Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
SUMATERA UTARA, KOMPAS.TV - Banjir bandang di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, menghancurkan ratusan rumah warga.

Para penyintas banjir di Sumut butuh uluran tangan demi menghidupkan lagi asa untuk melanjutkan hidup pascabencana.

Berikut liputan Jurnalis KompasTV, Jonah Hamonangan dan Juru Kamera, Vebry Jems serta Pilot Drone Muhammad Andika dari Desa Hutagodang, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Baca Juga BPBD Aceh Tamiang Soal Pemulihan Usai Banjir: Kesulitan BBM-Kendaraan, Kerusakan Rumah, Posko di https://www.kompas.tv/nasional/636233/bpbd-aceh-tamiang-soal-pemulihan-usai-banjir-kesulitan-bbm-kendaraan-kerusakan-rumah-posko

#hutagodang #tapanulisselatan #korbanbanjir

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/636234/tangis-pilu-korban-banjir-bandang-di-tapanuli-selatan-rumah-sawah-rusak-pertanyakan-nasib
Transkrip
00:00Banjir bandang di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara menghancurkan ratusan rumah warga.
00:05Para penyintas banjir di Sumatera Utara butuh uluran tangan demi menghidupkan lagi asal untuk melanjutkan hidup pasca bencana.
00:14Berikut liputan jurnalis Kompas TV Jona Hamonangan dan juru kamera Febri James,
00:18serta pilot drone Muhammad Andika dari desa Huta Godang, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
00:25Setelah saat ini saya berada di desa Huta Godang, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
00:31Daerah ini menjadi salah satu daerah terdampak banjir bandang yang videonya viral,
00:37dikarenakan volume banjirnya begitu besar hingga menghanyutkan banyak rumah warga.
00:43Rumah di belakang saya ini tidak hanyut tapi kerusakannya begitu tinggi.
00:48Bahkan kalau kita lihat saat ini sudah masuk hari ke-13 tapi lumpurnya masih dalam.
00:54Saat ini ketinggian dari pijakan saya ke atas ini kurang lebih sekitar antara 15-20 cm.
01:01Bahkan di dalam rumah ini mencapai 40 cm.
01:04Di samping saya ini sudah ada keluarga atau korban terdampak dan mereka juga adalah pemilik rumah yang ada di belakang saya.
01:14Yaitu dengan Kak Nirwana dan Kak Nana.
01:19Kak, sebelumnya kami turut berduka ya atas dia dan ini ya.
01:23Ini sudah masuk ke hari 13.
01:26Listrik pun bisa dikatakan hanya setengah yang terisi.
01:30Sisanya belum.
01:31Dan bantuan pun katanya juga masih belum terdistribusi dengan baik ya.
01:33Nah, mungkin Kak Nirwana boleh menceritakan ya atau mungkin bisa curhat juga kepada pemerintah.
01:41Apa bantuan yang sebenarnya diharapkan?
01:44Jelas rumah saya, Pak, sudah jebol, Pak.
01:48Rumah saya sudah tidak layak pakai, Pak, ke belakang.
01:53Sudah tidak punya dapur, Pak.
01:55Harta, benda, semua jenis-jenis usaha kita juga sudah tidak ada, Pak.
02:00Di depan juga, Pak, ada sawah kita, Pak.
02:03Sawah itu tumpuan harapan, Pak.
02:06Di mana sawah ini yang bisa menyekolahkan saya dan adik-adik saya, Pak.
02:10Sekarang saya harus gimana, Pak?
02:13Saya minta kepada bapak pemerintah.
02:18Tepatnya bapak SDM kemarin, saya menteri SDM dan menteri lingkungan hidup
02:24yang katanya sudah tinjau langsung ke desa Garoga.
02:28Tapi saya yang di posko sudah menanti-nanti keadilan bapak tersebut, menteri tersebut.
02:35Namun tidak digubris, tidak singgah.
02:37Padahal saya ingin menanyakan, kami mau ke mana, Pak, selanjutnya?
02:43Kami memiliki harapan yang sangat-sangat besar kepada pemerintah kami,
02:49pemerintah Indonesia, agar kami benar-benar diperdulikan.
02:54Kami benar-benar diperhatikan, Pak.
02:57Hidup kami hancur, sangat-sangat hancur, Pak.
03:01Semua harta, benda, barang-barang yang kami punya dihempaskan oleh banjir Bandung.
03:08Kayu-kayu besar melanda rumah kami, Pak.
03:11Terima kasih banyak, Kak Nana dan semuanya, Kak Nirwana.
03:14Karena perhatian dari pemerintah bukan hanya distribusi seperti logistik atau makanan,
03:20tapi juga ada solusi.
03:22Tadi seperti disampaikan, ada curhat bagaimana mereka membangun kembali rumah yang hancur.
03:28Usaha mereka harus dari nol, uang pun tidak ada.
03:32Juna Munangan, Febri James, Muhammad Andika, Kompas TV, Tapu Tundi Selatan, Sumatera Utara.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan