00:00Tidibat Lolone kembali bersama Anda di Kompas Siang,
00:03saudara sekelompok warga menutup akses menuju SMA Negeri 12 Makassar.
00:08Aksi ini sebagai bentuk protes lantaran anak mereka tidak lolos SPMD di SMA tersebut.
00:15Warga di sini tidak masuk SMA, tidak bisa lolos, jadi kita juga tidak bisa kasih jalan alam.
00:21Ini demonya.
00:23Adu mulut terjadi antara pendemo dan pengguna jalan saat jalan Moha Lasuloro.
00:30yang jadi satu-satunya akses menuju SMA Negeri 12 Makassar, ditutup sejumlah warga.
00:35Warga memaksa pengguna jalan untuk memutar balik.
00:39Protes dilakukan, dipicu kekecewaan warga karena anak mereka tak lolos SPMD di SMA tersebut,
00:45meski jarak rumah dengan sekolah berdekatan.
00:48Aksi tutup jalan baru berhenti setelah polisi memediasi warga dengan pihak sekolah.
00:55Pihak sekolah mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Makassar
00:58untuk mengakomodasi empat calon murid yang tidak lolos.
01:02Jadi kami ke lokasi bersama personil untuk berneko kepada warga,
01:11untuk meminta kepada warga membuka akses jalur dulu.
01:15Karena aktivitas warga pagi-pagi itu sudah rame,
01:19sehingga warga kita arahkan setelah dibuka jalur,
01:23langsung diarahkan ke sekolah.
01:26Kita pertemukan dan pihak kepala sekolah dengan jajarannya.
01:29Nah, setelah kita akomodasi dua itu,
01:35adakah kita pertemuan kepala sekolah dengan warga itu?
01:38Masih ada riak-riak.
01:40Kita komunikasi dengan kepala sekolah, kami komunikasi kepala sekolah,
01:45kemudian dengan Dinas juga.
01:49Kita akhirnya akomodasi yang dua lagi itu.
01:52Jadi empat orang itu kita akomodasi semua.
01:55Karena memang rumahnya itu di poros masa ini, Pak.
01:58Di Dinas 512 ini kan satu akses, Pak.
02:11Sementara di Tanggerang Selatan, Banten,
02:13sejumlah warga yang dinominasi orang tua calon murid
02:16berdemo di depan SMA Negeri 3 Tanggerang Selatan.
02:20Mereka protes.
02:22Anaknya tak diterima masuk sekolah,
02:23meski jarak sekolah dengan rumah hanya 7 hingga 50 meter.
02:28Warga meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten
02:31mengutamakan calon murid dengan jarak tempat tinggal terdekat,
02:35khususnya dalam tahapan SPMB jalur domisiwi.
02:38Pihak sekolah pun berjanji
02:39akan membawa aspirasi warga ke pemerintah Provinsi Banten
02:43untuk ditindak lanjuti.
02:51Warga, pasti bingung
02:54kalau menurut warga dari kami, Wong Pitu itu
02:56peraturannya ini tumpang tindih.
02:58Tumpang tindih yaitu antara domisili sama nilai.
03:01Jadi tuntutan kami, warga, Wong Pitu
03:04mengharapkan anak-anak kami tetap bisa sekolah di sini, Pak.
03:08Bukan 100 meter lagi, 7 meter
03:10belakang sekolahan, khususnya RB12, Pak.
03:14Bahkan yang namanya Pak Ridwan ini,
03:17Pak RTJ Ridwan, RB10 itu jaraknya paling 50 meter, Pak.
03:20Tidak diterima.
03:22Jalur domisili itu, mereka kan kebanyakan dari jalur domisili.
03:26Bahwa jalur domisili itu,
03:28pemeringkatannya ditentukan oleh
03:30nilai rapot semester 1 sampai dengan semester 5.
03:34Itu pemeringkatan pertama.
03:35Jadi bukan jarak mereka ke sekolah,
03:39tetapi karena domisili itu bukan hanya warga sekitar,
03:42tetapi juga warga di kecamatan Pamulang.
03:44Kita lingkupnya hanya sekecamatan Pamulang,
03:47sesuai dengan yang kita ajukan ke provinsi.