KOMPAS.TV - Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani bilang modifikasi cuaca dilakukan di wilayah terdampak bencana di Sumatera. Modifikasi cuaca dilakukan sebagai upaya mitigasi dan penyaluran bantuan.
BMKG juga menyebut bencana hidrometeorologi di Indonesia meningkat selama enam belas tahun terakhir.
Hal tersebut disampaikan BMKG dalam rakor persiapan Nataru di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (1/12/2025) siang.
Baca Juga Klaim Kemenhut Soal Kayu Gelondongan di Tengah Banjir Sumatera Tuai Sorotan, Janggal & Umbar Janji? di https://www.kompas.tv/nasional/634761/klaim-kemenhut-soal-kayu-gelondongan-di-tengah-banjir-sumatera-tuai-sorotan-janggal-umbar-janji
#bmkg #banjirsumatera
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/634763/bmkg-modifikasi-cuaca-di-lokasi-bencana-sumatera-mitigasi-bencana-jelang-nataru-2025
00:00Sementara itu, Kepala BMKG Toko Faisal Fatani bilang modifikasi cuaca dilakukan di wilayah terdampak bencana di Sumatera.
00:08Modifikasi cuaca dilakukan sebagai upaya mitigasi dan penyaluran bantuan.
00:13BMKG juga menyebut bencana hidrometeorologi di Indonesia meningkat selama 16 tahun terakhir.
00:21Hal tersebut disampaikan BMKG dalam rakor persiapan Nataru di kantor Kemendagri Jakarta Pusat, Senin Siang.
00:30Aceh adalah tren dari bencana hidrometeorologis yang cenderung naik dalam 16 tahun terakhir.
00:41Distribusinya kalau kita lihat bahwa Jawa Barat ini yang paling tinggi frekuensinya, diikuti Jawa Tengah, kemudian Jawa Timur, baru kemudian Aceh dan Sumatera Utara, serta Sulawesi Selatan.
00:54Operasi modifikasi cuaca ini dua hal, menghujankan, yang kedua mencegah terjadinya hujan.
01:01Ini penerbangan terus kita lakukan, total ada lima pesawat yang membantu kegiatan di daerah Posko Aceh, Medan dan Padang.
Jadilah yang pertama berkomentar