Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 26/6/2025
BENGKULU, KOMPAS.TV - Pulau Enggano, Bengkulu yang berada di 150 mil laut di kawasan Samudra Hindia ini kini menjadi salah satu pulau yang terisolir akibat permasalahan pendangkalan pelabuhan.

Anes Jodi, salah seorang warga Enggano yang baru sehari melakukan penyeberangan ke Kota Bengkulu menyebut kondisi di pulau terluar Indonesia ini sudah sangat darurat.

Warga yang bergantung dengan hasil bumi pertanian tak bisa membawa hasil pertanian mereka untuk dijual ke luar pulau akibat dangkalnya alur pelabuhan.

Imbasnya, hasil panen yang kebanyakan buah pisang khas Enggano tak bisa dijual hingga dibiarkan membusuk oleh warga.

Penyebrangan kapal KMP Pulo Tello yang biasanya dilakukan hingga tiga kali dalam sepekan saat ini berubah hanya sekali keberangkatan.

Namun, jadwal penyebrangan tak dapat ditentukan, melihat kondisi cuaca di lapangan serta kondisi kapal.

Penyebrangan kapal juga dilakukan menggunakan sistem langsir, yakni penumpang akan dibawa menggunakan kapal kecil hingga keluar pintu pelabuhan, barulah nantinya penumpang dipindahkan ke kapal KMP Pulo Tello berkapasitas hingga 350 penumpang.

Warga Pulau Enggano kini berharap, pemerintah dapat segera bertindak melakukan perbaikan agar beban warga yang terisolasi tak semakin berat.

Baca Juga Pemprov Bengkulu Dapat Kucuran Dana Rp200 Miliar untuk Dirikan Sekolah Rakyat di https://www.kompas.tv/nasional/600908/pemprov-bengkulu-dapat-kucuran-dana-rp200-miliar-untuk-dirikan-sekolah-rakyat

#pulauenggano #bengkulu #isolasi

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/601905/pulau-enggano-terisolasi-4-bulan-warga-tak-bisa-jual-hasil-panen
Transkrip
00:00Selama 4 bulan terakhir, warga Pulau Enggano Bengkulu terisolasi dari dunia luar
00:05karena krisis transportasi akibat pendangkalan pelabuhan Pulau Baai.
00:10Perekonomian warga semakin terpuruk karena petani tak bisa menjual hasil panen.
00:17Pulau Enggano Bengkulu yang berada di 150 mil laut di kawasan Samudera Hindia
00:23kini menjadi salah satu pulau yang terisolir akibat permasalahan pendangkalan pelabuhan.
00:30Anes Jodi, salah seorang warga Enggano yang baru sehari melakukan penyeberangan ke kota Bengkulu menyebutkan
00:37kondisi di pulau terluar Indonesia ini sudah sangat darurat.
00:44Warga yang bergantung dengan hasil bumi pertanian tak bisa membawa hasil pertanian mereka
00:49untuk dijual keluar pulau akibat dangkalnya alur pelabuhan.
00:55Imbasnya, hasil panen yang kebanyakan buah pisang khas Enggano tak bisa dijual
01:02hingga dibiarkan membusuk oleh warga.
01:06Hasil bumi di Enggano itu susah untuk terjual.
01:14Terus juga masalah harga tidak sesuai di pulau Enggano.
01:22Terus masalah lampu kini juga sudah dibatasin tidak lagi 24 jam.
01:29Sampai pagi jam 10 itu sudah mati lampu di pulau Enggano.
01:36Yang jelas kami warga Enggano sudah sangat-sangat, inilah, kritis.
01:42Karena kenangkalan alur di pulau Wai ini.
01:48Kami berharap sama Bapak Presiden, pemerintah kota Bengkulu,
01:54kami warga Enggano minta bantuannya untuk dilakukan percepatan untuk masalah alur.
02:02Penyeberangan kapal KMP Pulau Telo yang biasanya dilakukan hingga 3 kali dalam sepekan,
02:10saat ini berubah hanya sekali keberangkatan.
02:15Namun, jadwal penyeberangan tak dapat ditentukan.
02:19Melihat kondisi cuaca di lapangan serta kondisi kapal.
02:23Penyeberangan kapal juga dilakukan menggunakan sistem langsir,
02:26yakni penumpang akan dibawa menggunakan kapal kecil hingga keluar pintu pelabuhan,
02:32barulah nantinya penumpang dipindahkan ke kapal KMP Pulau Telo
02:36yang berkapasitas hingga 350 penumpang.
02:40Jadi untuk pengangkutan penumpang dan barang-barang itu kami sistemnya lansir.
02:45Jadi dari kapal yang dari Enggano nanti akan diunjal oleh kapal-kapal patroli
02:51dari KPLP, Basarnas, Pelindu, Pandu-Pelindu nanti akan bantu dibawa ke Dermaga.
02:59Dan yang dari Dermaga juga yang misalnya mau ke Enggano akan diantarkan ke kapal.
03:04Warga Pulau Enggano kini berharap
03:06pemerintah dapat segera bertindak melakukan perbaikan
03:11agar beban warga yang terisolasi tidak semakin berat.
03:17Tim Liputan, Kompas TV
03:21Terima kasih.

Dianjurkan