Penampakan Warung Pecel Lele di Kawasan Malioboro yang Viral karena Harganya Mahal

  • 3 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM - Harga pecel lele di kawasan Malionoro, Yogyakarta, sempat viral karena dianggap mahal dan tidak wajar.

Buntut dari permasalahan itu, tiga pedagang dipanggil dan diminta menutup sementara dagangannya oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta.

Pemerintah kota Yogyakarta memberikan sanksi penutupan sementara selama 6 hari kepada pedagang pecel lele yang memberi harga tidak wajar alias nuthuk.

Dilansir Tribun-video.com dari Kompas.com pada Rabu (2/6/2021), diketahui ketiga warung tersebut berada di wilayah Jalan Perwakilan, Kota Yogyakarta.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan bahwa pihaknya mengambil langkah ini untuk memberikan layanan yang baik untuk para wisatawan.

"Sanksi tutup sementara 6 hari saja. Karena ini berbeda dengan PKL (Pedagang Kaki Lima). Ini memang punya toko sehingga mereka lebih terlindung dalam proses berusahanya. Karena PKL menggunakan lahan kita lahan publik," katanya, Senin (31/5/2021).

Selain memberikan sanksi kepada pelaku, pihak Pemkot Yogyakarta juga meminta kedua pemilik warung lainnya untuk membongkar bangunan yang terletak di trotoar.

"Dua di antaranya memang mulai diizinkan membuka karena memang bukan termasuk yang nuthuk. Tetapi kita minta untuk membongkar bangunan yang ada di trotoar," katanya.

Pihaknya juga meminta untuk mengubah daftar harga supaya dapat dipahami dan lebih jelas bagi wisatawan serta memberikan harga yang tidak terlalu tinggi dengan alasan yang tidak jelas.

"Kita tidak mengatur harga tetapi agar list ini list yang memang bisa dipahami secara bersama-sama, tidak dipahami oleh penjualnya saja," kata dia.

Sementara, dikutip dari TribunJogja.com, Yanto, salah satu pedagang yang dipanggil pun memberikan klarifikasi kepada awak media.

Dirinya juga meminta maaf kepada masyarakat, karena menimbulkan kegaduhan akibat polemik ini.

Hanya saja, ia mengatakan, warung yang disebut-sebut oleh akun tiktok @auliaroket dan viral di dunia maya, bukanlah miliknya.

Akan tetapi, ketiga warung yang dipanggil Satpol PP memasang banderol yang serupa, sehingga dianggap terlalu mahal bagi turis.

"Jadi, kita mengakui, kita minta maaf pada masyarkat ya, karena sudah mencoreng Yogya. Kita menerima sanksi tiga hari tutup, insyaallah ikhlas," ungkapnya.

Namun, ia berdalih, harga yang ditawarkan tinggi lantaran statusnya bukan pedagang kaki lima (PKL).

"Karena kita beda dengan yang kaki lima, kita berada di pertokoan, resto, bedanya itu. Setiap pembeli yang datang juga kita tunjukkan kok, di sini harganya segini, sudah kita pasang daftar harganya di sana," cetusnya.

Kemudian, dirinya juga mengklarifikasi bahwa tiga warung itu, tak pernah menjual pecel lele secara terpisah dengan lalapan, layaknya tudingan akun tiktok @auliaroket.

Ia menjelaskan, pecel lele yang dibanderol Rp20 ribu, sebenarnya sepaket dengan lalap dan sambal.

"Sebelumnya harga kita Rp20 ribu, lele plus lalapan, terus sama nasi jadi 27 ribu. Kenapa yang Rp10 ribu ada lalapan, karena dia minta sendiri. Lal

Dianjurkan