Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Di tengah kemajuan teknologi dan maraknya penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), Rosianna Silalahi menyoroti kasus yang terjadi di Amerika Serikat, di mana seorang anak dilaporkan mengakhiri hidupnya setelah curhat kepada Chat GPT.

Psikolog Klinis Forensik, Kasandra Putranto mengingatkan adanya risiko serius terhadap anak dan remaja yang berinteraksi dengan mesin tanpa pendampingan manusia.

Menurut Kasandra, peran orang tua sangat penting dalam mengawasi tumbuh kembang anak di era digital. Ia menekankan bahwa anak membutuhkan interaksi manusiawi yang penuh empati, bukan sekadar jawaban dari mesin.

"Anak lahir bagaikan kertas putih. Tugas orang tua, ayah, ibu sebagai pilar keluarga, juga masyarakat, media, dan pemerintah, memastikan proses tumbuh kembang berjalan dengan lancar dan bebas dari risiko seperti ini," ujarnya.

Psikolog yang sering menangani kasus anak dan remaja ini juga berpesan agar generasi muda tidak menggantungkan diri pada AI untuk mencari solusi emosional atau pribadi. Sebab, Chat GPT hanyalah mesin, tidak punya analisis secara manusiawi.

Bagaimana menurut Anda?

Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/YTOuNdyQ7Ms?si=B8m8RxrUSx2LRHJJ



#bullying #sma72 #siswa

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/630453/psikolog-forensik-ingatkan-bahaya-chatgpt-bagi-anak-yang-kesepian-rosi
Transkrip
00:00Terima kasih telah menonton
00:30Terima kasih Anda masih di Rosy
00:46Kita sedang bicara soal apa yang terjadi di SMA Negeri 72
00:50Dan di bagian ini saya ingin mengajak Anda juga untuk melihat fenomena yang terjadi di negara lain
00:57Seorang remaja berusia 16 tahun asal California Amerika Serikat
01:03Mengakhiri hidupnya diduga setelah mengikuti tindakan sesuai saran chat GPT
01:10Saya masih bersama Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes
01:16Iman Imanudin serta Psikolog Klinis Forensik Kassandra Putranto
01:20Pak Iman dan Mbak Kassandra saya ingin menarik ini juga pada fenomena global
01:25Di tengah gempuran teknologi yang terjadi AI chat GPT dan semuanya dipermudah dalam kehidupan kita
01:31Tetapi ternyata ada resiko atau harga yang harus dibayar yang juga harus kita antisipasi
01:40Kalau tadi kita lihat apa yang terjadi di Amerika Serikat
01:44Seorang anak curhat dengan chat GPT
01:47Dia merasa sendiri, dia merasa kesepian, dia tidak tahu harus datang kemana
01:52Maka dia bertanya pada chat GPT
01:56Dan chat GPT itu menyarankan ia untuk mengakhiri hidupnya
02:01Kenapa ini cukup relate saya tanyakan pada Mbak Kassandra
02:05Karena penelitian saat ini memperlihatkan anak-anak Gen Z
02:10Lebih senang curhat dengan chat GPT daripada dengan seorang psikolog
02:15Ternyata saat ini ketika mereka lebih mudah dengan chat GPT
02:21Mesin yang diajak bicara bisa memberikan jawaban bahwa
02:26Ya, it's okay untuk mengakhiri hidupmu
02:30Saya baca berita ini, saya mau nangis
02:35Ketika kita overrated dengan AI
02:38Overrated dengan seluruh kemajuan teknologi
02:41Itu bisa dibayar dengan nyawa anak manusia
02:48Makanya saya itu, anyway, go ahead
02:51Itu alasannya memang artinya peran orang tua sangat penting untuk pengawasan tumbuh kembang anak
02:58Karena sebagaimana kalau di dalam psikologian kita mengenal anak bayi lahir itu bagaikan kertas putih
03:04Dan tugas orang tua, ayah, ibu secara lengkap sebagai pilar keluarga
03:09Lalu kemudian masyarakat sekitar
03:11Terutama juga media
03:13Termasuk pemerintah dalam hal ini juga pasti berperan
03:16Untuk bisa memastikan proses tumbuh kembang itu berjalan dengan lancar
03:20Dan saya rasa gini
03:21Dan bebas dari kondisi seperti ini
03:23Terlepas seberapa menyebalkannya seorang psikolog
03:26Tidak semuanya psikolog menyenangkan
03:30Tapi paling tidak kita bicara dengan manusia
03:33Datanglah ke manusia ke manusia
03:35Jadi siapapun teman-teman yang punya masalah
03:40Jangan bertanya tentang masalah pribadimu pada chat GPT
03:44Karena itu mesin
03:46Betul
03:47Dan masalahnya kan kembali lagi mereka tidak punya sisi humanistiknya
03:52Nah mereka hanya menjawab secara otomatis
03:54Dan persoalannya apa yang mereka pernah terekam
03:56Lalu kemudian itu keluar
03:57Tidak ada analisa secara manusiawi
04:00Nah ini alasannya mengapa peran keluarga sangat penting
04:04Nah ketika dinding dan pilar-pilar itu tidak ada
04:07Proses tumbuh kembang anak menjadi
04:10Tidak bisa kita harapkan untuk tumbuh secara sehat
04:14Fisik dan mental
04:15Kecerdasan itu kan tidak hanya intelektual saja
04:18Tapi ada mental, emosional, dan sosial
04:20Kenapa saya mengutarakan fenomena ini
04:24Karena ketika dengan seluruh kemudahan
04:28Global platform teknologi informasi
04:30AI chatbot
04:31Chatbot dan lain sebagainya
04:34Chat GPT
04:35Bisa jadi loh ketika
04:38Si anak berkonflik dengan hukum ini
04:41Dia bertanya nih pada chat GPT
04:43Saya sering dibully
04:44Bagaimana saya melawan
04:46Karena tidak mungkin seseorang sekali lagi
04:50Di masa yang dengan mudah mendapatkan informasi benar-benar sendirian
04:55Pasti dia punya teman berkomunikasi
04:58Apakah itu manusia seutuhnya
05:01Atau memang hanya berupa
05:03Mesin
05:06Mesin atau artificial intelligence
05:09Apakah
05:10Juga anak berkonflik dengan hukum
05:12Di SMA 72 ini
05:14Atau di kasus-kasus lainnya juga
05:16Ada seperti ini Pak Iman
05:18Ya memang
05:18Seperti yang disampaikan
05:21Baru sih ya
05:22Perkembangan teknologi ini
05:26Di satu sisi
05:27Sangat membantu
05:29Tapi di sisi lain juga
05:31Ada potensi yang
05:34Bisa membahayakan
05:37Kenapa?
05:39Tadi ketika bertanya pada
05:40Orang
05:42Atau tadi
05:43Baru sih menyebalkannya psikolog gitu kan
05:46Tanya ke psikolog
05:47Paling tidak sesama manusia kita
05:49Dia manusia seutuhnya
05:51Masih punya hati
05:52Tapi bertanya ke
05:54Mesin
05:56Dia kan tidak punya hati
05:59Tidak punya kompas moral juga
06:00Tidak punya kompas moral juga kan
06:02Nah ini juga
06:03Tidak menutup kemungkinan hal itu
06:05Terjadi yang pada akhirnya
06:07Mungkin juga kebiasaan
06:10Menyendiri
06:11Kan
06:13Anaknya gimana?
06:14Oh anaknya pendiam
06:17Penyendiri
06:18Ternyata temannya mesin
06:20Tidak menutup kemungkinan untuk itu
06:22Makanya kami juga dalam proses
06:24Penanganan
06:26Permasalahan ini juga
06:28Kami gali
06:30Seluas mungkin
06:32Sedalam mungkin
06:33Temuan-temuan
06:34Apa
06:35Yang terjadi
06:37Di balik itu semua
06:38Baik itu yang
06:39Termasuk kalau ada dark webs
06:40Atau apapun
06:41Marketplace
06:42Dimana seorang anak di bawah umur
06:44Atau siapapun bisa membeli bahan kimia
06:45Yang bisa merakit
06:46Kemudian bahan peledak
06:47Tutup dong
06:48Supaya kita juga bisa mengantisipasi
06:50Kalau enggak ya
06:50Polisi atau kita semua
06:52Bisa terkaget-kaget
06:53Ketika orang biasa
06:54Apalagi anak di bawah umur
06:55Bisa membeli barang dengan bebas
06:56Dan dia bisa merakit
06:58Bahan peledak
06:59Jadi semua juga harus cepat bertindak
07:01Rasanya apa yang terjadi
07:03Pada anak berkonflik
07:05Dengan hukum di SMA 72 ini
07:07Harus membuka mata
07:08Bagi kita semua
07:08Ini gak main-main
07:09Kita bisa marah pada anak ini
07:12Yang begitu tega
07:13Melukai teman-teman yang sendiri
07:16Semoga cepat sembuh
07:18Untuk semua korban
07:20Di SMA negeri 72
07:22Dan untuk pelaku
07:25Rasanya juga kita harus menaruh perhatian
07:28Bukan untuk membenarkan apa yang dilakukan
07:30Tetapi betapa menyedihkan hidupnya
07:33Tetapi kemudian dengan gempuran informasi yang didapat
07:36Dia bisa berubah menjadi seseorang
07:39Yang
07:41Ya
07:43Bisa melakukan pembalasan
07:45Dan kehilangan sisi-sisi humanisnya
07:48Anak ini
07:53Pelaku
07:55Dia juga menjadi bagian dari korban
07:57Di SMA 72
08:00Cepat sembuh untuk semua korban di SMA negeri 72
08:04Dan semoga tidak ada lagi
08:07Seperti ini
08:08Karena bagaimanapun juga
08:09Apa yang terjadi di SMA 72
08:12Hal yang sangat menyesakkan dada
08:15Terima kasih Pak Iman
08:16Terima kasih
08:17Terima kasih
08:17Terima kasih
08:18Terima kasih
08:18Terima kasih
08:19By the way
08:20Semenyebalkan-nyebalkannya seorang psikolog
08:23Datanglah ke seorang psikolog
08:24Dia tetap seorang manusia
08:25Jangan ke JGPT
08:27Terima kasih sudah menyaksikan Rosy
08:30Kita jumpa lagi Kamis depan
08:32Taplah di Kompas TV
08:33Independen terpercaya
08:34Terima kasih sudah menonton
08:36Terima kasih
08:38Terima kasih.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan