JAKARTA, KOMPASTV WNA Brasil Juliana Marins meninggal dunia usai insiden jatuh di Gunung Rinjani.
Kabasarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menyampaikan kronologi pencarian Julians di Gunung Rinjani pada Selasa (24/6/2025).
"Pada pukul 16:52 Wita, 7 orang rescuer yang diturunkan bisa menjangkau di kedalaman 400 meter. Pukul 18.00 Wita, 1 orang rescuer dari basarnas atas nama Khafid Hasyadi berhasil menjangkau korban pada kedalaman 600 meter selanjutnya dilakukan pemeriksaan korban dan tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan," kata Kabasarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, Selasa (24/6/2025).
Pencarian pun dilanjutkan pada pukul 18:31 Wita, tim mendekati korban dan dapat dipastikan korban meninggal dunia.
Basarnas menjelaskan dari posko sembalun korban akan dievakuasi menggunakan helicopter ke RS Bhayangkara Polda NTB.
Dokter Forensik Rumah Sakit Bali Mandara atau RSBM menjelaskan penyebab kematian Juliana Marins setelah autopsi.
Juliana Marins meninggal sekitar 20 menit setelah terjatuh di Gunung Rinjani.
Diketahui Juliana terluka akibat benda tumpul yang memicu kerusakan organ dan pendarahan.
Sebelumnya Juliana De Souza Pereira Marins (27) wanita asal negara Brasil, diketahui terjatuh saat melakukan pendakian di Gunung Rinjani, di Lombok, Nusa Tenggara Barat atau NTB, Sabtu, 21 Juni 2025.
Video Editor: Vila
#wnabrasil #julianamarins #basarnas
Baca Juga Besok Pengumuman Hasil UMPTKIN 2025, Ini Link dan Cara Ceknya di https://www.kompas.tv/pendidikan/602316/besok-pengumuman-hasil-umptkin-2025-ini-link-dan-cara-ceknya
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/602321/wna-brasil-pendaki-rinjani-meninggal-berikut-kronologi-hingga-fakta-usai-autopsi-parasot
00:00Pada kesempatan ini, saya akan sampaikan perkembangan operasi SAR yang dilaksanakan oleh Badan SAR Nasional bersama tim SAR gabungan
00:22dalam operasi pencarian dan pertolongan terhadap pendaki atas nama Juliana DSPM, warga negara asing Brazil di Taman Nasional Gunung Rinjani.
00:39Pada hari ini, selasa 24 Juni 2025, dapat saya sampaikan bahwa pada pukul 16.52, Wita, 7 orang rescuer yang diturunkan
00:56telah dapat menjangkau di kedalaman 400 meter.
01:01Pukul 18.00, Wita, 1 orang rescuer dari Basarnas atas nama Hafidh Hasadi berhasil menjangkau korban pada kedalaman 600 meter,
01:17yang kita sebut datum point, di mana sebelumnya kita perkirakan korban ada di posisi kedalaman 400 meter
01:27dan ternyata setelah kita bisa menjangkau korban, ternyata ada pergeseran turun ke bawah lagi di kedalaman 600 meter.
01:37Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan terhadap korban dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan.
01:49Kemudian pada pukul 18.31, Wita, 3 personil rescuer dari potensi SAR atas nama Samsul Fadli dari unit Lombok Timur,
02:02Saudara Agam dan Tio dari Rinjani Squad menyusul diturunkan untuk mendekati korban.
02:11Dan setelah sampai di lokasi, dikonfirmasi dan dipastikan korban dalam kondisi meninggal dunia.
02:25Selanjutnya, terhadap korban dilaksanakan Woreping Survivor.
02:32Setelah mendapatkan informasi tentang kondisi korban, tim SAR gabungan yang berada di LKP atau kita sebut Last Non-Position,
02:43Menyiapkan sistem evakuasi dan dapat kami laporkan bahwa tim yang berjumlah 7 orang yang telah diturunkan malam ini akan melaksanakan flying camp.
03:00Tiga orang di anchor point, kedua di kedalaman 400 meter, dan empat orang berada bersama-sama dengan korban di datum point di kedalaman 600 meter.
03:13Pada pukul 19.00 Wita, dikarenakan cuaca yang tidak memungkinkan dengan visibility atau jarak pandang yang sangat terbatas,
03:28Maka diputuskan evakuasi korban akan dilanjutkan pada hari Rabu tanggal 25 Juni 2025 pukul 06.00 Wita.
03:40Dengan hasil koordinasi akan kita laksanakan dengan metode lifting atau korban akan diangkat ke atas.
03:52Kemudian dari LKP, korban akan dievakuasi menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun dengan cara ditandu.
04:04Selanjutnya, pesawat yang sudah kita stand backkan nanti di Posko Sembalun akan melaksanakan evakuasi medis udara menuju ke Rumah Sakit Bayangkara di Polda NTB.
04:22Demikian informasi penemuan korban yang saya sampaikan pada malam ini.
04:30Semoga proses evakuasi korban yang akan dilaksanakan besok pagi dapat berjalan dengan lancar dan aman sesuai yang kita harapkan semuanya.
04:40Kemudian dari patah-patah tulanginlah terjadi kerusakan pada orang-orang dalam serta pendalakan.
04:49Sehingga kita dapat mengumpulkan bahwa sebab kematian itu adalah karena kekerasan kumpul yang menyebabkan kerusakan orang-orang dalam dan pendalakan.
04:59Mungkin selanjutnya yang perlu kita jelaskan di sini adalah kami tidak menemukan adanya bukti-bukti bahwa kematian itu terjadi dalam jangka waktu yang lama dari luka terjadi.
05:18Bukti-bukti menunjukkan bahwa kematian itu adalah segera terjadi.
05:23Mengapa demikian? Karena peralahan yang begitu luas, kemudian juga patah-patah tulang dan luka-luka itu multiple.
05:32Jadi hampir pada seluruh tubuhnya termasuk juga organ-organ dalam yang ada di dada dan di perut.
05:40Pengertian segera itu berapa jadinya?
05:43Jadi karena segera memang relatif ya. Jadi kalau kita perkirakan itu tidak lebih dari 20 menit setelah trauma terjadi.
05:50Kalau misalkan kayak hipotermia gitu bisa terdekat sehingga dong?
05:54Kalau hipotermia itu adalah kita memeriksa di cairan bola mata.
06:00Nah di sana jadi karena ini jenazahnya sudah lama ya itu jadi kita tidak bisa periksa hipotermia tersebut.
06:07Tetapi kalau dilihat dari luka-luka yang ada dan perdarahan yang banyak itu jadi hipotermia bisa kita singkirkan ya.
06:15Jadi penyebabnya adalah karena kekerasan kumpul.
06:18Opsi itu adalah memang membuka tiga rongga tubuh jadi sampai di dalam.
06:23Itu seperti standar yang biasa. Jadi kalau di Indonesia itu mempergunakan metode lituli namanya.
06:29Lituli?
06:30Ya lituli yang dimodifikasi jadi tiga rongga tubuh itu kita periksa.
06:34Apa gitu?
06:35Jadi rongga tubuh itu kan ada di tengkora kemudian dada, perut, itu yang dipanggap.
06:40Saya Triska Klarissa, saksikan program-program Kompas TV melalui siaran digital, pay TV dan media streaming lainnya.