SPECIAL DIALOGUE: Tak Tembus PTN Impian, Apa yang Harus Dilakukan? [Part 1]

  • last year

Special Dialogue Okezone bersama Dr. Imelda Ika Dian Oriza, M.Psi, Ketua Program Studi Psikologi Profesi Program Magister Universitas Indonesia.

 

Special dialogue kali ini mengangkat tema 'Tak Tembus PTN Impian, Apa yang Harus Dilakukan?

Category

🗞
News
Transcript
00:00 [MUSIK]
00:19 Halo, Gezerners. Ketemu lagi bersama saya, Hafidz Mardiansyah dalam spesial Dialog Okezone.
00:24 Pada edisi kali ini kita kedatangan tamu yang spesial, yaitu Dr. Imelda Ika Dianoriza,
00:32 MPSI, Psikolog. Beliau adalah seorang psikolog, juga dosen Fakultas Psikologi
00:38 Universitas Indonesia. Enaknya katanya tadi kita bilangnya Mbak Dian saja ya.
00:43 Manggilnya Mbak Dian. Mbak Dian, kita sekarang akan membahas bagaimana
00:50 mengelola emosi pasca penerimaan mahasiswa baru.
00:54 Seperti kita ketahui bahwa rangkaian penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi
01:00 negeri di seluruh Indonesia bisa dikatakan rampung.
01:03 Ada berbagai emosi di situ, ada suka cita, ada kebahagiaan buat yang diterima,
01:09 tapi ada juga kekecohan, kemarahan bagi kawan-kawan kita yang belum berhasil.
01:16 Itu mungkin dalam sisi mental, kesehatan mental mungkin hal yang wajar.
01:23 Cuma mungkin yang saya tekankan di sini sebelum saya ngobrol lebih jauh,
01:27 batas wajar dalam pengelolaan emosi atau pengelolaan kemarahan, kekecewaan itu
01:34 sebatas apa? Karena saya lihat di Menses itu ada yang sampai nangis semalaman,
01:38 ada yang merasa gagal, depresi, gitu kan.
01:40 Ada batas wajar kekecewaan itu sebagaimana sih? Boleh dijelaskan?
01:46 Ya, terima kasih Mas Kavit sudah diundang, halo semuanya.
01:50 Memang kalau emosi itu ketika kita ada situasi peristiwa, pasti emosi bekerja gitu ya.
02:01 Dan tentu semua emosi apapun itu perlu saat yang tepat atau stimulus yang tepat gitu ya.
02:11 Lalu perlu juga intensitas yang tepat, dikeluarkan pada saat yang tepat,
02:17 dengan intensitas yang tepat, pada orang yang tepat gitu ya.
02:21 Jadi semuanya boleh-boleh aja, asal tadi itu waktunya tepat, orangnya tepat, tempatnya tepat gitu.
02:27 Nah, memang tentu yang jadi problematik kalau misalnya emosinya jadi ekspresinya ekstrim gitu ya,
02:35 atau kita sendiri kayak overwhelmed gitu ya, kayak intens banget.
02:42 Nah, itu kalau misalnya kita nggak berhasil mengatur, nggak berhasil meregulasi,
02:49 tentu dalam jangka panjang akan berdampak, dampaknya macam-macam ya.
02:54 Kesejahteraan mental kita sendiri, kesehatan mental, atau juga masalah relasi gitu.
02:59 Jadi sebenarnya semua reaksi emosi, karena memang ini tadi masalah PTN itu kan harapannya tinggi banget gitu ya.
03:08 Kita menuju tempat yang kita inginkan itu kan harapannya tinggi, kita udah usaha gitu.
03:15 Pasti emosi yang ada atau terlibat di situ memang emosi-emosi yang kuat gitu ya.
03:21 Ketika kita nggak dapat, pasti juga emosinya rasanya juga kuat gitu.
03:25 Seberapa wajar, ya itu tadi. Asal ada, dan juga jangan terlalu lama ya.
03:30 Kalau durasinya intensitasnya tinggi, terus lama, begitu terus,
03:36 nanti banyak fungsi-fungsi kita yang terganggu.
03:39 Kita nggak bisa makan, nggak bisa tidur, kita nggak bisa bergaul lagi, nggak bisa berteman.
03:45 Nah, itu yang kalau fungsi-fungsinya yang lain udah mulai terdampak, itulah kita jadi bahaya ya.
03:50 Tapi kan di usia-usia lulus sekolah itu kan problem atau krisis utamanya sebenarnya aktualisasi diri.
03:59 Dan masuk PTN juga salah satunya mungkin jadi ekspektasi aktualisasi diri yang tinggi dari jalan-jalan manusia.
04:08 Gimana sih cara menyalurkan ekspektasi yang tidak terwujud itu?
04:16 Sebetulnya memang sekali lagi untuk ketika kita nggak dapat apa yang kita inginkan,
04:22 dan kita merasa sedih, kecewa, gagal, mungkin juga marah gitu ya, itu wajar sekali.
04:28 Nah, sekarang bagaimana cara mengatasi atau meregulasi?
04:35 Pertama sekali tentu kita harus menerima bahwa memang kita ada marah, ada kecewa.
04:40 Dan kita mungkin sedih, pasti sedih banget, mungkin kecewa banget, atau kita kadang-kadang marah sama diri sendiri gitu ya.
04:47 Kalau anak-anak kan, "Aduh, aku mestinya gini." Jadi banyak penyesalan.
04:51 Namun mungkin yang membuat kita bisa move on ketika kita kehilangan sesuatu yang kita inginkan banget,
04:59 terus kita nggak dapat gitu ya.
05:00 Dan kita perlu move on ya, bahasanya anak-anak ya.
05:03 Perlu move on.
05:05 Nah, ini cara move on-nya gimana?
05:07 Yang pertama sekali tentu ya menyadari kalau aku sekarang lagi merasa emosi kayak gini,
05:12 emosinya lagi intense, ekstrim gitu.
05:15 Lalu, udah menyadari, kita jangan buru-buru harus kuat, harus kuat gitu.
05:22 Itu juga sebenarnya kita menyangkal ya, menyangkal emosi.
05:26 Kita perlu, ya wajar banget sedih.
05:28 Jadi kita perlu menormalisasi ya, bahasanya kayak, ini wajar, yang saya alami ini wajar.
05:36 Ketika saya kecewa banget dan sedih banget, marah banget, wajar.
05:40 Saya jadinya menarik diri gitu ya, misalnya ya, saya nggak mau diajak ngomong,
05:44 "Udah, papa mama di luar dulu."
05:46 Nggak mau kontak temen, saya matiin semua medsos, saya nggak mau lihat orang-orang lain gitu.
05:54 Itu kan kita jadi menarik diri.
05:57 Dalam batas waktu tertentu, itu wajar banget reaktif seperti itu.
06:01 Yang mungkin kita juga perlu memberi waktu pada diri kita sendiri untuk pulih ya.
06:05 Ini kan kayak kita jatoh ya.
06:07 Jadi jatoh, kita lagi sakit, kita memberi waktu untuk diri kita sendiri untuk pulih.
06:11 Tapi, kalau misalnya udah nih, udah selesai, kita kasih waktu ke diri kita sendiri,
06:19 kita mulai berproses lagi.
06:20 Nah, prosesnya itu mulai move on nih.
06:22 Move onnya gimana caranya?
06:24 Fokus sama tujuan kita.
06:27 Tujuan kita kan karena kita suka banget sama bidang ilmu itu,
06:30 makanya kita pengen banget kuliah di situ ya.
06:32 Kita suka sama bidang ilmunya, kita suka kesempatannya,
06:38 kita pengen banget kuliah di perguruan tinggi gitu ya.
06:41 Tapi yang paling penting mungkin kita suka belajar.
06:44 Kita suka banget belajar.
06:45 Saya pengen banget improve diri saya sendiri.
06:48 Nah, sekarang yang perlu kita buat fleksibel adalah,
06:51 saya pengen banget improve diri saya sendiri,
06:54 saya yakin saya bisa menyelesaikan kuliah di perguruan tinggi,
06:59 dimana pun gitu ya.
07:01 Dan saya suka bidang ilmu ini.
07:03 Itu yang penting.
07:05 Yang penting adalah saya mau mengembangkan diri.
07:07 Tentu kita punya harapan mengembangkan dirinya di tempat yang saya udah idam-idamkan.
07:15 Namun sebenarnya kalau kita kembali lagi ke tujuan awal adalah,
07:19 saya suka banget belajar, dan saya suka banget sama bidang ilmu ini.
07:23 Dimana pun saya berada,
07:25 saya akan memperbesar peluang kemungkinan saya sukses,
07:29 karena saya suka sama bidang ilmu ini, dan saya suka belajar.
07:33 Itu yang harus kita kembalikan gitu ya tujuan kita.
07:38 Kenapa sih saya mau kuliah?
07:40 Kenapa sih saya mau kuliah lagi?
07:41 Kenapa sih saya nggak kerja?
07:43 Atau kenapa sih saya nggak mau di rumah aja?
07:45 Kan kita karena pengen belajar ya, pengen mengembangkan diri.
07:48 Itu sih mas Khafid yang jadi modal buat kita kembali mere-direct ya,
07:54 mengarahkan kembali diri kita.
07:56 Ini bukan akhir dari dunia gitu ya,
08:00 walaupun sekarang rasanya gelap banget,
08:02 "Aduh nih aku belum ada cadangan PT mana-mana, kadang-kadang ada anak yang gitu ya,
08:07 pengen banget ke PTN, jadi nggak punya cadangan apa-apa."
08:10 Itu lagi bukan akhir dari dunia.
08:13 Kita semangatnya adalah belajar, semangatnya adalah mengembangkan diri.
08:18 Semangatnya adalah kalau saya sudah mengembangkan diri,
08:20 saya mau berkarya bagi sesama, bagi bangsa gitu ya.
08:26 Jadi saya semangatnya adalah belajar mengembangkan diri
08:29 supaya jadi berkualitas itu yang harus diingatkan.
08:32 Kalau dari Mbak Dian sendiri,
08:34 ada nggak sih contoh gimana caranya berdamai dengan diri sendiri?
08:39 Kayak misalkan, apa sih kalau misalkan saya lagi marah,
08:43 hal-hal konkret apa yang harus saya lakukan?
08:45 Kayak contoh yang tadi pertama kan,
08:47 berdiam diri, menutup diri, minimal semalam,
08:50 matikan wetsuit segala macam, itu contoh.
08:52 Ada yang lain nggak? Kayak misalkan, makan, traveling, atau gimana gitu.
08:56 Cara-cara kita mengelola emosi itu sebetulnya banyak banget.
09:03 Dan itu berbeda dari setiap pribadi ke pribadi yang lain.
09:10 Tadi ada yang, saya pokoknya, "Shut down dulu,
09:13 aku menutup semua komunikasi dulu,
09:15 tapi nanti kalau udah pulih, aku akan komunikasi lagi."
09:19 Ada yang kayak gitu.
09:20 Ada yang misalnya, aku makan es krim,
09:24 atau minum, atau makan yang enak dulu deh.
09:29 Atau ada yang curhat sama teman,
09:31 sama orang yang dipercaya.
09:33 Itu kan cara kita meregulasi emosi juga ya.
09:36 Ada juga misalnya cara kita pakai self-shooting,
09:39 entah kita, "Jadi udah deh, saya pijat dulu aja,"
09:42 atau "Saya mandi air hangat," atau gitu.
09:45 Macem-macem sih caranya.
09:47 Yang penting sebetulnya adalah kita kembali ingat
09:51 bahwa kita mengasihi diri kita sendiri.
09:54 Yang penting jangan, kadang-kadang kita menyalahkan diri ya.
09:58 "Ini aku pasti kurang belajar,"
10:00 atau "Coba kalau waktu itu begini,"
10:02 "Coba kalau ini," itu saya yakin
10:05 anak-anak, adik-adik semua yang sudah berusaha itu
10:09 sudah memberi usaha yang maksimal.
10:11 Jadi, sudah memberi usaha yang maksimal.
10:13 Jadi, padahal kita nggak bisa menghakimi diri kita
10:19 berdasarkan pengetahuan yang kita miliki sekarang,
10:23 terus kita menghakimi diri kita 2 hari yang lalu,
10:26 atau 2 minggu yang lalu, atau 2 bulan yang lalu.
10:28 "Coba aku waktu itu istirahatnya cukup."
10:30 "Coba waktu itu kan kita sekarang tahu ya,"
10:33 "tapi kan waktu itu nggak tahu."
10:35 Jadi, kita nggak boleh menghakimi diri kita 2 hari
10:38 atau 2 bulan yang lalu dengan kebijaksanaan
10:41 dan pengetahuan yang kita miliki saat ini.
10:44 Jadi, bersik, berbelas kasih itu perlu banget
10:48 termasuk ke diri kita sendiri.
10:50 Aku sudah melakukan yang terbaik yang aku bisa,
10:53 dan kalau misalnya ini belum saatnya,
10:57 aku belajar di situ,
10:59 tapi semangatku adalah belajar
11:01 dan aku akan memaksimalkan potensi diriku
11:05 belajar di mana.
11:08 Gitu.
11:10 (Music)

Recommended