00:00Terima kasih Anda masih di program ROSI.
00:02Kami sedang bahas soal ledakan di SMA Negeri 72.
00:06Pelakunya pelajar sekolah dan masih di bawah umur.
00:10Karenanya pelaku itu disebut sebagai anak berkonflik dengan hukum.
00:15Saya masih bersama Direktur Resurse Kriminal Umum Polda Metro Jaya,
00:18Kombes Iman Imanuddin, serta Psikolog Klinis Forensik Kassandra Putranto.
00:24Pak Iman, Mbak Kassandra,
00:27Saya rasa setiap dari kita ketika mendengar cerita soal ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72
00:34pasti marah mengutuk kejadian itu.
00:38Tetapi ketika tahu bahwa pelakunya adalah anak yang juga bersekolah di situ,
00:44anak di bawah umur.
00:47Kemudian tadi kita di bagian sebelumnya sudah mengatakan,
00:51sudah mendapat penjelasan dari Pak Iman bahwa itu ada persoalan hidupnya di masa lalunya.
00:59Tapi Anda yakin ya, ia tidak bagian dari jaringan teroris?
01:02Sementara ini sampai dengan proses penyelidikan dan penyelidikan yang kami lakukan,
01:11kami belum menemukan ada indikasi ke arah sana.
01:16Sampai saat kita bicara saat ini, hari Kamis tanggal 13 November,
01:22tidak ada indikasi bahwa ia bagian dari sel teroris.
01:27Oke, itu satu informasi yang bisa dianggap cukup melegakan.
01:32Tetapi kalau kita membuka ruang untuk berpikir lebih lanjut lagi,
01:36bahwa anak ini bertindak sendiri karena marah dibuli,
01:41karena merasa kesepian, karena tidak punya tempat untuk mengadu,
01:44dia bisa merakit bom, meledakan sekolahnya sendiri,
01:48tidakkah itu lebih mengerikan?
01:52Pak, Imam saya masih ingin menggali dari Anda bahwa
01:55dari mana polisi bisa tahu bahwa ini semua karena persoalan pribadi hidupnya,
02:02sehingga ia mampu melakukan tindakan yang sangat ekstrim seperti ini?
02:08Pertama, ada keterangan-keterangan disampaikan oleh teman-temannya.
02:13Nah, kemudian dari orang-orang yang cukup dekat dengan yang bersangkutan.
02:21Kemudian kami juga memperoleh petunjuk dari buku diari, catatan yang...
02:27Pak Imam tadi sudah bilang itu.
02:28Ya oke, jadi dia...
02:30Oke, saya tahu ada bagian yang sangat privat,
02:33tapi tolong kasih gambaran bagi para orang tua yang menyaksikan acara ini,
02:37bagi para pendidik, supaya mereka aware,
02:40supaya mereka juga memiliki hati yang terbuka ketika ada anak didik mereka,
02:46anak mereka, ketika mau mereka curhat,
02:48mereka menyiapkan waktu dan hati mereka untuk mendengarkan.
02:52Tolong kasih tahu para orang tua yang menyaksikan acara ini.
02:55Ya memang menjadi tanggung jawab kita semua ya,
02:59mendidik anak itu menjadi tempat anak untuk curhat,
03:04kemudian menjadi tempat anak untuk bertanya,
03:07menjadi tempat anak untuk berlindung.
03:09Ini kan menjadi tanggung jawab kita semuanya.
03:12Di buku harian itu apa yang dia keluhkan?
03:15Yang bersangkutan itu merasa bahwa apa yang dikeluhkan,
03:22kemudian permasalahan yang dihadapi ini tidak memperoleh tempat untuk mengadu.
03:31Dari manapun?
03:32Betul.
03:32Baik dari sekolah, guru, keluarga, komunitas terdekat.
03:38Jadi dia merasa sendiri.
03:40Ya begitu dengan teman-temannya juga yang mungkin pada lazimnya kita,
03:45kalau dengan teman-teman bisa bertukar pikiran mungkin ya,
03:50atau saling berbagi gitu kan.
03:53Namun ABH ini tidak memiliki teman untuk seperti yang tadi saya sampaikan itu.
04:05ABH ini bukan inisial anak pelaku itu,
04:08tapi anak berkonflik dengan hukum.
04:10Apa kalimat dalam diary-nya yang Pak Imam lihat sebagai bagian yang cukup penting,
04:17atau sangat emosional bagaimana dia mencurahkan hatinya
04:21sebagai seorang anak yang seorang diri di dunia ini?
04:25Ada bagian tertentu sebenarnya sangat menarik,
04:28tapi ini cukup sensitif ya Mbak Rosi.
04:32Tapi yang menarik bagi saya sebenarnya anak ini cerdas.
04:39Kenapa begitu?
04:41Diary-nya ini dia isi dalam bahasa Inggris yang cukup bagus.
04:46Dalam bahasa Inggris?
04:47Ya, full dalam bahasa Inggris yang cukup bagus.
04:51Kemudian yang kedua, setiap...
04:55Sorry Pak Imam, benar maaf saya interupsi.
04:58Karena sesaat setelah ledakan itu dia menulis dalam bahasa Inggris juga kan?
05:04D-I-E, ya oke lanjut.
05:07Kemudian detail setiap cerita yang dituangkan itu cukup detail.
05:15Dalam bahasa Inggris?
05:17Dalam bahasa Inggris.
05:18Cukup detail.
05:20Misalkan ini contoh ya, ini contoh saya.
05:25Saya setelah ini akan melakukan ini, setelah ini akan melakukan ini, setelah ini akan melakukan ini.
05:31Nah itu detail.
05:35Gambar-gambar yang dibuat juga oleh yang bersangkutan juga cukup bagus.
05:39Apa misalnya?
05:42Misal menggambar satu keadaan atau menggambar manusia gitu kan, itu cukup bagus dan detail.
05:53Jadi dia menulis dalam catatan hariannya itu dalam bahasa Inggris, detail, dan kemudian dia juga bisa menggambar.
06:00Dan keterangan dari rekan-rekannya juga, nilai-nilainya juga cukup bagus.
06:07Oke, sorry ini agak kontradiksi.
06:11Satu sisi dia merasa kesepian, tapi dia punya teman.
06:14Ada temannya yang cukup dekat ya, tapi tidak kemudian kemana-mana bersama-sama ya mbak.
06:28Bahkan kepada temannya pernah menyampaikan, saya akan melakukan A, saya akan melakukan B.
06:37Hanya memang temannya, saya nggak mau gitu.
06:40Dia mengajak untuk melakukan hal yang sama?
06:46Seperti itu lah.
06:48Maksudnya dia mengajak temannya untuk melakukan aksi yang ingin direncanakan.
06:51Jadi dalam catatan harian itu Pak Imam, dia melukiskan semua isi hatinya, pengalaman-pengalaman hidupnya.
06:59Apakah bullying atau perundungan itu adalah sebuah pengalaman hidup yang ia dapati ketika di momen ini atau sudah dari dulu?
07:10Ada satu catatan di masa kecil, bahkan itu secara detail disampaikan.
07:20A, B, C gitu dituangkan di situ juga.
07:26Jadi bisa dibilang bahwa Mbak Cassandra tolong lengkapi memaknai catatan harian ini bahwa bisa dibilang dia mencurahkan hatinya dalam diary itu bahwa dia memaknai hidupnya sebagai anak yang selalu diolok-olok, anak yang selalu di ledek.
07:45Dalam bentuk bully tadi?
07:46Dalam bentuk bully atau perundungan dan itu menjadi catatan ingatan dia sampai usia saat ini.
07:55Dan itulah alasannya mengapa harus dilibatkan psikoloforensik dalam hal ini untuk melakukan penilaian-penilaian terhadap bukti-bukti yang ada.
08:03Baik dari sisi keterangan teman-temannya, orang tuanya, fakta-fakta yang ada, tulisan-tulisan tangannya.
08:09Karena kita bisa melihat anak ini cerdas secara intelektual, tetapi belum tentu cerdas secara emosional.
08:15Menulis catatan harian dalam bahasa Inggris itu gak gampang loh.
08:18Betul, dan detail.
08:20Lalu kemudian cerdas secara sosial, cerdas secara spiritual, kita belum tahu.
08:24Nah itu yang harus kita periksa.
08:26Nah yang apalagi dengan adanya pengalaman-pengalaman masa lalu, rekaman-rekaman yang dia simpan.
08:32Terutama ada kejadian bully di masa lalu.
08:35Jadi ini kita harus betul-betul membedakan faktor penyebab utama, faktor penyebab penyerta, faktor pemicu yang memicu kenapa dia lakukan sekarang, kenapa tidak dulu.
08:45Dan kembali lagi ada bukti-bukti tadi bahwa ada tulisan, ada perencanaan, ada persiapan yang sangat matang bahwa mungkin dia belajar bagaimana cara melakukan.
08:58Nah ini yang justru harus diperiksa secara forensik.
09:01Mungkin gak sih anak dibawa umurnya, berapa umurnya? 17 tahun?
09:04Melakukan itu sendirian?
09:07Ya kenyataannya ini terjadi.
09:09Nah ini justru yang harus diperiksa apakah memang dia tidak ada interaksi dengan orang lain, apakah dia mendapatkan idenya murni dari internet, atau dari game, atau dari video.
09:22Atau misalnya rekaman ini juga mesti diverifikasi.
09:25Kalau dari sisi psikologi forensik harus ada verifikasi terhadap segala temuan-temuan yang diperoleh.
09:30Jadi misalnya dari catatan, apakah di catatan tersebut dia ada ide dari orang lain, apakah dari kekerasan yang tadi misalnya, atau bullying tadi misalnya dicatat apakah murni dari teman-teman SMA 72 atau dari sebelumnya.
09:44Apakah juga ada kekecewaan-kekecewaan terhadap keluarga, terhadap barangkali anggota keluarga yang lain yang ikut menjadi faktor memicu sampai pada hari itu, dia datang dengan semua perencanaan yang sudah matang.
09:58Nah ini yang justru harus dibuktikan.
10:01Apalagi, gini Mbak Asandra, bukankah anak di bawah umur itu bagaimanapun juga disebut di bawah umur karena ia masih memiliki situasi dimana masih labir, belum bisa mengutuskan sendiri.
10:15Apa wajar anak di bawah umur ini mampu merencanakan, membeli bahan-bahan kimia atau yang mampu meledakan itu seorang diri tanpa ada mentoring.
10:26Katakan belajar dari social media, dari global platform, tapi apakah itu mungkin?
10:33Tanpa orang dewasa atau komunitas, sekecil apapun itu, yang memberikan dia semacam mentoring?
10:41Jawaban saya yang pertama adalah pasti dilengkapi oleh kapasitas intelijensi yang...
10:48Karena anak ini pasti cerdas.
10:50Cerdas. Lu kemudian di zaman sekarang ini, sangat mudah sekali untuk mengakses informasi-informasi, muatan-muatan, ide-ide, dan persoalannya adalah ketika ada kebencian yang dari masa lalu bertumpuk-tumpuk,
11:05yang tidak terselesaikan, dan anak ini sendiri juga tidak punya ruang untuk menyampaikan, tapi kembali lagi semua ini kan harus dibuktikan dalam sebuah pemeriksaan.
11:13Segala dugaan...
11:43Si pelaku ini adalah sesungguhnya korban dari kita semua, orang-orang dewasa, keluarga, para pendidik, dan lain sebagainya.
11:53Jadi selain ada proses hukum, ada baiknya kita semua, kita juga merefleksikan peristiwa ini sebagai satu pelajaran penting bagi masyarakat Indonesia.
12:03Terima kasih.
12:05Terima kasih.