Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Iman Imanuddin memastikan pelajar SMA Negeri 72 Jakarta yang terlibat dalam insiden ledakan bukan bagian dari jaringan teroris.

Hal ini disimpulkan setelah memeriksa berbagai bukti dan hasil penyelidikan awal.

Kombes Iman menekankan pentingnya peran orang tua dan pendidik dalam menciptakan ruang aman bagi anak untuk bercerita dan mencari perlindungan.

Ia mengingatkan agar keluarga dan sekolah tidak menutup diri ketika anak mencoba mengungkapkan perasaan atau masalah yang dihadapi.

"Mendidik anak itu bukan hanya mengarahkan, tapi juga menjadi tempat anak curhat, bertanya, dan berlindung. Ini tanggung jawab kita semua," kata Iman.

Polisi juga menemukan buku harian pribadi milik pelaku yang berisi keluhan tentang rasa kesepian dan perasaan tidak punya tempat untuk mengadu.



Bagaimana menurut Anda?

Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/YTOuNdyQ7Ms?si=B8m8RxrUSx2LRHJJ



#bullying #sma72 #siswa

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/630449/polisi-pastikan-pelaku-ledakan-di-sman-72-jakarta-bukan-bagian-teroris-rosi

Kategori

🗞
Berita
Transkrip
00:00Terima kasih Anda masih di program ROSI.
00:02Kami sedang bahas soal ledakan di SMA Negeri 72.
00:06Pelakunya pelajar sekolah dan masih di bawah umur.
00:10Karenanya pelaku itu disebut sebagai anak berkonflik dengan hukum.
00:15Saya masih bersama Direktur Resurse Kriminal Umum Polda Metro Jaya,
00:18Kombes Iman Imanuddin, serta Psikolog Klinis Forensik Kassandra Putranto.
00:24Pak Iman, Mbak Kassandra,
00:27Saya rasa setiap dari kita ketika mendengar cerita soal ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72
00:34pasti marah mengutuk kejadian itu.
00:38Tetapi ketika tahu bahwa pelakunya adalah anak yang juga bersekolah di situ,
00:44anak di bawah umur.
00:47Kemudian tadi kita di bagian sebelumnya sudah mengatakan,
00:51sudah mendapat penjelasan dari Pak Iman bahwa itu ada persoalan hidupnya di masa lalunya.
00:59Tapi Anda yakin ya, ia tidak bagian dari jaringan teroris?
01:02Sementara ini sampai dengan proses penyelidikan dan penyelidikan yang kami lakukan,
01:11kami belum menemukan ada indikasi ke arah sana.
01:16Sampai saat kita bicara saat ini, hari Kamis tanggal 13 November,
01:22tidak ada indikasi bahwa ia bagian dari sel teroris.
01:27Oke, itu satu informasi yang bisa dianggap cukup melegakan.
01:32Tetapi kalau kita membuka ruang untuk berpikir lebih lanjut lagi,
01:36bahwa anak ini bertindak sendiri karena marah dibuli,
01:41karena merasa kesepian, karena tidak punya tempat untuk mengadu,
01:44dia bisa merakit bom, meledakan sekolahnya sendiri,
01:48tidakkah itu lebih mengerikan?
01:52Pak, Imam saya masih ingin menggali dari Anda bahwa
01:55dari mana polisi bisa tahu bahwa ini semua karena persoalan pribadi hidupnya,
02:02sehingga ia mampu melakukan tindakan yang sangat ekstrim seperti ini?
02:08Pertama, ada keterangan-keterangan disampaikan oleh teman-temannya.
02:13Nah, kemudian dari orang-orang yang cukup dekat dengan yang bersangkutan.
02:21Kemudian kami juga memperoleh petunjuk dari buku diari, catatan yang...
02:27Pak Imam tadi sudah bilang itu.
02:28Ya oke, jadi dia...
02:30Oke, saya tahu ada bagian yang sangat privat,
02:33tapi tolong kasih gambaran bagi para orang tua yang menyaksikan acara ini,
02:37bagi para pendidik, supaya mereka aware,
02:40supaya mereka juga memiliki hati yang terbuka ketika ada anak didik mereka,
02:46anak mereka, ketika mau mereka curhat,
02:48mereka menyiapkan waktu dan hati mereka untuk mendengarkan.
02:52Tolong kasih tahu para orang tua yang menyaksikan acara ini.
02:55Ya memang menjadi tanggung jawab kita semua ya,
02:59mendidik anak itu menjadi tempat anak untuk curhat,
03:04kemudian menjadi tempat anak untuk bertanya,
03:07menjadi tempat anak untuk berlindung.
03:09Ini kan menjadi tanggung jawab kita semuanya.
03:12Di buku harian itu apa yang dia keluhkan?
03:15Yang bersangkutan itu merasa bahwa apa yang dikeluhkan,
03:22kemudian permasalahan yang dihadapi ini tidak memperoleh tempat untuk mengadu.
03:31Dari manapun?
03:32Betul.
03:32Baik dari sekolah, guru, keluarga, komunitas terdekat.
03:38Jadi dia merasa sendiri.
03:40Ya begitu dengan teman-temannya juga yang mungkin pada lazimnya kita,
03:45kalau dengan teman-teman bisa bertukar pikiran mungkin ya,
03:50atau saling berbagi gitu kan.
03:53Namun ABH ini tidak memiliki teman untuk seperti yang tadi saya sampaikan itu.
04:05ABH ini bukan inisial anak pelaku itu,
04:08tapi anak berkonflik dengan hukum.
04:10Apa kalimat dalam diary-nya yang Pak Imam lihat sebagai bagian yang cukup penting,
04:17atau sangat emosional bagaimana dia mencurahkan hatinya
04:21sebagai seorang anak yang seorang diri di dunia ini?
04:25Ada bagian tertentu sebenarnya sangat menarik,
04:28tapi ini cukup sensitif ya Mbak Rosi.
04:32Tapi yang menarik bagi saya sebenarnya anak ini cerdas.
04:39Kenapa begitu?
04:41Diary-nya ini dia isi dalam bahasa Inggris yang cukup bagus.
04:46Dalam bahasa Inggris?
04:47Ya, full dalam bahasa Inggris yang cukup bagus.
04:51Kemudian yang kedua, setiap...
04:55Sorry Pak Imam, benar maaf saya interupsi.
04:58Karena sesaat setelah ledakan itu dia menulis dalam bahasa Inggris juga kan?
05:04D-I-E, ya oke lanjut.
05:07Kemudian detail setiap cerita yang dituangkan itu cukup detail.
05:15Dalam bahasa Inggris?
05:17Dalam bahasa Inggris.
05:18Cukup detail.
05:20Misalkan ini contoh ya, ini contoh saya.
05:25Saya setelah ini akan melakukan ini, setelah ini akan melakukan ini, setelah ini akan melakukan ini.
05:31Nah itu detail.
05:35Gambar-gambar yang dibuat juga oleh yang bersangkutan juga cukup bagus.
05:39Apa misalnya?
05:42Misal menggambar satu keadaan atau menggambar manusia gitu kan, itu cukup bagus dan detail.
05:53Jadi dia menulis dalam catatan hariannya itu dalam bahasa Inggris, detail, dan kemudian dia juga bisa menggambar.
06:00Dan keterangan dari rekan-rekannya juga, nilai-nilainya juga cukup bagus.
06:07Oke, sorry ini agak kontradiksi.
06:11Satu sisi dia merasa kesepian, tapi dia punya teman.
06:14Ada temannya yang cukup dekat ya, tapi tidak kemudian kemana-mana bersama-sama ya mbak.
06:28Bahkan kepada temannya pernah menyampaikan, saya akan melakukan A, saya akan melakukan B.
06:37Hanya memang temannya, saya nggak mau gitu.
06:40Dia mengajak untuk melakukan hal yang sama?
06:46Seperti itu lah.
06:48Maksudnya dia mengajak temannya untuk melakukan aksi yang ingin direncanakan.
06:51Jadi dalam catatan harian itu Pak Imam, dia melukiskan semua isi hatinya, pengalaman-pengalaman hidupnya.
06:59Apakah bullying atau perundungan itu adalah sebuah pengalaman hidup yang ia dapati ketika di momen ini atau sudah dari dulu?
07:10Ada satu catatan di masa kecil, bahkan itu secara detail disampaikan.
07:20A, B, C gitu dituangkan di situ juga.
07:26Jadi bisa dibilang bahwa Mbak Cassandra tolong lengkapi memaknai catatan harian ini bahwa bisa dibilang dia mencurahkan hatinya dalam diary itu bahwa dia memaknai hidupnya sebagai anak yang selalu diolok-olok, anak yang selalu di ledek.
07:45Dalam bentuk bully tadi?
07:46Dalam bentuk bully atau perundungan dan itu menjadi catatan ingatan dia sampai usia saat ini.
07:55Dan itulah alasannya mengapa harus dilibatkan psikoloforensik dalam hal ini untuk melakukan penilaian-penilaian terhadap bukti-bukti yang ada.
08:03Baik dari sisi keterangan teman-temannya, orang tuanya, fakta-fakta yang ada, tulisan-tulisan tangannya.
08:09Karena kita bisa melihat anak ini cerdas secara intelektual, tetapi belum tentu cerdas secara emosional.
08:15Menulis catatan harian dalam bahasa Inggris itu gak gampang loh.
08:18Betul, dan detail.
08:20Lalu kemudian cerdas secara sosial, cerdas secara spiritual, kita belum tahu.
08:24Nah itu yang harus kita periksa.
08:26Nah yang apalagi dengan adanya pengalaman-pengalaman masa lalu, rekaman-rekaman yang dia simpan.
08:32Terutama ada kejadian bully di masa lalu.
08:35Jadi ini kita harus betul-betul membedakan faktor penyebab utama, faktor penyebab penyerta, faktor pemicu yang memicu kenapa dia lakukan sekarang, kenapa tidak dulu.
08:45Dan kembali lagi ada bukti-bukti tadi bahwa ada tulisan, ada perencanaan, ada persiapan yang sangat matang bahwa mungkin dia belajar bagaimana cara melakukan.
08:58Nah ini yang justru harus diperiksa secara forensik.
09:01Mungkin gak sih anak dibawa umurnya, berapa umurnya? 17 tahun?
09:04Melakukan itu sendirian?
09:07Ya kenyataannya ini terjadi.
09:09Nah ini justru yang harus diperiksa apakah memang dia tidak ada interaksi dengan orang lain, apakah dia mendapatkan idenya murni dari internet, atau dari game, atau dari video.
09:22Atau misalnya rekaman ini juga mesti diverifikasi.
09:25Kalau dari sisi psikologi forensik harus ada verifikasi terhadap segala temuan-temuan yang diperoleh.
09:30Jadi misalnya dari catatan, apakah di catatan tersebut dia ada ide dari orang lain, apakah dari kekerasan yang tadi misalnya, atau bullying tadi misalnya dicatat apakah murni dari teman-teman SMA 72 atau dari sebelumnya.
09:44Apakah juga ada kekecewaan-kekecewaan terhadap keluarga, terhadap barangkali anggota keluarga yang lain yang ikut menjadi faktor memicu sampai pada hari itu, dia datang dengan semua perencanaan yang sudah matang.
09:58Nah ini yang justru harus dibuktikan.
10:01Apalagi, gini Mbak Asandra, bukankah anak di bawah umur itu bagaimanapun juga disebut di bawah umur karena ia masih memiliki situasi dimana masih labir, belum bisa mengutuskan sendiri.
10:15Apa wajar anak di bawah umur ini mampu merencanakan, membeli bahan-bahan kimia atau yang mampu meledakan itu seorang diri tanpa ada mentoring.
10:26Katakan belajar dari social media, dari global platform, tapi apakah itu mungkin?
10:33Tanpa orang dewasa atau komunitas, sekecil apapun itu, yang memberikan dia semacam mentoring?
10:41Jawaban saya yang pertama adalah pasti dilengkapi oleh kapasitas intelijensi yang...
10:48Karena anak ini pasti cerdas.
10:50Cerdas. Lu kemudian di zaman sekarang ini, sangat mudah sekali untuk mengakses informasi-informasi, muatan-muatan, ide-ide, dan persoalannya adalah ketika ada kebencian yang dari masa lalu bertumpuk-tumpuk,
11:05yang tidak terselesaikan, dan anak ini sendiri juga tidak punya ruang untuk menyampaikan, tapi kembali lagi semua ini kan harus dibuktikan dalam sebuah pemeriksaan.
11:13Segala dugaan...
11:43Si pelaku ini adalah sesungguhnya korban dari kita semua, orang-orang dewasa, keluarga, para pendidik, dan lain sebagainya.
11:53Jadi selain ada proses hukum, ada baiknya kita semua, kita juga merefleksikan peristiwa ini sebagai satu pelajaran penting bagi masyarakat Indonesia.
12:03Terima kasih.
12:05Terima kasih.

Dianjurkan