Skip to playerSkip to main content
Pensyarah Fakulti Kejuruteraan Universiti Syiah Kuala dan Pengasas Komuniti Warga Kota, Surya Bermansyah menceritakan kesusahan yang dihadapi oleh penduduk yang terjejas banjir di Sumatera untuk memulakan kerja-kerja pembersihan dan mencari air bersih. #AgendaAWANI
Transcript
00:00Untuk membersihkan, kita tidak punya listrik, tidak punya elektrik untuk membersihkan.
00:07Untuk mengambil air, kita tidak punya energi untuk mengambil air.
00:13Di Pidijaya, daerah yang paling dekat yang bisa kami jangkau,
00:17ada tiga unit instalasi air bersih.
00:19Ketiga-tiganya sudah tidak bisa digunakan lagi,
00:22yang di daerah dekat Merdu dan dekat ke bawah sini, ke atas lagi.
00:27Itu semua sudah bisa digunakan.
00:28Jadi masyarakat mau mengambil air dari mana?
00:31Hanya berharap air yang dihantar dengan menggunakan mobil tanki.
00:35Nah, kita mencoba menggagas, membuat sumur-sumur bor,
00:41sumur-sumur dangkal yang bisa untuk diambil air yang tanpa harus menunggu hantaran air.
00:49Terkendala lagi kita dengan elektriknya, listriknya itu kita ada.
00:53Powernya tidak ada untuk mengangkat mengeluarkan air itu.
00:56Kalau kita menggunakan diesel atau generator, kita terkendala bayah bahan bakarnya.
01:04Nah, itu pula yang sekarang hari ini di Kota Barna Aceh ya, Pak Putra ya,
01:08sedang terjadi antrian cukup panjang, bisa ada yang sampai dua kilometer,
01:13antrian, kendaraan bermotor, roda empat dan roda dua, setiap SPBU, tempat pengisian bahan bakar.
01:19Karena bahan bakar semua masyarakat panik, panik baying untuk bahan bakar.
01:24Sehingga untuk jenset-jenset pun bisa.
01:27Masjid untuk rumah ibadah.
01:29Siang ini, tadi zuhur, saya masjid ketiga yang saya temukan baru ada airnya.
01:36Dua masjid pertama, tidak ada air.
01:39Tidak ada jemaah di sana.
01:40Jemaah hanya ada tiga-empat orang yang sudah duduk di tempat lain.
01:44Saya baru bisa sholat jemaah di satu masjid, yang ketiga saya sampai.
01:48Di situ baru ada air, kebetulan sedang giliran on elektrik.
01:54Distriknya sedang on forward, ada giliran hidup.
01:57Dalam masa yang sama, dalam tempoh seminggu ini juga ada laporan,
02:02masih lagi individu ataupun warga yang masih lagi terputus,
02:08ataupun masih lagi terpisah, tidak dapat lagi dipindahkan ke kawasan yang lebih aman.
02:13Jadi, bagaimana melihat kepada respon dan juga koordinasi bantuan-bantuan yang perlu segera dilakukan?
02:19Pak Putera.
02:21Memang hingga saat ini, tantangan yang hal yang memang selalu menjadi masalah dalam sebuah bencana,
02:31bagaimana menghadapinya dan sebagainya.
02:34Karena memang yang dibetulkan dalam konteks bencana dari pengalaman saya yang saya lihat adalah
02:39bagaimana pemerintah juga membuat kontingensi ya,
02:45rencana darurat yang betul-betul bagaimana menghadapi bencana.
02:49Dan tiap bencana memang pasti unik gitu, pasti ada tantangan baru gitu.
02:54Apalagi dengan setelah saya sampaikan tadi bahwa tantangan pertama pada saat ini adalah
03:00infrastruktur ya, baik itu jalan, komunikasi, dan listrik sendiri yang harus memang diperbaikin.
03:07Ini kan kayak rantai yang mau mana dulu nih yang diperbaikin.
03:11Nah, memang pada saat ini bantuan terus mengalir.
03:17Usaha kemarin juga Pak Presiden Prabowo sudah meninjau beberapa titik kejangan
03:25seperti di Sumatera Utara, di Padang juga hadir.
03:29Menjadi Aceh di bagian tengah yang memang titiknya itu terisolir pada saat ini.
03:34Sudah hadir dan tentunya ini bisa menggerakkan stakeholder yang lain,
03:43elemen yang lain untuk bisa gerak cepat.
03:46Saya jumpa kemarin itu juga dengan sempat jumpa dengan Bapak Menteri Dalam Negeri,
03:52yang memang memang meminta elemen untuk bisa menghadapi,
04:01segera menghadapi, membuat ini lebih baiklah masyarakatnya,
04:07kebutuhannya bisa terpenduni.
04:09Tapi memang...
Be the first to comment
Add your comment

Recommended