MINAHASA TENGGARA, SULUT – Sebuah video viral menunjukkan keributan di lokasi tambang emas yang dikelola PT Hakian Wellem Rumansi (HWR) di Ratatotok, Minahasa Tenggara. Dalam video tersebut, seorang oknum yang mengaku utusan Danrem Manado terlihat mengusir para penambang manual, memicu dugaan intimidasi dan tindakan tidak beradab.
Insiden ini, yang terjadi di lokasi Pasolo/Padang, Ratatotok, mencuat setelah postingan Facebook Jeffry Oding pada 26 Juni 2025, sekira pukul 20.00 WITA viral.
Jeffry Odding menyuarakan keprihatinan atas dugaan pengusiran warga penambang manual dan mempertanyakan identitas oknum tersebut, apakah benar anggota TNI atau hanya mengatasnamakan institusi.
"Kejadian Ratatotok Lokasi Pasolo/Padang...Minahasa Tenggara. Oknum Anggota Kodim Mdo disinyalir lakukan pengusiran warga penambang manual dengan cara yg sangat tidak beradab disertai intimidasi seolah masyarakat adalah musuh negara. Sejatinya perlu di selidiki apakah oknum ini benar seorang anggota TNI atau hanya mengatas namakan TNI (Kodim Manado) yg tidak ada hubungannya dengan wilayah penugasannya. Mohon Bpk Panglima Kodam XIII Merdeka agar kiranya memberikan respon melalui jajarannya,apakah oknum tersebut adalah benar2 anggota TNI atau hanya membawah2 institusi TNI yg selama ini kita hormati?" tulis Oding di postingannya.
Diketahui, Kementerian ESDM telah menolak permohonan perpanjangan Dokumen Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB) tahun 2020-2026 PT HWR pada 7 Januari 2025, dengan nomor T-59-MB.04/DJB.N/2025.
Permohonan persetujuan RKAB Operasi Produksi tahun 2024-2026 oleh PT HWR, yang disampaikan pada 18 April 2024, disinyalir juga ditolak setelah evaluasi dokumen.
Pihak PT. HWR enggan dimintai keterangan sampai terjadi keributan seperti dalam video ini.