Silahkan berdonasi seihklasnya untuk mendukung chanel ini !!
https://saweria.co/KebaikanDonasi
#fyp #serialmahabharata #viral #filmdubbingindonesia #mahabharatabahasaindonesia #mahabharatadubindonesia #filmindiadubindonesia
https://saweria.co/KebaikanDonasi
#fyp #serialmahabharata #viral #filmdubbingindonesia #mahabharatabahasaindonesia #mahabharatadubindonesia #filmindiadubindonesia
Kategori
✨
ManusiaTranskrip
00:00Mahabharam
00:02Mahabharam
00:05Pandu sebagai adik menjelaskan pada kakaknya hiasan pernikahan yang ada di istana.
00:15Suara yang indah dari gelang kaki Gandhari membawa kabar buruk bagi Destra Rastra
00:19saat dia mengetahui bahwa dia telah memutuskan menutup mata untuk selamanya.
00:23Dan dia menganggap tindakan itu sebagai penghinaan terhadap kebutaannya.
00:26Sementara Gandhari menganggap itu sebagai pengabdian kepada suaminya.
00:30Gandhari pun mengingatkan Bisma akan sumpahnya.
00:34Maafkanlah atas kelancangan ku Tuan.
00:37Tapi siapa yang lebih bisa mengerti tentang sumpah selain dirimu sendiri?
00:43Pendeta tertinggi kerajaan juga percaya bahwa sebuah sumpah selalu membuka cakrawala yang baru.
00:48Dan dia menyarankan semua orang agar menerima Gandhari setelah Destra Rastra dan Gandhari menikah nanti.
00:54Kisah pun berlanjut.
00:56Kisah pun berlanjut.
01:26Salam Ibu.
01:47Hari ini kau kembali pada ibumu?
01:50Tidak, Ibu.
01:53Aku di sini untuk berendam di air sucimu, untuk membersihkan dosa-dosaku, Ibu.
01:58Kau adalah putraku Dewa Berata. Kau tidak akan bisa melakukan perbuatan dosa.
02:04Tapi aku telah berdosa, Ibu.
02:08Untuk mengamankan masa depan Hastinapura.
02:12Aku sudah korbankan kebahagiaan seorang gadis.
02:16Aku bahkan tidak tanya apa dia setuju.
02:20Meski Gandari siap menerima suami yang buta,
02:23tapi aku tidak mencari tahu dulu keinginannya.
02:26Apakah dia menolaknya, anakku?
02:28Tidak nyata melalui kata-kata.
02:32Tapi sumpahnya untuk menutupi matanya seumur hidup.
02:36Aku yakin itu bentuk dari penolakannya, Ibu.
02:39Saat dulu kau mengambil sumpah,
02:43apakah kau juga dipenuhi oleh rasa penolakan?
02:46Setelah bertahun-tahun menjalankan sumpah,
02:49kenapa Ibu menanyakan itu?
02:53Lihatlah ke dalam hati, Muna.
02:55Ada peristiwa dalam hidup ini,
02:58di mana kita terkadang harus introspeksi diri.
03:01Itulah inti dari berendam di sungai Gangga.
03:05Tidak, Ibu.
03:09Aku bisa katakan dengan seluruh kebenaran,
03:13bahwa saat aku mengambil sumpah itu,
03:15aku memikirkan yang lain,
03:16selain kebahagiaan ayahku dan Askinapura.
03:19Bahkan hari ini pun aku merasa begitu.
03:21Apakah Gandari keberatan dengan pernikahan itu,
03:24hingga kau mau menyerang kerajaan Gandara?
03:26Tidak, Ibu.
03:28Keinginan dari wanita manapun,
03:31anakmu ini tidak akan pernah meremehkannya.
03:33Berarti kau tidak bersalah, nak.
03:36Kau hanya melaksanakan tugasmu saja.
03:39Kadang menjadi tugasku untuk mencapai pinggiran sungai,
03:44untuk menghancurkan generasi yang tua,
03:46dan memperbaharuinya.
03:49Tapi di saat aliran airku mencapai bumi,
03:51maka tanahnya akan menjadi subur,
03:53sama seperti di dalam hidup.
03:55Beberapa tugas juga menjadi beban,
03:58tapi pada akhirnya,
03:59melahirkan kebahagiaan.
04:01Aku juga punya satu keinginan dari Dewa, Ibu.
04:04Agar Dewa memberkati Destara Astra dan Gandari
04:06dengan kebahagiaan.
04:08Dengan melakukan pengorbanan sebesar itu,
04:11tidak diragukan lagi Gandari telah membuat standar baru
04:13untuk jadi istri yang mengabdi.
04:16Apa yang dikatakan keripa itu memang benar.
04:22Istana ini telah banyak melihat.
04:23contoh-contoh pengorbanan yang dilakukan para istri.
04:26Apa pengorbanan kita tidak cukup?
04:31Yang jadi pertanyaan adalah,
04:32apakah pengorbanan Gandari sebuah pengorbanan,
04:39atau bentuk protes?
04:41Tidak.
04:43Aku tidak melihatnya.
04:44Yang kau dan aku lihat dalam hal ini tidak berhubungan.
04:47Tapi saat ini,
04:49yang penting adalah sisi pandang
04:51dari Destara Rastra.
04:55Gandari.
05:14Aku di sini, Tuhanku.
05:16Aku sudah tahu itu.
05:17Hanya mendengar nafas seseorang saja,
05:21aku bisa tahu berapa banyak orang
05:22yang ada di sini.
05:28Datanglah padaku, Gandari.
05:31Apa?
05:31Apa?
05:40Baiklah.
05:41.
06:03Ah.
06:04Ah.
06:04Ah.
06:05Ah.
06:05Kalau kau pergi ke arah itu, kau tak akan bisa menjangkauku.
06:34Kau akan menabrak tiang. Kemarilah.
06:39Di mana? Kau di mana, Tuhanku?
06:43Lihat saja kebodohanmu itu.
06:47Kalau kau tidak bisa menemukan keberadaanku, lalu kenapa kau menutup matamu sendiri?
06:53Apa yang kau pikirkan?
06:55Kau sedang menghinaku atau sedang mengolok-olok dirimu sendiri?
07:00Aku cuma ingin ada dalam situasi yang sama sepertimu, Tuhanku.
07:04Bisa-bisanya kau...
07:07Bagaimana bisa kau yakin?
07:10Bagaimana bisa kau yakin bahwa dengan menutup matamu sendiri, maka kau pun bisa menjadi buta?
07:16Aku sendiri bisa melihat setiap inci dari diriku.
07:20Gandari.
07:21Kenapa kau begitu arogan terhadap penglihatanmu?
07:25Hingga kau memilih kebutaan agar tidak berdaya?
07:29Bukannya tidak berdaya, Tuhanku.
07:31Aku mengagapmu berbeda dari yang lain.
07:35Dan aku berusaha untuk beradaptasi dengan perbedaan itu.
07:38Kau...
07:39Apa yang kau pikirkan?
07:44Kau pikir aku ingin mengumpulkan orang buta di sini?
07:48Bahwa setelah aku menjadi raja, aku akan perintahkan semua orang agar menutup mata mereka selamanya?
07:52Apa yang kebanyakan orang tak bisa melihat dengan mata mereka adalah hal yang bisa kulihat meski tanpa mata.
08:05Karena itu aku perintahkan.
08:06Hentikan drama ini dan buka kain itu.
08:08Tidak, Tuhanku.
08:10Jangan berkata begitu.
08:12Hidup bagai neraka bagi seseorang yang melanggar sumpahnya.
08:14Kalau karena sumpah itu, aku pun menolak menerimamu.
08:20Bukankah hidupmu juga jadi neraka?
08:23Untuk membantu seorang istri melaksanakan sumpahnya adalah tugas seorang suami, Tuhanku.
08:29Dan untuk melaksanakan perintah seorang raja adalah tugas bagi semua orang.
08:36Bila nanti setelah penobatanku, aku memerintahkanmu untuk membuka penutup matamu,
08:42berarti kau tak akan melakukannya juga.
08:44Aku harus membuka mataku pada saat itu.
08:51Kalau aku dapat perintah seperti itu,
08:54aku harus membuka mataku sambil berjalan menuju ke api.
09:09Ini artinya?
09:14Bagaimanapun juga kau tidak akan mau mendengarkan perintahku, kan?
09:27Dan apa maksud semua ini?
09:29Di mana anting-antingmu?
09:37Di mana gelang-gelangmu?
09:39Dan kenapa kau memakai pakaian seperti ini?
09:42Tuhanku, aku telah menghias diriku dengan bunga supaya kau mau...
09:51Cukup, Gandari!
09:53Cukup!
09:56Cukuplah sudah menghinaku.
09:58Hanya karena aku tidak bisa melihat perhiasanmu.
10:04Kau lakukan itu untuk mengingatkanku akan kebutaanku.
10:09Apakah kau lupa kalau kau adalah menantu dari dinasti Kuru?
10:13Kau harus menghormati tahta dari Hastinapura.
10:18Apa kau melakukan itu untuk menjadi seorang biksu wanita?
10:22Dan dengan menutup matamu sendiri, apakah kau percaya...
10:27...bahwa semua orang di luar sana tidak akan bisa melihatmu?
10:30Atau kau ingin mengingatkan semua rakyat dari Hastinapura...
10:34...bahwa yang sebenarnya terjadi...
10:36...adalah kau tidak mendapatkan keadilan?
10:39Bukan begitu, Tuhanku.
10:42Memang begitu, Gandari.
10:44Memang begitu.
10:47Karena mengikuti tradisi aku telah membawa hiasan ini untuk rambutmu.
10:52Ini adalah simbol...
10:54...dari kehormatan untuk setiap wanita, Gandari.
11:00Tapi sekarang kau tak lagi pantas untuk mendapatkan ini.
11:04Kau tak pantas untuk ini.
11:09Kau tak lebih...
11:11...daripada kehinaan buatku.
11:15Tak lebih dari kehinaan buatku.
11:20Aku...
11:22...putra dari Wichitrawirya, Destarastra.
11:26Aku menyatakan...
11:28...aku menolakmu.
11:29Seluruh Hastinapura boleh saja menganggapmu sebagai ratunya...
11:36...tapi bagiku sendiri...
11:39...tak akan pernah menerimamu...
11:41...sebagai istriku.
11:42Tidak akan pernah...
11:50...tidak akan pernah...
11:53...tidak akan pernah...
11:54...terusnya.
11:58Zatak boleh sembaraskan...
12:00...tidak akan pernah..
12:06...terusnya.
12:07Berit arri.
12:08Sejak dari permulaan waktu, satu pertanyaan khusus selalu mengganggu manusia.
12:30Saat bicara soal hubungan, mendapat kebahagiaan maksimal dan menjaga kesedihan tetap menjauh adalah tujuan yang utama.
12:41Apa semua hubunganmu telah memberimu kepuasan yang lengkap?
12:49Pikirkanlah itu.
12:52Hidup kita ini berdasarkan pada sebuah hubungan.
12:55Keamanan kita juga berdasarkan pada hubungan.
12:58Karena itulah landasan dasar dari kebahagiaan dalam hidup kita, juga sebuah hubungan.
13:05Lalu kenapa kita bisa mengalami kedukaan saat menjalani hubungan?
13:10Dan kenapa pergulatan terlahir dari sebuah hubungan?
13:15Pernahkah kau pikirkan itu?
13:17Saat ada orang yang tidak menerima karyanya atau percaya pada yang lain dan berusaha melakukan perubahan pada hal itu,
13:24Maka lahirlah pergulatan.
13:28Dengan kata lain, semakin ada yang menolak, semakin besar pergulatannya.
13:33Dan semakin yang lain menerimanya, semakin besar kebahagiaannya.
13:38Bukankah itu kebenarannya?
13:39Kalau saja manusia mau menahan keinginannya, menganalisa pikirannya,
13:46Dan bukannya berusaha untuk mengubah orang lain, tetapi lebih mencoba untuk mengubah dirimu sendiri.
13:53Maka, untuk mencapai kepuasan dalam hubungan itu, apa tugas yang sulit?
13:59Dengan kata lain, bukankah menerima adalah kebenaran sejati dari sebuah hubungan?
14:08Pikirkanlah itu.
14:12Raja Dretarastra
14:14Saat ini bahkan dia pun tidak sabar mendengar ini.
14:20Dan ketidaksabaran inilah yang aku takutkan, Ibu Ratu.
14:24Dretarastra itu memiliki ketamakan besar menguasai kerajaan.
14:31Impiannya untuk menghindari kebutaannya tak tertahankan, yaitu dengan memimpin kerajaan ini.
14:39Siapa yang tidak akan menjadi seperti itu, Bisma?
14:43Dia tidak bersalah dalam hal ini.
14:46Ibu Ratu, aku...
14:48Aku sangat prihatin dengan keadaan Dretarastra.
14:52Tapi dia masih belum bisa menerima keadaannya yang seperti itu.
14:57Dan kalau seseorang tidak bisa bangkit dari penderitaannya,
15:01lalu bagaimana dia mengerti penderitaan rakyat sebagai raja?
15:08Kita tidak ada pilihan lain lagi, Bisma.
15:11Dretarastra adalah keturunan dinasti Kuru yang tertua.
15:15Tapi kau juga harus mengerti, karena dia dalam keadaan buta.
15:22Kalau dia tidak menjadi raja, lalu mau jadi apa?
15:27Dia tidak bisa menjadi jenderal atau perdana menteri.
15:31Hidupnya nanti akan sia-sia saja, Bisma.
15:33Sebagai jenderal, Pandu akan memimpin pasukan untuk melindungi sang raja dan kerajaannya.
15:43Widura punya pengetahuan yang luas.
15:44Dia akan membimbingnya.
15:45Akankah Dretarastra menunjuk Widura sebagai perdana menteri Ibu Ratu?
15:51Bila nanti setelah menjadi raja,
15:59ternyata dia tidak menunjuknya sebagai perdana menteri,
16:03maka nanti termasuk aku pun tidak akan mematuhi perintahnya.
16:12Setelah upacara penobatan raja,
16:16ditah raja adalah keinginan yang kuasa.
16:21Berarti sebelum upacara penobatan dilakukan,
16:25ku nyatakan Pandu sebagai jenderal dan Widura sebagai perdana menteri.
16:30Tapi untuk menjadi Hastinapura tetap utuh,
16:32sangat penting untuk menobatkan Dretarastra sebagai raja.
16:42Bisma
16:45Keputusanku untuk menobatkan Dretarastra sebagai raja mungkin tidak tepat.
16:51Tapi itu tetaplah keputusan yang benar.
16:56Dengarkan aku, Bisma.
16:57Keputusanku untuk menobatkan Dretarastra sebagai jenderal dan Widura,
17:02dipercayaan yang benar.
17:04Keputusanku untuk menobatkan Dretarastra sebagai raja mungkin,
17:06dipercayaan yang benar.
17:07Selamat datang Widura.
17:38Sebelum bersumpah sebagai Perdana Menteri, kau kesini untuk minta doaku?
17:42Aku datang untuk meminta izinmu.
17:44Minta izin?
17:46Minta izin untuk apa, nak?
17:49Melepaskanku.
17:51Melepaskanku dari tugas mengambil sumpah.
17:53Seperti itu, Paman.
17:58Keluarga Raja dari Hastinapura telah memberikan putra seorang pelayan cinta yang begitu besar.
18:04Memberikannya kehormatan yang besar dan juga keyakinan.
18:06Widura.
18:08Kau adalah putra dari Wichitrawirya, termasuk Detra, Arstra dan Pandu.
18:14Aku tidak pernah membedakan kalian bertiga.
18:16Tetap saja, mereka adalah putra para Ratu, Paman.
18:20Kalau reputasi kita sampai ternoda, maka akulah yang pertama kali akan disalahkan.
18:25Bukan mereka.
18:32Kau adalah muridku, nak.
18:35Kau tidak akan melakukan apapun yang akan membahayakan reputasimu.
18:38Setelah bersumpah sebagai seorang Perdana Menteri, saat tiba waktunya memutuskan antara kebenaran dan cinta,
18:46manakah yang harus aku pilih?
18:51Kebenaran itu matahari, dan cinta itu bulan.
18:55Kalau kau memilih cinta, kau akan dapat kenyamanan.
18:59Tapi juga mendapat kegelapan dari malam.
19:01Tapi kalau yang kau pilih adalah kebenaran, kau dapat cahaya, dapat keluargamu, dan seluruh rakyat dari kerajaan kita.
19:12Terima Allah, Widura.
19:20Pergi dan bersumpah Allah sebagai Perdana Menteri, dan lanjutkan tugas-tugasmu dengan benar.
19:26Seperti katamu, sampai nanti.
19:30Semoga kau panjang umurnya.
19:31Terima Allah, Widura.
20:01Tidak ada posisi yang memiliki otoritas untuk bersinar seperti tahta raja.
20:21Aku tahu, tapi aku tetap berdoa agar posisimu tetap bersinar.
20:26Untuk seorang ibu, keberhasilan anaknya adalah satu-satunya kebahagiaannya.
20:33Tidak ada posisi yang memiliki otoritas untuk bersinar.
21:03Aku seorang keturunan dari dinasti Kuru.
21:30Cucu dari Raja Santanu.
21:33Dan anak dari Raja Wicitrawiria.
21:39Hari ini aku akan menerima kedaulatan.
21:43Kerajaan Hastinapura.
21:45Akanku perluas perbatasan dari Hastinapura sampai batas terakhir daerah Arya.
21:56Akanku bawa reputasi dari dinasti Kuru jauh sampai langit sebagai batasnya.
22:08Hastinapura akan memiliki kekayaan yang lebih daripada dewa kekayaan.
22:12Semua Raja dari daerah Arya akan duduk di depan tahta dari Hastinapura.
22:20Aku...
22:21Hidup Raja Destra Rastra!
22:23Hidup!
22:24Hidup Raja Destra Rastra!
22:26Hidup!
22:26Aku Raja Destra Rastra!
22:30Aku bersumpah bahwa...
22:33Aku...
22:35Siapa yang berani mengganggu ku?
23:00Hentikan Kak Destra Rastra!
23:02Seseorang yang buta sejak lahir.
23:08Tidaklah pantas untuk jadi Raja.
23:09Terima kasih.