Skip to playerSkip to main contentSkip to footer
  • 8/1/2023

Special Dialogue Okezone Edisi HUT Kemerdekaan RI. Special Dialogue kali ini menghadirkan narasumber Dr. Sri Margana, M.Phil, Sejarawan UGM sekaligus Anggota Komite Repatriasi Benda Sejarah dan Budaya Indonesia.

 

Special Dialogue ini mengangkat tema "Perjalanan Panjang Pengembalian Barang Bersejarah dari Belanda ke Tanah Air".
Transcript
00:00 [MUSIK]
00:19 Halo, KZoners. Ketemu lagi bersama saya, Hafid Mardyan,
00:22 di Alam Spesial di Alokokizun.
00:24 Pada edisi kali ini, kita akan memasuki edisi spesial pemberdekaan
00:30 di mana spesial di Alok akan membahas konten-konten yang berhubungan
00:35 dengan sejarah budaya dan penampungan kebudayaan lainnya.
00:38 Seperti pada kasus patung kali ini, kita sekarang sudah terhubung
00:41 dengan sejarawan dari Universitas Gajah Mada,
00:45 Dr. Sri Margana Enfield. Selamat pagi, Mas Margana.
00:51 Selamat pagi, Has.
00:53 - Sehat ya, Pak Tiar? - Alhamdulillah, si.
00:56 Sehat. Kayaknya belakangan ini sibuk banget.
00:59 Ya, lagi banyak kerja riset sana-sini dan juga mempersiapkan teman-teman.
01:07 Bagi KZoners yang belum tahu, Mas Margana ini merupakan salah satu anggota
01:13 dari Komite Repatriasi Benda Sejarah dan Budaya Indonesia.
01:18 Beliau yang berperan membuat pemerintah Belanda mengembalikan barang jarahan
01:25 yang sempat diambil di jarah dikembalikan ke Indonesia.
01:30 Kita akan membahas itu, Mas, sekarang.
01:32 Tapi sebelum kita membahas hal yang intinya,
01:36 saya akan bertanya hal-hal yang sifatnya umum dulu deh, soal sejarah.
01:41 Kalau kita ngomongin sejarah, pasti ingat pesannya Bung Karno,
01:45 bahwa kita jangan sekali-kali melupakan sejarah.
01:49 Bagi seorang Mas Margana yang merupakan sejarawan, pesan itu maknanya apa?
01:56 Ya, kata yang tepat itu, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, bukan melupakan.
02:02 Jadi, ya, itu tentu saja sangat berkesan,
02:06 karena sejarah itulah yang membuat kita menjadi satu bangsa.
02:13 Itu menjadi semacam kekuatan, fondasi yang sangat penting
02:19 untuk mengahami mengapa sekarang ini Indonesia menjadi satu bangsa.
02:23 Untuk bisa melihat, kita harus menengok ke sejarah.
02:27 Kalau kita melupakan sejarah itu,
02:29 lupa bagaimana kita dulu berdekat menjadi bangsa,
02:33 nah itu rawan sekali. Kita mengalami perpecahan. Kenapa?
02:37 Karena Indonesia itu masyarakat yang sangat plural, sangat berbeda,
02:42 banyak perbedaan suku, agama, dan keyakinan bahasa, dan sebagainya.
02:48 Jadi, itu kita harus selalu mengingat atau tidak boleh meninggalkan sejarah,
02:55 demi untuk memperkuat atau mempertahankan kesatuan-kesatuan,
02:59 keutuhan sebagai satu bangsa.
03:02 Jadi, sebagai refleksi juga untuk meningkatkan nasionalisme.
03:06 - Betul. Tapi Mas, hal yang menjadi isu sekarang di kalangan sejarah mungkin,
03:13 bagaimana caranya mempelajari sejarah di tengah menjamurnya,
03:19 di tengah menjamur radis informasi dan hoax.
03:23 Ada disrupsi informasi, ada banyak sekali yang beredar.
03:28 Bahkan kita sampai beberapa kalangan masyarakat
03:31 tidak bisa membedakan mana itu sejarah yang asli,
03:34 karena sifatnya konspirasi misalkan begitu.
03:37 Sialnya banyak masyarakat yang lebih bersedia konspirasi malahan,
03:40 daripada sejarah-sejarah yang memang sudah terkonformasi.
03:43 Nah, dari pandangan Mas Maragana sendiri seperti apa melihat itu?
03:47 - Kita tidak bisa membendung meluasnya teknologi informasi
03:52 dan juga pengembangan sosial media di mana semua orang bisa speak up
03:57 tentang apa saja, termasuk sejarah.
04:00 Nah, itu sejarawan pun seharusnya perlu speak up juga,
04:05 untuk bisa, terutama kita harus responsif pada setiap ada informasi-informasi historis
04:13 yang mungkin tidak sesuai atau tidak sesuai dengan fakta-fakta sejarah.
04:18 Nah, sejarawan itu perlu speak up.
04:20 Kalau tidak, nanti hal-hal yang seperti itu dibiarkan nanti ya dianggap benar.
04:25 Nah, itu yang pertama.
04:27 Kedua, semuanya harus dikembalikan pada ahlunya,
04:30 dikembalikan pada referensi sejarah yang akurat, yang kredibel, yang bisa dipercaya.
04:38 Tentu saja ini adalah berdasarkan kajian-kajian akademis dari para sejarawan.
04:44 Dengan teori metodologi yang benar, sehingga itu lebih bisa dipercaya
04:50 daripada sekedar teori-teori konspirasi yang banyak berkembang di sosial media.
04:56 Tapi ada nggak sih ciri-ciri yang paling kelihatan mana sejarah asli,
05:02 mana yang konspirasi itu? Ada ciri-ciri?
05:05 Ya, karakter sejarawan itu biasa dalam menarasikan sejarah itu selalu
05:13 merivers pada sumber primernya.
05:17 Jadi misalnya kalau ada berita atau fakta seperti itu dasarnya apa?
05:22 Itu selalu menghindari kecenderungan-kecenderungan yang sifatnya anachronistik.
05:32 Anachronistik itu sering sekali menempatkan suatu peristiwa dari suatu yaman yang salah, yang berbeda.
05:38 Tumpang tinti overlap dari suatu periodisasi sejarah.
05:42 Banyak sekali orang menampilkan tokoh-tokoh baru atau memahami kehadiran tokoh
05:49 dalam satu periode yang salah.
05:53 Jadi kita harus selalu merivers pada faktanya, sumbernya,
06:01 terutama sumber-sumber primernya yang harus ditekankan.
06:05 Oke. Tapi alasan sebagian besar masyarakat mempercayai hoax dan konspirasi di media sosial itu
06:14 adanya isu yang sangat kental bahwa sebenarnya sejarah ini ditulis oleh pemenang.
06:20 Itu isu yang melekat sekali sehingga ada ketidakpercayaan di antara masyarakat.
06:26 Sebagai sejarawan sendiri melihat itu seperti apa?
06:32 Ya itu dulu, PMO itu terjadi pada masa pemerintahan yang otoriter.
06:40 Semua pemerintahan yang otoriter itu salah satu cirinya adalah memonopoli tafsir sejarah.
06:47 Itu mengapa kemudian muncul sejarah ditulis oleh para pemenang.
06:54 Nah sekarang ini kita sudah memasuki dunia atau pemerintahan yang demokratis,
07:00 di mana setiap orang memiliki kontrol terhadap apa saja yang muncul
07:04 dalam perdebatan wacana tentang sejarah.
07:09 Jadi PMO ini sudah tidak berlaku lagi.
07:13 Artinya masyarakat punya kebebasan memilih referensi yang lebih dianggap sesuai
07:20 dengan fakta-fakta sejarah. Tidak peduli itu datangnya dari negara atau non-negara.
07:26 Tapi saya selalu menyarankan agar kalau persoalan sejarah
07:30 tidak diletakkan pada referensi sejarah yang berbasis pada penelitian yang lain.
07:37 - Intinya memang data primernya harus kuat dulu sebelum gitu. - Betul.
07:42 Oke mas, kita masuk intinya. Kemarin beberapa waktu lalu,
07:49 pemerintah Belanda mengembalikan terakhir itu sekitar 472 barang sejarah
07:55 hasil jarahan ke Indonesia. Itu cukup bersejarah sebenarnya kan.
08:01 Cuma bisa diceritakan nggak awal mula kenapa pemerintah itu,
08:07 pemerintah Belanda itu mengembalikan ratusan barang sejarah?
08:12 Mungkin dari awal bisa diceritakan mas.
08:14 Ya, jadi dari awal ya. Sebetulnya sejak masa Soekarno dulu pada saat KMB,
08:21 Muhammad Yamin itu pernah meminta agar benda-benda Indonesia
08:26 yang ada di Belanda itu dikembalikan.
08:28 Jadi sejak perjanjian KMB itu kita udah minta.
08:31 Tapi wadah itu tidak ditanggapi, hanya akan dipertimbangkan,
08:39 akan dibicarakan. Baru kemudian realnya itu tahun 1975.
08:45 Itu ketika pemerintah Indonesia resmi, Mada Masa Soekarno ya,
08:51 resmi membuat perjanjian tentang pengembalian benda-benda sejarah Indonesia
08:56 yang dirampas oleh Belanda dan disimpan di sana.
09:00 Waktu itu inisiasi pertama itu dikembalikannya patung,
09:07 ratnya paramita itu ya.
09:09 Oh iya.
09:11 Ya, itu yang berasal dari Simosari kalau tidak salah.
09:14 Ya, Simosari.
09:15 Tahun 1975. Itu sebagai benda yang pertama dikembalikan ke Indonesia pada masa itu.
09:23 Nah, bersamaan dengan tahun 1975 itu sebenarnya pemerintah Indonesia
09:30 sudah mengajukan ratusan artefak yang minta dikembalikan.
09:37 Tapi yang pertama baru itu aja dulu, baru itu yang dikembalikan.
09:42 Kemudian secara bertahap, kemudian sporadik itu dikembalikan pula
09:48 itu pelana buddhanya Pangeran Dikonogoro. Kemudian diikuti dengan
09:53 misalnya negara kertagama, naskah negara kertagama yang diambil dari Lombok pada masa itu.
10:01 Kemudian disusul dengan itu tongkatnya Pangeran Dikonogoro.
10:08 Kemudian yang sebelum yang ini ada keris Pangeran Dikonogoro.
10:16 Kemudian ada ratusan ribuan mungkin benda koleksi museum Dalek di Belanda
10:28 telah dikembalikan ke Indonesia walaupun prosesnya rumit sekali.
10:32 Dan dengan di sini ada gap yang panjang antara tahun,
10:40 sejak permintaan pertama tahun 49 kemudian direalisasikan tahun 75.
10:46 Nah sekarang tahun yang terakhir ke mana ya? 2021.
10:54 Pangeran Dikonogoro itu berarti jaraknya lima puluhan tahun baru dilaksanakan.
11:01 Jadi sebetulnya permintaan itu sudah lama,
11:06 dan dia sudah dari tahun 75 itu yang sudah disepakat itu belum semua dikembalikan,
11:13 belum direalisasikan.
11:15 Termasuk itu yang belum direalisasikan itu Regalia Kerajaan Dulu,
11:21 kemudian Al-Qur'annya Tengku Umar,
11:25 kemudian apa lagi, itu benda-benda yang, oh Javamen ya,
11:31 penggora Javamen itu, itu semua sebetulnya sudah diminta sejak tahun 75.
11:37 - Pekatropus Erektus itu ya? - Iya, Pekatropus Erektus itu
11:40 sudah diminta dari sejak tahun 75 mendapat halaman.
11:45 Karena pemerintah Belanda bersikukuh,
11:49 dan benda-benda itu berada di museum-museum yang berbeda,
11:55 dan setiap museum punya kebijakan sendiri.
11:58 Kalau misalnya di Leiden, dan di Museum Polk & Kumpul di Leiden,
12:04 dan Reg Museum Amsterdam itu mengharuskan semua benda yang akan dikembalikan
12:09 harus didaului dengan provenance research,
12:12 yaitu riset untuk menggali asal-usul dari benda itu.
12:16 Kalau yang Javamen ini kan letaknya di Naturalist Museum di Belanda,
12:25 dan mereka punya kebijakan sendiri,
12:27 menurut saya bersikukuh bahwa ini bukan barang jarahan,
12:30 tapi ini barang hasil dari ekskavasi ilmiah.
12:34 Karena menurut perjanjian itu,
12:37 barang-barang yang bisa dikembalikan ke Indonesia adalah
12:42 barang-barang yang dijarah, atau yang melibatkan kekerasan,
12:47 atau istilahnya Belanda itu, Rovekuns.
12:51 Rovekuns itu dirampok, kuns itu benda seni.
12:55 Benda seni yang dirampok, atau dijarah.
12:59 Illegal, illegal object.
13:02 Itulah yang membuat, mengapa prosesnya jadi lama.
13:08 Karena provenance research itu tidak mudah juga.
13:12 Misalnya Chris Diponegoro itu, pangeran Diponegoro,
13:16 Kiai Nogo Siluman, itu risetnya 12 tahun.
13:20 Sejak mulai riset, sampai 3 tim yang berbeda dibentuk
13:26 untuk melakukan riset, sampai kemudian diputuskan,
13:29 dikembalikan itu, diverifikasi dulu,
13:32 terus kemudian dikembalikan itu, sampai 12 tahun.
13:36 Itu karena tidak mudah mencari fakta-fakta historis
13:40 mengenai bagaimana sampai benda itu sampai di situ.
13:44 Dari Indonesia kok bisa sampai di Belanda?
13:47 Jadi bagaimana dulu ceritanya? Itu harus di-riset dulu.
13:52 - Kira-kira ada berapa ribu lagi barang-barang yang belum
13:57 dikembalikan pemerintah Belanda?
13:59 - Diperkirakan kira-kira 140 ribu items.
14:05 - 140 ribu? - Items.
14:08 Itu kan itemnya banyak, yang kecil-kecil,
14:14 misalnya lombok treasure itu kan ada gelang, keris,
14:19 macam-macam perhiasan-perhiasan yang kecil-kecil.
14:22 Makanya kalau dihitung secara kuantitatif,
14:26 itemsnya itu memang ribu.
14:28 - Banyak ya, tapi ada yang misalkan berapa ribu satu-kesatuan.
14:32 Tapi sebenarnya ini ada kaitannya dengan
14:38 pemerintah Belanda yang memohon maaf,
14:41 bertempatnya sebenarnya pemerintah Belanda memohon maaf
14:45 atas perbudakan dan penjajahan yang sempat dilakukan
14:48 Belanda terdahulu ke Indonesia.
14:51 Bagi mas yang melihat dari kacamata sejarah itu,
14:55 bagaimana permohonan maaf itu?
14:57 - Kalau pengembaliannya itu sendiri tidak ada kaitannya
15:01 dengan permohonan maaf, karena kan perjanjian sudah dilakukan
15:05 sejak tahun 1975.
15:06 - Kita hanya menergi ya sepatunya?
15:09 - Permohonan maaf ini ceritanya lain.
15:12 Permohonan maaf ini lebih didasarkan pada hasil penelitian
15:18 tim riset sejarah Belanda,
15:21 yang baru diumumkan kurang lebih tahun lalu,
15:24 yang disebut riset dekolonisasi.
15:27 Riset dekolonisasi itu adalah pemerintah Belanda
15:31 karena banyak sekali duntutan dari dalam, internal,
15:35 dan eksternal terhadap sejarah Belanda di Indonesia
15:41 atau sejarah Indonesia pada masa itu,
15:44 yang di dalam pelitian-pelitian oleh para sejarawan lepas
15:51 atau merdeka itu banyak menemukan fakta-fakta
15:55 bahwa Belanda banyak melakukan tindakan-tindakan kekerasan
15:59 yang melanggar ham, sehingga itu cukup mengganggu
16:04 masyarakat Belanda dalam hal citra, citra negara, citra masyarakat
16:10 sehingga dilakukan tim riset,
16:16 di gendut tim riset dilakukan penelitian yang sangat luas,
16:19 mulai menggelontorkan kurang lebih 4 juta euro untuk riset itu,
16:24 dan juga mencoba untuk melibatkan peneliti-peneliti dari Indonesia juga.
16:29 Kemudian dari hasil riset ini kemudian memberi rekomendasi
16:35 bahwa mereka menemukan fakta-fakta yang tidak bisa dibantah lagi
16:40 tentang itu kekerasan yang dilakukan oleh Belanda.
16:45 Mereka menyebutnya sebagai excessive violence,
16:49 kekerasan yang excessive, walaupun tidak mau mengatakan
16:54 sebagai kejahatan perang, tapi mereka tidak bisa
16:59 memungkiri fakta temuan-temuan itu, sehingga mau nggak mau
17:04 rekomendasi itu yang diberikan oleh peneliti adalah
17:08 agar pemerintah melakukan pernyataan resmi untuk meminta maaf
17:13 atas apa yang terjadi. Itu dilakukan pertama oleh
17:18 William Alexander ketika berkunjung ke Indonesia tahun 2021 itu
17:24 bersamaan dengan pengembalian kris di Pangkore itu,
17:29 dia minta maaf atas kejadian kekerasan yang terjadi di masa-masa akhir
17:34 pendudukan Belanda di Indonesia. Tapi dia secara spesifik
17:39 masih mengatakan di masa-masa akhir, artinya itu yang terjadi antara tahun
17:43 1945 sampai 1949, belum kejadian-kejadian selama menjajah.
17:49 Jadi permintaan maaf itu terjadi atau direkomendasikan
17:58 sebagai outcome dari hasil riset para sejarah.
18:01 Kalau tentang perbudakan itu lain lagi, karena di samping ada tim
18:07 yang melakukan riset tentang kekerasan atau selama pendudukan di Indonesia,
18:14 juga ada tim lain yang melakukan penelitian tentang perbudakan
18:20 yang dilakukan oleh Belanda di seluruh dunia,
18:23 keterlibatan Belanda dalam perdagangan Buddha.
18:26 Nah ini dulu dipicu oleh isu Black Lives Matter itu,
18:32 ketika di Amerika terjadi kematian seorang kulit hitam oleh polisi kulit putih
18:38 di Amerika, muncul protes di seluruh dunia, isunya sampai kepada
18:44 bagaimana ceritanya kulit hitam Amerika itu datang di dulu berasal dari
18:52 hasil perbudakan. Sehingga pada masa itu Columbus yang dulu itu dianggap
18:56 sebagai hero pahlawan, jadi patung-patungnya di mana-mana ditopo.
19:02 Karena dianggap bertanggung jawab terhadap praktek perbudakan di seluruh dunia itu.
19:07 Nah termasuk Belanda ini ikut serta di dalam praktek perbudakan dunia ini
19:12 sejak abad ke-17 itu sudah terjadi, perdagangan Buddha dari jalur Afrika Barat,
19:20 Afrika Selatan, Timur, sampai India, sampai Indonesia, Banda,
19:25 itu terlibat, sampai nanti di Amerika juga terlibat, karena Belanda punya
19:32 jajahan juga, Poloni juga di Amerika. Sehingga sama tim riset ini di Amsterdam
19:41 dari IISK, International Institute for Residence, Institute Internasional
19:47 untuk Sejarah, itu yang dikepala oleh Nancy Zhou, itu keturunan Indonesia,
19:54 keturunan dari Papua yang tinggal di sana. Kemudian merekomendasikan juga
20:01 hasil riset itu bahwa Belanda ikut terlibat di dalam perbudakan itu,
20:06 yang dikecam oleh dunia itu, sehingga Perdana Menteri Rutte dari Belanda
20:12 juga meminta maaf terhadap keterlibatan Belanda dalam praktek perbudakan.
20:18 [Musik]

Recommended