Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
JAKARTA, KOMPAS.TV - Entrepreneur dan founder The Overpost, Leonard Hartono melihat ada rasa frustasi di kalangan anak muda terhadap praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme atau KKN.

Leon mengatakan hanya ada sekitar 3 persen pengusaha di Indonesia. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand yang mencapai 5-7 persen.

"Artinya, orang yang punya duit, anak-anak muda atau orang yang lebih berumur yang punya duit pun juga malas berbisnis," katanya.

Di sisi lain, gelombang PHK yang terjadi saat ini mestinya bisa dilihat dari perspektif lain.

"Pertama, pastinya PHK itu berat soalnya itu melibatkan keuangan suatu keluarga. Kedua, sebenarnya pekerjaan itu bukan hanya menghasilkan uang, tapi di sana kita bisa belajar best practices," kata Leon.



Rosianna Silalahi mengundang Leonard Hartono, entrepreneur dan founder The Overpost. Ia aktif memberikan edukasi keuangan di akunnya.

Selengkapnya saksikan di kanal youtube KompasTV.



https://youtu.be/Wkz8UNivs2g?si=TIukBoSEVuvGIF6h



#anakmuda #reformasi #korupsi

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/595036/leon-hartono-ungkap-keresahan-anak-muda-soal-korupsi-hingga-phk-rosi
Transkrip
00:00Anak masih muda, sudah menjadi list 30 under 30 Forbes sebelum 30, sekarang aktif memiliki podcast yang memberikan literasi tentang keuangan.
00:15Bisa dibilang sekarang dia itu juga pengusaha.
00:17Kalau dari kacamata Lyon sebagai pengusaha muda, sebenarnya apa view-nya secara global?
00:29Indonesia dulu melihat situasi Indonesia.
00:31Dari segi ekonomi maksudnya.
00:33Sebenarnya emang ekonomi Indonesia ini kan harusnya bisa grow lebih cepat.
00:37Tapi kita melewati sebuah fase namanya premature de-industrialization.
00:40Di mana kalau misalnya sebuah negara itu memiliki SDM yang banyak dan juga dari segi biaya itu relatif murah.
00:47Seharusnya kita itu banyak investor asing yang mendirikan banyak pabrik dan kita seharusnya banyak orang yang bekerja.
00:53Tapi realitanya adalah industri kita itu tidak bisa berkompetisi.
00:57Dan sebenarnya saya sendiri sangat paham betul kenapa itu terjadi.
01:00Karena isu-isu dari segi korupsi maupun dari segi ease of doing business.
01:04Saya punya pengalaman waktu saya membangun sebuah ofis gitu.
01:10Di mana proses untuk apply perizinan itu lebih lama dibandingkan ngebangun gedungnya.
01:15Ini kan sebenarnya lumayan lucu gitu.
01:17Di mana kalau misalnya kita ada.
01:18Ijinnya lebih lama ya?
01:19Masa tanda tangan lebih lama daripada kita ngebangun sepuluh lantai kan lucu sebenarnya.
01:23Habis itu misalnya gini loh.
01:24Misalnya dulu kita pernah ngebangun juga dan kita dari pemerintahan itu ada salah gambar.
01:32Di mana GSB-nya itu tuh terlalu mundur 10 meter.
01:36Terakhir dulu GSB itu apa?
01:37Jadi itu namanya garis padan bangunan.
01:39Intinya itu kita harus ngebangun itu tuh ada posisinya di mana kita tuh gak boleh melewati sebuah garis.
01:46Kalau misalnya kita melewati itu, itu bisa jadi untuk pelebaran jalan atau apapun itu.
01:50Nah intinya gambarnya itu tuh terlalu kiri.
01:53Gak dari as jalan.
01:54Seharusnya di mana-mana tuh ambilnya dari as jalan.
01:56Nah itu kan otomatis kan dari kesalahannya pemerintah bisa dibilang.
01:59Tapi untuk kita menyelesaikan itu aja, itu pasti kita sendiri harus keluar biaya.
02:03DB itu besar, DB itu sangat-sangat lama.
02:05Jadi ketidakpastian itu sangat-sangat tinggi.
02:07Dan itu realita berbisnis di Indonesia.
02:09Dan saya lihat itu menjadi salah satu alasan kenapa capital itu tuh tidak efisien di Indonesia.
02:13Kalau misalnya kita ngomongin di negara-negara maju, misalnya di Amerika atau di Singapura.
02:17Kalau misalnya orang punya 1 juta dolar, abisnya mereka ditawarin,
02:19eh you mau gak bisnis, you dikasih penawaran 20-30 persen setahun.
02:23Orang Singapura sama orang Amerika, kemungkinan besar akan mau ambil.
02:26Tapi kalau misalnya orang Indonesia, kalau misalnya ditawarin cuan misalnya,
02:29you mau gak 50 persen atau you mau gak 100 persen,
02:31masih ada kemungkinan kita gak mau ambil.
02:33Soalnya resikonya terlalu tinggi.
02:34Kita misalnya udah gelontorin duit, kita pikir kita bisa dapet cuan 50 persen.
02:39Ternyata kita kena mafia tanah.
02:40Akhirnya duitnya jadi mandak, jadi gak kemana-mana gitu.
02:43Akhirnya banyak banget orang-orang kaya itu yang tidak mau investasikan duitnya itu di Indonesia.
02:48Akhirnya jadi apa?
02:49Jadi obligasi, jadi saham, sekarang jadinya bitcoin gitu.
02:52Jadinya gak bikin sesuatu yang memajukan ekonomi kita.
02:55Jadi itu yang tentunya sangat mengkhawatirkan gitu.
02:57Oke, kalau begitu saya masuk, itu kamu bisa melihat itu karena kamu juga sekarang pelaku usaha ya.
03:03Saya mau masuk ke hasil survei yang dilakukan oleh Asia Yusof Ishak Institute.
03:10Dia berbasis di Singapura.
03:12Dia mengeluarkan surveinya Januari 2025.
03:14Itu tentang anak muda dari negara-negara di Asia.
03:20Yang disurvei itu adalah anak-anak muda dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, and Filipina.
03:27Dan mahasiswa-mahasiswa itu ketika ditanya, 33,1 persen anak muda Indonesia pesimis dengan visi perkembangan ekonomi pemerintah.
03:37Angka ini paling tinggi tidak puas dibandingkan negara-negara lainnya.
03:42Dan yang juga mengejutkan adalah 97 persen anak Indonesia yang disurvei itu mengaku khawatir dengan masalah pengangguran dan resesi ekonomi.
03:5497 persen dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.
03:59Iya, itu kan pasti semuanya terkait.
04:00Menurut kamu ini merefleksikan sesuatu yang memang terjadi atau ini agak terlalu bombastis?
04:09What's your take on this?
04:11Kalau misalnya saya sih percaya dengan survei-survei dari internasional, dari Transparency International, dari World Bank.
04:18Karena itu kan yang kita gak bisa bayar buat kita belok-belokin faktanya gitu.
04:22Jadi saya sih ngeliat itu masuk akal.
04:24Apalagi kalau misalnya kita ngomongin dari segi tingkat korupsi kan sangat-sangat tinggi.
04:28Dan sebenarnya kalau misalnya kita lihat ya misalnya kayak di Amerika gitu.
04:33Sebenarnya Amerika pun juga dulu pernah memiliki masalah yang sama.
04:35Racketeering, gangster gitu, mafia itu juga punya masalah yang sama.
04:39Dari tahun 1930 akhirnya mereka menyelesaikannya pun juga masih relatif selesai itu tahun 1990.
04:44Jadi mereka membutuhkan waktu sekitar 60 tahun gitu.
04:47Intinya apa?
04:47Intinya tuh kalau misalnya kita ngomongin masalah korupsi ini tuh bukan masalah yang kita cuma alami sendiri gitu.
04:52Sebenarnya luar sana juga banyak yang terjadi.
04:54Tapi yang sebenarnya bikin kita gregetan adalah pace of improvement-nya.
04:59Dimana kita punya...
05:01Proses memperbaikinya ya.
05:03Proses memperbaikinya.
05:04Karena dari Transparency International skor kita itu bukan membaik.
05:08Tapi beberapa tahun terakhir itu malah memburuk.
05:10Dan kita kan dipertontonkan di mana-mana bahwa kalau misalnya orang-orang itu bagus untuk bermimpi jadi koruptor.
05:16Bagus banget loh jadi koruptor.
05:17Paling cuan.
05:18You ambil 2 triliun, dipenjara 10 triliun, masih dapat 200 M setahun.
05:22Bagus banget gitu.
05:22Jadi makanya kita gara-gara itu ya orang jadinya susah untuk berharap.
05:29Frustrasi gitu.
05:29Gimana caranya?
05:30Dan investor-investor pun juga bingung.
05:32Sekarang kalau misalnya investor mereka pengen investasi di Indonesia.
05:35Misalnya sekarang mereka disuruh bayar gitu.
05:38Jadi kalau misalnya gak bayar 10 M, ijernya gak keluar.
05:41Investor itu dan pebisnis paling pusing sama gitu-gituan.
05:44Soalnya ngebukuinnya kayak gimana?
05:46Misalnya nih ada satu oknum gitu ya.
05:48Dia pengen minta misalnya 10 M.
05:49Orang yang oknum ini gak mau terima di transfer.
05:53Emang kita bisa minta NPP dia supaya kita potong PPH dia?
05:55Gak mau juga dia.
05:56Kita pasti mau nyakasi cash.
05:57Terus gimana caranya?
05:58Itu yang ketemu di waktu kejaksaan menemukan hampir satu T cash semua.
06:05Kalau mau nyuap pasti gak akan mungkin transfer.
06:08Pasti gitu gak mau transfer.
06:09Akhirnya apa?
06:10Kalau misalnya kita tarik.
06:11Akhirnya kita tarik kan misalnya nih.
06:13Misalnya ini Mbak Rosi deh misalnya gitu ya.
06:15Mbak Rosi aja gitu ya.
06:17Meskipun lock on wood.
06:19Misalnya Mbak Rosi tarik 10 M gitu.
06:21Mau gak bayar seseorang gitu kan.
06:22Habis itu begitu kasih orang tiba-tiba ada orang lagi yang ketep.
06:26Sekarang kantor pajak ketep.
06:27Kantor pajak bilang eh Mbak Rosi kemarin gajian 10 M.
06:30Harusnya Mbak Rosi kena PPH 35 persen loh.
06:32Kena lagi.
06:33Kena lagi.
06:34Jadi sekarang udah itu bukan duitnya Mbak Rosi.
06:37Udah bayar ke dia.
06:38Sekarang malah kena lagi dari instansi yang lain gitu.
06:42Soalnya kan dari perpajakan tidak mengerti.
06:43Maksudnya kita bilang oh enggak dulu kita ambil duit itu buat bayar koruptor.
06:47Buat nyuap.
06:48Nah kena KPK habis itu.
06:49Jadi kita serba-sala gitu.
06:52Sekarang makanya kalau misalnya kita dipertonton hal yang seperti ini.
06:55Gimana caranya investor itu mau invest di Indonesia yang akhirnya jadi membuka loongan kerja.
07:00Karena itu kan saling berkaitan gitu kan.
07:02Soalnya menurut saya Indonesia ini udah tidak perlu mengidentifikasi masalahnya lagi.
07:06Masalahnya udah sangat-sangat jelas.
07:08Kita tinggal butuh implementasi yang baik.
07:10Kalau sebenarnya anak muda ini masih ini ya.
07:13Masih sangat sensitif dan sangat mengerti bahwa KKN itu berbahaya.
07:24Atau anak mudanya udah bodo amat.
07:26Atau terselah deh yang penting aku dapat kerjaan.
07:28Yang penting saya bisa masuk ke satu tempat mau pakai orang dalam atau tidak.
07:33Apa sebenarnya anak muda sama seperti yang kamu bicarakan masih sangat khawatir dan sudah frustasi dengan praktek KKN yang tidak memberikan kemajuan dalam penanganannya.
07:46Pasti sangat frustasi.
07:47Kita bisa lihat datanya juga.
07:49Di mana di Indonesia pengusahanya itu cuma 3%.
07:51Kita bandingin sama Singapura, Malaysia, Thailand itu angkanya antara 5 sampai 7%.
07:56Artinya apa?
07:56Artinya orang yang punya duit, anak-anak muda atau anak yang lebih berumur yang punya duit pun juga males berbisnis gitu.
08:02Dan akhirnya orang yang bekerja pun jadi tidak punya lowongan juga untuk bekerja dan berkarya.
08:07Padahal kalau misalnya kita ngomongin kerja ya.
08:10Orang tuh ngeliat oh dia kena PHK gajinya jadi berhenti gitu misalnya.
08:15Sebenarnya PHK itu bukan berhenti di situ.
08:17Pertama pastinya PHK itu berat soalnya itu melibatkan keuangan satu keluarga.
08:21Tapi kedua sebenarnya pekerjaan itu tuh bukan cuma menghasilkan uang juga.
08:25Tapi disanalah kita bisa belajar best practice, best practice.
08:28Jadi usaha-usaha yang saya jalankan, misalnya salah satu usaha yang saya jalankan itu adalah sewa kantor sibiri.com.
08:33Ini office leasing untuk gedung perkantoran.
08:35Saya dapatnya dari mana?
08:36Saya dapatnya gara-gara saya dulu pernah kerja di sebuah perusahaan.
08:40Dan saya melihat best practice-nya di mana.
08:42Saya diajarin sama senior-senior.
08:44Dan saya juga lihat ada suatu celah di mana yang kurang baik dijalankan gitu.
08:49Misalnya kalau misalnya dulu itu masih terbiasa dengan sales satu door to door.
08:54Misalnya saya merubah caranya jadi digital gitu kan.
08:57Tapi kan saya baru bisa menjalankan itu gara-gara saya dulu pernah kerja.
09:00Kalau misalnya saya tidak bisa kerja, saya otomatis tidak akan mendirikan usaha itu.
09:04Dan gara-gara saya tidak pernah menjalankan itu, saya tidak akan pernah membangun sebuah office building.
09:09Saya membangun office building gara-gara dulu saya lihat.
09:11Ada sebuah tren di mana orang-orang itu tuh yang dari perusahaan mikro yang cuma butuh satu ruko.
09:17Sekarang mereka butuh empat ruko atau mereka butuh enam ruko.
09:20Saya lihat tren itu sehingga kita menawarkan solusi.
09:22Di mana daripada beli enam ruko di mana untuk nyari enam pemilik yang sama yang pengen jual berbarangan itu susah.
09:29Dan juga di mana ada enam kolom dan di mana ada enam toilet gitu.
09:33Itu mereka mendingan beli satu gedung yang ini kolom free, kosong.
09:36Ada lift, tangganya cuma satu, jadinya rapi gitu kan.
09:39Nah ini kan sebuah solusi-solusi yang saya bisa dapatkan gara-gara saya pernah bekerja.
09:43Kalau misalnya saya tidak pernah dikasih kesempatan untuk bekerja,
09:45saya tidak akan bisa pernah menjadi pengusaha seperti sekarang.
09:47Kamu pernah bekerja kemudian berhenti dari pekerjaan itu atau katakanlah misalnya sudah tidak lagi pahit-pahitnya misalnya PHK gitu.
09:58Tapi itu justru menimbulkan jiwa kewirausahaanmu sehingga bisa jadi seperti sekarang begitu kan.
10:03Betul, karena kan udah pernah dikasih kunjung.
10:04Tapi kan gak semua orang bisa se-privilege Leon.
10:07Makanya kan kita kan semua orang tidak perlu, semua orang jalan berbeda-beda.
10:10Kalau misalnya emang mereka misalnya, tadi kan isunya adalah kalau misalnya usaha ini tuh bukan cuma pekerjaan doang,
10:17tapi dia juga bisa menjadi pengusaha.
10:18Tapi kalau misalnya dia tidak memilih untuk rute pengusaha, ya dia bisa jadi profesional juga.
10:24Gak ada masalah.
10:25Ya jadi ujung-ujungnya masalahnya sama.
10:27Kalau misalnya gak ada lowongan kerja, pengusahanya jadi tambah gak ada, pekerjanya juga gak ada tempat untuk mendapatkan penghasilan.
10:34Gak ada masalahnya sama.

Dianjurkan