Hidden behind a quiet home in Cisarua, West Java, lies a forgotten Dutch graveyard — silent, abandoned, but full of untold stories. Among the eight remaining graves, one stands out… a marble tomb with two little girls embracing, carved in eternal love. The inscription reads: “Gewijd Aan de Nagedachtenis van onze Lievelingen” — “Dedicated to the memory of our beloved.” They were Charlotte Jeannette Françoise and Mathilde Cornelie, who passed away one year apart — in August 1878 and August 1879. Who were they? Why were they buried together in this hidden place? No one knows for sure… But their statues remain, holding each other, as if refusing to be separated — even by death. A forgotten corner. A lasting bond. A story that lingers in the silence of Cisarua.
00:00At the same time, the city of Punggungan Puncak
00:03has been buried in a few years of time
00:06that almost lost.
00:08In the city of Citeko,
00:10Cisarua Bogor,
00:11right behind the home of the war,
00:13there is a complex of German
00:16and beautiful story.
00:19It was a very long story.
00:21This was the last place for the European
00:24in the time of the India-Belander.
00:29Warga tua bercerita dulunya ada lebih dari belasan nisan di tempat ini, tapi kini hanya 8 makam yang tersisa, sebagian nyaris hilang di telan tanah dan waktu.
00:43Namun, yang paling menarik dan menyentuh hati adalah satu makam berbentuk persegi empat dengan patung dua anak perempuan yang sedang berpelukan, terbuat dari marmer putih.
00:57Di bawahnya tertulis dalam bahasa Belanda, Hewet and the Nagedachtennis van Orang-Orang Tercinta Kami.
01:05Artinya, dipersembahkan untuk mengenang orang-orang tercinta kami.
01:12Mereka adalah Charlotte Jeanette Francoise dan Mathilde Corneli, dua gadis kecil yang wafat di bulan Agustus, masing-masing pada tahun 1878 dan 1879.
01:27Tak banyak yang tahu siapa mereka, tapi bayangan dua sosok mungil yang diabadikan dalam pelukan abadi itu, mengingatkan kita bahwa cinta dan kehilangan tidak mengenal zaman.
01:39Kini, makam ini berdiri dalam diam, tanpa papan nama, tanpa pagar pelindung, tapi kisah yang tersimpan di dalamnya, begitu kuat hingga menembus ratusan tahun sejarah.
01:52Mereka mungkin telah tiada, namun kenangan akan dua anak kecil yang saling berpelukan itu, akan selalu hidup di tengah sunyi di desa Citeko yang tenang.
02:07Terima kasih telah menonton.
02:18Jika kisah ini menarik buat kami, jangan lupa klik like, subscribe, dan bagikan ke teman-teman.
02:25Bantu video ini menjangkau lebih banyak orang, agar sejarah yang tersembunyi ini tidak ikut terlupakan.