- hari ini
JAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus kematian seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang meninggal dunia dengan kepala terlakban di indekosnya menyisakan banyak pertanyaan.
Psikolog forensik, Reza Indragiri, membuka kemungkinan bahwa korban bisa saja mengakhiri hidupnya sendiri dengan metode ekstrem, namun menilai hal tersebut tidak lazim dan perlu pendalaman lebih lanjut.
Sementara Budi Suhendar selaku dokter forensik, menjelaskan bahwa proses autopsi mencakup penilaian sebab, mekanisme, dan cara kematian.
Baca Juga Sudah Sepekan, Kenapa Kasus Kematian Diplomat Kemlu Masih Belum Terungkap? | KOMPAS SIANG di https://www.kompas.tv/nasional/606048/sudah-sepekan-kenapa-kasus-kematian-diplomat-kemlu-masih-belum-terungkap-kompas-siang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/606054/kasus-kematian-diplomat-kemlu-ada-unsur-kriminal-ini-kata-reza-indragiri-dan-dokter-forensik
Psikolog forensik, Reza Indragiri, membuka kemungkinan bahwa korban bisa saja mengakhiri hidupnya sendiri dengan metode ekstrem, namun menilai hal tersebut tidak lazim dan perlu pendalaman lebih lanjut.
Sementara Budi Suhendar selaku dokter forensik, menjelaskan bahwa proses autopsi mencakup penilaian sebab, mekanisme, dan cara kematian.
Baca Juga Sudah Sepekan, Kenapa Kasus Kematian Diplomat Kemlu Masih Belum Terungkap? | KOMPAS SIANG di https://www.kompas.tv/nasional/606048/sudah-sepekan-kenapa-kasus-kematian-diplomat-kemlu-masih-belum-terungkap-kompas-siang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/606054/kasus-kematian-diplomat-kemlu-ada-unsur-kriminal-ini-kata-reza-indragiri-dan-dokter-forensik
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Pertanyaan pertama saya langsung tertuju kepada Pak Ito, Pak Ito dengan temuan lilitan lakban di kepala korban.
00:08Apakah sebenarnya ini dapat disimpulkan bahwa korban ini dibunuh bukan bunuh diri?
00:14Ya baik, yang pertama ya mbak bahwa korban ini memiliki satu kedekatan dengan saya kebetulan.
00:22Saya pernah menjadi duta besar di Myanmar yang bersangkutan ini pernah 3 tahun bertugas di Myanmar.
00:28Jadi saya sudah menanyakan latar belakang hubungan yang bersangkutan dengan teman-temannya yang di sana.
00:35Kemudian terkait dengan masalah kematian penyebab.
00:39Kalau kematian dalam satu ilmu di kepolisian itu kan ada dua, mati wajar atau tidak wajar.
00:46Tidak wajar ini ada yang karena bunuh diri atau dibunuh.
00:50Nah kalau kita melihat di lilit kepalanya itu sudah jelas masuk ke dalam kematian tidak wajar.
00:56Sehingga di sini yang harus dibuktikan kenapa yang bersangkutan itu ada lilitan di kepalanya.
01:03Artinya menutup kemungkinan bahwa korban ini bunuh diri?
01:06Bisa bunuh diri. Nah ini kematian tidak wajar juga ada dua tadi kan mbak.
01:09Bisa karena dibunuh, kemudian bisa juga karena bunuh diri.
01:13Nah ini kalau dengan pembuktian forensik tentunya mungkin nanti dari Pak Budi forensik ini
01:18misalnya diperiksa paru-parunya seperti orang tenggelam.
01:21Kan itu kan masalah penapasan.
01:23Kalau dia waktu dililit itu sudah meninggal berarti 100% pembunuhan.
01:29Tetapi kalau waktu itu dililit dia masih hidup bisa dia dibunuh, bisa bunuh diri.
01:34Nah di sini harus didalami dengan bukti-bukti yang lainnya.
01:38Dengan misalnya dari CCTV, kemudian dari HP dan lain sebagainya.
01:42Nah saya kira kalau saya pribadi terlalu dini kalau kita mengatakan ini bunuh diri atau dibunuh.
01:48Nah kan sekarang dari Pondamitor Jaya sudah melakukan pendalaman dengan menggunakan scientific crime investigation.
01:54Saya kira kita tunggu saja hasilnya nanti dari ini.
01:56Oke tapi ada anggapan kalau lakbannya ini temuannya ini rapi Pak Ito?
02:02Ya nah itu kan salah satu nanti yang akan disimpulkan oleh penyidik.
02:06Kan apakah orang itu bisa melakukan melakban kepalanya sendiri secara rapih.
02:12Sementara dia kan harus mengambil nafas.
02:15Jadi itu nanti pun akan jadi temuan apakah dari hasil pemeriksaan.
02:18Jadi tanda tanya ya itu termasuk?
02:19Ya itu yang saya bertanya sesuai pengalaman saya.
02:23Saya agak meragukan ya kalau misalnya ke arah pembunuh diri ya.
02:27Nah tapi tentunya ini semuanya tergantung dengan hasil forensik nanti.
02:31Oke Mas Resa memang dari selama ini Anda menjadi sekolah forensik.
02:35Temuannya memang ada?
02:37Kalau seseorang ini ingin mengakhiri hidupnya ini mereka memilih dengan cara melakban sendiri kepalanya.
02:47Kemungkinan yang mbak ajak saya berdiskusi justru terkait dengan bunuh diri ya?
02:52Menutup kemungkinan-kemungkinan lain-lain.
02:54Menurut Mas Resa sendiri?
02:56Karena begini, saya menambahkan saja apa yang tadi sudah disampaikan oleh Pak Ito.
03:00Terkait dengan kematian wajar dan tidak wajar.
03:02Kalau kematian tidak wajar, tadi beliau katakan ada yang berupa kecelakaan.
03:06Oh sorry, ada yang berupa bunuh diri dan ada yang berupa pembunuhan.
03:08Saya tambahkan sedikit, menurut saya juga ada satu tipe lain yaitu kecelakaan.
03:13Nah kalau kemudian kita fokus sebatas pada asumsi atau spekulasi tentang bunuh diri,
03:18pertanyaannya adakah orang yang bunuh diri dengan cara menyumbat kepalanya,
03:21menutup kepalanya sedemikian, menutup kepalanya sedemikian rupa?
03:22Yang persis 100% seperti itu saya belum pernah dengar.
03:26Tetapi bahwa ada orang yang maaf menghabisi hidupnya,
03:29mengakhiri hidupnya dengan cara memakai plastik,
03:32yang intinya adalah menyumbat pasokan oksigen.
03:35Itu sudah banyak.
03:37Jadi, ringkasan-ringkas cerita,
03:40apakah ada kemungkinan seseorang mengakhiri hidupnya
03:43dengan cara menyumbat saluran pernapasan yang sedemikian rupa?
03:48Saya jawab iya.
03:48Agar mudah untuk di-googling, saya berikan ilustrasi nyata itu ya.
03:52Robin Williams.
03:54Dia memang tidak menggunakan lakban,
03:56tapi metodenya sama,
03:57yaitu bagaimana Robin Williams, komedian itu,
04:00akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya
04:01dengan cara menyumbat saluran pernapasannya.
04:04Silahkan di-googling untuk tahu lebih rinci bagaimana cara dia melakukan itu.
04:08Atau di dalam negeri ada juga,
04:10aktris Marty Hardy,
04:12sekian puluh tahun silam,
04:14yang juga mengakhiri hidupnya
04:16dengan cara yang kurang lebih sama dengan Robin Williams,
04:18yaitu menutup pasokan oksigen.
04:21Nah, tapi ini lakbannya rapi nih?
04:24Saya tidak, kita bermain persepsi,
04:26rapi itu seperti apa, saya tidak,
04:28barangkali kita akan punya imajinasi yang berbeda tentang rapi itu seperti apa.
04:31Dan plus juga sidik jarinya,
04:32katanya hanya ditemukan sidik jarinya korban,
04:34Arya Daru aja tidak ada yang lain,
04:35ya sementara yang kita tahu.
04:37Kalau memang begitu,
04:38sekali lagi saya tandaskan,
04:39kalau memang begitu penjelasannya,
04:41bahwa satu, lakbannya rapi,
04:43yang kedua, cuma ditemukan satu sidik jari,
04:45maka dengan cara berpikir disjuntif,
04:49kita akan bisa eliminasi satu persatu kemungkinannya.
04:52Satu, sebagaimana Pak itu tadi,
04:54kemungkinan bahwa yang bersangkutan meninggal
04:56akibat situasi yang alami,
04:58sepertinya bisa kita kesampingkan.
05:01Kemungkinan bunuh diri,
05:02masuk akal.
05:03Karena apa?
05:04Tadi dikatakan cuma ada satu sidik jari.
05:07Kemungkinan yang ketiga,
05:10meninggalnya almarhum akibat perbuatan orang lain.
05:13Kalau sidik jarinya cuma satu,
05:15bagaimana kemungkinannya?
05:16Tetap ada,
05:17seandainya pelaku menggunakan sarung tangan misalnya.
05:19Ketua kemungkinan keempat,
05:21kecelakaan,
05:22yang bersangkutan tidak punya niatan untuk mengakhiri hidupnya,
05:25tapi tiba-tiba dia masuk dalam situasi yang sama saya tidak terkendali,
05:29misalnya dia kehilangan kesadaran dan seterusnya,
05:31maka juga ada kemungkinan.
05:33Tapi kehilangan kesadaran ini seperti apa?
05:34Nah, kita bicara tentang kecelakaan ya.
05:37Lagi-lagi,
05:37untuk memudahkan kita untuk membayangkan,
05:39ambil contoh Fir'aun.
05:41Dia mengejar Nabi Musa,
05:43tidak ada niatan untuk mati.
05:45Dia lewat tengah laut,
05:46disapu tsunami.
05:47Yang terjadi, tenggelam.
05:49Pasokan oksigen juga habis.
05:51Kecelakaan ya.
05:52Atau contoh lain,
05:54juga aktor dari Hollywood,
05:55namanya David Cardin.
05:57Memang ini situasinya menjadi jauh lebih ekstrim ya.
05:59Bahwa David Cardin tidak punya niatan untuk mengakhiri hidupnya,
06:03justru dia ingin mendapatkan kesenangan seksual,
06:05tapi sayang beribu sayang,
06:07kesenangan seksual yang dia dapat itu justru berujung pada kematian.
06:10Kenapa?
06:11Karena dia berusaha melipat gandakan sensasi seksual itu,
06:14dengan cara menyumbat pasokan oksigennya.
06:17Tapi kalau dengan temuan beberapa tadi,
06:19adanya kemungkinan-kemungkinan,
06:20sebenarnya condongnya kemana?
06:21Oh, saya tidak tahu.
06:22Atau masih tanda tanya ini sebenarnya?
06:23Menurut saya tanda tanya,
06:24tapi paling tidak,
06:25dari empat kemungkinan situasi meninggalnya manusia,
06:28boleh jadi kemungkinan situasi pertama,
06:31yaitu meninggal akibat situasi alami,
06:33barangkali bisa kita kesampingkan.
06:35Sehingga tersisa tiga kemungkinan lainnya.
06:37Oke,
06:38kalau saya sekarang menuju kepada dokter forensik.
06:41Dokter,
06:41kalau menurut Pak Budi sendiri,
06:43kalau menurut dokter sendiri,
06:44ini berdasarkan fakta-fakta yang ada.
06:49Ada kemudian tadi temuan lakban yang berada di kepala,
06:53diduga ada hanya satu sidik jari aja.
06:56Apakah ini bisa disimpulkan bahwa pemunduhan?
07:00Baik,
07:00saya akan menerangkan terkaitkan aspek ke dokter forensik.
07:04Jadi,
07:05kasus kematian seseorang yang kita terima
07:08dengan kondisi seperti itu,
07:11masuk dalam kategori mati tidak wajar.
07:13Tadi sudah disampaikan Pak Ito sama Pak Reza.
07:17Mati tidak wajar itu tentunya ada tiga.
07:19Kami itu,
07:20yaitu bisa karena kematian akibat
07:23kriminal,
07:25tindak pidana,
07:26kematian akibat bunuh diri,
07:29atau kematian akibat tidak sengajaan,
07:31atau tadi kecelakaan.
07:34Hal ini perlu menjadi
07:37yang ada dalam benak seorang dokter spesialis forensik
07:40saat memeriksa.
07:41Tentunya dia tidak langsung
07:43punya kesimpulan.
07:46Dia harus menyingkirkan
07:47di antara tiga ini
07:48persoasiannya lebih ke arah kemana.
07:51Tentunya dia akan melakukan pemeriksaan
07:53mulai dari pemeriksaan luar
07:54sampai kepada pemeriksaan dalam.
07:56yang akan dituju adalah
07:59sebab mati,
08:01mekanisme mati,
08:02dan membantu kepolisian
08:04dalam hal mengungkap
08:05manner of death,
08:07atau bagaimana,
08:09atau apa yang melatih belakangnya dia mati.
08:13Nah tentunya
08:14pengetahuan ini ada pada dokter spesialis forensik.
08:18Nah,
08:18untuk itu tentunya
08:20pemeriksaannya harus teliti.
08:22Dan lama kah?
08:24Butuh waktu lama?
08:25Tentunya.
08:26Dalam artinya lama itu relatif.
08:28Mana nih lamanya biasanya?
08:30Forensik itu punya prinsip
08:32cepat itu baik,
08:35tapi lebih baik tepat.
08:37Jadi waktu itu
08:38mengikuti ketepatan,
08:41bukan kecepatannya.
08:42Tapi jangan sampai
08:44kita salah
08:45atau tidak ilmiah.
08:48Karena kita mengejar
08:49beyond reasonable doubt.
08:52Tidak ada hal yang lain
08:53secara ilmiah
08:53dapat menerakan
08:54bahwa matinya
08:55karena hal tersebut.
08:58Kalau dalam kasus ini
08:59misalnya
09:00dari temuan lakban sendiri,
09:02sebenarnya
09:02kalau misalnya sebagai
09:03seorang dokter
09:03forensik ini
09:05sebenarnya apa sih
09:06pertama temuan yang harus
09:07diperiksa terlebih dahulu?
09:08Ya tentunya
09:08pemeriksaan luar
09:09kita lihat misalnya
09:10tadi informasinya
09:11ada lakban,
09:12Oh dari luar dulu ya?
09:13Pemeriksaan luar dulu.
09:14Kita akan mencatat
09:15dan memeriksa
09:16pemeriksaan luarnya
09:17lakbannya.
09:17Lakbannya itu bagaimana?
09:19Apa?
09:20Tapi gak?
09:20Itu termasuk?
09:21Apanya?
09:21Termasuk
09:21lilitannya dari kiri
09:23atau dari kanan.
09:24Itu kaitannya dengan
09:25dia ini
09:26seorang yang kidal
09:29atau bukan.
09:29Nanti kita bisa
09:30menganalisis nih
09:31polanya gitu ya kan.
09:34Selanjutnya adalah
09:35tadi misalnya
09:37terlilit
09:38apa?
09:40Selimut gitu ya
09:41katanya ya.
09:41itu semua dicatat
09:43dan menjadi bagian
09:43daripada analisis.
09:45Setelah itu
09:46ada tidak
09:47setelah dibuka semuanya
09:48ada tidak
09:48perlukaan pada korban
09:50yang mengindikasikan
09:51adanya kekerasan.
09:54Kekerasan itu
09:55kita punya asumsi begini.
09:57Seorang dewasa
09:58tidak mungkin
09:58akan menyerahkan diri
09:59kepada orang lain
10:00secara sukarela
10:01untuk diambil nyawanya.
10:04Secara sukarela loh ya.
10:06Silahkan ambil nyawa saya.
10:07Kecuali dia memang
10:09menginginkan itu.
10:10Oke.
10:11Itu ya.
10:12Artinya
10:12secara refleks
10:13dia akan melawan.
10:15Tentunya dalam perlawanan itu
10:16bisa terjadi
10:16ada tanda-tanda kekerasan.
10:18Berarti artinya dokter
10:19dalam kata lain
10:20adalah dengan
10:20uji forensik ini
10:22bisa diketahui
10:23setidaknya bahwa
10:24korban ini
10:25melakban dirinya sendiri
10:26atau dilakban.
10:27Betul.
10:28Bisa diketahui?
10:29Bisa kita analisis.
10:30Bisa kita analisis.
10:30Bisa kita analisis
10:31tentunya bersama-sama
10:32dengan pakar-pakar lain.
10:34Makanya itu juga penting
10:35bahwa pada saat kemarin
10:36pada saat melakukan
10:38olah TKP kembali
10:41begitu
10:41membawa juga dokter forensik
10:43yang
10:43melakukan
10:45kepada jenazah
10:46mengotopsi
10:46begitu
10:47kemudian
10:47membawa
10:48sampai ke TKP.
10:49Itu penting.
10:50Kenapa dong?
10:51Itu penting.
10:51Kenapa dong?
10:52Itu suatu kelaziman.
10:53Bukannya tak wajar?
10:54Itu wajib.
10:55Itu penting.
10:56Begini.
10:58Saat kita melakukan
10:58pemeriksaan terhadap
11:00jasad
11:01seorang yang meninggal
11:02tentunya pada umum
11:04yang secanggung alami
11:05adalah
11:05kepolisian ada.
11:07Penyidik ada.
11:08Kita bisa melakukan
11:09pemeriksaan.
11:09Saya melakukan pemeriksaan
11:10penyidik hadir
11:12untuk menyaksikan.
11:14Selanjutnya kita bisa
11:15melakukan komunikasi.
11:17Ya.
11:17Selanjutnya saya
11:18komunikasi itu
11:19kenapa penting?
11:19Saya butuhkan informasi
11:21dari TKP.
11:23Supaya punya pandangan?
11:24Supaya punya wawasan
11:26terkait dengan
11:26kemungkinan peristiwanya.
11:28Ya.
11:29Kan kita harus bicara
11:29ini adalah kematian
11:31karena suatu
11:32pidana,
11:33kematian karena
11:34bunuh diri,
11:36atau kematian karena
11:37keselakaan tadi.
11:37Oke.
11:38Jadi ada beberapa
11:38kemungkinan-kemungkinan
11:39dari TKP datang langsung ya.
11:41Oke.
11:42Kalau gitu Mas Yusuf
11:43ketika tadi
11:43dibilang dokter
11:44sebenarnya ini punya
11:45ada beberapa
11:46kemungkinan-kemungkinan.
11:47Lalu pertanyaannya
11:47kenapa sampai sekarang
11:487 hari lewat
11:49sampai sekarang
11:50belum ada
11:51update yang paling baru
11:53untuk mengungkap?
11:56Baik.
11:56Terima kasih.
11:57Jadi kami terus
11:59berkoordinasi
12:01dan koordinasi kami
12:03langsung saja
12:04ke Pak Kapolda
12:05karena
12:06penanganan kasus ini
12:08langsung diatensi
12:11Kapolri.
12:12Tentu pasti
12:13Kapolda
12:14day to day
12:16pasti memberikan update
12:17kepada Kapolri.
12:19Sejauh yang kami
12:20lakukan koordinasi
12:22dan pemantauan
12:23terakhir pada hari ini
12:25meyakinkan kepada
12:27Kompolnas
12:28bahwa penyelidikan ini
12:30masih terus berjalan.
12:32Berbagai informasi
12:33yang bisa kami
12:34sampaikan
12:34fakta-fakta
12:36yang didapatkan
12:38dari olah TKP
12:39sudah tiga kali
12:40sudah ada.
12:41Sudah tiga kali?
12:42Sudah tiga kali
12:43yang kita dapatkan informasi
12:44apakah tadi ada olah TKP lagi
12:46itu yang harus kita update lagi.
12:48Hanya yang kedua
12:49hanya yang
12:49saya sendiri dalam posisi
12:51ketika ada korban
12:53sebenarnya sering menyarankan
12:54bahwa meskipun
12:56TKP itu adalah
12:57kewenangan penyidik
12:59untuk melakukan
13:00olah TKP
13:01tapi ketika ada korban itu
13:03apabila
13:04penguatannya itu
13:05ada pada
13:06scientific crime investigation
13:07maka yang menentukan
13:09apa sebenarnya
13:10yang terjadi
13:11di dalam korban
13:12adalah dokter forensik
13:13kedokteran kepolisian.
13:16Nah sehingga
13:17kita bisa mendapatkan
13:20data
13:21fakta yang original
13:22original
13:23ketika ditemukan
13:25ada korban
13:26meninggal dunia
13:27maka fakta
13:28yang paling penting
13:29penyebab kematian
13:31penyebab kematian ini
13:32di dalam pantauan
13:33kasus
13:34diplomat kita ini
13:37tentu
13:38harus bisa dijelaskan
13:40secara
13:40saintifik
13:42oleh ahlinya
13:43oleh dokter forensik
13:45nah
13:46sejauh koordinasi
13:47yang terakhir
13:49kami dapat
13:49pada hari ini
13:50itu masih
13:51terus dilakukan.
13:52artinya
13:52hasil forensik
13:54belum juga
13:55atau hasil otopsi
13:56ya maksud saya
13:56ini juga belum diketahui
13:57sampai sekarang?
13:58hasil otopsinya
13:59masih terus berjalan
14:00dan itu
14:01diyakinkan kepada
14:03komponas
14:03bahwa
14:05kapolda akan
14:06merilis langsung
14:07dan memang
14:09sekali lagi
14:10karena pendekatannya
14:11adalah scientific crime
14:12investigation
14:12kita sendiri juga
14:13menyarankan
14:15agar itu
14:16benar-benar
14:16cermat
14:18dan teliti
14:18tidak terburu-buru
14:20persoalan
14:21penyebab
14:21kematian itu
14:22dan bagaimana
14:23fakta-fakta
14:24di TKP
14:25juga harus bisa
14:26menerangkan
14:26apakah ini
14:27meninggal
14:29karena
14:29sebab
14:31bunuh diri
14:31atau
14:32dibunuh
14:33atau
14:34karena yang lain
14:35tentu
14:36sekali lagi
14:37fakta
14:38dalam
14:39tubuh korban itu
14:40sangat
14:41prinsip
14:42dan fundamental
14:42untuk menjelaskan
14:44penyebab
14:44kematian itu
14:45inilah yang
14:46terus kita
14:47dorong
14:47sehingga
14:48pembuktian
14:49fakta-fakta
14:51yang dikumpulkan
14:51berdasarkan
14:52kedokteran forensik ini
14:54sangat vital
14:55vital dalam artian
14:57ini memang sangat
14:58hati-hati
14:59atau menunggu timing
15:00yang tepat
15:01tetap bersama kami
15:01saudara di dua arah
15:02terima kasih
Dianjurkan
11:28
|
Selanjutnya
3:20