:41Dan saat kelihatan sekali tampilan ke publiknya agak sedikit kewalahan
03:46Menghadapi para jubir-para jubir yang selama ini cukup aktif memberikan serangan ke Jokowi
03:50Maka tidak mengherankan kalau Jokowi pada akhirnya
03:54Juga harus secara langsung menghadapi serangan-serangan itu
03:58Maka tidak mengherankan kalau kita iris satu persatu
04:01Jokowi kan memberikan tanggapan misalnya terkait dengan pemakzulan
04:05Jokowi juga memberikan tanggapan terkait dengan ijazah
04:08Jokowi juga memberikan tanggapan terkait dengan SMK dan seterusnya
04:12Itu artinya apa?
04:13Per hari ini Jokowi memang kehilangan begitu banyak para pendukungnya
04:17Termasuk partai-partai yang bergabung di koalisi yang dulu dikatakan atau bisa dikatakan cukup dekat dengan Pak Jokowi
04:24Saya menduga ya
04:27Beberapa waktu yang lalu misalnya Pak Luhut mengatakan ada kesan gitu ya
04:32Bahwa Jokowi itu dilupakan jasa-jasa politiknya
04:35Saya menduga jangan-jangan mengarah ke hal ini
04:38Begitu banyak dulu orang-orang partai politik misalnya yang merasa dibantu oleh Jokowi
04:43Mencarkan oleh Jokowi
04:45Elit-elitnya jadi pejabat, jadi menteri dan seterusnya dan seterusnya
04:48Dulu begitu nyaman dan begitu mesra
04:50Tapi setelah Jokowi tak lagi jadi presiden
04:53Kemudian Jokowi begitu banyak mendapatkan serangan-serangan politik dari berbagai penjuru mata angin
04:58Orang-orang yang dulu sempat memberikan dukungan politiknya bersama dengan Jokowi tak lagi memberikan pembelaan apapun
05:06Ini lah yang kemudian terjadi pada realitas hari ini
05:09Tapi satu yang ingin saya katakan bahwa dalam sistem presidensialisme multipartai
05:14Itu tak ada namanya yang disebut dengan koalisi permanen
05:18Karena koalisi itu didasarkan atas kepentingan terutama kepentingan terhadap kekuasaan
05:24Setelah kekuasaan berakhir, kepentingan itu berakhir pula
05:27Dan ini yang terjadi bagi partai-partai yang dulu bersama dengan Jokowi
05:31Setelah Jokowi berakhir, partai-partai itu mencari tuan baru
05:35Dan itulah realita yang terjadi saat ini menurut perspektif Anda ya
05:38Baik, terima kasih Mas Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Parameter Politik atas perspektifnya sore hari ini
05:45Selamat sore Mas Adi
05:45Selamat sore
05:47Selamat menikmati

Dianjurkan