Prabowo Kritisi Anies soal Penanganan Polusi Udara di Jakarta: Susah Kalau Menyalahkan Angin

  • last year

Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengkritisi Capres nomor urut 1, Anies Baswedan soal penangangan polusi udara ketika dia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

 

Hal itu dia sampaikan saat bertanya kepada Prabowo dalam debat Capres di Gedung KPU RI Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, (12/12/2023).

 

Prabowo mulanya menyampaikan bahwa Anies Baswedan pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta selama lima tahun.

 

Kata dia, APBD DKI Jakarta sekira Rp 80 Triliun dengan jumlah penduduk 80 juta. Dia lantas membanding-bandingkan APBD Jawa Barat Rp 35 Triliun dengan jumlah penduduk 50 juta.

 

Namun, dengan anggaran yang besar tersebut, Prabowo menilai bahwa Indeks polusi udara di Jakarta tertinggi di dunia.

Category

🗞
News
Transcript
00:00 Ketika satu daerah mengatakan di tempat kami tidak ada covid,
00:04 di tempat kami covid banyak, lalu yang tidak ada covid kami tanya,
00:08 "Kenapa tidak ada covid?" "Kami tidak punya alat testing, Pak."
00:11 "Karena tidak punya alat testing, maka tidak ada covid."
00:14 "Yang punya alat testing, maka ada covid."
00:16 Saya tidak tanya covid, saya tanya polusi.
00:18 Boleh saya selesaikan dulu?
00:21 Jadi, apa yang terjadi?
00:24 Di Jakarta kami memasang alat pemantau polusi udara.
00:28 Bila masalah polusi udara itu bersumber dari dalam kota Jakarta,
00:33 maka hari ini, besok, minggu depan konsisten selalu akan kotor.
00:39 Tapi apa yang terjadi?
00:40 Ada hari di mana kita bersih, ada hari di mana kita kotor.
00:43 Ada masa, minggu pagi, Jakarta sangat kotor.
00:47 Apa yang terjadi?
00:48 Polusi udara tidak punya KTP.
00:51 Angin tidak ada KTP-nya.
00:53 Angin itu bergerak dari sana ke sini.
00:55 Ketika polutan yang muncul dari pembangkit listrik, tenaga uap,
01:01 mengalir ke Jakarta, maka Jakarta punya indikator.
01:05 Karena itu Jakarta mengatakan ada polusi udara.
01:08 Ketika anginnya bergerak ke arah Lampung, ke arah Sumatera, ke arah Laut Jawa,
01:12 di sana tidak ada alat monitor, maka tidak muncul.
01:15 Dan Jakarta pada saat itu bersih.
01:18 Kalau problemnya dari dalam kota saja, maka konsisten tiap waktu.
01:23 Ya, kita punya masalah polusi.
01:25 Karena itu kita kerjakan dengan apa?
01:27 Kita lakukan Pak, satu, dengan pengendalian emisi dari kendaraan bermotor.
01:32 Dan pengujian emisi sekarang wajib.
01:34 Yang kedua, elektrifikasi kendaraan umum.
01:37 Yang ketiga, konversi kendaraan umum.
01:40 Dan dulu yang naik kendaraan umum hanya Rp350.000 per hari,
01:44 sekarang Rp1.000.000 per hari.
01:46 Jadi itu kita kerjakan untuk menangani soal polusi di Jakarta.
01:49 [SORAK PENONTON]
01:53 Ya, susah kalau kita menyalahkan angin dari mana-mana saja.
01:58 Jadi saya bertanya, dengan anggaran segitu besar jumlah penerbitan,
02:08 langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk dengan real dalam 5 tahun
02:13 dan mengurangi polusi juga di mana rakyat Jakarta begitu banyak
02:19 yang mengalami sakit pernafasan.
02:22 Jadi saya kira kalau kita dengan gampang menyalahkan angin, hujan, dan sebagainya,
02:27 ya mungkin tidak perlu ada pemerintahan kalau begitu.
02:32 Terima kasih.
02:34 Ya, inilah bedanya yang berbicara pakai data, yang berbicara pakai fiksi.
02:38 [SORAK PENONTON]
02:39 Ini pakai data.
02:41 Jadi ketika ditunjukkan, ya memang ada sumber polutan dari dalam kota,
02:46 tapi kalau sumber polutan itu hanya dari dalam kota,
02:49 maka pakai logika sederhana sekali, jumlah motor dari hari ke hari sama,
02:53 jumlah mobil dari hari ke hari sama,
02:55 maka harusnya angka polusinya sama setiap waktu, betul tidak?
03:00 [MUSIK]

Recommended