JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Prabowo Subianto mengizinkan warga negara asing (WNA) memimpin perusahaan pelat merah untuk memajukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar mampu bersaing di kancah global.
Menurut Tenaga Ahli Utama Badan Komunikasi Pemerintah, Fithra Faisal Hastiadi, mengatakan prioritas pimpinan BUMN tetap ditujukan kepada WNI.
Namun apabila tidak ada WNI yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan, maka bisa ditunjuk WNA yang diharapkan dapat membawa manfaat, bekerja sesuai peraturan dan kepentingan masyarakat. Apabila dianggap tidak bermanfaat, maka bisa dievaluasi. Ia mencontohkan seperti mantan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong hingga Patrick Kluivert.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal mengatakan Fungsi BUMN adalah sebagai agent to development. Maka dibutuhkan pimpinan yang profesional juga mengemban visi misi pembangunan oleh pemerintah. Ia mencontohkan di negara Timur Tengah, pimpinan manajemen tidak diisi oleh orang luar.
"Masuk sebagai trainer, iya. Kalau masuk dengan kapasitasnya bagus. Tapi tidak duduk dalam posisi pengambil keputusan," katanya.
Sementara itu, mantan penyidik senior KPK, Praswad Nugraha mengatakan dalam konteks WNA yang masuk menjadi direksi, KPK tidak terlalu senang. Sebab, sulit untuk mentersangkakannya apabila di kemudian hari terjerat kasus. Dari pengalamannya, belum pernah KPK bisa mentersangkakan WNA.
Saksikan dialog jurnalis KompasTV Thifal Solesa dalam program Business Talk selengkapnya bersama:
Fithra Faisal Hastiadi - Tenaga Ahli Utama Badan Komunikasi Pemerintah
Mohammad Faisal - Direktur Eksekutif CORE Indonesia
Praswad Nugraha - mantan penyidik senior KPK
Herry Gunawan - Pengamat BUMN
Syamsul Ashar - Wartawan Senior KONTAN
#prabowo #bumn #wna
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/624493/prabowo-izinkan-wna-pimpin-bumn-ini-untung-ruginya-business-talk