- kemarin
KOMPAS.TV Teka-teki penyebab kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri masih jadi misteri.
Hingga kini, penyebab pasti kematian Arya masih belum diungkap meski telah lebih dari dua pekan berlalu.
Bersama Penasihat Ahli Kapolri, Irjen Purnawirawan Ariyato Sutadi, kami mengulas perkembangan terbaru penyelidikan kasus ini.
Apakah kematian Arya Daru merupakan dugaan bunuh diri atau justru pembunuhan? Apa saja temuan krusial yang masih dianalisis penyidik, dan kapan hasil otopsi serta uji labfor diumumkan ke publik?
Baca Juga Diungkap Teman Kos Suasana Sebelum Diplomat Kemlu Ditemukan Tewas Terlilit Lakban di https://www.kompas.tv/nasional/606765/diungkap-teman-kos-suasana-sebelum-diplomat-kemlu-ditemukan-tewas-terlilit-lakban
#diplomat #diplomatkemlu #kemlu
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/606770/full-pemeriksaan-kasus-diplomat-kemlu-penasihat-ahli-kapolri-diprediksi-selesai-dalam-seminggu
Hingga kini, penyebab pasti kematian Arya masih belum diungkap meski telah lebih dari dua pekan berlalu.
Bersama Penasihat Ahli Kapolri, Irjen Purnawirawan Ariyato Sutadi, kami mengulas perkembangan terbaru penyelidikan kasus ini.
Apakah kematian Arya Daru merupakan dugaan bunuh diri atau justru pembunuhan? Apa saja temuan krusial yang masih dianalisis penyidik, dan kapan hasil otopsi serta uji labfor diumumkan ke publik?
Baca Juga Diungkap Teman Kos Suasana Sebelum Diplomat Kemlu Ditemukan Tewas Terlilit Lakban di https://www.kompas.tv/nasional/606765/diungkap-teman-kos-suasana-sebelum-diplomat-kemlu-ditemukan-tewas-terlilit-lakban
#diplomat #diplomatkemlu #kemlu
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/606770/full-pemeriksaan-kasus-diplomat-kemlu-penasihat-ahli-kapolri-diprediksi-selesai-dalam-seminggu
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00PEMATIAN DIPLOMAT MUDA
00:30Komisi Kepolisian Nasional kembali memeriksa TKP di rumah kos Arya Daru, kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
00:37Kompolnas menemukan petunjuk krusial melalui dua jenis kunci kamar Arya Daru.
00:42Salah satu kunci yang berbentuk slot dan hanya bisa dikunci dari dalam, ditemukan dalam posisi terkunci sebelum pintu kos Arya Daru pertama kali dibuka.
00:51Ia pun menambahkan kompolnas fokus menelusuri struktur peristiwa terdekat, yakni bukti dan keterangan saksi dari TKP dan keluarga.
01:01Pertama yang slot ya, yang hanya bisa dibuka dan ditutup dari dalam, itu posisinya terkunci.
01:12Salah satu penghuni kos-kosan yang masih belum tidur sampai jam satuan begitu, apakah ada suara yang mencurigakan?
01:26Tidak ada. Suaranya hending dan sebagainya, apakah kondisinya kayak biasanya, kurang lebih kayak biasanya.
01:31Kami fokus pada titik peristiwa yang paling dekat. Titik peristiwa yang paling dekat adalah keluarga dan TKP ini.
01:40Sebelumnya polisi telah memeriksa lima saksi, yakni dua rekan kerja Arya Daru, penjaga kos, tetangga kos, dan istri Arya, MAP.
01:49Kasudit Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonal Siman Juntak, menyatakan polisi masih menunggu hasil lapfor untuk mengungkap penyebab kematian Arya.
01:58Penyidik sedang menunggu hasil dari lapfor. Hasil pemeriksa dari lapfor kurang lebih, kemarin tujuh hari berarti, enam hari lagi.
02:17Ya, masih enam hari lagi. Ya, karena memang pemeriksaan lapfor itu memang membutuhkan waktu minimal dua minggu.
02:2410 Juli lalu, Kapolda Metro Jaya menargetkan penyelidikan kasus kematian diplomat muda Arya Daru akan selesai dalam sepekan.
02:33Bukti-bukti yang ada, kita dipelajari oleh forensik, ya, baik CCTV, kemudian hasil otopsi, dan juga termasuk digital.
02:48Digital itu dari laptop dan lain-lain, ya. Mungkin seminggu lagi selesai. Nanti ada kesimpulan. Insya Allah, mudah-mudahan seminggu lagi selesai.
02:59Arya Daru Pangayunan, diplomat berusia 39 tahun ini, ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban di dalam kamar kos pada 8 Juli lalu.
03:11Ia adalah diplomat muda di Direktorat Perlindungan WNI dan telah bekerja di Kementerian Luar Negeri sejak 2014.
03:17Tim Liputan Kompas TV
03:21Untuk mengetahui temuan apa saja yang diserahkan Kompol Nas ke Polda Metro Jaya, saat ini kita sudah bergabung bersama jurnalis Kompas TV Eril Wiranata dan juru kamera Alfa Farid dari Polda Metro Jaya.
03:39Eril, apa saja temuan terbaru yang diserahkan kepada Polda Metro Jaya, yang kalau kita lihat tadi Kompol Nas, juga penyidik ada di TKP, apa yang terbaru?
03:50Ya Friska dan Saudara, Kompol Nas baru saja sebelumnya mendatangi dari Polda Metro Jaya, yang merupakan ini langkah lanjutan yang dimana Kompol Nas sebelumnya mendatangi dari TKP yang berada di kamar pos korban, yang berada di Jakarta.
04:07Dan selain itu juga Kompol Nas mengatakan bahwa kedatangannya Polda Metro Jaya ini untuk melihat secara langsung rekaman CCTV yang dimana ia melihat secara utuh ataupun secara lebih lengkap dibandingkan pada rekaman yang sudah beredar di media sosial.
04:23Karena kata Kompol Nas dari Heirulana mengatakan bahwa ini lebih lengkap berbeda secara mendetail, yang dimana tidak hanya dari temuan pada kamar kos korban,
04:34melainkan pada sebelum ataupun beberapa hari sebelumnya yang dimana ini untuk melihat dari aktivitas area daru yang dimana sebelum dari ditemukannya tewas di kamar kosnya.
04:44Dan selain itu juga dikatakan bahwa CCTV ini menjadi hal yang terpenting yang dimana untuk dilihat lebih lanjut.
04:50Selain itu juga dikatakan dari Kompol Nas bahwa ia meminta lihat bukti dari barang yang dibuang oleh area daru ataupun plastik kresek yang sebelumnya terekam juga dalam CCTV,
05:02yang dimana kata Kompol Nas memang ini juga menjadi barang bukti, tetapi memang hal yang dapat menjelaskan adalah dari penyidik nantinya.
05:11Selain itu juga dikatakan bahwa hingga saat ini masih harus menunggu dari hasil otopsi yang dilakukan.
05:17Dan selain itu juga pada pagi hari sekitar pukul 10, Kompol Nas Khoirul Anam bersama yang lainnya juga hadir untuk mengecek dari keadaan kamar kos korban,
05:26yang dimana memang ditemukan bahwa kamar kos tersebut dalam situasi yang normal tidak ada kerusakan baik dari sisi dinding ataupun pelakon.
05:33Dan selain itu juga ditemukan bahwa kunci kamar kos tersebut dalam keadaan terkunci dari dalam,
05:38yang dimana ini jadi hal yang penting juga dikatakan dari Kompol Nas.
05:42Dan selain itu memang dikatakan dari Kompol Nas bahwa memang harus segera diberitahukan kepada masyarakat terkait dengan hasil pemeriksaan,
05:53namun memang dari Kompol Nas mengatakan polisi juga tidak perlu,
05:56maksud saya adalah polisi juga perlu mengedepankan kredibel ataupun keakuratan untuk dalam pemeriksaan ini.
06:03Memang hingga saat ini masih menunggu hasil otopsi yang dilakukan oleh polisi.
06:07Baik, terima kasih Eril Wiranata langsung dari Polga Metro Jaya.
06:13Berikutnya ya saudara, kita bahas lebih dalam terkait teka-teki penyebab kematian diplomat Arya Daru Pangayunan
06:18bersama penasihat ahli Kapolri Irjen Purnawirawan Arianto Sutadi.
06:24Pak Arianto, selamat malam.
06:28Kita lihat hari ini ada temuan yang bisa jadi titik terang.
06:32Dari mulai bukti CCTV yang lengkap sudah dilihat juga oleh Kompol Nas bersama penyelidik atau penyidik,
06:39lalu juga termasuk ada kunci slot, tadi dikatakan Kompol Nas juga jadi temuan baru yang cukup signifikan.
06:46Sebenarnya kalau dari sisi Anda, apakah ini jadi titik terang?
06:51Apakah kasus ini kemungkinan besar akan bisa terungkap dalam waktu cepat setelah dua pekan publik menunggu?
06:57Ya, kalau ini temuan kompol satu, saya anggap titik menambah terang ya,
07:02semoga bukan cuma titik terang.
07:04Sampai sekarang menurut saya titik terangnya belum ada.
07:07Karena kalau kita mau mengungkap, mengungkap kasus ini,
07:10itu sebenarnya dua pertanyaan yang harus perlu dijawab oleh polisi.
07:15Yaitu, nomor satu itu mengapa korban itu meninggal?
07:19Dan kemudian, yang kedua adalah bagaimana meninggalnya itu?
07:23Apakah dia meninggalnya sebelumnya mengalami kekerasan,
07:27atau karena kecelakaan, atau karena sakit, dan sebagainya.
07:32Nah, mengapanya ini yang harus dibuktikan?
07:36Nunggu daripada hasil otopsi.
07:38Itu kalau Kapolda mengatakan scientific crime investigation.
07:42Scientific crime itu adalah alat.
07:45Alat untuk memulihkan.
07:46Dalam hal ini, alatnya adalah satu, psikologi forensik dan patologi forensik.
07:52Dan kalau yang tindakan-tindakan itu adalah otopsi ataupun fism.
08:00Atau kalau perlu nanti ekshumasi.
08:02Nah, sementara ini, sampai sekarang kemarin kan ditunggu katanya satu minggu gitu ya.
08:07Tapi ternyata dua minggu.
08:08Karena apa?
08:09Ternyata forensik itu meriksanya paling cepat dua minggu.
08:13Karena apa?
08:14Kalau meriksa toksikologi itu,
08:17tidak hanya ketemu, kemudian dilihat di mikroskop, selesai urusannya.
08:19Enggak, kadang-kadang butuh reaksi.
08:22Reaktor apa gitu, ini zat apa.
08:24Kemudian direaksikan dengan ini, oh ini berarti ini, ini.
08:27Jadi membutuhkan reaksi ya.
08:30Sehingga makan waktu.
08:31Itulah kira-kira yang membuat prediksi yang tadinya diperikirakan cuma seminggu.
08:36Selesai.
08:37Kemudian ternyata sampai dua minggu juga belum selesai.
08:39Saya yakin dulu waktu Kapurda itu ya menerima pengangkat kasus itu dari konsek diangkat Kapurda.
08:45Dulu mesti asumsinya bahwa ini kasus ini sederhana.
08:49Sehingga dengan bukti-bukti yang ada, itu sudah bisa disimpulkan.
08:53Tapi ketika kemudian diteliti lebih lanjut, kemudian kan jadi aneh ini karena apa?
08:58Sekorban ini terlilit dengan itu plaster sampai full.
09:02Sehingga bingung ini.
09:05Ini meninggalnya karena apa?
09:06Sampai sekarang pun kan belum tahu itu.
09:07Apakah meninggalnya dia itu ketutup hidungnya sehingga nggak ada EO di otak atau di parut atau di paru-parunya.
09:15Sampai sekarang kan belum bisa.
09:17Nah itulah makanya sehingga waktu ini jadi lebih lama gitu, berlama.
09:21Kemudian temuan dari kompulas itu tadi, itu hanya menampai titik terang
09:25bahwa kejadian sebelum itu memperkuat daripada CCTV yang katanya sudah lengkap tadi.
09:30kan membuktikan seakan-akan tidak ada orang dari luar lagi.
09:35Dan kemudian hanya ada orang dari dalam, karena dikunci dari dalam,
09:40tetapi di situ tidak ada kerusakan.
09:42Berarti di situ kan tidak ada keterasan.
09:44Kesimpulannya kurang lebih kayak gitu.
09:46Jadi lebih mengerucut.
09:47Jadi mungkin, kemungkinan adalah korban ini tidak ada orang lain yang ada di situ.
09:52Kurang lebih gitu mengerucutnya.
09:53Tapi ini hanya baru kira-kira kan, karena CCTV di dalam itu tidak ada.
09:57Dan saksi pun tidak ada yang mengatakan.
09:59Dan juga jejak-jejak digital, jejak-jejak scientific yang harusnya diperiksa di sini adalah
10:05Inavis, itu Siti-Siti Jari.
10:07Pasti itu sudah rusak, karena kan sudah berapa hari di situ.
10:10Di situ sudah boleh-boleh orang datang.
10:12Seperti tadi kompulas masuk.
10:13Itu juga, kalau apa, mestinya itu harusnya disterilkan itu teman-teman.
10:19Tidak harus terlalu banyak orang keluar masuk ke dalam diri sana begitu ya.
10:22Tidak ada perlunya, tidak boleh masuk.
10:24Di situ kan harusnya diperiksa betul-betul ya.
10:27Siti-Siti Jari itu bukan hanya diceliti yang dilakban saja.
10:30Kemarin ketemunya kan dilakban, wah hanya Siti-Siti Jari dia sendiri.
10:33Belum diumumkan.
10:35Di meja, di tempat tidur, di pintu, di kembok itu.
10:39Pastinya kan banyak sekali Siti-Siti Jari yang harus dikembangkan gitu loh.
10:43Dan membangkan Inavis itu tidak butuh waktu yang singkat.
10:46Karena kita tidak membuktikan hanya kesocokan antara Siti-Siti Jari itu dengan pemiliknya.
10:51Yang di situ kan cuma tinggal Siti-Siti Jari-Siti, dari bekas-bekas orang yang mekan di situ.
10:57Kan belum tentu siapa tersangkanya.
10:59Nah itulah, makanya itu.
11:00Jadi menurut tema saya ini ya, jadi lama itu karena pertama kali diprediksi bahwa kasus itu simpel.
11:06Sehingga itu tidak simpel.
11:07Ternyata tidak simpel waktu buktinya ya.
11:10Kalau dilihat dari bukti-buktinya, ini kasusnya simpel karena apa?
11:13Buktinya sudah lengkap ada di situ semua.
11:14Tapi begitu untuk menyimpulkan mengapa orang ini meninggal, nah itu yang jadi lumit.
11:19Karena itu butuh bantuan scientific crime investigation gitu.
11:24Yang membutuhkan waktu yang lama gitu.
11:26Pak Arianto, dalam kasus seperti ini misalnya, ada barang bukti yang ada di TKP rusak.
11:33Apakah yang jadi golden evidence atau bukti emasnya yang ditunggu-tunggu
11:39untuk melengkapi puzzle yang masih keruh ini adalah otopsi, hasil otopsi nanti.
11:47Artinya kondisi patologi itu jadi satu-satunya yang bisa dipegang sebagai bukti kuat.
11:52Kalau menurut saya ini satu-satunya bukti yang terkuat untuk menentukan
11:55kenapa korban ini meninggal, ya dari patologi dan forensik, kedokteran forensik itu yang menentukan itu.
12:04Karena kalau dia sudah jelas kematiannya begini, maka bisa disumurkan.
12:07Apakah kematiannya itu karena dengan sendirinya atau ada karena efek daripada serangan orang lain.
12:14Hadis itu yang disebutkan pasti dia gitu.
12:16Tapi kalau meninggalnya itu hanya karena forensik, ya analisis di dalam perut.
12:20Kan nggak mungkin dibunuh orang lain, kecuali dia dibunuh racun, dibaksa minum racun kan gitu.
12:24Kurang lebih begitu.
12:25Jadi kuncinya ini adalah ya hasil otopsi itu tadi.
12:29Tapi di sini bukan otopsi yang cuma yang dalam tarap standar lah gitu.
12:34Kira-kira misalnya cuma menemukan ada O2 di paru-paru atau apa tidak.
12:38Tapi kayaknya pakai toksikologi forensik ini yang kira-kira harus membuktikan
12:43apa itu reaksi-reaksi itu tadi yang membutuhkan waktu lama gitu.
12:47Kira-kira itu pergiraan saya sehingga ini kasus ini jadi lama gitu.
12:50Dan artinya kalaupun biasanya dari waktu dilakukannya sampel terhadap jenazah
12:58atau dilakukannya otopsi terhadap jenazah,
13:00biasanya 6 hari kemudian bisa dilihat hasil forensiknya,
13:04untuk kasus ini bisa lebih dari itu, bisa jadi lebih dari pekan ini juga Pak Arianto?
13:08Nah saya kira tidak terlalu ya.
13:11Jadi gini, kalau dulu ya kita kirain kan forensik itu kan otopsi itu ya,
13:16karena meriksa oksigen di dalam paru-paru itu, seketika itu kan bisa tahu disimpulkan.
13:21Tapi kalau toksikologi forensik itu, kita kan kita butuh reaksi tadi.
13:26Dari dokter yang reaksi itu mengatakan bahwa paling cepat 2 minggu.
13:29Itu artinya 2 minggu itu adalah menunggu hasil reaksi itu, saya kira gitu ya.
13:34Jadi lamanya karena perkiraannya memang paling cepat 2 minggu.
13:39Seperti kayak DNA itu lah.
13:41Meriksa DNA itu nggak bisa 1 hari 2 hari selesai.
13:43Dulu pertama kali 2 minggu, tapi belakangnya ini bakal lebih cepat.
13:47Jadi lamanya ini karena itu tadi.
13:49Kayaknya scientific crime investigation yang kita harapkan itu adalah dari otopsi,
13:54dan itu membutuhkan waktu yang lama.
13:55Memang sampai sekarang belum ditemukan teknologi yang boleh beli-beli untuk mempercepat itu.
14:00Ya, Pak Arianto bisa dijelaskan secara sederhana.
14:04Karena kita kan sering mendengar scientific crime investigation.
14:07Apa yang membedakan ini secara singkat saja,
14:09apa yang membedakan dengan proses biasanya dalam proses penyelidikan maupun penyidikan satu kasus?
14:14Gini, crime scientific investigation itu adalah alat.
14:18Alat pembuktian secara teknologi ilmiah.
14:21Itu artinya itu ya.
14:23Nah, wujudnya itu bisa seperti inavis itu ya.
14:28Identifikasi fingerprint itu.
14:30Itu kan pakai teknologi itu ya.
14:32Itu yang namanya scientific crime investigation untuk membutuhkan jejak-jejak cipi jari.
14:37Sama juga dengan toksilokologi forensik itu.
14:40Untuk membuktikan sebab-sebab kematian yang dilihat dari dalam enzim-enzim yang di dalam perut itu
14:47dengan membandingkan reaksi dan sebagainya.
14:50Kalau patologi itu, setahu saya, sorry kalau saya salah,
14:53itu melihat luka-luka di dalam tubuh itu yang secara fisik itu,
14:57sehingga kedokteran forensik akan bisa menentukan oh ini sebabnya karena ini.
15:02Jadi apalagi banyak scientific crime, CCTV, itu juga scientific crime yang suka.
15:08Tapi itu hanya untuk melihat jejak-jejak digital ya.
15:11Yang terjadi sebelum terjadi, saat terjadi, dan sesudah terjadi itu.
15:16Itu scientific itu artinya itu.
15:18Jadi pembuktian secara ilmiah.
15:19Dan ini harus dilakukan secara cermat, hati-hati.
15:23Yang penting juga nanti hasilnya terbuka ke publik.
15:25Jadi biar bisa terang kasus yang jadi sorotan publik, apalagi dua pekan terakhir ini.
15:29Terima kasih Pak Arianto, Yerjian Purnawirawan Ariantosu tadi, penasihat Ahli Kapolri.
15:33Selamat malam.
15:36Berikutnya saudara, kami kembali dengan sorotan lainnya.
Dianjurkan
1:37
|
Selanjutnya