Protokol Kesehatan Jadi Salah Satu Kriteria Lomba Ogoh-Ogoh

  • 2 tahun yang lalu
GIANYAR & KLUNGKUNG, KOMPAS TV - Setelah sempat tidak digelar akibat pandemi, arak-arakan atau pawai ogoh-ogoh di Bali kembali di laksanakan. Namun arak-arakan ogoh-ogoh ini dilakukan dengan protokol kesehatan yang cukup ketat. Mulai dari penggunaan masker hingga dilakukan Swab Antigen sehari sebelum acara berlangsung. Para pemuda di setiap banjarpun menyambut positif kegiatan ini. Selain bisa menjaga ajegnya budaya Bali, mereka bisa merayakan penyambutan Nyepi Tahun Caka 1944 lebih meriah.

Menurut Ida Pandita Mpu Siwa Putra Kanda Dhaksa Manuaba, ogoh-ogoh dalam perayaan pengerupukan merupakan salah satu wujud lambang buta khala atau sifat buruk dalam diri manusia yang harus dilebur sebelum merayakan Nyepi esok harinya. Diharapkan dengan digelarnya kembaLi tradisi ogoh-ogoh, budaya Bali tetap ajeg, dan alam kembali tentram.

Selain di Gianyar, Desa Adat Gelgel di Kabupaten Klungkung, Bali, juga menggelar lomba ogoh-ogoh. Dimana dalam pelaksanaan lomba ogoh-ogoh ini, selain ogoh-ogoh yang dibuat dan gamelan baleganjur, yang menjadi penilaian utama adalah penerapan protokol kesehatan oleh masing-masing peserta yang terlibat dalam pawai. Di Desa Adat Gelgel ada 17 sekaa teruna atau kelompok muda mudi yang mengikuti lomba ogoh-ogoh ini. Satu peserta mendapatkan waktu 10 menit untuk beratraksi.









#pawaiogohogoh #nyepi2022 #prokes





Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/267931/protokol-kesehatan-jadi-salah-satu-kriteria-lomba-ogoh-ogoh