00:00Viral di media sosial, aksi nekat seorang bidan di Kabupaten Pasaman menyita perhatian publik.
00:10Bidan dona dari Puskesnas Simpang Tonang, rela berenang melintasi sungai Batang Pasaman yang deras demi menjangkau pasien di pedalaman.
00:19Dengan peralatan medis di punggung, ia menantang arus sungai selebar 18 meter.
00:24Perjalanan berat ia tempuh sejauh 27 km dengan ojek, melewati jalan sempit dan berbahaya.
00:32Semua dilakukan demi pasien yang ingin diperiksa langsung olehnya.
00:36Saya berangkat dengan ojek sampai di jembatan Batang Pasaman itu, lupanya jalannya sudah putus, jembatannya putus.
00:45Terus saya turun dari Napal ke menuju sungai dan menyeberang itu kira-kira 18 meter.
00:54Ya kan sebenarnya pasien ini, pasien TB Pak. Dia sudah makan omat dalam 10 hari, dia sudah dikunjungi bidan desa, sudah dikontrol sama bidan desa.
01:02Tapi entah kemana, dia mau saya lihat gitu Pak.
01:06Berarti untuk akses jalan sampai ke tempat pasien, hanya satu itu, ada akses jalan lain nih Bu?
01:11Enggak ada Pak, cuma jembatan gitu aja Pak.
01:16Kepala Puskesmas mengapresiasi dedikasi sang bidan.
01:19Untuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan kita di situ merupakan pelayanan kesehatan terpadu ya,
01:27antara Puskesmas Simpatonang dan juga Puskesmas Cubada.
01:31Di mana di desa Sinuangon ya, itu kejadiannya di daerah Sinuangon.
01:35Memang wilayah kerja Puskesmas Cubada, cuma daerah tempat pasti kejadiannya itu di Sinuangon.
01:40Dan Alhamdulillah untuk bidan desa kita itu sudah ada di tempat.
01:45Dan kemudian pasien tersebut juga sudah berobat ke bidan desa kita, sudah berkunjung dan sudah dipunjungi juga bidan desa kita setempat.
01:52Untuk pengobatan lebih lanjut, pasien meminta pengobatan lebih lanjut dengan menelpon salah seorang tenaga kesehatan kita,
02:02yaitu bidan donah, untuk memberikan pelayanan ke sana.
02:04Nah, dan ini pelayanan yang terintegrasi antara Puskesmas Cubada dan juga Puskesmas Simpatonang.
02:10Warga berharap jembatan yang putus segera diperbaiki, agar akses kesehatan tak lagi jadi taruhan nyawa.
Jadilah yang pertama berkomentar