- 2 hari yang lalu
- #jokowi
- #prabowo
- #keretacepat
- #whoosh
JAKARTA, KOMPAS.TV Ketua Jokowi Mania, Andi Azwan dan politisi PDIP, Ferdinand Hutahaean berdebat soal polemik utang proyek Whoosh era Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
"Pak Jokowi membungkus kegagalannya dengan narasi-narasi heroik dan bahkan, ya, saya lihat sedikit memelas supaya rakyat percaya bahwa ini adalah proyek investasi sosial, yang sesungguhnya bukan tentang investasi sosial, tapi ini adalah ambisi besar politik Jokowi," ujar politisi PDIP, Ferdinand Hutahaean.
Menanggapi hal itu, Andi Azwan menyebut pernyataan Ferdinand merupakan persepsi pribadi, bukan persepsi masyarakat secara keseluruhan.
#jokowi #prabowo #keretacepat #whoosh
Bola liar utang jumbo kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh, menggelinding jauh. Usai Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menolak APBN dipakai membayar utang Whoosh, dan belum jelasnya skema penyelesaian lewat Danantara, kini sorotan mengarah ke dugaan markup proyek senilai Rp 118 T itu.
Yang terbaru, KPK tengah melakukan penyelidikan. Sementara, beban kerugian operasional Whoosh terus berjalan, mencapai rata-rata lebih dari Rp 11 M tiap hari. Nilai ini ekuivalen dengan kerugian sekitar Rp 2 T per tahun, yang harus ditanggung PT KAI, sebagai pemegang saham mayoritas di proyek konsorsium Indonesia-China.
Apakah utang jumbo dan dugaan korupsi proyek Whoosh, akan jadi bom waktu ekonomi dan politik bagi pemerintahan Presiden Prabowo?
Simak pembahasannya dalam BOLA LIAR, episode "SENGKARUT WHOOSH, WARISAN JOKOWI KE PRABOWO?" Jumat, 31 Oktober 2025 pukul 20.30 WIB, LIVE di KompasTV.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/627062/panas-debat-andi-azwan-politisi-pdip-soal-warisan-utang-whoosh-era-jokowi-bola-liar
"Pak Jokowi membungkus kegagalannya dengan narasi-narasi heroik dan bahkan, ya, saya lihat sedikit memelas supaya rakyat percaya bahwa ini adalah proyek investasi sosial, yang sesungguhnya bukan tentang investasi sosial, tapi ini adalah ambisi besar politik Jokowi," ujar politisi PDIP, Ferdinand Hutahaean.
Menanggapi hal itu, Andi Azwan menyebut pernyataan Ferdinand merupakan persepsi pribadi, bukan persepsi masyarakat secara keseluruhan.
#jokowi #prabowo #keretacepat #whoosh
Bola liar utang jumbo kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh, menggelinding jauh. Usai Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menolak APBN dipakai membayar utang Whoosh, dan belum jelasnya skema penyelesaian lewat Danantara, kini sorotan mengarah ke dugaan markup proyek senilai Rp 118 T itu.
Yang terbaru, KPK tengah melakukan penyelidikan. Sementara, beban kerugian operasional Whoosh terus berjalan, mencapai rata-rata lebih dari Rp 11 M tiap hari. Nilai ini ekuivalen dengan kerugian sekitar Rp 2 T per tahun, yang harus ditanggung PT KAI, sebagai pemegang saham mayoritas di proyek konsorsium Indonesia-China.
Apakah utang jumbo dan dugaan korupsi proyek Whoosh, akan jadi bom waktu ekonomi dan politik bagi pemerintahan Presiden Prabowo?
Simak pembahasannya dalam BOLA LIAR, episode "SENGKARUT WHOOSH, WARISAN JOKOWI KE PRABOWO?" Jumat, 31 Oktober 2025 pukul 20.30 WIB, LIVE di KompasTV.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/627062/panas-debat-andi-azwan-politisi-pdip-soal-warisan-utang-whoosh-era-jokowi-bola-liar
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Dari awal kan sudah banyak yang menyuarakan bahwa nilai proyek ini tidak wajar
00:05Nilai yang seperti sekarang, secara ini proyek ini merugikan negara, merugikan Indonesia
00:13Ini ada dukaan makam, dengan nilai proyek ini 4 miliar USD dengan 142,3 km
00:23Itu sudah mencapai biaya per kilometernya 28 juta USD
00:29Kurang lebih itu paling sedikit adalah 2 miliar USD
00:34Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung WUS masuk proyek strategis nasional tahun 2016 di era pemerintahan Presiden Jokowi
00:46Total biayanya mencapai 7,27 miliar USD atau sekitar 118 triliun rupiah
00:54Termasuk pemengkakan biaya USD 1,2 miliar USD
00:59PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia, konsorsium Indonesia yang menguasai 60% saham PT Kereta Cepat Indonesia China
01:07Mencatatkan kerugian proyek WUS sebesar 4,2 triliun rupiah pada tahun 2024 dan bertambah 1,6 triliun rupiah per Juni 2025
01:19Sebagai pemegang saham mayoritas konsorsium BUMN
01:23PT KAI menanggung berat, pekor 2,4 triliun rupiah tahun 2024 dan 951 miliar rupiah hingga Juni 2025
01:35Berbeda dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa
01:39Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara DPR Herman Hairon justru setuju utang WUS ditanggung APBN
01:47Alasannya WUS merupakan proyek strategis nasional dan kerugian investasi sosial ditanggung negara
01:54Bahwa ini adalah proyek strategis nasional, kemudian sebagai investasi sosial, maka semuanya rupiah ditanggung oleh negara melalui APBN
02:07Fine, tidak masalah
02:09Sementara usai banyak pihak bersuara, KPK mengumumkan tengah melakukan penyelidikan dugaan korupsi proyek WUS
02:21Karena memang masih di tahap penyelidikan informasi detil terkait dengan progres atau perkembangan perkaranya
02:30Belum bisa kami sampaikan secara rinci
02:34Pengamat politik Agung Baskoro menilai polemik utang dan kini dugaan korupsi proyek WUS warisan Presiden Jokowi
02:44Bisa problematik bagi Presiden Prabowo
02:48Kita bicara narasi keberlanjutan otomatis sedikit banyak akan memberikan dampak ke pemerintahan Prabowo
02:54Bahwa memang ada residu kepemimpinan dari Pak Jokowi yang kemarin ada problematik
02:59Dalam waktu dekat, Presiden Prabowo akan mengelar rapat khusus membahas utang proyek WUS
03:09Setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa menolak APBN dipakai membayar utang WUS
03:14Kini digadang upaya restrukturisasi utang di bawah payung dan antara
03:20Bola liar utang jumbo kereta cepat Jakarta Bandung WUS menggelendeng jauh
03:33Pusat Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa menolak APBN dipakai membayar utang WUS
03:40Dan belum jelasnya skema penyelesaian lewat dan antara
03:43Kini surutan mengarah kedugaan markup proyek senilai 118 triliun rupiah itu
03:49Yang terbaru, KPK tengah melakukan penyelidikan
03:52Sementara beban kerugian operasional WUS terus berjalan mencapai rata-rata lebih dari 11 miliar rupiah tiap hari
03:59Nilai ini ekevalen dengan kerugian sekitar 2 triliun rupiah per tahun yang harus ditanggung PT KAI
04:06Sebagai pemegang sama mayoritas di proyek konsorsium Indonesia-China
04:10Apakah utang jumbo dan dugaan korupsi proyek WUS
04:14Akan jadi bom waktu ekonomi dan politik bagi pemerintahan Presiden Prabowo?
04:20Saudara, inilah bola liar bersama saya, Mas Isar Tarikan
04:23Kita bahas patik kita malam ini dengan sejumlah narasumber yang sudah hadir di studio
04:30Saya menyapa Fernando Ganinduto, anggota Komisi 6 DVRI, Faksi Gokong Malam, Masando
04:35Bang Andi Aswan, Ketom Jokowi Mania, selamat malam Bang
04:39Selamat malam, cukup
04:40Andi Hazairin Sukamto, praktisi keuangan, selamat malam
04:44Ada Mas Yudi Pernomo, mantan penyelidikan KPK, selamat malam Mas Yudi
04:48Ada Bang Ferdinand Hutayen, politisi PDI Perjuangan, selamat malam
04:54Ada Panandang Sutisna, anggota Dewan Pakar, gerakan rakyat, selamat malam
04:59Di flow saya menyapa ada Pak Ferry Latohin, pengaman ekonomi, selamat malam
05:04Dan ada Mas Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, selamat malam
05:11Bang Ferdinand, kita langsung ke Anda dulu
05:14Kita kutip pria tanda Presiden, mantan Presiden Jokowi
05:18Yang mengatakan bahwa WUS bukan proyek cari untung, tapi ini adalah proyek sosial
05:24Ada untungnya, excuse ketika banyak yang bersuara dan akan dicelidiki
05:28KPK sudah dicelidiki
05:29Saya tarik nafas sebetulnya ini
05:33Saya sih mengikuti apa yang disampaikan Pak Jokowi
05:37Dan tadinya saya berharap Pak Jokowi itu menyampaikan statementnya
05:40Sambil menundukkan kepala, membungkukan badan dan minta maaf kepada rakyat Indonesia
05:45Atas kebijakan ugal-ugalan tentang kereta cepat Indonesia
05:50Karena kalau kita melihat bahwa kebutuhan mendasar transportasi nasional kita
05:55Belum pada tahap kereta cepat
05:57Karena di daerah masih banyak anak-anak sekolah yang harus nyebrang sungai
06:01Karena tidak ada jembatan
06:02Masih banyak anak-anak bangsa ini di daerah yang tidak bisa menjual hasil panennya ke kota
06:09Karena akses jalan yang belum memadai
06:11Nah itu yang pertama
06:12Yang kedua, saya tidak sependapat
06:15Kami itu tidak sependapat tentang statement Pak Jokowi bahwa ini investasi sosial
06:19Kalau kita flashback ke belakang
06:21Proyek ini sejak awal disampaikan oleh Presiden Jokowi pada saat itu
06:25Murni B2B
06:27Antara bisnis dengan bisnis
06:29Kalau bicara bisnis dengan bisnis
06:31Prinsip bisnis itu pasti mencari keuntungan
06:33Tidak ada orang berbisnis yang mau rugi
06:37Dan Cina pun saya yakin
06:39Karena ini kan dokumen tidak pernah terbuka ini
06:40Kita hanya meraba-raba
06:42Saya yakin
06:42Proyeksi yang disampaikan oleh pemerintahan Pak Jokowi pada saat itu ke Cina
06:47Semuanya serba untung
06:48Makanya Cina itu tertarik berinvestasi
06:50Karena kalau mereka sudah ditawarkan
06:52Contohnya Pak Jokowi bilang ke Xi Jinping waktu itu
06:55Pak Xi ini sebetulnya proyek rugi
06:57Proyek investasi sosial
06:58Ya tolong investasilah di negara kami
07:00Saya pikir Cina tidak akan mau investasi proyek rugi
07:03Jadi kalau sekarang Pak Jokowi mengatakan bahwa
07:06Ini sejak awal adalah proyek investasi sosial
07:09Saya tidak sependapat dan tidak masuk logika waras saya
07:12Karena sejak awal ini proyek pasti didesain untuk untung
07:15Tetapi di tengah perjalanan
07:17Proyeksi yang disampaikan itu ternyata tidak sesuai
07:20Misalnya dengan contohnya jumlah penumpang setiap hari
07:23Ternyata tidak tercapai
07:25Ya itulah yang mengakibatkan proyek ini menjadi rugi
07:28Akhirnya apa Pak Jokowi mencoba membungkusnya dengan nada heroik
07:32Seolah-olah beliau telah berjasa
07:34Membuat transportasi baru di negara kita
07:36Sementara kereta cepat ini sebetulnya belum masuk dalam skala prioritas
07:41Nah kalau bicara investasi sosial
07:43Seharusnya kan yang dibangun itu adalah transportasi
07:46Yang sifatnya mendasar bagi kebutuhan masyarakat
07:48Itu yang paling penting sebetulnya
07:50Tapi Pak Jokowi membungkus kegagalannya
07:53Dengan narasi-narasi heroik
07:56Dan bahkan ya saya lihat sedikit memelas
07:58Supaya rakyat percaya bahwa ini adalah proyek investasi sosial
08:01Yang sesungguhnya bukan tentang investasi sosial
08:03Tapi ini adalah ambisi besar politik Jokowi
08:06Untuk monumental bagi dirinya setelah tidak menjaga
08:09Proyek WUS, ambisi politik Jokowi
08:11Proyek sosial tidak masuk akal
08:13Kata Bang
08:13Silahkan Bang Andi
08:15Wah langsung ditembak ya
08:16Saya cuma satu aja pertanyaan
08:18Apakah Bung Ferdinand ini pernah menggunakan WUS untuk ke Bandung?
08:22Menggunakan WUS itu bukan ukuran tentang kegagalan WUS
08:26Tidak, saya tanya dulu, sudah pernah belum?
08:28Pertanyaan Anda itu tidak masuk dalam
08:30Sebelum saya masuk ke substansi
08:33Saya tanya dulu, sudah pernah belum?
08:34Menggunakan WUS atau tidak menggunakan WUS
08:36Tidak akan membuktikan bahwa WUS itu adalah proyek yang baik
08:39Sudah pernah belum?
08:40WUS bagi saya bukan pilihan transportasi
08:42Sudah pernah belum?
08:43WUS bagi saya bukan pilihan transportasi rakyat
08:44Masih belum pernah
08:45Maka saya tidak menggunakan ini
08:46Jadi saya katakan disini
08:48Apa yang dikatakan Ferdinand ini
08:50Itu adalah ambisi dia
08:52Persepsi dia
08:53Bukan persepsi dari masyarakat keseluruhan
08:56Kalau kita tanyakan masyarakat Jakarta, Bandung
09:00Maupun masyarakat Indonesia
09:01Apa yang dikatakan?
09:03Dengan adanya WUS ini adalah suatu kebanggaan
09:05Proud of nation
09:06Kebanggaan bangsa kita
09:09Dan ini adalah program yang bukan hanya
09:12Jakarta, Bandung yang nantinya
09:13Tapi Jakarta sampai Surabaya
09:15Kalau Jakarta, Bandung
09:17Ya kalau kita katakan apakah ada keuntungan
09:20Jelas belum ada keuntungan untuk itu
09:22Tapi untuk operasional cost
09:25Saya bilang katakan bunga atau piutangnya
09:28Tapi operasional cost
09:29Itu sudah menguntungkan
09:32Dan lot factor
09:34Yang berdasarkan dari Fairbox
09:37Itu sampai Februari 2025
09:39Dari 2023 itu sudah 12 juta orang
09:42Ya artinya sudah 50% dari lot factornya itu sudah tercapai
09:47Tinggal bagaimana pihak operatornya adalah kereta api ini
09:52Bisa membuat suatu pemikiran yang out of the box
09:55Pemikiran bagaimana tidak hanya bergantung pada Fairbox
09:59Tapi menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di dalam
10:03WUS itu sendiri
10:04Yaitu stasiunnya
10:06Dengan memberikan kerjasama
10:09Bike advertising
10:11Kerjasama untuk vendor-vendor dan sebagainya
10:13Itu juga masukkan terhadap nantinya di operational cost itu
10:17Apa yang dikatakan oleh Pak Jokowi itu adalah social return on investment
10:22Itu adalah bahwasannya
10:25Nantinya kalau sudah tercapai
10:28Sampai katakanlah sampai Surabaya
10:30Kota-kota itu akan menjadi bertumbuh
10:33Sebagai ekonomi baru di kota-kota tersebut
10:36Itu jelas itu akan terjadi
10:37Karena Pak logistik perjalanan itu berjalan dengan langsung
10:41Jangan bicara sampai Surabaya dulu
10:42Jadi kita bicara di sini
10:43Apa yang dikatakan Ferdinand itu adalah
10:46Persepsi dia
10:48Ataupun juga mungkin persepsi dari partainya
10:50Karena pertanyaan saya bukan hanya WUS
10:52Kalau dulu kemarin ada
10:53Ya ada blok tanggo ya
10:56Yang di jamannya PDIP juga
10:58Dan cukup lucu-lucu buat saya
11:00Karena begini
11:01Ya waktu itu
11:03Tidak salah
11:04Dua ribu
11:05Berapa itu
11:06Dua ribu lima belas ya
11:07Dua ribu enam belas
11:08Ibu
11:10Ibu Puan Maharani
11:13Dia berangkat ke Bandung
11:14Dia bilang hanya 30 sekitar sudah sampai
11:16Wah enak sekali kereta usini
11:18Berikut juga dengan jagoannya
11:20Waktu Pak Ganjar
11:21Dia juga mengatakan gitu
11:22Wah enak sekali ini
11:23Kenapa tiba-tiba bisa langsung berubah jalan gitu
11:26Jadi menurut Anda ini
11:27Padahal secara
11:28Secara ini ya
11:29Kalau kita lihat
11:30DPR pun mendukung itu
11:32Karena ya adalah PDIP di sana
11:34Jadi menurut Anda ini merupakan serangan terhadap Jokowi melalui WUS?
11:36Oh iya
11:37Kalau kita bicara ini
11:38Kalau yang berbicara sekarang ini
11:40Yang luar biasa ini kan adalah pihaknya Ferdinand
11:42Ya kan?
11:43Karena fakta sekarang
11:45Fakta saat ini negara kita berpolemik dan terbeban dengan utang WUS
11:50Jangan anggap
11:51Jangan bicara utang WUS itu dibayar oleh negara
11:53Bukan PBN
11:54Utang WUS itu dibayar itu ada konsorsium
11:5760% Indonesia
11:5940% China
12:01Kedua-duanya itu mempengaruhi
12:04Presiden pemerintahkan dana negara
12:05Untuk memayang hutang-hutang itu
12:09Dan alhamdulillah
12:11Pihak dari konsorsium China
12:15Setuju
12:15Untuk apa?
12:17Untuk merestrukturisasi
12:19Dari hutang dan bunga itu
12:21Tinggal bagaimana bernegosiasi
12:23Apakah menggunakan US dollar?
12:25Apakah menggunakan yuan?
12:27Tinggal bagaimana dari
12:28Kementerian keuangan masing-masing
12:32Ataupun dari pihak-pihak konsorsium itu
12:34Duduk bersama
12:35Negosiasi itu tidak menghilangkan masalah
12:38Yang sudah terjadi dari sejak proyek ini dirancang
12:41Kita sedang bicara kenapa proyek ini menjadi rugi
12:44Artinya kita ingin melihat sejak dulu apa masalahnya
12:47Jadi jangan dianggap bahwa negosiasi itu menyelesaikan persoalan
12:51Tidak
12:51Persoalannya bahwa hutang kita sekarang terbeban karena WUS
12:55Dan yang menanggung itu sekarang diperintahkan persenial adalah Danantara
12:58Danantara itu adalah uang rakyat
13:00Kalau Danantara hanya mau disuruh membayar hutang
13:03Kita bicara bis kompetis
13:05Danantara adalah holding
13:06Dari semua buah emen-buah emen itu
13:09Artinya apa?
13:10Segi bisnis ini ada
13:11Dan itu semua
13:13Kalau kita berbicara waktu awal itu
13:15Itu bukan gagasan Pak Jokowi
13:17Ingat
13:18Itu adalah gagasan dari Pak SBY
13:20Pak SBY
13:21Tidak mempunyai keberanian untuk mengambil keputusan
13:26Karena ini
13:27Program ini takut berjalan
13:29Karena ini adalah lompatan teknologi buat bangsa Indonesia
13:33Dan juga Jokowi mengembangkan
13:37Transport di teknologi untuk Indonesia
13:40Baik, saya ke Pak Nandang
13:41Menurut Anda sendiri
13:42WUS ini, ribut-ribut ini
13:44Murni persoalan bisnis atau politik di situ?
13:46Ya, sebetulnya ada tricky dari pemerintahan Pak Jokowi
13:50Sehingga hari ini kita kebingungan sebetulnya
13:52Ini tuh bisnis atau bukan bisnis
13:55Ketika Pak Jokowi menyampaikan bahwa ini ada investasi sosial
13:58Kesannya itu bukan bisnis
14:00Kenapa?
14:00Karena sejak awal ini tidak jelas sebenarnya
14:02Kenapa?
14:03Karena kalau polanya B2B
14:06Bisnis to bisnis
14:08Maka yang digarap adalah sesuatu yang memang secara bisnis
14:11Available untuk potensi bisnis
14:14Sehingga kemudian
14:15Kalau bisnis, sebetulnya negara tidak perlu hadir
14:18Apalagi menteri harus hadir
14:20Presiden harus terlibat
14:21Kan tidak seperti itu
14:22Kalau ini murni bisnis to bisnis
14:25Ada potensi bisnis yang ada
14:26Maka BUMN yang mengelola itu
14:29Pada level itu sudah cukup
14:31BUMN tidak melakukan kajian
14:33Apakah secara bisnis menguntung atau tidak
14:35Ketika menguntungkan
14:36Negara tidak perlu ikut campur
14:38Pihak swasta manapun
14:40Ketika ada peluang bisnis yang bagus
14:42Mereka akan masuk
14:42Negara cukup menciptakan, memfasilitasi dan menciptakan ekosistem bisnis yang baik
14:48Sehingga bisnis itu berkembang
14:49Tetapi kan sejak awal kita paham
14:51Sebenarnya inisiasi ini memang bukan dari KAI
14:54Begitu ya
14:55Ini dari Presiden
14:56Karena itu sebetulnya kan gagasan
14:58Yang digagas atau diinginkan oleh Presiden ini
15:02Semestinya kan dikerjakan oleh pemerintah
15:05Tetapi ada sebuah kata sakti dari Pak Jokowi yang menyatakan bahwa
15:09Ini tanpa APBN
15:11Seolah-olah kalau tanpa APBN itu negara
15:13Pasti untung atau pasti tidak dirugikan
15:16Padahal sebenarnya itu hanya tricky saja
15:18Tricky?
15:19Tricky saja karena kenyataannya
15:20Ini kan tidak
15:21Tidak menjanjikan secara bisnis
15:24Dan pada akhirnya
15:25Justru membahayakan
15:27BUMN sektoral
15:28Yang harus menanggung beban
15:30Begitu besar
15:32Oke
15:32Mas Nando ini ada
15:34Campur-campur nih
15:36Jadi antara bisnis dengan kepentingan negara
15:38Dengan negara
15:39Sorry maksudnya
15:39Ada government disana
15:40Not business to business but business to government
15:43Yang benar yang mana?
15:44Yang benar business to business
15:45Best is the business
15:46Tapi kenapa ribu tiba-tiba ada APBN
15:48Purubaya Menkyu menolak
15:51Dan antara juga belum mokain tuh
15:53Sebenarnya saya gak paham juga
15:54Kenapa Pak Purubaya ngomong masalah APBN
15:56Karena dari semua gak ada yang ngomong masalah APBN
15:59Saya juga gak ngerti
16:00Mungkin ini biasa lah
16:01Menteri baru nih kan
16:02Dia pengen show off juga
16:03Biasalah kayak gini kan
16:05Sebenarnya dari awal Mbak Ileona
16:07Ini gak ada urusan sama APBN
16:08Ini business to business
16:09Jadi namanya business to business
16:11Tadi sudah dijelaskan juga
16:12Ini antara konsorsium Indonesia
16:14BOM Indonesia dengan konsorsium China
16:16Yang porsinya adalah 60% kita
16:1840% adalah China
16:19Nah bahwa kemudian pada saat konstruksi
16:22Dan segala macam itu akhirnya membengkak
16:23Ya itu lain soal ya
16:24Cuman kami di komisi 6 itu
16:26Sudah membicarakan ini dari awal tahun kemarin
16:30Kita udah tau permasalahan ini
16:31Karena ini kan udah berjalan 2 tahun
16:33Kita udah tau permasalahan ini
16:34Dan kita udah berdiskusi dengan Danantara dan KAI dan semua itu
16:40Kita akan memberikan solusi pada kasus bus ini
16:44Jadi gak usah khawatir
16:45Jadi masyarakat gak usah khawatir
16:47Yang pertama saya pastikan bahwa ini tidak pakai APBN
16:51Karena ini dari awal itu adalah B2B gitu
16:53Oke kalau business to business jelas dari awal menurut Anda
16:56Tapi kenapa sekarang kita jadi ribut di sini?
16:58Gak, ya ribut karena itu kan
17:01Karena membekakan biaya itu kan
17:04Iya, kosoberannya
17:051,25 dolar Amerika Serikat
17:07Itu yang jadi ribut kan
17:08Kenapa membekak gitu
17:09Karena kalau
17:10Saya kan berasal dari dunia bisnis juga gitu
17:13Kalau kita melakukan bisnis
17:14Dari awal kita harus punya hitung-hitungan
17:16Hitung-hitungan yang bisa kita hitung gitu
17:18Bahwa hari ini hitungan itu salah gitu
17:21Oke
17:21Itu yang akhirnya buat lame
17:23Seberapa kuat KAI
17:25Bisa menanggung beban utang
17:27Kosoberan
17:28Iya
17:28Sebagai BUMN
17:30Yang kita juga butuh dividen dari mereka
17:32Iya
17:32Jadi saya kemarin termasuk
17:35Dari anggota Panja untuk pendirian Danantara
17:38Danantara hari ini adalah
17:39Holding dari seluruh 1046 BUMN
17:42Jadi KAI ini gak sendirian
17:45Jadi dia tuh punya seorang bapak
17:48Namanya Danantara hari ini
17:49Yang notabene Danantara tuh punya uang banyak
17:51Dia punya macam-macam lah
17:52Dia punya corporate action yang macam-macam
17:55Yang bisa dilakukan untuk
17:56Gimana caranya anak-anak perusahaan ini
17:58Semua bisa sehat dan bisa selamat gitu
18:00Jadi
18:01Tentara bertanggung jawab dalam hal ini
18:03Oke Pak Nandang
18:04Dari Mas Nando ini clear
18:06Only business to business
18:07Jadi harusnya sih gak perlu seribut ini
18:09Iya
18:09Kalau logiknya kalau business to business kan
18:12Sebetulnya ini bisa diselesaikan dengan mekanisme bisnis
18:14Kenyatanya ini tidak bisa diselesaikan secara mekanisme bisnis
18:17Gak sanggup BUMN yang menyebabkan
18:19Saya ingin sampaikan begini
18:20Gak sampaikan begitu ya
18:22Saya ingin sampaikan begini
18:25Sebetulnya di dalam organisasi publik kita
18:27Itu kan ada tiga bentuk sebetulnya ya
18:29Yang pertama itu ada pemerintah
18:31Pemerintah itu kita mengenal seperti kementerian lembaga dan pemerintah daerah
18:34Begitu ya
18:35Dia memang fungsinya adalah
18:37Menjalankan fungsi-fungsi dasar
18:39Melakukan pembangunan infrastruktur dasar dan seterusnya
18:41Dan seterusnya
18:42Kemudian ada lembaga yang disebut dengan badan layanan umum
18:45Ya dia kalau pemerintah tidak boleh memungut uang
18:48Apalagi keuntungan
18:49Sedangkan badan layanan umum itu adalah
18:51Intensi pemerintah yang boleh memungut tarif dari masyarakat
18:54Tapi tidak ditujukan untuk untung
18:56Seperti rumah sakit, lembaga pendidikan, dan seterusnya
18:58Dan yang ketiga ada badan usaha
18:59Yang disebut dengan BUMN
19:01Dan etnitas ini memang ditujukan untuk usaha sebetulnya
19:05Karena banyak sejarah BUMN kita juga
19:09Dulunya adalah perusahaan Belanda yang memang ditujukan untuk berbisnis
19:12Yang namanya bisnis-bisnis
19:13Baik
19:15Nanti diteruskan
19:17Mas Ando pertanyaannya adalah
19:18Benar?
19:19Bisnis-bisnis only?
19:20Atau seperti disampaikan tadi
19:21Nanti dijawab Mas Ando
19:22Boleh lihat segera kembali
19:23Terima kasih telah menonton!
19:25Terima kasih.
Dianjurkan
1:15
|
Selanjutnya
3:33
1:15
2:52
2:26
1:58
11:28
11:08
2:37
1:45
1:46