Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
  • 23 jam yang lalu
Transkrip
00:00Aku cuma mau kasih yang terbaik buat kamu.
00:03Aku mau jadi wanitamu seumur hidup.
00:06Kedua kakak itu, meski mereka bilang tidak mau,
00:09aku bisa rasakan, di lubuk hati mereka, mereka sudah terima kamu.
00:13Malam ini, biar aku yang kasih contoh dulu.
00:18Biar pas mereka mengabdi padamu, sudah merasa wajar.
00:22Oke, aku pelan-pelan.
00:25Di kehidupan lalu, aku bahkan tidak mampu bayar mas kawin.
00:27Di kehidupan ini ada binda dari di pelukanku.
00:30Enaknya punya banyak istri.
00:35Tidurnya nyenyak sekali.
00:38Kedua istriku, lesu sekali kenapa?
00:41Semalam tidak tidur nyenyak.
00:42Jelas, semalaman dibuat repot, siapa yang bisa tidur nyenyak?
00:46Cuma tidak terbiasa, karena pindah tempat.
00:49Mana Pak Kasno?
00:51Bukannya dia ikut kita pulang ke desa?
00:53Parsa, semalam tidurmu nyenyak sekali ya.
00:56Sebentar lagi naik kereta kuda ini.
00:58Biar aku antar pulang.
01:00Terima kasih, Pak Jagah.
01:01Tapi barang-barang di kereta ini...
01:03Ini 150 kilo beras yang dikirim Bupati untuk Pak Arsa.
01:08Ada beberapa gulung kain dan papan rumah keluarga pahlawan yang ditulis langsung oleh Bupati.
01:14Bupati kirim beras sebanyak ini.
01:16Takutnya diincar para pengungsi.
01:18Dengan papan ini, mereka tidak akan berani ganggu keluarga Pak Arsa.
01:22Bupati juga bilang, untuk saat ini, belum bisa kasih uang.
01:28Setidaknya, beras dan perlengkapan ini bisa bantu kehidupan Pak Arsa.
01:33Karena ini niat tulus dari Pak Jagah, aku akan terima dengan rasa hormat.
01:38Dengan beras sebanyak ini, tidak perlu khawatir sampai dua bulan ke depan.
01:42Istri-istriku, ayo pulang.
01:44Pak Arsa, kalian sudah pulang?
02:00Hah? Pak Kasno kapan pulang?
02:03Rumah ini kan...
02:05Ini perintah Pak Bupati.
02:07Dia kasih aku uang untuk cari orang di kota,
02:09biar Pak Arsa dan ketiga istrinya bisa tinggal lebih layak.
02:11Pak Jagah ini reputasinya memang baik,
02:17tapi sekarang sepertinya dia memang patut dijadikan sahabat.
02:19Sayang, mulai sekarang keluarga kita akan makin baik.
02:23Eh, Pak Arsa, aku dengar kamu selamatkan istri Pak Bupati.
02:27Kamu pasti akan jadi orang terpandang.
02:29Dari awal aku sudah duga Pak Arsa bukan orang biasa.
02:32Suatu hari pasti akan sukses.
02:33Ternyata, dugaanku benar.
02:35Tentu saja, Pak Arsa.
02:36Sekarang kamu kebanggaan desa kita.
02:38Dulu pemilik tubuh ini tidak berani angkat kepala di desa.
02:40Sekarang sudah berjaya, semuanya berlomba-lomba menjilat.
02:43Ternyata di dunia manapun, manusia selalu jilat yang berkuasa dan merendahkan yang miskin.
02:47Kalian tenang saja.
02:48Selama kalian kerja sungguh-sungguh buatku,
02:50kalian juga akan dapat untung.
02:52Oh iya, bagaimana dengan perkembangan kentang yang kusur kalian tanam?
02:56Kami mengikuti instruksi dari Bu Karin.
02:59Dua hari ini sudah berhasil tumbuhkan seribu bibit kentang.
03:03Tinggal tunggu tanah selesai dibajak, bisa langsung ditanam.
03:06Kentang super yang dikasih sistem adalah kualitas unggul.
03:08Meskipun sekarang kondisi lagi buruk, tetap akan tumbuh subur.
03:12Harus kenyangkan perut dulu, baru susun langkah selanjutnya.
03:14Pak Kasno, bagaimana dengan petani desa yang aku suruh cari untuk menggarap ladang?
03:20Bagaimana dengan petani desa yang aku suruh cari untuk menggarap ladang?
03:24Sudah ada lebih dari 20 orang yang terdaftar.
03:26Tapi semuanya wanita dan anak-anak.
03:28Para pria di desa sudah ditarik jadi serdadu dan dibawa berperang.
03:32Aku sudah menduganya sejak awal.
03:34Tidak apa-apa, bajak tanah tidak terlalu sulit.
03:37Asal ada perkakas yang tepat, pasti bisa dikerjakan.
03:40Tapi peralatan besi yang dulu ada di desa sudah dijual untuk ditukar bahan makanan.
03:46Sekarang di desa cuma tersisa perkakas dari kayu.
03:50Itu sama sekali tidak memadai.
03:52Perang tidak kunjung selesai.
03:54Semua besi bagus ditempat jadi senjata dikirim ke medan perang.
03:57Mau dapat perkakas besi untuk bertani, susahnya bukan main.
03:59Kalau tidak punya perkakas yang layak, meski bibit unggul sekalipun sulit dapat panan.
04:04Sepertinya rencana kita ini akan sia-sia.
04:07Siapa bilang kita tidak punya perkakas besi?
04:09Tunggu sebentar.
04:10Permisi.
04:11Mau kemana dia?
04:18Sistem, tukar undian biasa ke perkakas tani.
04:22Pertukaran berhasil.
04:23Hadiahkan 30 set perkakas tani unggul ketua.
04:25Buah?
04:29Wah, ternyata memang perkakas unggulan.
04:32Dengan perkakas ini, nenek 80 tahun pun bisa turun ke ladang.
04:37Keluarlah!
04:38Bagikan perkakas ini ke para pendaftar yang mau kerja.
04:41Oh, baik.
04:42Baru pertama kali aku lihat besi sebagus ini.
04:51Di balik sosoknya, pasti ada rahasia besar.
04:55Aku harus bawa dia kembali ke handuk untuk jadi menantu kaisar.
04:59Nonton dracen di telegram drama luksanya 2000 per hari.
05:08Tadi sangka, kentang ini lembut dan pulang rasanya enak sekali.
05:13Ditambah kuah mie instan, rasanya makin mantap.
05:16Bagaimana kalau kalian juga cicipi?
05:17Aku tidak sanggup makan lagi.
05:19Sekarang ini rakyat susah dapat sepiring nasi.
05:22Setiap hari kita punya nasi, tepung, bahkan daging.
05:24Hidup sama suamiku memang berkah.
05:26Istri-istriku, sini-sini.
05:29Ayo, cicipi kentang goreng rahasia ini.
05:33Hah?
05:33Apa ini?
05:35Ini makanan istimewa.
05:37Sekali gigit, luarnya renyah dalamnya lembut.
05:39Coba ada soas-soas atas soas alat.
05:47Kalau ada, pasti tidak akan tertandingi.
05:49Cobalah.
05:50Enak sekali.
06:02Iya kan?
06:03Suamiku hebat sekali.
06:05Urusan dapur harusnya jadi tugas istri.
06:07Tapi aku beneran tidak bisa buat masakan seenak suamiku.
06:10Enak sekali.
06:11Tidak bisa.
06:12Aku harus bawa arsa balik ke handung.
06:13Dia orang berbakat yang sangat langkah.
06:15Makanan ini, kandungan energinya sangat tinggi.
06:17Jadi abis makan ini, lebih baik kita bergerak sedikit di malam hari.
06:22Kalau tidak, kalian akan gemuk.
06:26Siapa itu?
06:27Pahlawan?
06:37Keluarga rumah?
06:39Salah.
06:40Rumah keluarga pahlawan.
06:41Benar, rumah ini katanya bukan cuma banyak persediaan pangan.
06:44Tapi juga punya tiga gadis yang cantik bunga dan mutiara.
06:47Kalau berhasil bawa pulang ke markas,
06:48persaudara pasti senang.
06:50Siapa itu?
06:51Tidak apa-apa.
06:52Biar ku periksa.
06:52Ada orang?
06:59Siapa?
07:05Beraninya lukai suamiku.
07:07Nyonya ini bisa bela diri juga.
07:09Tapi justru aku suka.
07:11Sayang, kamu terluka.
07:13Tidak apa-apa.
07:14Nanti lukanya bisa sembuh sendiri.
07:15Dona pendekar, ampuni aku.
07:23Berani lukai suamiku.
07:24Kenapa harus ku ampuni?
07:26Tahan pisaunya.
07:29Simpanlah.
07:31Sini.
07:33Aku tanya, kamu jawab.
07:36Namaku pisau cokro.
07:37Panggilanku luka pisau.
07:38Tujuanku mematah-matahi.
07:39Tahu aturan juga.
07:41Apa maksudnya?
07:45Kamu tidak tahu arti mematah-matahi.
07:46Artinya datang diam-diam untuk mengintai.
07:48Dari tampilannya,
07:49sepertinya dia perampok gunung sekitar sini.
07:51Wanita ini tahu banyak.
07:52Sepertinya dia bukan orang biasa.
07:54Benar-benar.
07:55Aku dari Gunung Gala.
07:57Bos kami suruh aku datang mengintai.
07:58Aku cuma orang rendahan saja.
07:59Anggap saja aku angin lalu dan lepaskan aku.
08:02Perampok dari Gunung Gala?
08:04Sekarang juga rampok keragat biasa.
08:07Tak usangka.
08:08Secepat ini aku jadi incaran perampok.
08:10Sayang, kita lapor petugas saja.
08:12Biar pajak yang urus masalah ini.
08:15Tidak bisa.
08:16Dalam radius 100 kilo,
08:17setidaknya ada lima markas perampok.
08:18Kalau digabung,
08:19pasukannya paling sedikit dua ribu orang.
08:20Sedangkan kantor pemerintah di Sona,
08:22paling seratus petugas.
08:24Jangankan berantas perampok.
08:25Tidak diserang balik saja sudah bagus.
08:26Bagaimana?
08:27Masa mau di lepas begitu saja?
08:29Tuan, tolong lepaskan aku.
08:30Aku akan bilang tidak ada persediaan.
08:32Dengan begitu,
08:32bos kami tidak akan merampok rumah kalian.
08:35Mimpi kamu.
08:36Kalau hari ini kelupaskan,
08:37besoknya kamu bawa orang untuk merampok.
08:39Lebih baik bunuh saja.
08:40Jangan, jangan, jangan.
08:40Biar nanti kalau dilepas,
08:41tidak membuat kita repot.
08:45Kawanan perampok ini licik.
08:47Kalau pengintanya dibunuh,
08:49besoknya mereka akan tetap datang merampok.
08:51Mungkin,
08:52bantai seluruh desa.
08:53Kalau begitu,
08:55kita tidak punya jalan lain.
08:57Pejabat saja tidak sanggup urus,
08:58apalagi kita.
08:59Baru saja nikmati hari damai.
09:01Masa berakhir secepat ini?
09:02Bagaimana kalau malam ini kita kemasi barang dan pindah?
09:06Di zaman ini,
09:07perampok berkeliaran,
09:09pergi kemanapun tetap jadi incaran.
09:10Kalau mau beneran aman,
09:12cuma ada satu cara.
09:13Apa itu?
09:14Berantas perampok sampai ke sarangnya.
09:16Hah?
09:18Kenapa kamu tertawa?
09:21Wah, bodoh sekali.
09:23Ada enam ratus lebih saudaraku di Gunung Gala.
09:25Masing-masing meluda sekali.
09:26Sudah cukup habisi kamu.
09:27Cendeki yang miskin sepertimu
09:29berani mau berantas kami.
09:30Lucu sekali.
09:31Istri-istriku, tenanglah.
09:34Jangankan ratusan.
09:36Meski ribuan, puluh ribuan orang pun,
09:38aku akan tetap musnahkan mereka.
09:41Ikat dia.
09:42Bawa ke hadapan kepala desa.
09:46Jangan!
09:48Arsa, tamu langka.
09:50Malam-malam begini,
09:50sekeluarga menemui aku.
09:52Jangan repot-repot tuang air.
09:54Aku ini tidak suka berbelit-belit langsung ke intinya.
09:57Orang ini adalah perampok dari Gunung Gala di barat.
09:59Hari ini dia datang mengintai desa
10:01dan tertangkap olehku.
10:02Menurut tuganku,
10:03dalam lima hari,
10:04para perampok akan datang membatai desa.
10:06Bagaimana menurutmu?
10:08Perampok?
10:11Desa kita ini miskin sekali.
10:13Kenapa kawanan perampok mau incer kita?
10:15Apakah di tengah malam begini,
10:17kamu mau permainkan aku?
10:20Aku tidak permainkan kamu.
10:21Jangan pura-pura mati di sana.
10:24Cepat buktikan siapa kamu.
10:28Enggak.
10:29Bagaimanapun,
10:29aku ini perampok.
10:30Jangan lancang.
10:32Aku suruh buktikan,
10:32buktikan.
10:33Mengocah sekali lagi,
10:34ku potong tanganmu.
10:35Cepat.
10:36Bocah ini,
10:37pasti bukan rakyat biasa.
10:38Dulu kalau penduduk lihat aku,
10:40langsung lari terbelit-belit.
10:41Kenapa dia malah lebih garang dariku?
10:43Hah?
10:43Ini buktinya.
10:50Itu tanda dari Gunung Galah.
10:53Habislah kita.
10:54Mereka benar-benar mengincar.
10:56Apa harus ketakutan sampai segitunya?
10:59Ini baru reaksi yang benar
11:01waktu lihat perampok.
11:02Habislah kita.
11:03Perampok akan membantai desa.
11:06Aku cari kamu untuk bicarakan ini.
11:08Aku punya cara membereskan perampok,
11:10tapi aku butuh bantuanmu.
11:11Arsa,
11:11cepat kasih tahu penduduk
11:13untuk lari kembali gunung.
11:15Jalan gunung di sana terjal.
11:17Perampok tidak bisa cepat naik.
11:19Jangan lupa mau bakal yang banyak.
11:20Aku ini lagi bicara sama kamu.
11:22Kamu sama sekali tidak bisa dengar
11:23apa yang aku bilang ya.
11:24Kamu bilang apa?
11:27Aku bilang,
11:28aku punya cara untuk bereskan perampok.
11:30Tapi aku butuh bantuanmu.
11:36Nah, Arsa,
11:37aku tahu.
11:39Dulu kamu sering diremaikan
11:40oleh orang sekampung.
11:41Bahkan sampai ditindas.
11:43Bukannya itu karena kamu malas
11:45tapi suka makan.
11:46Aku.
11:46Jadi,
11:47jangan cuma karena itu.
11:48Kamu malah membual
11:49dan mencelakai seluruh desa.
11:51Lagian,
11:52kamu tidak bisa mengalahkan perampok itu.
11:54Sudah lupa kan?
11:55Kamu sudah ketakutan begitu?
11:56Cepat kabari warga untuk kabur.
11:57Aku akan cari cara sendiri.
11:58Kak Des,
12:00suamiku ini hebat.
12:02hebat.
12:02Dia pasti punya cara untuk atasi.
12:04Kenapa harus kabur?
12:05Kalau nanti perampok bakar seluruh desa,
12:07rumah pun tidak ada.
12:11Aku tahu.
12:13Dia berhasil menyembuhkan istri pabupati.
12:16Tapi cuma dengan itu,
12:18tidak mungkin bisa mengalahkan ratusan perampok.
12:20Arsa.
12:23Bukannya aku tidak percaya padamu,
12:25tapi ini menyangkut nyawa seluruh warga desa.
12:27Tidak boleh ada kesalahan.
12:29Kak Des,
12:30apa kamu tahu betapa pentingnya dirimu?
12:32Tanpa kamu,
12:33berhasil 70%.
12:34Tapi kalau kamu bantu,
12:35100%.
12:36Orang desa bilang,
12:39Arsa yang sekarang beda dari yang dulu.
12:41Apa mungkin dia benaran punya cara melawan perampok itu?
12:44Oke,
12:45aku akan percaya padamu sekali lagi.
12:48Coba jelaskan dulu,
12:49apa rencanamu?
12:50Nah, begini.
12:51Rencana ini ada tiga langkah.
12:53Langkah pertama,
12:54kumpulkan semua warga desa,
12:55umumkan kalau perampok akan datang.
12:57Langkah kedua,
12:58bilang ke warga,
12:59kalau kamu sudah lapor ke pihak berwenang,
13:01tapi butuh lima hari untuk kumpulkan pasukan.
13:03Selama itu,
13:04persediaan makanan dikumpul jadi satu
13:05dan semua orang ikut perintah.
13:06Langkah ketiga,
13:07panggil semua orang yang bisa kerja di sini,
13:09buat betting pertahanan
13:10dan pasang jebakan sama aku.
13:12Hmm,
13:13ternyata rencanamu ini
13:14sama persis
13:16dengan yang aku pikirkan.
13:18Sama persis?
13:19Orang tua ini jago membuah juga.
13:21Kedua kakak,
13:26menurut kalian,
13:27suami kita beneran bisa kalahkan perampok itu.
13:29Kutegaskan lagi,
13:30dia itu suami kalian,
13:31bukan suamiku.
13:33Suami masa depanku,
13:34pasti pria unggulan
13:36di antara semua orang.
13:38Sepertinya,
13:39Karin ini dulunya bukan orang sembarang.
13:41Jangan-jangan,
13:43keturunan darah biru.
13:45Tidak usah bicarakan itu,
13:46bukannya kamu juga sembunyikan identitasmu.
13:48Wanita yang belajar ilmu bila diri,
13:50jarang ditemui.
13:51Seandainya bukan karena zaman perang.
13:53Dengan kepandayanmu,
13:54kamu pasti putri keluarga panglimah.
13:55Kalian lagi bicarakan apa?
14:06Tidak peduli siapa kita dulu.
14:08Yang penting mulai sekarang kita layani,
14:10suami kita dan urus rumah tangga sepenuh hati.
14:12Tiga nyonya sekalian,
14:14pasukan dari Gunung Gala,
14:15Gagap Perkasa.
14:16Dengan kecantikan kalian bertiga,
14:18cukup bagi kami.
14:18Bajingan ini yang lukai tangan suami kita.
14:22Kakak-kakak,
14:23hajar dia!
14:25Aku salah!
14:31Untunglah,
14:32hormat istri tertua sudah naik sampai 40,
14:35jadi dapat satu kesempatan undian mahakarya.
14:37Sistem,
14:38aku mau pilih senjata dari undian mahakarya.
14:43Sistem,
14:44aku mau pilih senjata dari undian mahakarya.
14:46Selamat,
14:47Tuhan dapat 100 busur panah otomatis bersensor merah,
14:50100 selai jaring raksasa otomatis,
14:5210 ribu paku besi tersembunyi,
14:54100 set tombak bawah tanah,
14:5620 pagar penahan kuda,
14:575 busur granat jebakan,
14:59dan 1 bungkus hadiah tingkat tinggi.
15:00Semua barang sudah disimpan ke ruang penyimpanan sistem.
15:03Undian mahakarya dari istri tertua ternyata ampuh sekali.
15:06Aku jadi penasaran sama undian mahakarya Karin
15:09disakat kejutan apa ya?
15:11Tiga titik sejalu,
15:12bidik tepat ke jantung mangsa.
15:13Tarik pelatuk panahnya akan luncur.
15:15Eh, istriku?
15:21Pagi-pagi sudah berlatih?
15:23Lelah ya?
15:23Tidak,
15:24sudah seharusnya membantumu.
15:26Kami bisa belajar lebih cepat.
15:27Sekarang waktunya terbatas.
15:28Ajarkan cara pakai ini keluarga juga.
15:30Hanya saja,
15:31senjata ungjulan kita hanya sedikit,
15:32belum cukup untuk hadapi perampok itu.
15:34Tenang saja,
15:35semua sudah dalam kendali suami kalian ini.
15:37Para warga sudah berkumpul di gerbang desa.
15:39Ayo kita lihat.
15:40Kades,
15:44bukannya kami tidak percaya.
15:46Kawanan perampok itu semuanya beringas
15:48dan membunuh tanpa berkedip.
15:50Kami makan saja tidak kenyang.
15:52Bagaimana mau lawan mereka?
15:55Arsa punya cara menghadapi perampok.
15:58Nanti kalian semua patuhi dia, ya?
16:01Pelajar miskin yang cuma pandai makan.
16:04Dulu kalian semua remehkan dia.
16:06Hah?
16:07Kalian lupa?
16:07Menurutku,
16:09daripada patuhi dia,
16:11lebih baik patuhi aku saja.
16:13Lebih baik kita cepat berkemas
16:14dan sembunyi ke hutan.
16:16Kalau perampok mau bakar desa,
16:18biarkan saja.
16:19Di rumah ada ibu yang berumur 70 tahun
16:21dan tidak bisa jalan.
16:22Ada bayi yang masih menyusui juga.
16:24Bagaimana bisa kabur?
16:25Urusan keluargamu,
16:26apa kaitannya sama aku?
16:28Ayah,
16:29ibu dan istriku
16:29sudah mati kelaparan tahun lalu.
16:31Sekarang cuma aku yang makan sampai kenyang.
16:33Kenapa aku harus peduli?
16:34Hai, Eric.
16:35Kamu tidak punya hati nurani.
16:36Kalau bukan karena Arsa memberimu upah dua hari menanam,
16:39kamu sudah mati kelaparan.
16:41Kamu masih bisa berlaga.
16:42Hah?
16:42Hah?
16:43Hah?
16:44Si...
16:44Siapa yang kamu maki?
16:46Kenapa?
16:46Lihatlah,
16:47kuhajar kamu sampai mati.
16:48Aduh,
16:49geromolan tidak berguna.
16:51Aku, Arsa,
17:04paling benci pertikaian internal.
17:06Mulai sekarang,
17:07siapapun yang berani goyakan semangat kelompok,
17:09angkat kaki dari desa ini.
17:12Arsa,
17:13akhirnya kamu datang.
17:14Jelaskan ke mereka tentang siasatmu.
17:16Asal semua bertekad bulan,
17:17aku 100% yakin,
17:19kali ini,
17:20kawanan perampok itu tidak akan bisa pulang.
17:22Semua orang juga bisa membual.
17:24Aku akui,
17:25busur di tanganmu itu memang lumayan hebat.
17:27Tapi perampok itu jumlahnya ratusan.
17:30Kamu sanggup bunuh semuanya?
17:31Andalkan wanita desa untuk ikut bunuh perampok.
17:34Sama saja berniat bunuh seluruh desa,
17:36ikut mati bersamamu.
17:38Menjelang pertempuran,
17:39paling pantang goyakan semangat pasukan.
17:41Dari awal,
17:42kekuatan kita kalah jauh sama perampok.
17:44Kalau begini,
17:45belum mulai perang,
17:46sudah 90% kalah duluan.
17:48Jangan gentar.
17:49Suamiku pasti punya siasat.
17:51Kondisi begini,
17:52meski panglima Aguk datang sekalipun,
17:54tidak akan bisa mengubah keadaan.
17:55Sehebat apapun panglimanya,
17:56tidak akan bisa pimpin para pengecut.
17:59Aku tahu,
18:00ucapan Eric tadi
18:02pasti mewakili isi hati banyak orang
18:04yang tidak berani diucapkan.
18:06Baiklah,
18:07akan kupakai kesempatan ini
18:08untuk menghapus segala keraguan di hati kalian.
18:15Arsah,
18:16benda apa itu?
18:18Jangan-jangan ciptaan barumu.
18:19Sekarang kusebut ini sebagai senjata pembunuh tak terkalahkan.
18:23Hanya dengan satu benda ini,
18:24aku bisa kirim pulang perampok berkuda ke Alambakan.
18:26Semua orang juga bisa membual.
18:28Benda rosokan begitu,
18:29bisa bunuh perampok.
18:31Siapa yang percaya?
18:33Tidak percaya.
18:34Ini,
18:35ambillah.
18:37Untuk apa kamu kasih aku?
18:39Katanya ragu sama ucapanku.
18:40Coba rasakan sendiri kehebatan benda ini.
18:43Tidak berani.
18:44Nonton drag chain di telegram drama luksanya 2 ribu per hari.
18:51Tidak berani.
18:52Siapa yang bilang?
18:54Hanya saja,
18:55kalau benda ini tidak sehebat yang kamu katakan.
18:57Kamu harus kasih aku,
18:59salah satu dari tiga istrimu.
19:01Kalau ternyata itu lebih hebat dari yang kubilang,
19:04setiap kamu melihatku panggil ayah,
19:05setiap melihat istriku panggil ibu.
19:07Bagaimana?
19:07Aku sepakat.
19:08Pegang yang kuat.
19:09Jangan gerak.
19:10Meski di tanganku tersisa lima granat,
19:15demi bangkitkan semangat dan buat warga percaya padaku,
19:17aku harus buang satu untuk percobaan.
19:19Putar dan buka pinnya.
19:21Tarik tali itu.
19:24Benda apa ini?
19:27Itu benda yang bisa meledak.
19:29Tiga, dua, satu, lebar!
19:32Tidak berani.
19:33Tidak berani.
19:34Tidak berani.
19:35Hei, bagaimana denganku?
19:41Cepat lepas kena aku!
19:51Arsa,
19:52tidak usah berlaga hebat di sini.
19:56Sayang,
19:56tutup telinga kali.
19:58Modak apanya?
19:59Ilmu sihir.
20:07Arsa pakai ilmu sihir, ya?
20:09Ini bukan sihir.
20:11Ini ciptaanku.
20:13Lagian ini cuma yang paling sepele dari sekian banyak kemampuanku.
20:16Bagaimana?
20:17Sekarang keraguan kalian hilang, kan?
20:23Dengan pusakas hebat ini,
20:24mau sebanyak apapun perapok,
20:26kita tidak akan gentar.
20:27Pak Arsa,
20:30dengan perlindunganmu,
20:32kami akan terus jadi pengikutmu.
20:37Kalau hanuk punya pusaka sehebat ini,
20:39tinggal tunggu waktu untuk satukan negeri.
20:41Dia harus cepat kebawa pulang
20:42untuk jadi menang untuk kaisar.
20:44Berjuang sama Arsa!
20:47Sayang,
20:48kamu benar-benar jenius.
20:50Sekarang semuanya satukan hati.
20:52Asal taktik kita tepat,
20:53kita pasti mampu bersaing
20:55sama para perampok.
20:57Suamiku,
21:02kamu luar biasa.
21:05Tingkat rasa sekalestis hari sudah capai 100,
21:08dia akan setiap hari telah sampai mati.
21:10Ini bisa buka undian tingkat dewa satu kali.
21:12Istri ketiga aku memang hebat sekali.
21:14Bagaimana?
21:16Sekarang semuanya percayakan,
21:17masih takut sama perampok?
21:19Berani ikut berjuang!
21:21Berani ikut berjuang!
21:22Saudara sekalian,
21:24sekarang adalah masa genting.
21:27Mulai sekarang,
21:28hanya dengan bersatu,
21:29kita bisa lewati masa sulit ini.
21:31Kalau terus mundur,
21:32perampok akan terus hancurkan tanah air kita,
21:35bunuh keluarga kita dengan sia-sia.
21:38Mulai sekarang,
21:39aku dan para istriku
21:40akan bagikan tugas ke kalian,
21:42ajari kalian pakai senjata.
21:44Asal kalian ikut perintahku,
21:45pasti bisa memenangkan pertempuran ini.
21:47Semua dukung arsa!
21:49Dukung!
21:50Kami dukung arsa!
21:51Dukung arsa!
21:53Dukung arsa!
21:55Ada yang mau bergabung?
21:57Masih takut dengan perampok?
21:59Berani ikut berjuang!
22:01Masih takut perampok?
22:11Berani ikut berjuang!
22:13Berjuang bersama!
22:22Bos besar,
22:24ini tempatnya.
22:24Desa Sona ada di depan sana.
22:25Bocah yang bernama arsa ada di situ.
22:27Di rumahnya bukan cuma ada persediaan pangan,
22:29tapi juga ada tiga istri yang cantik jelita.
22:31Bos,
22:32kita bisa rebut dan jadikan nyonya di markas.
22:34Arsa,
22:35dasar bajingan.
22:36Kali ini,
22:37aku pasti buat kamu binasa.
22:39Dan buat ketiga istrimu.
22:40Jadi mainanku.
22:42Bos besar,
22:43di depan ada penghalang kayu.
22:45Sepertinya mereka sudah siap-siap.
22:47Kamu bilang di desa cuma ada orang tua lemah,
22:49sakit, dan cacat.
22:49Kenapa sekarang ada benda ini?
22:51Kemungkinan,
22:52para warga desa sudah melapor.
22:55Ini pasti ulah petugas kantor pemerintah daerah.
22:58Kantor pemerintah di zona ini,
22:59petugas yang tidak lebih dari seratus orang.
23:02Semuanya juga sudah ciut.
23:03Sama bos besar.
23:05Semua ini,
23:06paling cuma untuk pajangan saja.
23:08Sama sekali bukan masalah.
23:10Jangan-jangan kamu sekongkol sama pihak berwenang untuk jepang aku.
23:13Aku dengar,
23:14kakak kandungmu adalah kepala regu di kantor pemerintah.
23:18Bos besar,
23:20matahari dan bulan,
23:21jadi saksi kesetiaanku padamu,
23:23kakakku.
23:24Dikianati dan dicelakai,
23:26arsa si bajingan itu,
23:27kalau diasingkan ke garis depan untuk jadi prajurit hukuman.
23:30Aku beneran mau kulitnya hidup-hidup.
23:32Aku beneran tidak bohong.
23:33Kamu harus percaya kepada aku.
23:35Semoga saja begitu.
23:36Tapi karena kamu bilang,
23:39di dalam sana cuma ada warga tidak berguna,
23:41bawa saja beberapa orang kita
23:43dan tangkap dia.
23:45Sekalian,
23:46bawakan ketiga istrinya itu
23:48kepadaku.
23:49Aku pimpin pasukan,
23:53tapi aku belum pernah merambok sama sekali.
23:55Berani membangkang?
23:57Tidak berani.
24:01Baik,
24:01baiklah,
24:02aku pergi.
24:04Kalau aku berhasil,
24:07bos besar,
24:08apa bolehkah kasih aku main
24:09sama ketiga istrinya itu?
24:12Bocah ini.
24:14Barang bagus,
24:16harus dinikmati bersama.
24:18Bodi!
24:19Bawa beberapa orang
24:20dan ikut dengannya.
24:22Baik,
24:23jalan.
24:24Ayo jalan.
24:32Sayang,
24:33istirahat dan makan mie dulu.
24:36Perang sudah diambang.
24:37Aku tidak bisa makan.
24:38Gawat,
24:39gawat, Parsa.
24:40Kenapa panik?
24:41Sudah kubilang waktu perang
24:42panggil aku Panglima.
24:43Panglima,
24:44perampok sudah masuk desa.
24:49Aku sudah lihat,
24:52itu cuma pasukan awal.
24:54Perampok bunung gara cukup cerdik.
24:56Mereka tidak menyerang sekaligus.
24:58Sayang,
24:58kita suruh pasukan panah
24:59untuk hadang dan bunuh mereka di luar.
25:01Tidak perlu.
25:01Betulan warga desa butuh latihan tangan
25:06dan tambah pengalaman.
25:08Biarkan mereka masuk.
25:09Lalu tutup pintu dan hajar.
25:20Apa kau bilang?
25:21Seisi desa ini cuma pecundang.
25:23Begitu dengar kita masuk desa,
25:25langsung saja kabur ke gunung.
25:27Saudara sekalian,
25:28rampas saja semua barang.
25:28Hancurkan!
25:30Orang di depan,
25:31dengar baik-baik.
25:32Kalian sudah terkepuk.
25:33Cepat letakkan senjata dan menyerah.
25:35Kalau tidak,
25:36yang menanti kalian
25:37adalah hukuman dan undang-undang.
25:41Arsa,
25:43ternyata kamu belum pergi.
25:45Hari ini akan kubuluh kamu
25:46sebagai bentuk balas dendam.
25:47Hardy,
25:49sebagai warga desa Sona,
25:51tidak cuma tidak tahu terima kasih,
25:53malah sekongkol sama perampok
25:54untuk celakai warga.
25:55Kamu masih punya hati nurani, tidak?
25:57Hahaha,
25:59syalan kamu,
25:59tidak usah ceteramah ya aku.
26:01Sekarang di dunia ini,
26:03yang paling penting adalah perut kenyang.
26:05Kenapa kalau aku sekokol sama perampok,
26:07kamu tidak terima?
26:09Sini pukul aku,
26:10ayo pukul aku!
26:13Seumur hidupku,
26:15baru kali ini dengar orang minta dipukul.
26:17Bagaimana rasanya tertusuk panah?
26:19Pacingan!
26:20Kenapa bongong saja?
26:21Tembak padanya!
26:22Kenapa bisa begini?
26:35Senjata mereka lebih hebat dari kita!
26:37Pecundang!
26:38Kalian bisa perang, tidak?
26:39Dia itu cuma pelajar miskin.
26:41Mana mungkin dia punya senjata yang lebih bagus dari kita?
26:46Bunuh dia!
26:47Mereka cuma kumpulan orang tua lemah!
26:49Kenapa harus takut?
26:51Aku akan main sama wanitanya di depan matanya!
26:53Bunuh!
27:02Perampok apanya?
27:04Tidak sehebat aku!
27:05Aku bisa kalahkan 10 orang sendirian!
27:08Bang Limang,
27:09strategimu memang yang terbaik.
27:11Tanpa susah payah,
27:12kita berhasil atasi gerombolan perampok.
27:14Sudah kubilang,
27:15asal kita bersatu dan patuhi perintah,
27:17gerombolan perampok ini,
27:18Tidak ada apa-apanya.
27:20Bos besar dari Gunung Gala ada di luar.
27:23Bersama ratusan orang,
27:24kamu tidak akan sanggup lawan dia
27:25kalau kau lepaskan aku.
27:27Aku bisa saja bujuk dia
27:28untuk ampuni nyawamu.
27:30Dasar nanti.
27:35Hardy,
27:36dulu kamu terus memusuhiku.
27:37Aku selalu ampuni nyawamu.
27:39Tapi ini hal yang tidak harusnya kamu lakukan.
27:41Harusnya kamu tidak sekongkol sama perampok
27:43untuk mencelakai warga desa.
27:44Seumur hidupku,
27:46aku paling benci sama pengkhianat bangsa.
27:51Tuhan Arsa,
27:53aku salah.
27:54Aku tidak akan ulangi lagi.
27:55Jangan bunuh aku.
27:56Tolong jangan bunuh aku.
27:57Jangan bunuh aku.
27:58Jangan bunuh aku.
27:59Kalau tidak dibunuh,
28:00warga akan marah.
28:01Suamiku,
28:19bagaimana perampok ini?
28:20Mau bunuh semuanya?
28:22Tuhan,
28:23dulu kami cuma petani.
28:24Kami terpaksa jadi...
28:26Sudah selama ini.
28:28Kenapa belum ada tanda dari dalam?
28:29Jangan-jangan.
28:31Benar ada penyergapan.
28:32Bos besar.
28:33Bagaimana kalau kita serius saja?
28:35Orang banyak kita ini
28:36bisa buat mati ketakutan.
28:37Baiklah.
28:38Karena kamu seberani itu,
28:39kamu lanjut jalan sendiri.
28:41Kurang cocok.
28:42Kamu berani membangkang?
28:44Aku pergi.
28:45Aku pergi.
28:46Setelah masuk,
28:47cari tahu kondisinya
28:48dan langsung lapor padaku.
28:49Apa kamu mengerti?
28:50Tak mengerti.
28:52Bagaimana ini?
28:53Aku pergi.
28:54Lalu di dalam benar ada penyergapan.
28:56Aku akan balik dan pergi.
28:57Biar kerugiannya tidak terlalu besar.
29:06Sekarang di hadapan kalian ada dua pilihan.
29:09Pertama,
29:09taruh senjata dan menyerah.
29:11Aku akan biarkan kalian hidup.
29:12Pilihan kedua,
29:14terus nekat melawan,
29:15maka tanggung sendiri akibatnya.
29:17Aku kira prajurit kerajaan yang datang.
29:27Tidak kusangka,
29:28ternyata para petani tidak berguna.
29:30Orang macam kalian,
29:32berani melawan aku?
29:36Minggit!
29:38Busur panah apa ini?
29:39Ini bisa buat kalian menyerah, tidak?
29:42Cuma beberapa busur panah bisa lukai pasukanku.
29:45Setelah kami habis sekalian,
29:46semua itu akan jadi punyaku.
29:48Semuanya,
29:48maju!
29:49Ayo,
29:49pejar!
29:50Pak Kasno,
29:51tembak meriamnya.
29:52Ilmu sihir apa ini?
30:10Ini?
30:11Bisa buat kalian menyerah, tidak?
30:13Pocah ini bukan orang sembarangan.
30:14Kalau kita bisa tangkap
30:15dan paksa dia bicara bagaimana cara buat benda ini,
30:18aku akan bisa jadi penguasa di sekitar sini.
30:22Jangan takut.
30:23Itu hanya tipuan mata.
30:25Serang!
30:26Tapi bos besar,
30:27benda ini terlalu menakutkan.
30:29Lebih baik kita kabur saja.
30:30Dulu waktu merampok,
30:31kita tidak pernah serang duluan.
30:32Mereka inisiatif kasih barang ke kita.
30:34Sekarang,
30:34nyawa jadi taruhannya.
30:41Kalau kamu tidak bunuh dia,
30:43aku bunuh kamu.
30:45Saudara-saudaraku,
30:48aku tahu,
30:49kalian semua cuma petani biasa
30:51yang tidak cukup makan karena perang
30:52sampai terpaksa jadi perampok.
30:55Percayalah padaku.
30:56Asal kalian ikut aku.
30:58Aku kasih makan enak setiap hari.
31:00Tidak perlu pusing,
31:01pikirkan cara bertahan hidup.
31:05Sayang.
31:06Apa ini?
31:15Tidak beracun, kan?
31:16Cepat makan saja.
31:23Wangi dan lembut.
31:25Ini lebih enak dari biji-bijian yang biasa kita makan.
31:28Tuan,
31:28kalau kami menyerah,
31:29kedepannya bisa makan kenyang setiap hari.
31:31Tentu saja.
31:32Ini pangan baru ciptaanku.
31:34Namanya kentang.
31:35Sangat mudah tumbuh.
31:36Asal kalian ikut aku,
31:38kalian tidak perlu hidup di ujung kematian lagi.
31:40Aku akan kasih benihnya
31:41dan ajarkan cara tanamnya kepada kalian.
31:43Dengan kerja keras kalian,
31:45kalian akan dapat upah yang pantas.
31:47Aku menyerah.
31:48Mulai sekarang,
31:49aku akan patuhi Tuan.
31:51Dasar para pengkhianat tidak tahu mahluk.
31:54Jangan dengarkan bualannya.
31:56Tinggal ikat saja dia.
31:57Kita tetap bisa makan kenyang.
31:59Saudaraku,
32:01serang!
32:02Aku...
32:09Kamu yang akan kebunuh duluan hari ini.
32:12Zira,
32:13tangkap kepalanya dulu.
32:14Baik.
32:14Bunuh dia.
32:17Kamu yang akan kebunuh duluan hari ini.
32:20Zira,
32:21tangkap kepalanya dulu.
32:21Iya.
32:29Bos kalian sudah kalah.
32:38Kalian masih mau patuh padanya.
32:39Nana Pendekar, ampun.
32:41Aku bersedia menyerah.
32:43Kami semua menyerah.
32:44Tunggu apa lagi?
32:45Cepat berlutut pada Nana Pendekar.
32:47Ikat dia dan kurung.
32:49Tunggu putusan hukuman.
32:50Kalian semua,
32:51yang mau tetap tinggal,
32:53aku jamin mulai sekarang.
32:54Kalian punya pakaian dan makanan.
32:55Yang tidak mau,
32:58silakan pergi sendiri.
33:01Sekarang di luar sana,
33:02perang ada di mana-mana.
33:03Perampok beranjelilah.
33:04Kalau bukan karena terpaksa,
33:05siapa yang mau jadi perampok?
33:06Mohon Tuhan tampung kami.
33:08Asal dikasih makan.
33:09Kami bersedia menggabung di padat Tuhan.
33:11Sayang,
33:12kita sudah menang.
33:14Kamu berhasil.
33:19Selanjutnya,
33:20apa rencanamu?
33:21Jangan bilang kamu benar-benar mau terima perampok ini.
33:23Kamu tidak takut mereka berkhianat.
33:25Sejak awal,
33:26aku tidak punya dendam kepada mereka.
33:28Meski sekarang mereka perampok,
33:30hidup mereka juga tidak lebih baik dari warga desa.
33:33Kalau ikut aku,
33:33dan bisa makan kenyang setiap hari,
33:35mereka tidak akan berhianat.
33:37Pada dasarnya manusia itu baik.
33:39Prinsip ini,
33:41tidak akan berubah di zaman manapun.
33:43Dia memang beneran bakat langka dalam ratusan tahun.
33:46Isa bertemu dia,
33:47mengatakan takdir yang dianugerahkan buatku.
33:48Lapor Panglima.
33:52Semua barang di gudang sudah dihitung.
33:55Ada 300 tahil,
33:56600 kilo persediaan pangan,
33:57400 set pedang busur dan panah.
34:00Ada lima markas perampok dalam radius 100 kilo.
34:02Gunung Gala termasuk tiga besar yang terkuat.
34:04Kalau mereka saja miskin begini,
34:06sepertinya hidup perampok juga tidak mudah.
34:08Tidaknya mereka bisa tenang ikut bertani denganmu.
34:12Kelak bisa cukup makan.
34:13Sekarang kita sudah lewati krisis.
34:15Bisa hidup tenang sementara waktu.
34:19Sayang,
34:20aku mau kasih kamu anak.
34:24Supaya punya keturunan.
34:26Eh ya,
34:27kita pasti akan punya anak.
34:29Tapi bukan sekarang.
34:32Sekarang dunia sedang kacau.
34:34Aku sudah mengerti satu hal.
34:35Hidup tentram tidak bisa dimiliki orang biasa.
34:39Kita harus tanam pangan yang cukup banyak.
34:42Kalau tidak punya kekuatan untuk lindungi,
34:44cepat lambat akan dirampas orang.
34:45Jadi,
34:46aku putuskan
34:47untuk rekrut semua perampok di gunung sekitar
34:50untuk jadi pasukan kita.
34:51Tapi apa mereka akan mau patuh padamu?
34:56Hukum di dunia ini semuanya sama saja.
34:59Gunung Gala sudah tunduk pada kita.
35:01Sekarang kita harus punya kekuatan.
35:02Itulah modal kita untuk berunding dengan gunung lainnya.
35:05Pak Kasno.
35:06Iya.
35:07Cari beberapa orang yang tawarnya sini
35:08dan sampaikan ke semua kepala gunung.
35:10Bilang saja.
35:10Aku undang mereka untuk hadir di pertemuan para talawan.
35:15Baik, Pak Rima.
35:18Hidup sekali lagi.
35:19Harus dijalani dengan penuh glora
35:21dan berjuang sekuat tenaga
35:22agar hidup tidak sia-sia.
35:23Nonton dracin di telegram drama luksanya 2000 per hari.
35:40Para bos kalian,
35:41Panglima,
35:42sudah menanti kalian.
35:44Tidak jauh dari sini,
35:46meski ini wilayah perbatasan antar gunung.
35:48Siapa tahu, bos kalian,
35:49pasang perangkap atau tidak
35:51untuk celakai kami?
35:54Bos kalian,
35:56Panglima kami tidak bawa satu prajurit pun.
35:59Dia cuma ditemani ketiga istrinya.
36:01Sebelum datang,
36:02aku sudah pastikan
36:03dalam tiga kilometer
36:03memang tidak ada pasukan tersembunyi.
36:05Aku mau lihat
36:06apa hebatnya orang yang menaklukkan
36:08gunung Gala ini.
36:11Mari.
36:12Hei, bocah.
36:20Ku dengar dari anak buahku.
36:22Kamu mau tunukan kami.
36:24Kamu cuma pelajar rendahan.
36:27Dari keluarga petani pula.
36:29Tapi,
36:29nyalimu lumayan juga.
36:31Hari ini kami datang.
36:32Bukan hanya untuk mendengar
36:33omong kosongmu.
36:35Tapi karena dulu,
36:36Pedro Rimos
36:37dari gunung Gala
36:38utang 300 tahlil sama kami.
36:40Kami datang tagi utang.
36:42Kawanan perampok ini
36:43tidak seperti orang
36:44dari gunung Gala.
36:45Tidak bisa ditakuti
36:46cuma dengan kekuatan.
36:47Lagipula granatnya tinggal sedikit.
36:48Harus disimpan
36:49untuk keadaan darurat.
36:50Sepertinya aku harus cari taktik lain.
36:55Nona Besar,
36:56apa itu kamu?
36:59Kamu Jendral Yusuf.
37:02Nona,
37:03aku kira kamu sudah.
37:06Tuhan mau melihat.
37:08Tidak mengusnahkan keluarga Gusti.
37:10Apa-apaan ini?
37:13Istri pertama aku
37:13ternyata punya koneksi luas.
37:15Begini saja bisa ketemu kenalan.
37:18Berdirilah.
37:20Yusuf,
37:20kenapa sekarang
37:21kamu jadi bos perampok?
37:23Waktu Jendral Hasan
37:24dikianati oleh Arwin Junda
37:26yang bersekongkol
37:27sama orang negara Javan,
37:28kami diserang depan belakang.
37:30Melihat kami tidak sanggup bertahan.
37:31Jendral Hasan nekat korbankan diri.
37:34Aku bawa saudara seperjuangan
37:35benar tidak ada pilihan lain.
37:37Kami terpaksa kuasai gunung.
37:39Sayang,
37:43ada apa sebenarnya?
37:45Nona,
37:46kamu sudah menikah.
37:48Apa ini suamimu?
37:50Iya,
37:51kalau bukan Arsa yang menolongku.
37:53Mungkin sekarang
37:54aku sudah mati.
37:56Suamiku berhati lapang
37:57dan berpikiran luas.
37:58Berbakat tiada tandingannya.
37:59Semoga nanti
38:00kamu bisa bantu dia.
38:01Perintah Nona,
38:02akan kupatuhi.
38:05Mulai hari ini,
38:06aku Yusuf Gusti
38:07bersama 1.500 saudara di gunung ini
38:09akan duduk pada perintah Tuhan.
38:10Berarti kita sudah kuasai gunung terbesar.
38:12Kau rasanya terlalu gampang.
38:14Aku bahkan belum tunjukkan kehebatanku.
38:17Jendral Yusuf,
38:18berdirilah.
38:20Sayang,
38:21sudah seharusnya
38:22kamu ceritakan asal-usulmu padaku.
38:23Baiklah.
38:33Ayahku,
38:34awalnya Jendral Penakluk Utara.
38:38Dia diperintah memimpin pasukan
38:39lawan Hanuk.
38:40Tapi dia tidak sengaja tahu
38:41kalau Jendral Kiri Arwin Juna
38:44berkomplot sama
38:45Putra Mahkota Negara Japan.
38:48Awalnya dia mau lapor ke istana.
38:51Tapi keluarga Arwin
38:52bukanlah keluarga sembarangan.
38:54Ayahnya Perdana Menteri saat ini,
38:56Arno Juna.
38:58Ayah dan anak itu
38:58palsukan Titah Kaisar
39:00dan perintahkan ayahku berperang.
39:01Itu jebatkan orang negara Javan
39:03untuk rancang pengkhianatan
39:04dan bunuh ayahku.
39:06Dituduh berkhianat
39:07dan bersekongkol sama musuh.
39:09Mereka bantai 106 orang
39:11keluarga kami.
39:14Akhirnya,
39:16cuma aku yang beruntung bisa kabur.
39:23Nona,
39:27aku mimpi ingin bunuh Arwin
39:28si bajingan itu.
39:30Aku sudah selidiki.
39:31Beberapa hari lagi dia akan
39:32pereksa pasukan.
39:33Aku berencana
39:34untuk mati bersamanya sekaligus.
39:35Tidak kusangka.
39:36Malah bertemu dengan Nona.
39:37Jenderal kiri itu
39:39Arwin Juna.
39:40Tidak mudah dilawan.
39:45Sayang,
39:46kenapa menangis?
39:47Ayah dan ibuku
39:48juga dibunuh sama Arwin.
39:52Dia incar
39:52bakat warisan keluarga aku.
39:54Setelah gagal,
39:55dia bantai seluruh keluarga aku
39:56dan fitnah kami semua.
40:01Kalian berdua tenanglah.
40:03Pasti
40:04aku akan balaskan dendam kalian.
40:07Kak,
40:09kita belum mulai bicara.
40:11Bos Lembah Setia
40:12sudah langsung sujud ke orang itu.
40:13Padahal dia yang paling kuat
40:15di seluruh gunung.
40:16Bagaimana
40:16kalau kita mundur saja?
40:18Mundur apanya?
40:19300 tahil.
40:21Kalau tidak bisa kembali,
40:22sama saja seperti merugutnya waku.
40:25Para bos kalian,
40:27aku sudah siapkan sedikit hadiah.
40:29Silakan
40:29dilihat dulu.
40:31Sayang,
40:31tunjukkan.
40:32Bedah apa ini?
40:38Ini adalah
40:38pangan hasil perbaikanku,
40:40namanya kentang.
40:41Bahkan di musim kering
40:42seperti sekarang ini,
40:43tetap mudah tumbuh.
40:44Dengan ini,
40:45semua orang bisa cukup makan.
40:47Ini juga alasan
40:48ku bisa taklukan Gunung Gala.
40:51Menangkap gitu?
40:53Kalau semua orang bisa cukup makan,
40:55siapa nanti yang mau jadi perampok?
40:56Para bos kalian,
40:57boleh kirim anak buah percayaan kalian
40:59untuk datang ke Gunung Gala.
41:00Lihat dan rasakan sendiri.
41:02Kalian boleh menyerahkan diri
41:03setelah mencobanya
41:04dan merasa puas.
41:05Kami bersedia mengabdi padamu?
41:07Hei!
41:09Bocah,
41:10gue akui
41:11kamu lumayan hebat.
41:12Tapi kami berdua
41:13bukan orang biasa.
41:15Kalau mau kendalikan kami,
41:17kamu itu harus cukup pandai.
41:19Boleh aku tanya
41:20nama lengkap kalian?
41:22Bos besar penguasa Gunung Napo
41:24yang rupawan
41:26sekaligus cerdas
41:27Aku Leo dan
41:29Aku adalah wakil bosnya.
41:31Perwujudan pak lawan
41:32dan kesatria sejati.
41:34Willy Fanto.
41:36Kami adalah
41:37Leo dan Lily.
41:42Di mana ada Leo,
41:44pasti ada Willy.
41:46Eh, kalau begitu
41:46aku harus bagaimana?
41:47Biar kalian berdua
41:48mau tunduk secara sukarela.
41:50Tentu saja dengan kepintaran.
41:52Sebelum kami naik gunung,
41:54kami terkenal di berbagai penjuru
41:56sebagai penyair dan pengrajin ulung
41:58serta sastrawan.
41:59Kalau mau pimpin kami,
42:01jadi orang yang kami akui
42:02harus berada di bawah
42:03satu orang saja
42:04dan di atas orang banyak.
42:06Aku sudah selidiki.
42:08Meski orang di Gunung Napo
42:09tidak banyak,
42:09senjatanya halus dan canggih.
42:11Semuanya dibuat
42:12kedua orang ini.
42:13Ternyata kalian pengrajin ulung.
42:15Kalau begitu,
42:16aku harus rekrut kalian.
42:19Kami berdua juga
42:20tidak akan persulit kamu.
42:21Begini saja,
42:22belakangan ini,
42:23kami baru saja ciptakan
42:24puisi yang tidak ada tandingannya.
42:26Kalau bisa lapu ikarya kami,
42:28kami akan
42:28tunduk padamu.
42:30Tapi kalau kamu tidak mampu,
42:31lunasi utang
42:31300 tahil
42:32ke kami sekarang juga.
42:34Buat puisi,
42:36tapi suamiku
42:36sudah ikut ujian
42:37bertahun-tahun.
42:38Buat puisi takutnya...
42:40Saat aku masih di rumah,
42:41aku juga cukup mahir
42:42dalam sastra.
42:44Asal bukan karya
42:44agung negara.
42:45Aku yakin,
42:46aku sanggup lakukan.
42:48Hei,
42:49jangan curang.
42:51Karya orang lain
42:51tidak dihitung.
42:53Cuma yang dibuat sendiri
42:54langsung ditempat.
42:55Baru sah.
42:56Sayang,
42:57bagaimana kalau
42:58tidak usah tanding?
42:58Sekarang kita punya pasukan kuat,
43:00kita taklukkan mereka
43:01pakai kekuatan.
43:03Hah?
43:04Kalian tidak tahu?
43:05Tidak masalah.
43:06Membuat puisi
43:07tidak sulit.
43:09Siapa yang mau mulai
43:10duluan?
43:10Biar aku duluan.
43:11Dengar baik-baik.
43:13Puisi ku ini
43:14berjudul
43:15Nyanyian Si Pendekan Kini.
43:16Pena jatuh
43:17bagai bima sakti tumpah.
43:19Puisi jadi,
43:21langit pun berdiri megah.
43:23Naga raksasa
43:24berenang di lautan tinta.
43:26Puncak sastra tegak
43:28bagaikan tombak kemat.
43:31Kepandaianku,
43:32pengguli orang terkenal.
43:33Semangatku tembus
43:34pegunungan dan sungai.
43:36Di dunia fana
43:37tiada mata emas
43:38yang dapat kenali
43:39putih arah sejati.
43:41Bagus!
43:44Puisi yang bagus.
43:46Puisinya penuhi bawah.
43:47Tak sangka di antara perampok
43:49ada orang seberbakat ini.
43:51Pantas saja mereka berdua
43:53tidak mau tunduk pada orang lain.
43:55Puisinya memang bagus.
43:57Suamiku jangan sedih.
43:59Menurutku kamu sudah
44:00sangat hebat di bidang lain.
44:01Aku tidak sedih.
44:03Bakat kalian berdua
44:04memang tidak bisa diremehkan.
44:06Takut ya?
44:08Cepat kembalikan uangnya.
44:10Tapi terus terang saja.
44:12Puisi kalian
44:12di mataku
44:13tidak lebih dari
44:15sampah.
44:19Beraninya remehkan
44:20puisiku.
44:21Siap!
44:22Tenanglah.
44:23Tenanglah.
44:25Bocah.
44:26Kalau benar lagi,
44:27kamu tidak bisa
44:28buat puisi
44:28yang meyakinkan.
44:29Kamu bukan cuma
44:30harus bayar 300 stahil.
44:32Tapi jadi...
44:33500 stahil.
44:35500 stahil.
44:36Dengar baik-baik.
44:39Menanti musim gugur
44:408 September.
44:43Bunga kumekar.
44:46Bunga lain layu.
44:49Harumnya semerbang
44:50ke seluruh kota.
44:53Kota dipenuhi
44:54laksana baju jiras Javan.
44:58Hebat!
45:01Kemampuan sastranya
45:02hebat banget.
45:03Ini layak jadi
45:04karya agung.
45:05Puisi ini ada
45:06aura pembunuh
45:06dan kekuasaan mutlak.
45:08Cuma dimiliki oleh
45:08kaisar sejati.
45:10Kenapa dia bisa
45:11punya itu?
45:12Puisi yang luar biasa.
45:13Puisi yang sangat bagus.
45:15Masih ada.
45:17Mahkota hampir
45:17lepas karena amarah.
45:19Bersandar di
45:19balkon istana.
45:22Hujan deras pun
45:23reda.
45:25Kuangkat pandangan.
45:27Teriak memekik
45:27ke langit.
45:30Semangat berkobar-kobar.
45:34Tiga puluh tahun
45:36kejayaan tinggal debu.
45:39Delapan ribu kilometer
45:41perjalanan dengan awan
45:43dan bulan.
45:45Jangan tunggu
45:46sampai rambut
45:48memutih.
45:50Baru menyesal
45:51sia-sia.
45:52Aib negara Javan
45:55belum juga terhapus.
45:58Dendam para abdi.
46:00Kapan akan terbalas?
46:02Ku naiki kereta perang.
46:05Terjun gunung heli
46:06hingga hancur.
46:09Semangat membarah.
46:10Lapar kuisi dengan
46:11daging musuh.
46:12Ku minum darah orang Javan
46:14sambil tertawa.
46:15Kelak dari awal
46:18ku perbaiki
46:19tanah air yang dulu.
46:22Hadap
46:22istana langit.
46:27Tinggal sastranya tinggi sekali.
46:28Ini adalah karya abadi.
46:30Berapa banyak lagi
46:31bakatan kamu semua nyika?
46:32Puisi yang indah.
46:34Indah sekali.
46:36Hidupku tidak sia-sia
46:37karena bisa dengar
46:38puisi ini hari ini.
46:39Jangan buru-buru.
46:41Masih ada lagi.
46:43Kami menyerah.
46:44Kami menyerah.
46:45Kami menyerah.
46:45Kami menyerah.
46:45Kami menyerah.
46:45Kami menyerah.
46:46Kami menyerah.
46:46Kami pasti akan duduk padamu.
46:48Baiklah.
46:50Kalau begitu,
46:51tidak akan ada masalah
46:51dalam jarak 100 kilo
46:53dengan begini.
46:54Aku bisa tenang cari cara
46:55untuk balaskan
46:56dendam kedua istriku.
47:02Sayang.
47:05Aku mau kasih kamu keturunan.
47:09Aku mau teruskan nama
47:11keluarga Wirah.
47:17Sayang.
47:19Kamu sangat perhatian.
47:24Astaga.
47:34Tuan,
47:35sudah aku selidiki.
47:36Orang dari perkembangan besar
47:37sekitar 100 kilometer
47:38dari desa Sona.
47:39Awalnya dari pelajar miskin
47:41di desa itu.
47:42Pelajar miskin?
47:45Menarik.
47:47Undang dia berkota.
47:48Bilang padanya,
47:50akan kukasih dia
47:51kesempatan
47:52untuk tunduk ke jenderal ini.
47:53Tapi,
47:54kawanan perampok itu
47:55yang jumlahnya lebih dari
47:552 ribu orang.
47:56Mereka tidak terlatih.
47:58Tidak layak dipakai.
47:59Siapa bilang aku benar
48:00dan mau merekrut mereka?
48:02Aku cuma
48:03mau kirim mereka
48:04ke garis depan
48:05sebagai umpan.
48:07Lakukan saja
48:07sesuai perintahku.
48:08baik.
48:11Ayah suruh aku
48:12pimpin pasukan garis depan.
48:13Pertama,
48:14biar aku dapat prestasi.
48:15Kedua,
48:16untuk bertemu
48:16Pangeran Negara Japan
48:17secara diam-diam.
48:18Dinasti Kina dan Hauk
48:19sudah berperang
48:20satu tahun.
48:20Kedua pihak
48:21sudah ruhi besar.
48:22Asal bisa bersekutu
48:23sama Pangeran Negara Japan,
48:25lalu bagi kekuasaan
48:26negeri ini,
48:26hari itu akan
48:27segera tiba.
48:28Pantas Kaisar
48:31jaman dulu
48:31umurnya pendek.
48:33Sampai punya
48:33tiga ribu selir.
48:35Tiga saja
48:36aku sudah kewalahan.
48:37Sayang,
48:38kamu mau ke mana?
48:42Hari ini
48:43tidak ada urusan.
48:44Bagaimana kalau
48:45bermesra lagi
48:46sama kami?
48:46Ayo.
48:50Mau lagi?
48:51Tenanganku sudah
48:52habis karena kalian.
48:54Celaka,
48:54celaka.
48:55Pajaka datang.
48:56Katanya ada
48:57urusan penting.
48:58Apanya yang celaka?
48:59Ini urusan resmi.
49:01Istri-istriku,
49:03aku...
49:06Ah,
49:07pajaka.
49:08Ah,
49:09Parsa.
49:10Ah,
49:10maaf sekali.
49:11Silakan duduk.
49:14Parsa,
49:15tiga hari tidak berjumpa.
49:16kamu sudah berbeda.
49:17Aku semestinya
49:18tidak menyangka
49:19kamu bisa taklukan
49:20dua ribuan perampok bunuh.
49:22Ini sudah atasi
49:23masalah yang mengganjal hatiku.
49:25Mereka itu
49:26cuma orang biasa
49:26yang berusaha bertahan hidup.
49:29Kalau ikut kerja denganku,
49:30saat negara damai nanti,
49:32mereka tidak akan takut
49:32di bantai istana.
49:33Ah,
49:34Parsa sungguh berhati mulia.
49:36Kedatanganku kali ini
49:37mau sampaikan
49:38kabar baik.
49:39Oh?
49:40Jenderal kiri,
49:41Arwin Juna,
49:42pimpin pasukan lewat
49:42daerah ini.
49:44Dia dengar
49:44soal kehebatan Parsa
49:45dan mau undang kamu
49:46ke kediamannya
49:47untuk berbincang.
49:48Kuliat dari utusan itu.
49:50Sepertinya Jenderal
49:50kagum sama kepintaranmu
49:52dan mau rekrut
49:53kamu jadi bawahannya.
49:54Arwin Juna,
49:55dia bukan cuma
49:56orang kepercayaan
49:57Kaisar.
49:59Ayahnya Arno Juna
50:00adalah Perdana Menteri
50:01saat ini.
50:01Parsa,
50:02kalau kamu mau
50:03mengabdi di bawahnya,
50:04tinggal tunggu waktu.
50:05Karirmu akan
50:06melesat naik.
50:07Arwin Juna,
50:08bukannya dia musuh besar
50:09kedua istriku.
50:10Aku belum cari kamu,
50:12kamu sendiri malah
50:12menyerahkan diri pada aku.
50:15Ini kesempatan dari Tuhan
50:16untuk balas dendam.
50:17Tidak boleh ditolak.
50:18Tapi,
50:19kalau aku pergi,
50:20harus beneran yakin berhasil.
50:21Kira-kira apa
50:22yang bisa dikasih
50:23sistem kali ini?
50:24Aduh...
50:25Bajakah?
50:26Maaf sekali.
50:27Aku ke toilet sebentar ya.
50:29Sekalian pertimbangkan
50:30tawaran tadi.
50:31Mau tunggu.
50:36Sistem,
50:37kali ini aku bisa
50:38dapat hadiah apa?
50:38Tuhan,
50:41sekarang punya
50:42satu undian mahakarya
50:43dan satu undian dewa.
50:44Undian dewa?
50:45Aku dapat dari sistem
50:46saat rasa sukalesi
50:47sampai 100.
50:48Harusku simpan
50:48sampai nyawaku terancam.
50:50Sistem,
50:51tukarkan undian mahakarya.
50:54Selamat, Tuhan.
50:55Tuhan dapat
50:56seribu biji benih,
50:57seratus ekor ternak,
50:59satu pistol langmas,
51:00satu senapan getling.
51:02Dengan semua ini,
51:03ditambah sedikit siasat.
51:05Lelas dendam
51:06tidak mungkin gagal.
51:10Ah,
51:10Pak Cekah,
51:11maaf sekali.
51:12Duduklah.
51:14Boleh aku tanya,
51:16berapa banyak pasukan
51:17yang dibawa Arwin kali ini?
51:18Dia datang untuk
51:19awasi pasukan.
51:20Tidak bawa banyak pasukan.
51:21Tapi keluarganya
51:22sangat berpengaruh.
51:24Pengawal pribadinya
51:25paling tidak
51:25500 orang.
51:27Ada berapa pasukan
51:28di kediamannya?
51:29Sekitar seribu orang.
51:31Sebagian besar
51:32sudah dikirim
51:32ke garis depan medan perang.
51:34Kenapa Pak Arsa
51:36tanyakan hal itu?
51:37Oh,
51:39tidak apa-apa.
51:41Jadi tolong
51:42sampaikan ke Arwin.
51:43Besok siang,
51:45aku akan datang sendiri
51:46untuk berkunjung.
51:50Tidak boleh.
51:51Kamu mau balas dendam
51:52ke Arwin?
51:53Itu berbahaya.
51:53Kak Zira,
51:54benar.
51:55Aku tahu
51:56kamu peduli sama kami.
51:57Tapi kediamannya
51:58dijaga ketat.
51:59Dengan kekuatan kita saat ini
52:00mustahil bisa masuk.
52:02Kita hanya akan mati sia-sia.
52:04Kali ini,
52:05Arwin sendiri yang cari aku.
52:06Ini kesempatan terakhirku
52:07untuk dekati dia.
52:08Lagian,
52:09dari cerita Zira,
52:10ayah dan anak itu
52:11sekongkol sama negara Javan.
52:13Perang antara Kina
52:14dan Hanuk kali ini
52:15karena hasutan mereka.
52:17Kalau mereka berhasil
52:17dan menguasai negeri ini,
52:20akan jauh lebih sulit
52:21untuk balas dendam nantinya.
52:22Tapi...
52:23Cukup.
52:24Tidak usah diperpanjang.
52:26Keputusanku sudah bulat.
52:27Esok,
52:36aku akan pergi sendiri
52:37kejamuan Hodor.
52:43Terima kasih, Tuhan.
52:45Sudah bawa aku ke tempat ini.
52:47Kelak aku akan
52:47mengabdi sepenuh hati
52:49dan patuhi perintah Tuhan.
52:50Dasar bodoh.
52:53Dia beneran mengira
52:53aku mau mengabdi sama dia.
52:55Begitu aku kena orang hebat.
52:56Kamu yang pertama kuhabisi.
52:58Nanti makan saja
52:58apapun yang mau kamu makan.
53:00Kalau tidak,
53:00nanti kamu tidak bisa makan lagi.
53:02Apa maksudnya?
53:03Tidak apa-apa.
53:04Berhenti.
53:05Letakkan senjata.
53:08Dia adalah
53:09salah satu dari
53:10tiga pendekar tersohor,
53:11Tony Lewis.
53:15Tidak kusangka,
53:16ternyata dia dibawa
53:17kemandu Tuhan Arwin.
53:18Jelas sekali,
53:19kekuatan
53:19dan pengaruh
53:20Jenderal Arwin.
53:22Hei,
53:23siapa kamu?
53:24Mau ketemu tuanku juga?
53:26Tunggu di luar.
53:33Jadi kamu,
53:34Arsa Wirad.
53:34Benar.
53:35Ketemu jenderal besar,
53:36kenapa tidak berlutut?
53:37Kenapa aku harus berlutut
53:38sama orang sepertimu
53:39yang tidak lebih baik
53:40dari binatang?
53:43Apa katamu?
53:44Apa kamu cari mati?
53:46Lutut dan minta maaf
53:47pada tuanku.
53:49Kedua mertuaku,
53:52semuanya dibunuh olehmu.
53:54Hari ini aku datang
53:55untuk mengambil nyawaku.
53:59Ambil nyawaku?
54:01Orang sepertimu.
54:04kalau kamu kebunuh,
54:08kawanan tidak berguna
54:09yang kamu kumpulkan
54:09tetap bisa dipakai.
54:12Tony,
54:13bunuh dia.
54:19Pendekar tersohor.
54:20Ini mana mungkin?
54:22Takut?
54:25Saudaraku,
54:26kita bicarakan baik-baik.
54:28Aku akan kasih semua
54:29yang kamu mau.
54:30Wanita.
54:32Kesayaan.
54:34Juga jawabannya.
54:35Akanku berikan.
54:38Tapi aku cuma mau nyawam.
54:40Jangan.
54:46Kalau kamu bunuh aku,
54:47pasukan istana dan pengawal kota
54:48jumlahnya ribuan.
54:49Kamu tidak bisa keluar hidup-hidup.
54:51Oh.
54:53Begitu ya?
54:54Kalau begitu,
54:55di kehidupan berikutnya,
54:57lahir jadi anjing saja.
54:58Apa?
55:05Kamu bunuh Jenderal Arwin?
55:07Ayahnya adalah
55:08Perdana Menteri saat ini.
55:10Habislah.
55:11Tak amat riwayat kita.
55:12Jangan panik.
55:14Meski memang aku yang bunuh dia,
55:16harus ada saksi mata, kan?
55:17Asal aku temukan kambing hitamnya.
55:20Bukannya sudah beres.
55:21Siapa lagi selain kita?
55:23Di mana?
55:27Memang.
55:28Orang berotak tumpul
55:29tidak akan tahan lama.
55:33Tuan,
55:34gambar rancanganmu luar biasa.
55:37Dengan tungku panggang ciptaanmu ini,
55:38panggang sate,
55:39bukan hanya praktis,
55:40tapi rasanya juga
55:41jauh lebih harum dan lezat.
55:42Baru saja lewat setengah tahun.
55:44Kita bukan cuma bisa cukup
55:45makan tiap hari,
55:46bahkan bisa makan daging sesekali.
55:49Ini beneran hidup seperti bewa.
55:50Syukurlah.
55:51Sayang.
55:53Eh, sayang.
55:53Kamu lagi hamil,
55:54jangan keluar lagi.
55:55Kan ada yang bisa pimpin latihan.
55:57Gerakan bela diri dan taktik serangan,
55:59kilat yang kamu ajarkan,
56:00benar-benar buat orang kagum.
56:02Aku juga mau pelajari.
56:03Ayo, makan dulu.
56:07Sayang.
56:10Celana yang kamu rancang ini ketat sekali,
56:13dan juga banyak lubang.
56:15Jangan dipakai keluar rumah,
56:17pakai di depanku saja.
56:20Sudah setengah tahun sejak aku bunuh Arwin
56:22dan kasih Pedro ganjarannya.
56:24Karena nama aku cukup terkenal di Sona,
56:25pejabat di sana tidak terlalu curiga.
56:28Mereka cuma lapor perkara ini
56:29ke kantor Perdana Menteri.
56:30Selama setengah tahun ini,
56:31aku bisa hidup tenang.
56:33Celaka, celaka.
56:35Kamu ini sudah berumur.
56:37Bisa tenang sedikit?
56:38Sapi siapa yang susah lahiran?
56:40Nyanya Karim.
56:41Dia pergi ke pasar,
56:42beli barang buatmu.
56:43Lalu ketemu segera mulan bertopeng.
56:45Lalu dia diculis.
56:46Apa?
56:48Yang harusnya datang,
56:49akhirnya datang juga.
56:50Ingin tahu kelanjutan kisahnya?
56:51Sampai jumpa di musim berikutnya.
56:53Selamat menikmati.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan

1:37:33
1:53:29
2:22:29