Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 16/6/2025
IRAN, KOMPAS.TV - Iran kembali melancarkan rentetan serangan rudal ke Israel, di Tel Aviv dan kota pelabuhan Haifa, pada Senin (16/6/2025) dini hari waktu setempat.

Garda Nasional Iran menyebut, serangan rudal ini merupakan serangan ke delapan yang dilancarkan Teheran terhadap Tel Aviv sejak Jumat (13/6/2025) lalu.

Menurut Garda Nasional Iran, serangan ini secara khusus menargetkan sistem komando dan kendali Israel.

Kementerian Luar Negeri mencatat sebanyak 386 WNI berada di Iran, di tengah saling balas serangan antara Iran dan Israel.

KBRI Teheran telah meningkatkan status siaga dua dan meminta WNI di Iran meningkatkan kewaspadaan.

Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Yudha Nugraha, mengimbau agar WNI, yang mayoritas merupakan pelajar dan mahasiswa, tetap memantau perkembangan kondisi di sana.

Sementara itu, Kemlu mencatat terdapat 187 WNI yang berada di Israel. Mayoritas WNI berada di Arava, Israel Selatan, dan dilaporkan dalam kondisi selamat.

Baca Juga Guru Besar UI Analisis Perang Iran-Israel, Ungkap Kemungkinan Terburuk Hingga Solusi Konflik di https://www.kompas.tv/internasional/599836/guru-besar-ui-analisis-perang-iran-israel-ungkap-kemungkinan-terburuk-hingga-solusi-konflik

#iran #wni #israel #perang

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/internasional/599839/full-status-siaga-2-cerita-wni-di-iran-dengar-10-kali-ledakan-akibat-serangan-israel
Transkrip
00:00Kami masih mencoba menghubungi salah satu mahasiswa warga negara Indonesia yang berada di Iran, saudara,
00:09karena informasi yang sudah disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri ada 386 WNI yang saat ini berada di Iran.
00:20Kemlu pun telah menyampaikan ataupun meluarkan peringatan siaga 2
00:25sehingga meminta semua warga negara Indonesia baik yang berada di Iran maupun Israel untuk meningkatkan kewaspadaannya
00:35dan terus memantau perkembangan terkini dari perang antara Iran dan juga Israel, saudara.
00:43Kami masih mencoba untuk menghubungi salah satu mahasiswa Universitas Internasional Ahlul Bait yang berada di Iran,
00:50ada Mas Ahmad Hukam Mujitaba.
00:55Mas Ahmad?
01:01Baik, nanti kami akan terus, karena informasinya memang kondisi di sana juga cukup mengkhawatirkan
01:10sehingga memang untuk mencari informasi ataupun menghubungi langsung warga negara Indonesia di sana juga butuh waktu.
01:21Dan tadi sebelum kami sudah mengonfirmasi, tadi ada salah satu mahasiswa Indonesia, warga negara Indonesia yang berada di sana
01:31yang telah bersedia untuk berbagi informasi terkini dengan situasi perang antara Iran dan Israel.
01:40Ia berada di daerah Iran dan merupakan mahasiswa yang saat ini tengah melanjutkan pendidikannya di Universitas Internasional Ahlul Bait,
01:50Fakultas Islamic Study, saudara.
01:52Seperti yang diketahui, saudara, serangan antara Iran dan juga Israel ini, perang antara Iran dan Israel ini kian memanas.
02:01KBRI pun meminta warga negara Indonesia untuk waspada.
02:06Kementerian luar negeri sendiri mencatat bahwa ada sekitar 386 warga negara Indonesia yang berada di Iran
02:13dan di tengah saling balas serangan antara Iran dan juga Israel, KBRI pun telah meningkatkan status menjadi siaga dua
02:23dan meminta WNI yang berada di Iran untuk meningkatkan kewaspadaan mereka.
02:31Kami masih mencoba untuk menghubungi salah satu mahasiswa yang berada di Iran
02:37untuk memantau bagaimana kondisi terkini di sana.
02:40Karena kalau kita lihat serangan ataupun perang antara Iran dan Israel ini makin memanas.
02:46Yang terbaru, informasi yang kami dapatkan, Iran kembali melancarkan rentetan serangan rudal ke Israel, saudara.
02:53Kali ini memang fokus serangan rudal yang dilakukan oleh Iran.
03:01Ini disampaikan oleh Garda Nasional Iran yang menyebut bahwa serangan rudal
03:05merupakan serangan kedelapan yang dilancarkan Teheran terhadap Tel Aviv.
03:10Dan serangan ini secara khusus menargetkan sistem komando dan kendali Israel.
03:17Israel sendiri memang saat ini telah menutup sementara, sekolah, kantor, dan juga bandara.
03:23Kebijakan ini, saudara, diambil untuk mengurangi jumlah korban di tengah gempuran rudal Iran.
03:29Tadi juga kami sempat berbincang dengan salah satu pengamat hukum internasional, Prof. Mahanto Juwana,
03:39yang menyebut bahwa ekskalasi perang antara Iran dan Israel ini kian memanas.
03:45Sudah bergabung bersama kami, Mas Ahmad, salah satu warga negara Indonesia yang saat ini tengah berada di Iran.
03:52Selamat sore waktu Indonesia, Mas Ahmad.
03:56Selamat siang waktu Teheran, Iran.
04:01Akhirnya bisa menghubungi Mas Ahmad hukum ini, mahasiswa Universitas Internasional Ahlul Bait.
04:07Kondisinya di sana seperti apa saat ini, Mas Ahmad?
04:10Kondisi untuk saat ini di Teheran, Iran itu sebanyak 13 orang ditangkap menyebarkan propaganda ke Israel
04:26dan mengganggu keterlibatan umum melalui media sosial dan penyebar hoax di provinsi Mazat Daran dan Jemenang.
04:38Total 36 orang ditangkap akibat menyebarkan hoax dan konten provokatif yang meresahkan publik.
04:49Untuk hari ini belum ada serangan lanjutan,
04:54tapi untuk semalam itu ada sekitar 10 keledakan yang terjadi pukul 11 hingga 4 pagi waktu Teheran-Iran.
05:12Oke, Mas Ahmad, sekarang posisinya ada di mana, Mas?
05:17Gimana?
05:18Posisi Anda saat ini, posisinya ada di mana, Mas? Bisa diceritakan?
05:21Ya, posisi saat ini di asrama, di asrama Universitas, Mas, di Ahlul Bait.
05:35Kemudian untuk semalam sempat ada ledakan jam 11 malam waktu Teheran sampai jam 4 subuh di hari waktu Teheran.
05:50Suasana tentu saya menggambarkan suasana sana begitu mencekam,
05:55karena serangan terjadi di sana, kemudian perang antara Iran dan Israel ini juga masih memanas.
06:03Kondisi di sana bagaimana Anda dan juga warga negara Indonesia lainnya?
06:08Ya, untuk mahasiswa Indonesia di Iran sendiri,
06:13itu tetap dihimpul oleh KPR untuk berada di asrama selama belum ada informasi resmi dari kedutaan besar Indonesia di Teheran.
06:28Nanti kemudian ketika sudah ada imbauan resmi dan ikut di evakuasi, baru kita menuju ke kedutaan besar Indonesia di Teheran seperti itu, Mas.
06:42Oke, saat ini berarti masih berada di asrama, di universitas masing-masing begitu ya.
06:48Ada imbauan siaga 2 begitu.
06:50Nah, ini implementasi di sana seperti apa?
06:52Ya, penerapan siaga 2 di sini itu sangat besar ya Pak.
07:00Terutama bagi kami yang terutama mahasiswa itu tetap siaga dan tidak pergi jauh-jauh selama tidak arjen atau tidak penting.
07:13Jadi, di asrama pun kami dikasih-kasih dengan cair, dikasih makan, kemudian dikasih internet dengan cukup baik dan sangat masif untuk internet seperti itu, Kak.
07:29Jika nanti kondisinya semakin parah, mekanisme yang sudah disampaikan oleh KBRI sendiri nantinya bagaimana?
07:36Ya, untuk mekanisme evakuasi, saya belum ada kata yang lebih halus ya Pak ya.
07:47Kalau mungkin silahkan bisa menghubungi kedutaan besar Indonesia terlebih dahulu, baru kami melanjutkan ke evakuasi.
07:59Karena di sini kami sedang menunggu informasi resmi dari kedutaan untuk evakuasi.
08:08Termaksud opsi untuk dipulangkan sementara ke Indonesia, Mas Ahmad?
08:15Mungkin, mungkin bisa jadi mas.
08:19Kemudian Anda membaca ataupun ada informasi terkait dengan pemberitaan di Iran, terkait dengan serangan Israel ini seperti apa di sana?
08:29Kalau saya membaca dari media sosial Iran sendiri, itu sangat menunggu-nunggu untuk membalas serangan Israel.
08:43Karena dampak di kontribusi ini meningkat, kemudian dari 65 jam teragresi dipulai,
08:52terdapat ada 224 warga sibil Iran yang lewas, dan 1.277 lainnya terluka-luka,
09:02termasuk di dalamnya ada komandan gata revolusi Iran, seperti itu Mas.
09:08Dan ilmuwan-ilmuwan nuklir di Iran.
09:11Oke, seruan dari PBB agar bisa masing-masing pihak ini bisa menahan diri begitu,
09:19sehingga bisa meredam perang antara Iran dan juga Israel.
09:23Anda melihat ini tengah dilakukan, ataupun upaya ini sudah diambil oleh pemerintahan Iran di sana?
09:30Untuk informasi tersebut, saya kurang memahami,
09:38karena di sini informasi sangat-sangat mining,
09:42dan dibutuhkan kepelitian yang menghasilkan karena polisi di sini
09:47terus berjaga di berbagai wilayah di seluruh kira,
09:53termasuk di wilayah asrama kami, di ahli dan internasional universiti sendiri, Mas.
10:01Jadi, untuk informasi tersebut masih sangat mining.
10:06Termasuk informasi terkait dengan kota-kota mana yang harus dikosongkan,
10:13mengingat perang antara Iran dan Israel ini masih memanas, Mas Ahmad?
10:17Iya, betul. Betul sekali, Mas.
10:20Karena yang saya ketahui di Iran sendiri yang terjena itu ada di Teheran,
10:29dan di Sulawang, dan di Hukum sendiri, Mas.
10:36Mas Ahmad, berarti sampai saat ini, aku konfirmasi lagi,
10:39belum ada perintah dari KBRI sendiri untuk warga negara Indonesia untuk meninggalkan Iran, ya?
10:47Belum, Mas. Belum ada informasi resmi dari KBRI untuk meninggalkan Iran, seperti itu.
10:55Kemudian ini kan, totalnya itu kan ada 386 WNI yang berada di Iran.
11:01Ini mayoritas tersebarnya kebanyakan mahasiswa, ataupun pelajar, atau seperti apa?
11:08Kalau menurut data yang saya baca, itu mahasiswa, Mas.
11:14Nah, mahasiswa yang ada di Iran.
11:18Jadi, mayoritas dari 386 WNI di sana adalah mahasiswa, ya?
11:22Ini tersebar di beberapa universitas yang mayoritas berada di Teheran,
11:28atau ada juga di kota-kota lain?
11:32Ada di kota-kota lain, Mas.
11:34Seperti hukum, penelitian masyarakat, tonton, dan juga islahan.
11:43Baik.
11:44Terakhir, Mas Ahmad singkat saja, logistik aman ya di sana, ya?
11:47Kebutuhan sehari-hari dan lainnya?
11:49Alhamdulillah, logistik di sini aman, Mas.
11:55Alhamdulillah, aman.
11:57Dan semoga laporan langsung dari Mas Ahmad ini juga ditonton oleh keluarganya di Indonesia, ya?
12:03Sehingga mereka juga akhirnya lega begitu melihat, mendengar, dan menyaksikan cerita dari Mas Ahmad hukum.
12:09Kondisinya, Alhamdulillah, baik-baik saja di sana.
12:11Nah, dan kita berharap kondisi semua warga negara Indonesia di sana membaik, ya?
12:15Ataupun tetap aman di tengah memanasnya perang antara Iran dan juga Israel.
12:20Sekali lagi, terima kasih, Mas Ahmad, atas informasinya.
12:23Terima kasih juga, Mas.
12:24Sehat selalu di sana, dan semoga selalu aman.
12:28Amin, amin, amin.

Dianjurkan