Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Jurnalis KompasTV Dipo Nurbahagia juga sempat bertemu dengan Politisi PDI Perjuangan, Beathor Suryadi.

Menurut Beathor, ia memiliki data soal pembuatan ijazah Jokowi. Ia juga mencari tahu informasi ijazah Jokowi dari kader-kader PDIP.

Dari situ, Beathor kemudian mendatangi, melacak, dan memastikan bahwa ijazah tersebut merupakan produk cetakan dari Pasar Pramuka.



"Sudah pasti di Pasar Pramuka," tegasnya.

Sebelumnya Jurnalis KompasTV, Dipo Nurbahagia menelusuri ke Pasar Pramuka untuk membuktikan dugaan ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo yang dikabarkan dicetak di Pasar Pramuka. Di sana, Dipo bertemu dengan Roy Suryo, penuding ijazah palsu Jokowi.

"Di Pasar Pramuka inilah tempat di mana orang Indonesia itu tahu, tempat orang bisa mencetak visa Amerika saja lolos. Masih ada tempat-tempat yang menunjukkan kami tidak menerima lagi edit ijazah. Tidak lagi, berarti dulunya menerima," katanya.



#jokowi #ijazah #ijazahpalsu



https://youtu.be/go7HCTSbWew?si=uSx_7MircZ6_ifqi

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/605309/politisi-pdip-pastikan-ijazah-jokowi-dibuat-di-pasar-pramuka-apa-buktinya-dipo-investigasi
Transkrip
00:00Sebenarnya saya berada di Pasar Pramuka Jakarta, saya akan menelusuri dan menguji secara langsung apakah betul ijazah dari Presiden ke-7 Jokowi di Cetak.
00:09Tapi saya tidak akan sendiri, saudara. Saya hadirkan secara langsung penuding ijazah palsu Jokowi, Bung Rai Suryo.
00:15Bung Rai, apa kabar?
00:16Alhamdulillah, baik.
00:18Terima kasih untuk keberaniannya datang langsung ke Pasar Pramuka, Bung.
00:21Memang harus berani. Kita berkata benar, harus berani juga benar.
00:26Bung Rai, sebelum nanti saya akan meminta sejumlah bukti dari Bung Rai Suryo terkait dengan tudingan itu.
00:32Saya akan hadirkan dulu, saudara, perbincangan saya secara langsung dengan Bung Betor Suryadi, politisi senior PDI Perjuangan yang juga sudah saya minta untuk hadir ke sini, namun belum berkenan.
00:43Saya akan hadirkan wawancara saya di tempat berbeda.
00:52Bung Betor, terima kasih untuk waktunya, Bung.
00:54Siap.
00:55Apa kabar? Sehat?
00:55Baik, amul.
00:56Oke.
00:57Bung Betor, saya ingin konfirmasi.
00:58Bagaimana awal mulanya, Anda berani mengatakan bahwa ijazah Pak Jokowi dibuat di Pasar Pramuka?
01:04Ya, tentunya sekelas orang seumur kita dan juga kita punya status aktivis partai.
01:12Kan nggak mungkin kita asal omong-omong kalau nggak punya data.
01:16Oke.
01:16Jadi, saya berani mengucapkan urayan-urayan itu karena datanya cukup kuat dan lain.
01:24Oke.
01:25Saya berpikir kalau benar ini dibikinnya bukan di UGM, lantas di mana?
01:32Nah, saya terus menyebarkanlah informasi tentang ijazah palsu ini ke kader-kader.
01:39Kan ada grup mencari tahu?
01:40Mencari tahu.
01:40Oke.
01:41Terus saya bilang, eh, apakah kawan-kawan tahu nih ada isu ijazah palsunya Jokowi?
01:48Tahu bang, tahu bang, ada si Anu bang, ada si Anu, ada si Anu.
01:51Disebut nama, disebut tempat.
01:53Masa datangin.
01:54Dari situ terus saya lacak.
01:57Saya lacak, saya bisa pastikan bahwa ini produk daripada Pasar Pramuka.
02:05Sudah pasti di Pasar Pramuka.
02:07Bung Rai, bahwa yang pertama kali menyebutkan ijazah Pak Jokowi dicetak di Pasar Pramuka adalah Bung Beto.
02:17Betul.
02:17Politisi senior PDI Perjuangan.
02:19Apa yang kemudian membuat Anda langsung mempercaya pernyataan dari Bung Beto?
02:23Ya, begini.
02:24Yang pertama adalah, saya, Dr. Rismon, Dr. Tifa itu tetap pada pendirian.
02:29Saya percaya bahwa ijazah yang pernah digunakan oleh Presiden Ketujuh Indonesia, itu tidak benar.
02:36Memang, kami waktu itu belum pada ketaknya.
02:38Nah, tiba-tiba ini seolah-olah seperti ada trigger.
02:42Bahwa, oh, kemudian di Pasar Pramuka, Bang Witter.
02:45Saya tidak langsung percaya.
02:47Saya kemudian berusaha kontak dengan orang yang mengerti betul, ya, tentang dunia intelijen.
02:53Sahabat saya dulu ketika saya masih di Komisi 1, mitra saya intelijen.
02:57Ya, itu di Pasar Pramuka, Mas.
02:59Kemungkinan besar.
03:00Karena Pasar Pramuka inilah tempat di mana orang Indonesia itu tahu,
03:05di sini bisa mencetak bahkan sampai visa Amerika saja lolos.
03:08Visa Amerika saja lolos.
03:10Dan itu dikatakan oleh beliau.
03:12Dan di sini, kalau kita melihat, ini memang bukan Pasar Pramuka yang lama, ya.
03:16Ini yang baru.
03:17Bekas-bekasnya, dalam tanda kutip, masih ada.
03:19Masih ada tempat-tempat yang menunjukkan kami tidak menerima lagi edit ijazah.
03:24Oke.
03:24Jadi, tidak lagi.
03:25Berarti dulunya penuhi, Mas.
03:29Artinya ini Pasar Pramuka Pojok lokasinya, ya.
03:32Betul.
03:32Bukan Pasar Pramuka yang kemudian menjual obat-obatan dan peralatan medis.
03:35Jadi, hoax, kalau ada orang mengatakan, Pasar Pramuka sudah tidak ada.
03:38Masih ada.
03:39Menariknya, Mas.
03:40Dan ini untuk pemirsa di poinvestigasi juga tahu.
03:43Rata-rata kalau itu ditanya kebakaran,
03:46orang-orang di sini menjawab, bukan kebakaran.
03:48Bukan kebakaran.
03:49Dibakar.
03:50Dibakar.
03:50Ya, itu akhir tahun lalu.
03:52Nah, poin-poinnya masih ada.
03:54Dan jejak di mana dulu ada terkenal namanya Pak Dosen.
03:57Nah, Pak Dosen karena dia spesial untuk mencetak hal-hal sifatnya adalah untuk skripsi, disertasi, tesis, bahkan hasil dari tesis.
04:08Dan ternyata kita akhirnya tahu siapa Pak Dosen itu yang akhirnya sekarang pernah menjadi pejabat Wakil Menteri.
04:15Itu adalah Pak Dosen.
04:16Artinya Anda setelah melakukan konfirmasi berulang dengan sahabat Anda, mantan anggota BIN,
04:22kemudian Anda juga meyakini bahwa kios yang kemudian mencetak ijazah Pak Jokowi itu dimiliki oleh Pak Dosen.
04:28Saya sudah semakin mendekat ke sana.
04:31Karena tidak ada tempat lain di Indonesia yang mencetak selain di Pasar Pramuka.
04:35Tapi Anda sudah menyebutkan, Bung Roy, siapa namanya?
04:37Pak Dosen itu orang sudah terkenal.
04:39Itu Profesor P inisialnya.
04:41Profesor P?
04:42Iya.
04:42Nama Lompatnya Pak Iman.
04:44Pak Pak Iman?
04:45Iya, jadi tidak apa-apa saya sebut.
04:46Karena Pak Pak Iman pun pernah WA kepada saya,
04:49mengaku kalau beliau memang pernah punya kios di sini,
04:52tahun 1997, tapi beliau hanya mengaku sampai 2002.
04:56Menariknya, beliau hanya mengaku sampai 2002.
04:59Padahal orang-orang yang di sini,
05:00itu ada yang berani bersaksi,
05:03beliau sampai dengan 2010, 2015, bahkan 2017,
05:07itu masih aktif di sini.
05:08Dan yang paling menarik lagi, Mas,
05:10masih bikin acara di belakang sini kemarin,
05:12itu pada tanggal 1 Mei 2025,
05:18barusan, dan itu kan orang jadi bertanya-tanya,
05:20ngapain juga tiba-tiba ngumpulkan orang,
05:23dan kemudian membuat acara.
05:25Dan semua orang juga kaget ketika tiba-tiba
05:27dia menjadi relawan.
05:30Itu orang tahu-tahu menjadi relawan,
05:32dan kemudian mobilitas vertikal.
05:34Menjadi relawan Jokowi,
05:36dan pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Desa.
05:39Betul, pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Desa,
05:41pernah menjabat sebagai Komisaris BUMD dulu,
05:44kemudian Komisaris BUMN,
05:47dan sekarang,
05:48staff khusus Wakil Menteri Desa.
05:49Oke, bapak begini,
05:50Bung Rai Surew,
05:51tudingan ijasa Hal Sujokowi dibuat di Pasar Pramuka ini,
05:56memang sudah menjadi perbincangan publik,
05:57tapi yang harus dibuktikan adalah lokasinya.
05:59Anda berani menunjukkan lokasinya?
06:01Ya, kalau lokasi bekasnya Pasar Pramuka yang terbakar,
06:04ada.
06:04Oke.
06:04Dan kira-kira bekas kiosnya pun ada.
06:07Bisa kita lihat di sana?
06:07Bisa kita lihat di sana.
06:08Boleh, Bung Rai?
06:09Mari.
06:10Saudara, saya akan tunjukkan,
06:13untuk pertama kalinya,
06:13Bung Rai Surew akan mengajak secara langsung,
06:16dan memperlihatkan kepada publik,
06:18lokasi kios yang pernah beroperasi,
06:21dan disebut mencetak ijasa,
06:24dalam tanda kutip,
06:24palsu,
06:25Presiden ke-7 Jokowi Dodo.
06:26Iya.
06:26Areanya masih lurus di sana ya?
06:28Iya, dan ini anehnya,
06:29kenapa masyarakat yang dulu X ini,
06:32itu menyebut ini bukan sekedar terbakar,
06:34tapi dibakar.
06:36Karena satu,
06:37peristiwanya terjadi jam 5 sampai 16.
06:40Jam 5 sampai 16.
06:41Pagi.
06:42Oke.
06:42Kebakaran selama 2 jam penuh.
06:44Oke.
06:45Habis sekitar 200 kios.
06:47100 meter dari sini itu hanya Polsek Matrama.
06:50Oke.
06:51300 meter dari sini itu Brandware,
06:52atau Kanter Madam Bakaran.
06:54Oke.
06:54Masa habis?
06:55Itu terjadi di tahun?
06:57Akhir 2024 kemarin.
06:59Oke.
07:00Setelah ada,
07:01setelah rame-rame kembali,
07:03soal ribut ijasa palsu,
07:05dan akhirnya setelah itu kan,
07:06awal itu kan ada pengaduan,
07:08ke Baris Krim,
07:09soal ijasa palsu.
07:10Areanya ini,
07:11Bung Roy?
07:11Iya.
07:12Saya akan tunjukkan saudara,
07:19Bung Roy Suryo akan memperhatikan kepada kita,
07:23bahwa masih ada,
07:25seperti,
07:27sisa-sisa bangunan,
07:29yang kemudian diduga,
07:31dulunya merupakan kios,
07:33dari,
07:34Pasar Pramuka Pojok ya?
07:35Kalau bisa ngintip,
07:38bisa nggak kameranya,
07:39lensanya masuk gitu?
07:40Bisa.
07:43Ini ya?
07:44Iya.
07:46Jadi dulu ada sekitar 200an lebih kios di sini.
07:50200 kios lebih?
07:51Oke.
07:51Dan orang nggak usah nutupin lah,
07:55orang nggak usah,
07:56nggak tahu,
07:57ya.
07:58Dulu ini terkenal banget.
07:59Oh.
08:00Bahwa yang namanya Pasar Pramuka Pojok,
08:02itu sangat terkenal,
08:04dan boleh dikatakan,
08:05kalau tadi didengarkan dari statement Pak Abitor,
08:08ya.
08:08Bahkan dia juga mengaku,
08:10banyak petinggi dari partainya,
08:11itu yang membuat juga di sini.
08:13Oke.
08:13Dan itu sudah Anda konfirmasi kepada,
08:15mungkin orang-orang di sini?
08:16Sudah.
08:17Sudah.
08:17Sudah.
08:17Sudah, ya mereka juga bilang,
08:18sering Pak dulu,
08:20ada orang membuat kayak gitu,
08:21cuman kalau sekarang,
08:22bukan nggak berani loh.
08:23Iya.
08:23Sekarang di belakang Pak,
08:24bisik-bisik.
08:25Oke.
08:25Jadi masih ada.
08:27Masih ada.
08:29Nah, kita tidak bisa sembarangan masuk,
08:31karena sudah ada plang juga yang tertulis,
08:33bahwa tanah ini milik salah seorang
08:35yang berada di sini,
08:36dan dilarang masuk
08:37tanpa izin pemilik
08:39tertuang juga Pak Saleh di sana,
08:40dalam pengawasan
08:41salah satu love verb.
08:51Bung Roy,
08:52saya ingin tanyakan tadi,
08:53tulisan yang tidak menerima ijazah edit ya?
08:56Ya, itu.
08:56Di mana itu?
08:57Itu tuh.
08:58Oh, ini ya?
08:58Tempatnya Pak Haji.
08:59Oke.
08:59Ini salah satu kios di,
09:01dulunya Pasar Pramoga Pocah,
09:03ini salah satu kiosnya.
09:04Boleh saya tunjukkan begini?
09:07Pak Haji ini pemilik kios ini ya Pak ya?
09:09Pemilik kios ini.
09:10Saya boleh lihat itu Pak,
09:11ada tulisan tidak menerima ijazah edit ijazah ya Pak ya?
09:15Maaf.
09:15Maaf.
09:15Maaf.
09:15Maaf.
09:15Di sini ya Pak ya?
09:15Ya.
09:16Oke.
09:17Sudah saya akan tunjukkan,
09:18ini adalah yang disampaikan oleh Bung Roy tadi,
09:20bahwa ada...
09:21Ini masuk aja Pak.
09:22Masuk aja deh.
09:23Oh tuh boleh tuh.
09:23Semacam tulisan yang ditempel di kios,
09:26dituliskan,
09:27perhatian,
09:28ini tokonya ya,
09:29tidak menerima ijazah edit ijazah.
09:31Yang paling pertama Bung Roy.
09:33Artu keluarga,
09:33KTP,
09:34nota,
09:34faktur,
09:35dan dokumen penting lainnya.
09:37Atau atas nama pemalsuan dokumen.
09:40Ini ditempel sudah lama?
09:41Tadi?
09:42Sudah,
09:42sejak mulai nenek,
09:43kita kan tahu.
09:44Kita tuh gak mau yang sport jantung ini.
09:48Oke.
09:48Tapi praktik-praktik nakal itu ada Pak?
09:50Mungkin sama orang yang...
09:51Nah itu gak sama nakal.
09:52Tidak.
09:52Cuma dengar aja.
09:57Ini akan menjelaskan bahwa
09:59Bapak Maman Paiman tidak terlibat.
10:02Itu gak ada membahas begitu itu tidak dokter.
10:04Bohong!

Dianjurkan