00:00Masih bersama saya Budi Mantan Rujo di satu meja dekorum, Usman Hamid.
00:09Kalau lihat komposisi ini kan banyak sekali bintang-bintang di komisi reformasi itu.
00:14Profesor-profesor semua. Itu nggak terjadi perang bintang ya nanti?
00:17Bisa. Kan kalau kita lihat reputasi dari masing-masing itu punya rekam jejak yang berbeda-beda gitu ya.
00:24Tapi juga secara umum merupakan bagian dari orang-orang pemerintahan.
00:28Itu yang memunculkan keraguan apakah akan ada dobrakan.
00:32Yang diperlukan itu kan sebenarnya dobrakan, perubahan.
00:35Tapi dobrakan perubahan itu nggak akan mungkin muncul dari dalam.
00:38Dia perlu dari luar.
00:40Dari luar dari mana?
00:41Dari masyarakat sipil.
00:42Itu yang perlu dilibatkan.
00:44Nggak cukup misalnya, oh diundang nanti itu. Saya kira nggak akan cukup gitu.
00:48Artinya perlu ditambah gitu?
00:50Ya seharusnya. Tadi Pak Yusuf kan bilang anggota dari perwakilan perempuan akan ditambahkan.
00:55Kalau misalnya memang masih mungkin ditambahkan, sebaiknya itulah dimanfaatkan.
00:59Kelompok-kelompok masyarakat yang bisa merasakan langsung, yang selama ini mendampingnya korban-korban.
01:03Harus didengar.
01:04Saya kira harus dilibatkan.
01:05Nah yang kedua, cakupan reformasinya.
01:08Kalau cakupan reformasinya hanya soal kepolisian saja nggak akan bisa selesai ini.
01:11Dia harus masuk ke level sosial, ekonomi, dan politik gitu ya.
01:15Yang kemarin terjadi itu kan masyarakat marah karena kesulitan-kesulitan ekonomi.
01:19Lalu pemerintah menjawab dengan kebijakan-kebijakan yang makin menyulitkan masyarakat.
01:24Lalu polisi yang disuruh mengurus itu.
01:25Lalu seolah-olah polisi saja yang salah.
01:27Padahal salahnya di kebijakan pemerintah.
01:29Di kebijakan DPR gitu.
01:31Nah itu yang harus direformasi.
01:32Kalau hanya kepolisian saja nggak mungkin.
01:34Nah yang kedua di tingkat kelembagaan.
01:35Bukan hanya polisi, tapi juga tentara misalnya.
01:37Nggak boleh ada lagi pelibatan militer dalam unjuk rasa.
01:39Kemarin misalnya Bais, beberapa anggota Bais kan ditangkap.
01:42Anggota TNI lainnya juga ditangkap.
01:44Lalu dilepaskan gitu kan.
01:45Alasannya tugas.
01:45Tugas apa? Nggak bisa.
01:49Tidak ada dalam keadaan damai.
01:50Tidak ada dalam pemberlakuan keadaan darurat di sini gitu.
01:52Nah jadi reformasi semacam itu, itu diperlukan.
01:55Itu yang kemarin kita butuhkan tim gabungan pencari fakta.
01:58Supaya para keluarga korban yang sekarang totalnya menjadi 12 orang.
02:02Itu bisa mendapatkan keadilan.
02:04Termasuk mereka yang pernah ditangkap.
02:05Jumlahnya tinggi loh.
02:076 ribu lebih gitu.
02:08Yang ditahan 600 lebih misalnya gitu.
02:10Jadi adalah keinginan untuk menerima aspirasi masyarakat itu
02:14dengan membentuk tim gabungan pencari fakta.
02:17Baik. Mas Andi, apakah sekarang usulan Usman soal tim gabungan pencari fakta perahatan aktus
02:22masih relevan kah?
02:24Itu akan sangat relevan kalau kita kemudian diagnosanya, patologinya adalah
02:31ini yang sakit bukan hanya institusi kepolisian.
02:35Tapi yang sakit Indonesia.
02:37Ditandai dengan misalnya kita mengalami regresi demokrasi.
02:42Demokratik backslidingnya terjadi.
02:45Jadi ada faktor eksogen di luar kepolisian yang mempengaruhi.
02:49Sehingga institusi kepolisian dianggap mengalami pelemahan-pelemahan yang signifikan
02:54yang puncaknya adalah Agustus 2025 kemarin.
02:59Kalau ini yang dijadikan diagnosa awal,
03:02maka ini masalah struktural, sistemik, masalah culture, masalah budaya
03:06yang tidak akan selesai dengan hanya ngutang-ngatik institusi kepolisian.
03:11Baru setelah itu kita berangkat ke variable-variable endogennya.
03:16Variable endogen itu yang berada dalam kepolisian.
03:19Apakah masalah organisasi, institusi, masalah regenerasi, masalah reizokrasi,
03:25masalah transparansi, pengkutabilitas, dan seterusnya.
03:29Atau lebih simple lagi, sebetulnya masalahnya bukan eksogen,
03:33bukan endogen tentang agensi, tentang institusi.
03:36Masalahnya adalah idiosinkratik.
03:38Masalahnya orang.
03:40Pemimpuan masalahnya itu ada di orang.
03:42Jadi kalau orang itu kemudian masih ada,
03:44apapun yang mau dilakukan, masalah ini tidak akan terselesaikan.
03:49Oke baik.
03:50Kalau dari Pak Ito, usulat dari Usman,
03:53apakah memang masih perlu sekarang tim gabungan pencari fakta
03:55untuk mengungkap perhara Agustus yang masih menjadi misteri hitam?
04:00Kalau saya pribadi, tentunya kan kita ingin mendapatkan kepastian hukum ya.
04:04Masyarakat juga ingin mendapatkan kejelasan,
04:07ya mungkin itu menunjukkan kebijakan pemerintah.
04:10Tapi bicara tadi seperti Pak Andi dengan Pak Usman,
04:12saya sependapat bahwa polisi ini bagian dari sistem.
04:15Bagian dari sistem dan bagian dari permasalahan.
04:18Kalau boleh bertanya kepada semua anggota polisi,
04:20mereka semua bermimpi jangan ada unjuk rasa.
04:23Kenapa?
04:24Karena kan kalau ada unjuk rasa dia terpakas harus ke lapangan
04:27dan menghadapi konsekuensi sekarang.
04:29Jadi saya kira memang untuk menjadi anggota polisi ini kan
04:32yang paling tahu adalah kita sendiri.
04:34Yang tahu sejarah polisi, yang tahu yang dialami,
04:37betapa kendala kita yang disampaikan Mas Usman itu betul ya.
04:40Kita banyak mengacu kepada kepolisian Georgia yang ngomong.
04:43Jadi polisian Georgia itu dari polisi yang kurup diganti semua dengan polisi yang baru,
04:49dikasih gaji 20 kali lipat.
04:51Sekarang perlu nggak di sini?
04:53Ya sangat perlu lah.
04:54Bagaimanapun juga namanya masalah kesejahteraan itu,
04:57sebagai manusia pastilah itu akan mempengaruhi ya.
05:00Ada mungkin ada sampai harus melanggar,
05:03kecuali yang kalau memang serakah ya.
05:04Tapi banyak orang-orang kecil yang memang
05:06dia harus memenuhi kebutuhannya meskipun itu tidak sebagai konsekuensi ya,
05:11tidak dibenarkan lah ya.
05:13Tapi menurut saya sekarang dengan ada reformasi ini,
05:16Pak Kapolri sekarang akan mulai menerapkan untuk menggunakan teknologi.
05:21Sehingga tidak ada lagi namanya kolusi, nepotisme.
05:24Dan sekarang sudah mulai dirancang,
05:26mudah-mudahan undang meritokrasi nanti itu didasarkan kepada teknologi
05:30yang tidak mungkin bisa dimanipulasi.
05:32Nah kembali lagi, nah ini tugasnya Pak Yusuf.
05:35Saya kira Kompolnas sebagai pengawas eternal,
05:38jangan cuma hanya bisa memberikan rekomendasi tanpa punya gigi.
05:42Supaya punya gigi, saya berharap Kompolnas juga bisa diberikan
05:46satu legalisasi melalui undang-undang.
05:48Oke Pak Yusuf, tadi Pak Ito mengatakan Georgia,
05:53pemotongan sejumlah polisi,
05:55seumlah di regenerasi dan dikasih gaji yang besar.
05:58Anda setuju nggak dengan pola Georgia?
05:59Direkomendasikan oleh Komisi Percapatan Reformasi?
06:02Ya tadi, optimisme kita itu pada tiga pendekatan tadi.
06:10Faktanya seperti apa, reformasi poli yang sudah berjalan ini,
06:14terus aktualnya, yang sedang didesakkan oleh publik saat ini itu apa,
06:19baru persepsi.
06:21Nah jadi, bahwa dikatakan menurut tadi Pak Ito,
06:27sentimen positif sudah mulai naik,
06:30nah ini kan soal persepsi, persepsi publik terhadap kenderja kepolisian itu seperti apa.
06:36Ketiga pendekatan ini, apabila dijadikan basis di dalam mendaptar permasalahan-permasalahan
06:42dan memberikan rekomendasi,
06:45harapan saya levelnya yang paling strategis itu adalah pada rekomendasi makro.
06:52Di dalamnya itulah tadi, bagaimana mempercepat reformasi kultural,
06:57yang di dalamnya ada bagaimana melakukan demilitarisasi kultur,
07:02pengawasan ini salah satu memerlukan adanya penguatan.
07:06Penguatan kompolnas ya?
07:07Ya, apapun namanya.
07:10Baik, Mas Yusuf, Pak Ito, Mas Andi, dan Usman Hamid.
07:14Demilitarisasi, depolitisasi, dan dekomersialisasi.
07:17Setuju, oke.