GARUT, KOMPAS.TV Sebuah ledakan terjadi saat proses pemusnahan amunisi usang di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/05) pagi. Insiden tragis ini menyebabkan 13 orang meninggal dunia.
Dari total korban jiwa, empat di antaranya merupakan anggota TNI, sementara sembilan lainnya adalah warga sipil.
Ledakan terjadi ketika tim melakukan prosedur penghancuran amunisi yang sudah tidak layak pakai.
Lebih lengkap terkait dengan ledakan pemusnahan amunisi di Garut hingga proses identifikasi korban, simak dialog KompasTV bersama dokter jaga RSUD Pameungpeuk, Aziz Akhmad Muslim.
Baca Juga [FULL] Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut, Pengamat Militer Bongkar Adanya Potensi Kelalaian di https://www.kompas.tv/regional/592806/full-ledakan-pemusnahan-amunisi-di-garut-pengamat-militer-bongkar-adanya-potensi-kelalaian
#ledakan #garut #amunisi #tni #sipil
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/592808/update-kondisi-korban-ledakan-pemusnahan-amunisi-di-garut-begini-keterangan-dokter-rsud-pameungpeuk
00:00Kita juga sudah tergabung dengan Dr. Aziz Ahmad Muslim, Dr. Jaga di RSUD Pamengpek.
00:05Dr. Aziz, selamat petang.
00:08Selamat petang, Ibu.
00:09Dr. Aziz, bisa dijelaskan kalau untuk di RSUD Pamengpek selain 13 jenazah, apakah juga ada korban luka di sana?
00:18Untuk saat ini, untuk korban yang tadi sempat terjadi, tidak ada korban jiwa tambahan, Ibu, untuk sementara waktu.
00:24Oke, artinya 13. Dr. Aziz, tapi ke 13 jenazah ini ketika datang memang sudah meninggal dunia atau masih ada yang dalam proses penyelamatan dulu?
00:35Betul, Ibu. Untuk korban-korban yang datang ke RSUD Pamengpek, saat itu memang sudah dalam keadaan meninggal dunia.
00:41Kami sudah melakukan triase awal di IGD, namun saat triase sudah dinyatakan meninggal dunia, lalu kami larikan ke kamar jenazah ini untuk dilakukan identifikasi.
00:53Oke, Dr. Aziz mungkin bisa dibantu jelaskan juga kepada kami, proses identifikasi yang dilakukan selanjutnya itu seperti apa tahapannya, dokter?
01:02Saat ini kami sedang mengidentifikasi korban-korban yang memang dalam keadaan terpecah gitu, Ibu.
01:11Jadi saat ini kami sedang mengidentifikasi dari tubuh-tubuh korban siapa gitu, namun saat ini masih dilakukan tahap itu, Ibu.
01:19Apakah juga masih memerlukan data anti-mortem, post-mortem dari keluarga, dokter?
01:26Ya, itu sangat diperlukan mengingat kami tidak mengetahui secara jelas terkait ini punya siapa dan lain sebagainya seperti itu, Ibu.
01:35Sudah ada keluarga yang ke sana, dok?
01:37Sudah ada, mengingat keluarga kan memang keluarga dari daerah sini sehingga setelah kejadian para warga sudah datang ke sini.
01:47Kalau ada keluarga yang masih menuju ke sana, apa yang seharusnya mereka bawa untuk membantu proses identifikasi, dok?
01:53Mungkin yang pertama adalah identifikasi, Ibu, untuk memastikan korban, lalu juga kami dibantu oleh DPI untuk identifikasi yang lebih jelas, Ibu.
02:06Biasanya untuk proses identifikasi butuh waktu berapa lama, dok?
02:09Mungkin cukup lama, Ibu, ya. Karena memang keterbatasan dari RSUD kami juga untuk identifikasi korban seperti ini.
02:18Sehingga kami juga menunggu dari DPI Polri juga untuk membantu proses identifikasinya, Ibu.
02:26Dari tim DPI Polri, dari polisi ya, itu sudah tiba atau belum, dok?
02:31Saat ini sedang dalam perjalanan.
02:33Oke, artinya nanti berkolaborasi dengan tim DPI, langkah yang akan dilakukan apa, Pak?
02:39Sambil menunggu tadi data dari keluarga?
02:43Ya, data keluarga. Kami sedang mendata juga beberapa korban yang mungkin belum memberikan identifikasi juga ini.
02:51Oke, Pak kalau untuk kasus seperti ini, dokter, apa yang biasanya juga menjadi kendala dalam proses identifikasi?
02:57Yang pertama memang kan ketika kasus yang seperti ini adalah korban, apa namanya, keadaan korban saat diterima itu kan, kami tidak mengetahui identitas dan apa namanya, bagian tubuh-bagian tubuh mana saja yang hilang gitu seperti itu, Ibu.
03:19Oke.
03:19Jadi memang cukup sulit juga.
03:20Baik, dokter Aziz Ahmad Muslim, dokter jaga di RS UD Pamungbek, terima kasih sudah berberi kompas di Berkinis Kompas TV.