Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
  • 5 jam yang lalu
Jakarta Menteri Keuangan Purbaya bertemu Menteri Pekerjaan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait di Wisma Mandiri 2, Lantai 21, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Keduanya sepakat memperkuat sinergi kebijakan fiskal dan pembiayaan perumahan rakyat.

Menteri PKP Maruarar apresiasi Kementerian Keuangan yang mempertahankan suku bunga rumah subsidi sebesar 5 persen dan menambah kuota rumah subsidi menjadi 350 ribu unit pada tahun depan.

"saya ucapkan terima kasih kepada Menteri Keuangan pertama tidak menaikkan ee bunga untuk rumah subsidi tetap 5%. Yang kedua, terima kasih karena kuota untuk rumah subsidi tahun depan 350.000," kata Maruarar depan Menkeu.

Lebih lanjut Maruarar optimis program renovasi rumah tidak layak huni dari sekitar 45 ribu unit pada tahun ini, jumlahnya naik menjadi 400 ribu unit pada tahun depan atau hampir sembilan kali lipat.

Sementara itu Menkeu Purbaya menegaskan bahwa pemerintah akan terus menjaga efektivitas penggunaan anggaran.

"Sebetulnya saya ke sini mau lihat dia bisa nyerap anggaran enggak. Saya saya sudah siap-siap memotong tadi. Tapi tadi ada memang ada beberapa bagian yang masih agak lambat penyerapannya, tapi kita deteksi bareng tadi apa masalahnya termasuk tadi beberapa pembatasan di Slik (sistem informasi kredit) dan kita pikirkan nanti caranya gimana untuk menghilangkan itu dalam waktu dekat," kata Menkeu.

Keduanya sepakat, tahun depan menjadi momentum penting mempercepat pembangunan dan renovasi rumah rakyat, dengan target total 790 ribu unit dari alokasi APBN 2026.

Sahabat KompasTV, bagaimana pendapat kalian terkait berita ini, tulis di kolom komentar ya!

Produser: Yuilyana

Thumbnail Editor: Frashiva Rizaldi

Baca Juga [FULL] Kupas Tuntas Program Magang Nasional 2025: Efektif Tekan Pengangguran? | SAPA MALAM di https://www.kompas.tv/nasional/623044/full-kupas-tuntas-program-magang-nasional-2025-efektif-tekan-pengangguran-sapa-malam



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/623050/menkeu-purbaya-dan-menteri-maruarar-blak-blakan-soal-penyerapan-anggaran
Transkrip
00:00Pertama, saya ucapkan terima kasih kepada Menteri Keuangan.
00:09Pertama, tidak menaikkan bunga untuk rumah subsidi, tetap 5 persen.
00:16Yang kedua, terima kasih karena kuota untuk rumah subsidi tahun depan 350 ribu firm.
00:23Artinya membuka lapangan pekerjaan satu rumah kali lima, 1.650.000 orang tukangnya saja yang bekerja.
00:30Belum toko bangunan, industri, supir yang bolak-balik ngantar, ibu-ibu yang jualan warung, dan juga industri yang ada di toko material.
00:39Yang ketiga, juga program untuk mengintervensi rakyat Indonesia yang rumahnya ada tapi tidak layak kuni, ada 26,9 juta.
00:51Dan itu naiknya signifikan, tahun ini kita ada 45 ribu program renovasi rumah oleh negara.
01:00Tahun depan, terima kasih Pak Menteri Keuangan, ada 400 ribu. Jadi naiknya kurang lebih 8 sampai 9 kali lipat.
01:06Nah kemudian ada berbagai masalah soal selik OJK yang menjadi keluhan pengembang.
01:11Beliau berkenan untuk membantu nanti dengan OJK untuk bisa membantu menyelesaikan.
01:16Memberikan jalan keluar dengan kebijakan dari KKSK atau dari Kementerian Keuangan, sehingga nanti dari segi demandnya bisa terselesaikan.
01:26Jadi saya rasa itu, saya sudah laporkan penyerapannya, saya janjikan penyerapan kami itu di Desember itu, Desember akhir itu, ya paling tidak 96 persen itu akan tercapai.
01:37Itu, terima kasih.
01:38Terima kasih.
01:40Jadi sebetulnya saya kesini mau lihat, dia bisa nyerap anggaran enggak.
01:45Saya sudah siap-siap memotong tadi.
01:48Tapi tadi memang ada beberapa bagian yang masih agak lambat penyerapannya.
01:54Tapi kita deteksi barang tadi, apa masalahnya termasuk tadi beberapa membatasan di selik.
02:00Dan kita pikirkan nanti caranya bagaimana untuk menghilangkan itu dalam waktu dekat.
02:05Dengan seperti itu, maka demandnya akan naik kencang.
02:08Jadi menurut beliau, target Rp390.000 untuk tahun ini untuk FLPP bisa tercapai.
02:13Dan dia sudah punya tuh, setiap bulan bagaimana penyerapannya.
02:18Tapi tetap saya akan lihat akhir bulan seperti apa.
02:20Nanti kalau bagus, ya kita enggak pindahin uangnya.
02:23Tapi kalau ada masalah, ya kita pindahin tempat lain dulu.
02:25Tetapi saya yakin dengan kerjasama seperti ini, semua problem-problemnya antar pemerintahan, koordinasi, dan lain-lain bisa diselesaikan dengan cepat.
02:35Ini kan semuanya kita yang bikin, aturannya kita yang bikin.
02:38Jadi kita bisa beresin dengan cepat itu.
02:40Dan saya sudah melihat cara mengatasi masalah tadi, kurangnya ada di mana yang terhalang dengan cepat.
02:49Efektifnya cara apa-apa?
02:52Dia ide-nya efektif, tapi saya suruh kerja.
02:55Saya yakin itu efektif, karena kita diskusi cukup terbuka, cukup intensif.
03:01Ngomong apa adanya, jeleknya apa, bagusnya apa.
03:04Jadi enggak ada pura-pura birokratif, yang gini-gini enggak ada.
03:07Kita ngomong apa adanya.
03:08Jadi ukuran rumah ada perubahan?
03:10Ada perubahan, gapan, gapan, gapan, gapan, gapan, gapan, gapan, gapan, gapan, gapan, gapan, gapan.
03:13Oh itu tadi yang untuk rumah menengah ke atas siapa ya?
03:16Yang di...
03:18Ya beliau tadi bagus sekali ya, memikirkan untuk manusiawi.
03:21Jadi terutama tanah-tanah yang dimiliki oleh negara dalam kekuasaan dirjen kekayaan negara di bawah Departemen Keuangan, kita akan segera memanfaatkan.
03:33Itu yang satu kan di Pekarawaci kan, itu saya punya tanah itu berapa? 3,7 hektare, sangat ideal.
03:40Kita akan proses dengan cepat, tinggal dapat balik nama-nama dari BPN.
03:47Saya sudah suruh staf saya beresin dalam waktu 1-2 minggu, kalau enggak ada masalah, kalau enggak ada sanksi lah kira-kira gitu.
03:54Tapi itu kita bisa beresin cepat, nanti begitu clear, dia akan buat programnya.
03:58Ya rumahnya katanya tadi 36, apartemen kan kecil kalau 36, saya pikir buat aja lebih besar yang 5,5, 4,5.
04:08Jadi orang yang tinggal di situ cukup comfortable, beliau setuju.
04:12Jadi kita akan percepat program-program seperti itu.
04:14Jadi diskusi tadi amat membangun sekali, yang jelas hambatan-hambatan yang dihadapi beliau akan kita bisa hilangkan dalam waktu tidak terlalu lama.
04:24Mudah-mudahan target 350 ribu akhir tahun untuk FLBP tercapai, dan yang tadi BSPS juga harusnya bisa tercapai.
04:34Saya sih enggak mau narik uangnya, tapi kalau dia enggak bisa menyerap, saya ambil duitnya juga.
04:37Tapi tadi, sorry, tadi yang rumah di Pokarawaci Pak ya, jadi itu supaya win-win itu mungkin ada MPR yang berwajar rendah,
04:48terus ada kelas menengah supaya subsidi silang Pak.
04:51Jadi supaya fasilitasnya nanti bisa diintervensi, jadi antara yang menengah sama yang bawah.
04:56Nanti jadi pembiayanya, tadi Pak Heru sampaikan nanti adalah hybrid.
05:00Jadi hybrid itu ada FLBP-nya, nanti di atas itu kita masukin dengan komersial Pak.
05:05Jadi supaya, ya yang ada tetap intervensi negara, tapi juga tetap ada ke atas itu,
05:13karena dia nanti akan bukan yang paling bawah Pak.
05:15Ya kombinasi antara MBR dan mungkin yang kelas tanggung, kira-kira begitu.
05:19Sudah saya setuju.
05:20Yang uang 45 untuk MBR, subsidi atau untuk pasangan?
05:23Nanti kita bicarakan sama beliau, nanti beliau akan sampaikan kepada Menteri Keuangan.
05:26Dia akan bisa seperti apa, saya ikuti nanti.
05:29Saya biasanya kalau agak besar kan, harganya juga agak tinggi kan?
05:32Jadi bukan yang MBR aja, agak tengah sedikit, di atas MBR sedikit mungkin.
05:36Di atas MBR sedikit, menengah?
05:37Agak menengah ya.
05:39Menengah tanggung?
05:40Menengah tanggung ya.
05:41Ada kan ada segmen yang kosong tuh, menengah tanggung tuh gak terlayani dengan baik.
05:48Pak terkait kurpurman, ini gimana Pak demennya Pak untuk menggenjot demen?
05:52Coba?
05:52Terkait KPP, kredit?
05:55Kurpurman, balian.
05:56Ya kami udah laporkan 130 triliun, itu adalah dukungan luar biasa Menteri Keuangan, Danantara, dan Mekoperekonomian.
06:04Pertama kali sepanjang sejarah, kontraktor, developer, toko bangunan yang UMKM, pinjam duit di bank di intervensi.
06:11Dari Menteri Keuangan, bunganya di sini, 5 persen.
06:15Saya undang beliau nih, untuk hadir, untuk juga saya ucapkan terima kasih, karena ini goal bisa dukungan Pak Menteri Keuangan.
06:22Di mana akan kencang ekonomi kan udah mulai balik nih, saya pikir sebulan-dua bulan ke depan akan banyaklah orang yang punya uang lebih daripada sebelumnya.
06:32Harusnya di mana akan tumbuh juga.
06:34Jadi semua orang kan pengen punya rumah, untuk yang belum punya rumah yang banyak jumlahnya itu, 9,6 juta lebih itu, harusnya ini kesempatan yang bagus.
06:44Tapi NPL kur biasa aja ada 5 persen Pak, hampir 5 persen.
06:48Ini ada jaminan nggak NPL untuk kur UMKM?
06:52Saya nggak ngejamin NPL kan, tergantung banknya.
06:55Tapi tetap aja nanti kan dilihat, mampunya seperti apa.
06:58Saya yakin mereka cukup prudent perbankan itu ketika memberikan pinjaman perumahan.
07:03Pasti dilihat kan antar belakang seperti apa.
07:05Hanya saja lebih murah dibanding biasanya, ada dukungan FLPP dan lain-lain.
07:09Harusnya sih menarik untuk orang yang income-nya cukup.
07:13Satu lagi Pak, si OJK gimana pemutihan yang dibawa 1 juta?
07:16Itu kan menghampat juga untuk mendapatkan kur.
07:19Kita akan meeting dengan OJK nanti, jadi saya minta tadi, hari Senin kita akan sampaikan ke Pak Heru dari Tapera.
07:27Melis betul nggak ada 100 ribu lebih orang yang seperti itu.
07:31Dia bilang 100 ribu lebih, artinya kalau dipetihkan di bawah 1 juta dan katanya pengembang yang mau bayar, itu bagus.
07:38Saya ngomongin OJK seperti apa nanti.
07:39Ini Pak Heru betul ya?
07:40Mungkin akan rapat dengan saya, minggu depan ke MIS mungkin saya akan ke OJK atau dirapat di KASA sekarang dengan OJK.
07:46Minggu depannya udah clear, bisa apa nggak?
07:49Harusnya bisa.
07:50Sedikit nih, dari Pak Heru 100 ribu ya?
07:52100 ribu data yang...
07:54Jadi kalau di bawah 1 juta?
07:55Ya, tadi kita teliti Pak, di bawah 1 juta nya Pak.
07:59Tapi yang jelas ada 111 ribu data yang masih belum diproseskan, lebih dari 6 bulan yang ada di sistem kita Pak.
08:04Kita nanti kita berdalami lagi.
08:05Yang udah mendaftar, lebih berminat.
08:08Yang udah mendaftar, lebih berminat.
08:08Yang udah nyangkut di seliku OJK.
08:09Belum diproses oleh Bank Pak.
08:10100 ribu lebih?
08:11111 ribu.
08:12Oke, ini kan kata dia, saya akan cek dulu.
08:14Betul ngeras ribu?
08:15Kalau betul ya kita eksekusi, kalau dia ngibul, dia yang di eksekusi nanti.
08:22Ya, kami sudah siap, kami menunggu dari, ya, apa, kan ada aturan, ada lain-lain target.
08:34Kalau di APB sudah ada, sudah tinggal eksekusi dia siap, kita keluarkan.
08:38Kita sudah sosialisasi di 6 provinsi, Jakarta, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Barat.
08:46Besok saya di Jawa Timur, jadi ya kami siap.
08:50Belum suratnya keluar Pak Menteri, kami sudah sosialisasi di mana-mana.
08:53Siap, siap.
08:53Nanti kita sepakati, ada daerah percontohan 3, Jakarta, Sulawesi Selatan, sama Medan.
09:01Nanti gitu, nanti kita bicarakan.
09:03Ya, nanti skemanya utuh kita umumkan, tentu kesepakatan antara Kementerian Keuangan,
09:08apalagi TAPERA kan Pak Menteri Keuangan sama kami sama-sama di TAPERA.
09:12Nanti kita sepakati, tapi kita coba di tiga kota itu dulu.
09:15Karena apa? Karena padat.
09:17Dan harga tanahnya sudah mahal.
09:18Pak Menteri, soal Aturan Menteri Koordinator Ekonomi itu yang 3 juta rupanya,
09:23nggak masuk PSN itu ada perubahan program atau gimana Pak?
09:28Nggak apa-apa, ya kita tetap jalan aja.
09:31Oke?
09:32Pada dasarnya jadi, kita hilangkan semua kendala yang ada.
09:35Nanti mungkin sekarang nggak bisa sampai itu, tapi pelan-pelan akan ke arah sana.
09:39Jadi, kalau kendalanya nggak dihilangin, ya berapa ratus ribu juga nggak bisa.
09:43Jadi, itu yang kita koordinasi bareng tadi,
09:45supaya semua kendala bisa kita hilangin bersama-sama.
09:48Saya yakin dengan koordinasi yang baik, kita bisa lari cepat nanti ke depannya.
09:52Ya terakhir ya, saya ucapkan terima kasih.
09:54Kenapa? Karena dari APBN itu, Pak Sekjen tadi angkanya berapa?
09:58Kalau yang buat tahun depan, itu APBN intervensi 400, 700 berapa?
10:04Jadi, dari APBN 2026, itu membangun dan renovasi total 790 ribu.
10:13Nah, jadi kita ditargetkan membangun dan renovasi 3 juta rumah.
10:17Nah, yang disiapkan APBN itu 790 ribu rumah membangun dan renovasi.
10:23Tahun ini 2025 berapa?
10:26APBN 600 ribu.
10:29Enggak. Membangun dan renovasi kan 350 ribu rumah, total berapa?
10:34Ini 400 ribu.
10:35Berapa?
10:36409 ribu.
10:37409 ribu rumah kurang lebih.
10:38Nah, jadi kami, Pak, tentu kami berusaha dulu, Pak.
10:42Tapi, kita sudah sama tadi persepsinya,
10:44buat target membangun dan renovasi itu 3 juta rumah.
10:47Tapi APBN yang disiapkan buat kami tahun ini total berapa?
10:51409 ribu rumah.
10:53Tahun depan?
10:53Nah, itu fakta yang saya senang karena Menteri Keuangan dan kami sudah satu frekuensi soal itu.
11:01Artinya, kami tetap inovasi.
11:03Makanya ada GWMBI, ada kur perumahan, dan sebagainya yang sebelumnya belum pernah ada.
11:07Terima kasih, Pak Menteri Keuangan.
11:08Jadi, untuk saya yang penting gini.
11:10Beliau programnya jalan, ekonomi tumbuh lebih cepat.
11:14Mungkin harusnya semester ini, semester keempat ini bisa di atas lima setengah.
11:18Dan kalau lebih giat lagi, mungkin mendekati enam.
11:21Itu yang saya kejar.
11:22Supaya saya terbukti Menteri Keuangan yang jago, kata.
11:27Pas institusi ke rumah, karena ada PDB berapa jadinya, Pak?
11:30Peksipal?
11:32Saya belum hitung berapanya, Pak.
11:35Tapi, sama signifikan.
11:36Karena dari situ kan bukan rumah saja.
11:38Ada kondisi semen.
11:40Rumah itu dianggap investasi.
11:42Jadi, di segala sisi naik semua.
11:44Berapa ya? Saya nggak tahu.
11:46Nanti saya ngibul kalau itu.
11:47Tapi, saya yakin kalau program Beliau Jalan,
11:535,6-5,7 sambil tidur saya bisa dapat.
11:57Katanya Presiden, kalau tumbuhnya di atas 5,5 saya dapat hadiah.
12:00Kalau di bawah itu, Bapak cabut?
12:02Nggak.
12:03Cabut belakangan.
12:06Saya pengen tak apa aja.
12:09Saya bilang, lo dikasih hadiah.
12:11Yang penting kan kemarin melambat.
12:13Kita coba balikin ekonomi.
12:15Kalau ekonomi balik ke depan,
12:17Cuma 1,2 triwlar,
12:19Saya dapat hadiah katanya.
12:21Tapi, nggak.
12:22Yang penting itu,
12:23Ekonomi kita membaik.
12:25Rakyat hidupnya lebih sejahtera.
12:26Kedepan, harapan lebih bagus.
12:28Jadi, Indonesia cerah.
12:29Itu yang mau kita ciptakan.
12:30Program-program seperti ini,
12:31Akan saya dukung sepenuhnya.
12:33Jadi, saya ke sini,
12:34Bukannya mau ambil duit.
12:35Saya pakkan dia kerja,
12:37Biar saya untung.
12:39Ya, saya terus terang,
12:40Merasa mendapatkan dukungan yang luar biasa hari ini.
12:44Tapi, itu resiko,
12:45Pak Menteri Keuangan bekerja sangat cepat,
12:48Penyerapan,
12:48Tetapi juga tanggung jawab,
12:50Membantu kami.
12:51Contoh soal sering OJK.
12:53Baru ketemu sekarang,
12:54Hari Senin,
12:55Sudah akan di-fall up.
12:56Hari Kamis,
12:57Akan ketemu dengan OJK.
12:59Tadi ada,
13:00Terus terang,
13:00Kami selama ini,
13:01Berkeinginan memanfaatkan,
13:03Aset-aset dari negara,
13:05Yang ada di kekayaan negara,
13:06Di bawah kementerian,
13:08Beliau langsung siapkan,
13:09Tiga lokasi.
13:11Saya akan berkirim surat,
13:12Malam ini ke Kejaksaan,
13:14Kemudian juga yang lain,
13:15Supaya langsung bisa di-fall up.
13:17Terima kasih, Pak.
13:18Artinya,
13:19Dukungannya tidak basa-basi,
13:20Kerasa banget.
13:21Terima kasih,
13:22Dan pertumbuhan ekonomi,
13:23Saya yakin,
13:24Perumahan akan menyumbangkan cukup signifikan.
13:26Terima kasih, Pak.
13:27Saya mungkin bisa berharap dapat hadiah nanti.
13:29Hahaha.
13:30Terima kasih, Pak.
14:00Terima kasih, Pak.
14:30Terima kasih, Pak.

Dianjurkan