Kehidupan di bumi bermula dari air, sebagaimana firman Allah: "Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup." (QS Al-Anbiya: 30). Dari tetesan air purba, muncullah mikroorganisme pertama (part 1), berkembang menjadi makhluk air awal seperti plankton (part 2), lalu berlanjut menjadi makhluk laut kompleks (part 3). Beberapa makhluk kemudian merangkak ke darat (part 4), disusul oleh tumbuhan purba yang mulai menghijaukan bumi (part 5). Lalu, muncullah hewan besar pertama seperti reptil dan makhluk darat lainnya (part 6), dan bumi pun menjadi siap bagi kedatangan manusia (part 7).
Dalam rangkaian berikutnya (part 8–14), bumi dibentuk dan disiapkan secara fisik dan fungsional: langit dijunjung tanpa tiang, gunung ditancapkan untuk menstabilkan bumi, sungai dan hujan mengaliri tanah, iklim dan cuaca disesuaikan, dan lingkungan seimbang tercipta. Menurut Tafsir Ibnu Katsir dan Al-Baghawi, ini adalah bagian dari proses penciptaan enam hari sebagaimana dijelaskan dalam banyak ayat.
Manusia pertama, Adam AS, diciptakan dari tanah (part 15–20). Allah memuliakannya dengan tiupan ruh Ilahi (part 21) dan memberinya ilmu yang tidak dimiliki makhluk lain (part 22–23). Para malaikat pun bersujud kepada Adam sebagai penghormatan, kecuali Iblis yang menolak karena kesombongannya (part 24–26).
Setelah itu, Adam diuji dengan larangan mendekati pohon di surga (part 27–28). Karena pelanggaran ini, Adam dan Hawa diturunkan ke bumi (part 29–30). Namun, Allah menjanjikan petunjuk bagi manusia agar tidak tersesat selama mengikuti wahyu-Nya (part 31–32).
Di bumi, Adam dan Hawa memulai perjuangan hidup (part 33–36). Mereka bertani, berkembang biak, dan membangun masyarakat awal. Dalam part terakhir (37), Allah menetapkan manusia sebagai khalifah di bumi—pemimpin yang bertanggung jawab atas ciptaan Allah. Sebagaimana firman-Nya:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi." (QS Al-Baqarah: 30)