- 17/6/2025
JAKARTA, KOMPAS.TV - #SaveRajaAmpat menjadi trending di media sosial usai aktivis Greenpeace Indonesia diamankan di acara Indonesia Critical Minerals Conference & Expo di sebuah Hotel mewah Jakarta.
Aktivis yang berteriak "Save Raja Ampat, Papua bukan tanah kosong" memantik warganet untuk menyerukan pemerintah agar menghentikan aktivitas tambang nikel di Raja Ampat.
Raja Ampat yang telah ditetapkan sebagai Global Geopark oleh Unesco, menjadi salah satu ikon pariwisata Indonesia di mancanegara. Dengan adanya tambang nikel di Raja Ampat, Greenpeace memaparkan sejumlah dampak yang ditimbulkan salah satunya dapat memicu kerusakan perairan Raja Ampat.
Ada lima perusahaan tambang nikel yang beroperasi di berbagai pulau Raja Ampat, salah satunya adalah PT Gag Nikel yang memiliki izin usaha tambang sejak 2017 di pulau Gag.
Pemerintah resmi mencabut izin usaha 4 perusahaan tambang di Raja Ampat kecuali PT Gag Nikel.
Namun berdasarkan aturannya, Pulau Gag yang termasuk pulau kecil tidak boleh digunakan untuk aktivitas pertambangan.
Bagaimana sikap yang diambil pemerintah menanggapi polemik tambang nikel di Raja Ampat ini?
Saksikan penjelasannya bersama jurnalis KompasTV, Thifal Solesa dalam program Sini Gue Kasih Tau berikut ini.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/600027/polemik-tambang-nikel-di-raja-ampat-izin-di-pulau-gag-tetap-berjalan-sini-gue-kasih-tau
Aktivis yang berteriak "Save Raja Ampat, Papua bukan tanah kosong" memantik warganet untuk menyerukan pemerintah agar menghentikan aktivitas tambang nikel di Raja Ampat.
Raja Ampat yang telah ditetapkan sebagai Global Geopark oleh Unesco, menjadi salah satu ikon pariwisata Indonesia di mancanegara. Dengan adanya tambang nikel di Raja Ampat, Greenpeace memaparkan sejumlah dampak yang ditimbulkan salah satunya dapat memicu kerusakan perairan Raja Ampat.
Ada lima perusahaan tambang nikel yang beroperasi di berbagai pulau Raja Ampat, salah satunya adalah PT Gag Nikel yang memiliki izin usaha tambang sejak 2017 di pulau Gag.
Pemerintah resmi mencabut izin usaha 4 perusahaan tambang di Raja Ampat kecuali PT Gag Nikel.
Namun berdasarkan aturannya, Pulau Gag yang termasuk pulau kecil tidak boleh digunakan untuk aktivitas pertambangan.
Bagaimana sikap yang diambil pemerintah menanggapi polemik tambang nikel di Raja Ampat ini?
Saksikan penjelasannya bersama jurnalis KompasTV, Thifal Solesa dalam program Sini Gue Kasih Tau berikut ini.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/600027/polemik-tambang-nikel-di-raja-ampat-izin-di-pulau-gag-tetap-berjalan-sini-gue-kasih-tau
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Siapa sih yang tidak kenal Raja Ampat?
00:08Yang secara awam orang ngelihannya seindah itu, yang orang kenalnya area pepariwisata,
00:13masih tetap ada upaya penambangan di sana.
00:15Padahal diaturannya udah jelas, gak boleh ada penambangan.
00:18Bang Lillah Adalia disambut protes dan pembentangan Spanduk Sef Raja Ampat
00:23oleh aktivis di Bandara Udara Domini Edward Osok di Sorong, Papua Baradaya.
00:27Seperti kamu, kami juga sangat marah melihat bagaimana tempat yang mendapat julukan sebagai surga terakhir
00:34sedang dihancurkan hanya demi keuntungan sesaat dan kepentingan golongan tertentu.
00:40Itu istilahnya lautnya kotor atau terimbas dari pasir-pasir atau tanah-tanah dari proses penambangan itu.
00:45Dan ini adalah gambar-gambar terakhir.
00:47Jadi mohon kepada saudara-saudara saya, sebangsa nasi tanah air, dalam menyikapi berbagai informasi.
00:55Sementara pelaku wisata meminta pemerintah serius menjaga kelestarian alam di kawasan Raja Ampat.
01:02Ya Allah, tenang kali kepala kuliah.
01:07Naskah tuntas, beres semua.
01:09Eh Tifa, lu pasti kenal, Deni. Kenal gak sih sama si ini aktivis yang Greenpeace?
01:13Kau bisa kasih aku kesempatan untuk tenang ya.
01:17Naskah aku udah tuntas.
01:19Ubun-ubun aku masih berdenyut.
01:21Kau memanggil, membuat aku terpancing untuk berpikir.
01:23Kenapa sih? Baru juga manggil dikit.
01:26Ya apa? Apa? Kau mau nanya apa lagi?
01:28Ini aktivis Greenpeace yang ditangkep.
01:30Yang safe Raja Ampat, itu tau gak?
01:33Aktivis.
01:33Oh, yang Mas Iqbal Damanik.
01:36Iya.
01:37Kenapa emangnya?
01:38Kenal.
01:38Kenal lah.
01:39Itu aku pernah ketemu dia.
01:42Pertama kali itu ada event Jelang Pemilu 2024.
01:45Dan kayaknya abis itu belum jumpa lagi.
01:48Nah, dari situlah munculnya video-video viral itu.
01:50Balik lagi.
01:50Waduh, Mas Iqbal nih.
01:52Kayak gitu.
01:52Dan berapa kali diundang juga tuh sama tim kita buat ngobrol di program-program bulletin.
01:59Program-program daily kita.
02:00Diskusi-diskusi, dialog-dialog juga di situ.
02:02Ngomongin soal yang dia protes itu.
02:03Wow, seru banget.
02:05Hmm, jelas lah.
02:07Ceritain.
02:09Ceritain, ceritain, ceritain.
02:11Gak, gini ya weh.
02:12Enggak, bentar.
02:13Bentar nih.
02:14Aku tiap duduk di sini.
02:16Kau selalu bertanya hal dari nol.
02:19Minta cerita dari awal.
02:21Kerja kita kan sama ya.
02:23Industri kita kan sama ya.
02:25Astagfirullahaladzim.
02:26Bedenyut lagi umpun-umpun aku.
02:28Gua lapor bos kau.
02:29Yaudah lah.
02:30Sini, gua kasih tau.
02:31Video yang kau lihat tadi itu lanjutan cerita dari heboh-heboh di media sosial Tagar Safe Raja Ampat.
02:49Waktu tuh tulisannya Safe Raja Ampat, Papua bukan tanah kosong.
02:52Nah, mulai dari situ.
02:54Marak lah banyak orang.
02:56Membuat story atau feeds di media sosial.
02:59Utamanya kan kalau aku aktifnya di Instagram kan.
03:01Dan itu makin ramai orang-orang bilang Safe Raja Ampat, Safe Raja Ampat.
03:05Itu mulai dari sana.
03:06Cerita berlanjut saat ada event di Jakarta.
03:10Waktu itu eventnya dihadiri langsung sama Wakil Menteri Luar Negeri.
03:14Pak Arief Havasugro Seno.
03:15Nah, eventnya itu namanya.
03:17Bentar, aku buka catatan aku.
03:18Itu Indonesia Critical Minerals Conference and Expo.
03:22Itu lokasinya di sebuah hotel mewah di Jakarta.
03:24Nah, di sana dia lagi paparan tuh.
03:26Lagi menyampaikan statement di hadapan para narasumber.
03:30Para tamu undangan yang ada di sana.
03:32Tiba-tiba ada tiga aktivis Greenpeace.
03:35Tambah satu perempuan asal Papua.
03:37Berorasi di tengah-tengah si Wamen Lu ini lagi menyampaikan statement.
03:41Orasi meminta untuk di-stop upaya hilirisasi atau penambangan nikel di kawasan Raja Ampat.
03:46Sampai bawa spanduk. Persis kayak yang kau lihat tadi itu videonya.
03:50Sampai bawa spanduk kan dia.
03:51Ada alat peraga di situ.
03:53Semangatnya adalah minta di-stop hentikan upaya penambangan nikel di Raja Ampat itu tadi.
03:59Di tengah-tengah itu mereka orasi.
04:00Kan keganggu si Wamen Lu ini saat berorasi itu.
04:03Akhirnya dibawalah sama petugas keamanan setempat.
04:05Diamani ditangkep buat memastikan area saat itu.
04:09Karena acara masih berjalan.
04:10Tetap bisa kondusif lagi lingkungannya.
04:12Kondisi dari diskusi itu.
04:13Awal mulanya kan periswa dari sana.
04:15Nah jadi akar masalah sampai mereka melakukan aksi itu gara-gara apa?
04:19Jadi Greenpeace ini mengutarakan keresahan mereka.
04:23Karena penambangan nikel yang berlangsung di Raja Ampat itu masuk teritorinya di Papua Barat Daya.
04:28Itu kan kabupaten.
04:29Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
04:31Ada keresahan penambangan yang ada di sana.
04:35Memicu kerusakan lingkungan.
04:37Nah analisisnya Greenpeace waktu itu ada penambangan nikel di tiga pulau.
04:41Tiga pulaunya itu ada di Pulau Gak.
04:43Terus ada Pulau Kawe sama Pulau Manuran.
04:47Dan area yang dipakai untuk penambangan itu hitungannya 500 hektare.
04:53Dan itu mengganggu, membabat habis area hutan sama vegetasi-vegetasi alam khas yang ada di Raja Ampat itu.
04:59Nah itu yang menjadi dasar kekhawatiran mereka.
05:01Penambangan mengganggu ekosistem yang ada di sana.
05:05Dan kau paham kan, area Raja Ampat ini area wisata.
05:08Lingkungannya bagus.
05:09Kau tengoklah di foto-foto IG orang-orang kalau datang ke Raja Ampat.
05:12Bersih!
05:13Lingkungan bagus.
05:15Langitnya cerah.
05:16Lautnya bagus ya enggak?
05:17Bagus semua.
05:18Cantik semua.
05:18Nah ada kekhawatiran di sana.
05:20Kalau kemudian itu tetap dilanjutkan,
05:23selain karena hutannya dibabat untuk penambangan itu,
05:25limpasan tanah yang ada di area yang terbabat itu,
05:29ibaratnya gini bahasa gampangnya.
05:30Pasir-pasir yang ada di pulau itu yang terimbas dari upaya penambangan.
05:35Itu kan turun ke laut tuh.
05:36Laut yang udah secantik itu,
05:38jadi keruh, jadi kotor.
05:40Ngerusak.
05:40Terumbu karang ada di sana.
05:41Ekosistem lautnya juga ikutan terganggu.
05:43Itu yang dikhawatirkan sama teman-teman Greenpeace itu.
05:45Dan dari sanalah kemudian kekhawatiran mereka muncul.
05:48Orasinya dilancarkan.
05:50Dan itu pun akhirnya menjadi narasi yang makin kuat muncul di media sosial.
05:55Apapun lah platformnya itu disuarakan.
05:57Sampai Tagar Safe Raja Ampat sempat jadi trending juga beberapa kali di media sosial.
06:01Tiga pulau tadi ku bilang kan.
06:03Ada pulau Gak, ada pulau Kawe, ada pulau Manuran.
06:05Nah pulau-pulau kecil lainnya pun kalau menurut Greenpeace,
06:09ini ada kekhawatiran juga bakal ikut ngefek.
06:11Akan ikut terancam kondisinya.
06:13Lingkungan keaslian alamnya bakal ikut terganggu.
06:15Ada dua pulau.
06:16Dua pulaunya itu pulau apa ya?
06:18Pulau Batang Pele dan sama pulau Manyaifun.
06:22Nah dua pulau itu posisinya sebelahan sama area yang dijadikan lokasi penambangan.
06:27Jaraknya itu berapa ya?
06:28Kurang lebih 30 kilo dari gugusan area Piyainemo.
06:32Area-area yang jadi wilayah wisatanya Raja Ampat di sana.
06:36Dan itu dianggap sangat berbahaya untuk lingkungan sekitar.
06:39Semata karena lingkungan.
06:40Itu yang jadi kekhawatiran makanya mereka berorasi saat itu.
06:42Pulau Piyainemo itu yang terkenal.
06:44Kalau misalnya lo searching Raja Ampat kan sih keluar yang ada...
06:47Yang visual yang cantik yang aku bilang tadi itu.
06:48Itu benar ya?
06:49Iya.
06:49Bagian dari situ.
06:51Itu yang dikhawatirkan sama teman-teman Greenpeace.
06:53Gila.
06:54Gue kayak mau lihat fotonya aja gue udah pengen banget ke situ ya.
06:57Apalagi aku.
06:58Aku belum pernah ke Raja Ampat.
07:00Pengen gitu loh.
07:01Kenapa mereka menambang Raja Ampat?
07:03Kenapa bukannya udah ada aturannya secara hukum?
07:06Sebenarnya gini weh.
07:08Kalau aturan udah ada.
07:09Nah area yang jadi tempat penambangan di Raja Ampat itu masuk satu di antara total 525.
07:191000 hektare tambang nikel yang tercatat di seluruh Indonesia.
07:22Itu catatan pemerintah.
07:23Dan kebanyakan itu area tambangnya ada di wilayah Indonesia Tengah sama Indonesia Timur.
07:28Kalau di Indonesia Tengah itu ada di kawasan Sulawesi.
07:31Sulawesi Selatan ada.
07:33Sulawesi Tenggara ada.
07:35Sulawesi Tengah ada.
07:36Kalau di Timur itu ada Maluku Utara sama Papua.
07:38Termasuklah yang di Raja Ampat itu tadi.
07:41Maluku itu ada di Pulau Obi.
07:43Seingat aku ya.
07:44Di Pulau Obi.
07:45Ada di Pulau Gak yang kubilang tadi.
07:47Itu masuk dalam kawasan di Pulau Papua.
07:50Persisnya di kawasan Papua Barat Daya.
07:52Pulau Gak ini ada potensi alam yang benar-benar besar.
07:56Nggak cuma nikel.
07:57Tapi ekowisata.
07:58Terus area hutan tropis.
07:59Jadi betul-betul alamnya itu seindah itu Wak.
08:02Ya kau pahamlah kan dengan foto-foto itu aja.
08:04Sangat tergambar bahwa kekayaan alamnya udah sebanyak itu.
08:07Keanekaragaman hayatinya udah sebanyak itu.
08:10Dari sana ada kekhawatiran yang tadi ku bilang.
08:13Plus sudah ada penelusuran juga sebetulnya.
08:16Dari Harian Kompas waktu itu ekspedisi tahun 2021.
08:19Ekspedisi Tanah Papua tahun 2021 dilakukan oleh teman-teman Harian Kompas.
08:23Di saat itu mereka menemukan posisinya persis di area Raja Ampat.
08:27Persis di Pulau Gak juga.
08:29Ada indikasi kerusakan lingkungan.
08:30Dari aksi ataupun upaya penambangan nikel yang ada di situ.
08:33Efeknya tuh dipandang cukup beragam lah.
08:35Jadi sudah ada indikasi sejak lama sebetulnya.
08:38Terutama teman-teman Harian Kompas udah mencatat itu sejak lama.
08:41Siapa yang memegang hak dari izin usaha pertambangannya itu?
08:46PT-nya namanya PT Gaknikal.
08:48PT Gaknikal ini telah ku telusuri.
08:50Itu bagian dari anak usahanya PT Aneka Tambang Antam.
08:54Nah itu kan Antam BUMN ya.
08:56Bandung usaha milik negara.
08:57Walaupun secara kepemilikannya 25%.
08:5975%-nya itu milik perusahaan Australia.
09:02Ya namanya itu Asia Pacific Nickel.
09:05Itu namanya.
09:06Nah 75% mereka yang punya perusahaan Australia.
09:0825%-nya punya Antam.
09:10Dan prosesnya itu disebut sudah lama.
09:13Proses untuk eksplorasi tambang.
09:15Sampai akhirnya mereka bisa produksi nikel di Pulau Gak itu.
09:18Udah dari tahun 80-an.
09:20Bahkan tahun 98 mereka udah ngantongin izin buat eksplorasi.
09:24Izin eksplorasi dulu tahun 98 tuh.
09:26Baru lanjut mereka bisa produksinya di tahun 2017.
09:28Udah dapet izin tuh mereka akhirnya bisa nambang nikel disitu.
09:32Luas areanya itu 13 ribuan hektare.
09:35Dan itu izin tau sampai kapan kira-kira menurut kau?
09:392030?
09:40Lebih lama lagi?
09:42Serius?
09:43Serius?
09:43Serius?
09:44Berapa lama kira-kira?
09:452040.
09:46Kutambah 7.
09:462047.
09:48Jadi saat mereka udah dapet izin buat produksi itu.
09:50Sampai 2047.
09:52Mereka bisa eksplorasi dan produksi hasil nikel dari penambangan yang sudah mereka lakukan.
09:57Artinya perusahaan ini dapat konsesi 2 kali lipat lebih gede dari luas seluruh daratan pulau yang ada di tempat mereka eksplorasi.
10:05Itu baru masalah dasarnya mereka sampai dapet izin tambang disana.
10:09Secara aturan.
10:10Aturannya itu kalau udah kuulik-ulik.
10:12Sebetulnya kan udah ada secara jelas dan terang-benerang menurut aku.
10:16Diatur dalam undang-undang PWP 3K.
10:20Undang-undang PWP 3K itu penjabarannya pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
10:25Nah disitu sesungguhnya kalau kita lihat lagi di pasalnya.
10:29Sudah ada arahan bahwa pulau-pulau kecil itu hanya bisa dipakai untuk konservasi.
10:34Diklat.
10:34Diklat itu pendidikan dan pelatihan.
10:36Penelitian dan pengembangan alias Litbang.
10:38Budidaya Laut, Pariwisata, Usaha Perikanan dan Kelautan plus Industri.
10:43Perikanan ditambah lagi ada pertanian organik juga diatur disitu.
10:47Pertanakan, Pertahanan dan Keamanan Negara.
10:50Nggak ada kan pertambangan disitu?
10:51Malah pertambangan di bagian larangannya.
10:53Pasalnya mengatur larangan untuk melakukan kegiatan yang ada di pulau-pulau kecil.
10:58Disitu dijelasin bahwa dilarang secara langsung atau tidak langsung melakukan penambangan.
11:03Penambangan apa aja?
11:04Penambangan pasir, penambangan minyak dan gas, dan penambangan mineral.
11:08Yang ujung-ujungnya bisa berimbas pada kondisi lingkungan yang ada di sana.
11:11Memicu, kerusakan, lingkungan yang ada di situ.
11:13Tapi, yang juga menjadi perhatian dalam aturan itu.
11:17Sudah ada lagi aturan rigitnya.
11:19Bahwa area dalam luas tertentu.
11:21Kalau pulau kecil itu, aturannya itu luasnya kira-kira...
11:25Sebentar, aku intip dulu catatanku.
11:27Jadi di aturannya itu, dia udah dijelaskan.
11:29Untuk pulau yang luasnya sama dengan atau kurang dari 2.000 km persegi.
11:35Kira-kira 200.000 hektare.
11:37Itu gak boleh ada aktivitas tambangnya.
11:40Undang-undang loh yang ngomong.
11:41Undang-undang loh yang bicara di situ.
11:42Nah, di situlah kemudian berkelindan lagi.
11:45Isu ini, ini kenapa kok tetap diterusin?
11:48Kemana nih pemangku kepentingan terkait?
11:51Pemangku kebijakan terkait?
11:52Kemana aja?
11:53Kok bisa pulau kecil yang secara awam orang ngelihannya seindah itu?
11:57Yang orang kenalnya area pepariwisata?
11:59Masih tetap ada upaya penambangan di sana.
12:01Padahal diaturannya udah jelas, gak boleh ada penambangan.
12:05Gitu loh.
12:05Akhirnya, singkat cerita, sampai ada kasus ini,
12:09ada 4 perusahaan yang ternyata sudah mengantongi izin dari pemerintah untuk melakukan aktivitas tambang.
12:154 perusahaan itu kalau aku catat sebentar, aku intip dulu.
12:18Jadi ada 4 perusahaan yang bisa beroperasi untuk tambang di situ.
12:20Yang pertama ada namanya PT Anugrah Surya Pratama.
12:23Dia dapat eksplorasi luasnya itu 1173 hektare.
12:27Pulau Manuran dia.
12:27Ada PT Mulia Raymond Perkasa, 2000-an hektare di Pulau Batang Pele.
12:32PT KW Sejahtera Mining, itu di Pulau KW, 5000-an, hampir 6000-an hektare.
12:36Ada PT Nurhan juga, wilayah 3000 hektare di Pulau Waigeo.
12:39Sementara lagi, itu kan tadi aku sebut ada undang-undang tuh.
12:41Ada juga putusan MK, bos.
12:42Putusan MK yang juga mengatur bahwa Pulau Kecil itu tidak boleh ada aktivitas pertambangan di situ.
12:48Itu putusan MK tahun 2023, nomor 35 tahun 2023 yang menegaskan tidak boleh ada aktivitas pertambangan di wilayah pesisir atau Pulau-Pulau Kecil.
12:57Makanya dari situ berkelindranlah cerita ini.
12:59Dan ujung-ujungnya ditambah lagi dengan ada PT Gaknikal itu yang masih beraktivitas sampai sekarang.
13:04Jadi total ada 5 perusahaan yang melakukan aktivitas pertambangan di Pulau Kecil.
13:09Di kawasan Raja Ampat, Papua Barat, Dayah.
13:11Kayak gitu kira-kira.
13:12Berarti kan Pulau Gak itu termasuknya Pulau Kecil kan?
13:15Iya, jatuhnya Pulau Kecil.
13:17Kenapa ditambang?
13:18Lagian kan Raja Ampat kan terkenal sebagai destinasi pariwisata Indonesia.
13:22Itu dia yang berkali-kali kita bahas.
13:24Orang luar negeri kan pasti melihat Raja Ampat.
13:26Indonesia kayak, wow, itu Raja Ampat jadi salah satu destinasi.
13:29Dan pak, turis-turis mancanegara kebanyakan kan juga pada main ke sana, toh?
13:33Gak cuma Bali, tapi juga ke sana.
13:35Betul.
13:36Nah, bukannya kalau ada pertambangan gitu akan merusak ekosistem lautnya.
13:41Nah, itu dia.
13:42Masalah dampak ini sebetulnya banyak sisi yang dilihat.
13:45Tadi kan kalau dari teman-teman Greenpeace bilangnya ini masalah ekosistem lingkungan juga akan berpengaruh.
13:49Dari teman-teman pemantau atau pemerhati pariwisata juga bilang,
13:53area Raja Ampat itu,
13:55kau harus tahu bahwa 75% jenis terumbu karang seluruh dunia,
13:5975% seluruh dunia,
14:00terkumpul di mana?
14:01Raja Ampat itu.
14:02Kau bayangkanlah sebegitu kayanya keaneka ragaman hayati kita,
14:06terutama biota laut kita yang ada di sana.
14:08Di situlah dasarnya banyak orang yang akhirnya bersuara,
14:10tolong jangan lanjutkan ini pertambangan.
14:12Jangan diteruskan pertambangan nikel ini.
14:14Jangan kasih izin lagi lah buat yang lain-lain itu.
14:17Kalau perlu yang udah dapat izin, jangan diterusin.
14:18Karena akan mengganggu ekosistem laut.
14:20Nggak cuma yang di darat di area pulau itu,
14:22yang terimbas limpasan dari tanah-tanah yang hasil pertambangan yang terus turun ke laut.
14:26Tercemar lagi nih biota-biota laut, termasuk terumbu karangnya itu.
14:29Seindah itu loh bos.
14:30Nah kayak gitu.
14:31Termasuk lagi,
14:32imbasnya kan tadi gue bilang,
14:33akan ada sedimentasi.
14:35Limpasannya itu bakal turun ke laut,
14:37laut tercemar,
14:38indahnya hilang,
14:39dan biota-biota laut,
14:40ikan-ikan yang mungkin kalau para wisatawan sempat lihat,
14:44jernihnya laut yang ada di situ.
14:46Mungkin nggak akan bisa kelihatan lagi,
14:47karena imbas dari yang situ tadi.
14:48Mungkin imbasnya nggak akan dilihat secara jangka pendek ya.
14:51Tapi jangka panjangnya,
14:52kita nggak tahu kalau ternyata ada kesalahan,
14:54kalau ada kelalaian.
14:56Hal-hal kayak gitu kan nggak bisa kita lepasan ya,
14:58potensi-potensi itu.
14:59Kalau itu sempat terjadi,
15:00lingkungan lagi yang rusak.
15:01Kalau tidak diawasi secara detail,
15:04tidak diawasi secara rutin.
15:05Itulah yang kemudian jadi kekhawatiran dari teman-teman aktivis,
15:08terutama aktivis lingkungan itu tadi.
15:10Greenpeace melihat kemungkinan-kemungkinan lain.
15:13Kalau penambangannya tetap dijalankan,
15:16biota tanaman,
15:18tumbuhan-tumbuhan endemik yang ada di situ juga bakal hilang.
15:21Vegetasi khas yang ada di sana juga bakal rusak,
15:24bahkan hilang sama sekali.
15:26Ada kontaminasi juga yang berkemungkinan bakal terjadi.
15:29Karena kan ini mineral ya,
15:30diambil dari dalam,
15:31dari dalam tanah.
15:32Saat itu,
15:33itu kan jenisnya logam ya.
15:35Kalau itu terkontaminasi dengan makhluk hidup yang lain yang ada di sana,
15:38itu mengganggu biota-biota makhluk hidup yang ada di situ.
15:42Tumbuhan juga bakal rusak.
15:43Logam-logam berat jumlahnya yang bakal meningkat lagi.
15:46Kalau itu tidak dikelola dengan serius,
15:48lagi-lagi kan makhluk hidup yang ada di sekitarnya juga akan menanggung deritanya,
15:51menanggung sisi negatifnya.
15:53Itu yang kemudian disuarakan oleh teman-teman.
15:55Butterfly effect lah ibaratnya.
15:56Kalau dilihat sekarang,
15:57kayak tadi aku bilang,
15:58skalanya mungkin kecil.
15:59Nggak kelihatan sekarang.
16:01Mungkin belum sampai kena ke area yang lebih luas.
16:04Kabupaten Raja Ampat kena.
16:06Mungkin belum kelihatan sekarang.
16:08Tapi kalau itu nggak dikelola secara serius,
16:10ya bukan tidak mungkin akan kena di pulau-pulau lain,
16:12keindahannya bakal hilang,
16:14keaneka ragaman hayati kita bakal rusak.
16:16Apalagi mau kita banggakan dari Raja Ampat,
16:17kalau itu nggak dirawat dengan maksimal.
16:19Kan kayak gitu ceritanya.
16:20Termasuk juga dalam ekspedisi dari teman-teman Harian Kompas itu,
16:23ekspedisi Tanah Papua itu di tahun 2021,
16:25udah sempat wawancara,
16:26udah sempat diskusi juga.
16:27Sama dua peneliti,
16:29dua akademisi di dua bidang berbeda.
16:31Ada guru besar Logam Berat,
16:32terus ada pakar kimia,
16:33dan datangnya semua dari Universitas Patimura.
16:35Si yang satu namanya Ilham Marasabesi.
16:38Dia dosen Fakultas Perikanan di Papua.
16:41Dia bilang kalau aktivitas penambangan di Pulau Kecil,
16:44itu rentan memicu kerusakan perairan.
16:46Kalau kasusnya kita spesifikin lagi di Pulau Wakti,
16:48kalau kulihat catatannya,
16:49bisa merusak perairan Raja Ampat secara keseluruhan.
16:52Tadi udah sempat kusinggungkan.
16:53Kecil, kecil, kecil, kecil, kecil,
16:54kalau kemudian itu nggak ditanganin secara detail,
16:56nggak serius diantisipasi,
16:58ya nanti bakal rusak juga secara keseluruhan perairan itu,
17:01dan biota-biota yang ada di dalamnya.
17:02Terus lagi, ada juga guru besar logam berat
17:05dari Universitas Patimura Ambon,
17:07namanya Profesor Justinus Temale.
17:09Dia bahkan memprediksi penambangan nikel
17:11di Pulau Gag yang heboh-heboh sekarang,
17:13bakal merusak ekosistem Raja Ampat.
17:15Sedimen yang mengandung logam berat.
17:17Balik lagi, yang diambil adalah mineral.
17:20Jenis logamnya logam berat.
17:21Dan saat itu terekspos atau kena ke makhluk-makhluk hidup,
17:24terutama mereka yang berada di kawasan laut,
17:26di perairan,
17:27pasti akan kena,
17:28pasti akan ngefek dan akan terkontaminasi.
17:29Kena mereka yang ada di situ.
17:31Terus, akan mengganggu juga terumbu karang.
17:33Yang kubilang 75% terumbu karang seluruh dunia terkumpul di sana,
17:37pasti akan rusak,
17:37pasti akan kena.
17:38Terus lagi ada pandangan bahwa nikel bahkan lebih beracun
17:42daripada logam tembaga karena mematikan larva karang.
17:45Bayangkanlah sama kok,
17:46larva karang aja tuh,
17:47ketemu nikel,
17:48bahkan bisa ngefek seberbahaya itu ketimbang tembaga.
17:52Fatal,
17:52kalau udah ketemu logam-logam,
17:53kalau nggak diantisipasi itu pasti akan kena.
17:55Laut sebagai sumber utama protein.
17:57Bayangkanlah,
17:58kalau udah kena kontaminasi logam berat,
18:00ditangkap sama warga sekitar,
18:02dijadikan konsumsi buat mereka,
18:04itu yang dikhawatirkan.
18:05Saat masuk logam berat dari yang mereka makan itu tuh,
18:08biota-biota laut yang di sana,
18:09ikan lah kita ambil.
18:10Ikan yang biasa mereka konsumsi,
18:11terpapar dengan zat-zat berbahaya yang dari hasil penambangan itu,
18:15dimakan sama mereka,
18:16pas masuk ke dalam tubuh,
18:17efeknya apa?
18:18Ganggu kesehatan lagi.
18:19Dan bukan tidak mungkin,
18:20gangguan kesehatannya,
18:20skalanya,
18:21skala berat.
18:21Tertangannya atau nggak?
18:22Nah, kita nggak tahu.
18:23Apalagi kan area-nya area daerah yang di area kepulauan begitu,
18:26aksesibilitas kita nggak bisa menutup mata lah.
18:28Aksesibilitas kesehatannya di sana juga beda lah dengan kawasan perkotaan.
18:32Mau memastikan kesehatan warga kayak gimana?
18:34Menjamin itu,
18:35ikan-ikan tetap sehat,
18:36tetap baik kondisinya,
18:37biota-biota laut di sana tetap dalam kondisi yang kondusif,
18:39stabil secara kesehatannya mereka?
18:41Yakin?
18:42Kayak gitu?
18:42Karena mereka tinggal di area pesisir.
18:52Wajar,
18:53mereka begitu.
18:58Kita yang di kota aja kepikirannya udah ngeri.
19:01Apalagi kalau nanti ngeliat kondisi di situ yang sebenarnya kayak gimana,
19:04walaupun ini pun jadi polemik lagi kan,
19:06beda pandangan satu dengan pandangan yang lain.
19:08Terus lagi,
19:08ada pandangan juga nih dari pakar Kimi yang namanya Abraham Mariwi.
19:11Sama-sama dari Universitas Patimura Ambon juga nih,
19:14dia bahkan bilang banyak logam yang biasanya berasosiasi dengan tambang nikel,
19:18tanpa disadari risiko besar bagi manusia dan lingkungan.
19:20Masih ada sangkut pautnya toh?
19:21Menurut dia,
19:22katanya nih,
19:23nikel yang menjadi mineral utama bisa menyebabkan toksik,
19:26racun buat manusia.
19:27Nggak cuma organ dalam,
19:28sampai iritasi kulit juga bisa.
19:30Kan eksposnya kayak tadi ku bilang,
19:32ekspos ke makhluk hidup nggak cuma buat mereka-mereka biota laut,
19:34atau tumbuhan-tumbuhan yang ada di sana.
19:36Kalau kita kena paparan itu,
19:38kena dari air yang racun-racun logam berat itu,
19:40iritasi kulit lah, gatal-gatal lah,
19:42atau mungkin bakal lebih fatal daripada itu.
19:44Apalagi,
19:45gangguan pernafasan bahkan bisa,
19:46organisme air yang ada di situ jelas,
19:48mengganggu kualitas tanah dan air,
19:50zat merkuri dan arsenik.
19:51Produk makeup aja kan nggak boleh ada zat merkuri kan?
19:54Iya lah,
19:55nggak boleh dong.
19:56Bayangin aja,
19:57merkuri dalam kosmetik aja nggak boleh,
19:59apalagi kalau eksposnya langsung dari hasil sana.
20:01seberbahaya itu,
20:03dan menurut aku,
20:05wajar kalau ini jadi diskursus yang berkepanjangan sekarang.
20:08Dari banyak orang,
20:09walaupun ya akhirnya akan ada banyak sisi.
20:11Ada yang sisinya,
20:12yang satu bilang udah sesuai prosedur,
20:14yang satu bilang ya apapun prosedurnya,
20:15kalau ini memang berbahaya buat lingkungan,
20:17ya nggak bisa diterusin.
20:19Nah,
20:20pemerintah tuh kan udah nyabut
20:21IUP-nya empat perusaha tambang itu.
20:24Belum lama ini.
20:25Nah, tapi kan ada satu,
20:26yaitu yang PT Gaknikau tadi yang lu sebut,
20:28yang itu tidak dicabut.
20:30Pertanyaan gue,
20:32kenapa nggak dicabut?
20:34Tetap jalan,
20:35cuman diberhentikan sementara toh.
20:37Nah, itu pertanyaannya satu.
20:38Kedua.
20:39Oh, banyak pertanyaan kau ya.
20:40Mentang-mentang aku ada di sini,
20:42kau manfaatkan aku.
20:44Memang betul-betul anak nih.
20:45Kedua,
20:46katanya nih,
20:47gue sempat baca,
20:48keluarga di sana tuh menolak pemerintah
20:50untuk menutup perusahaan tambang nikel.
20:52Katanya karena itu berpengaruh dengan
20:53kehidupan mereka dan segala macam-macam.
20:56Itu gimana tuh?
20:56Aku persis di momen penjelasan pemerintah itu
21:00ada di konferensi pers.
21:02Yang berlangsung waktu itu di kantor presiden,
21:04masih di komplek istana kepresidenan.
21:06Waktu itu yang hadir,
21:07Menteri SDM.
21:08Terus ada Menteri Lingkungan Hidup,
21:10ada Menteri Kehutanan juga,
21:11barengan sama Menteri Sekretaris Negara
21:13dan Sekretaris Kabinet.
21:14Yang poinnya adalah,
21:15betul yang kata kau,
21:164 dari 5 izin usaha
21:18pertambangan yang dipegang oleh perusahaan itu,
21:21berarti kan 4 perusahaan kan?
21:224 perusahaan dicabut izin usahanya di sana.
21:25Nah, terkecuali buat PT Gagnikel ini.
21:28Alasannya apa?
21:29Dari penjelasan yang disampaikan oleh Menteri SDM waktu itu,
21:33Bahlelah Adalia,
21:34aku menangkap ada beberapa poin.
21:35Pertama,
21:36perusahaan ini,
21:37PT Gagnikel ini sudah mengantongi RKAB.
21:40RKAB itu adalah rencana kerja dan anggaran biaya.
21:43Mereka sudah mengantongi itu.
21:44Intinya, mereka sudah punya plan
21:46untuk melakukan kegiatan apa saja
21:48dan budgetnya apa saja yang dikeluarin
21:50untuk melakukan pertambangan itu.
21:51Itu satu.
21:52Dan yang kedua,
21:53Bahlel juga bilang bahwa
21:54PT Gagnikel ini
21:55sudah punya amdal,
21:57analisis dampak lingkungan
21:58dari aktivitas pertambangan
21:59yang mereka lakukan di Pulau Gag itu.
22:01Dan yang ketiga,
22:02ini merujuk dari hasil pantauan
22:04dari teman-teman kementerian SDM,
22:06termasuk Menteri,
22:07yang datang langsung ke Raja Ampat.
22:08Dia saat itu juga menunjukkan visual.
22:11Ini kayak membandingkan
22:12antara yang viral di Metsos,
22:13sama hasil pantauan dia di lapangan
22:14bersama dengan teman-teman kementerian SDM.
22:16Udah koordinasi juga katanya
22:18dengan pemerintah daerah setempat.
22:19Baik itu di tingkat provinsi,
22:21Papua Barat Daya,
22:22maupun juga di Pemkap Raja Ampat.
22:24Yang intinya,
22:26tidak ada kerusakan lingkungan
22:27seperti yang selama ini
22:29dibagikan lewat media sosial.
22:31Jadi foto-foto, video-video itu
22:33sampai di konferensi pers waktu itu pun
22:35dipampangin semua,
22:36dipresentasiin semuanya.
22:38Jadi, ada narasi yang salah
22:40yang menyebutkan bahwa
22:41efeknya pulau di Raja Ampat itu
22:44jadi hilang area hijaunya,
22:47pohonnya terkikis semua,
22:48dan lain-lain.
22:49Itu ditepis semuanya
22:51sama Menteri SDM dan pemerintah.
22:52Jadi disebut itu tidak ada sama sekali.
22:54Bahkan,
22:55Bah Lil bilang,
22:56dalam aktivitas pertambangan di sana
22:57sudah merujuk pada
22:59analisis dampak lingkungannya itu tadi.
23:01Jadi, efek dari penambangan
23:03nggak nyampe ke area laut
23:05di sekitarnya.
23:06Nggak ada tuh istilahnya
23:07lautnya kotor atau terimbas
23:09dari pasir-pasir atau tanah-tanah
23:10dari proses penambangan itu.
23:12Dan ini adalah gambar-gambar terakhir.
23:14Jadi,
23:16mohon kepada saudara-saudara saya,
23:17sebangsa nasi tanah air,
23:19dalam menyikapi berbagai informasi,
23:23tolong kita juga harus hati-hati.
23:26Kita harus bijak,
23:28bisa membedakan
23:29mana yang sesungguhnya,
23:31mana yang tidak benar.
23:33Karena kita semua
23:34pingin untuk Indonesia baik.
23:35Itu yang kutangkap poin yang disampaikan oleh
23:37Menteri Bah Lil saat itu
23:38di konferensi pers.
23:39Terus lagi,
23:40dari hasil
23:41koordinasi antara
23:43pemerintah pusat
23:44sama pemerintah daerah sana,
23:46terutama dalam hal ini
23:47Bupati Raja Ampat waktu itu,
23:49dia sampai bilang bahwa
23:50justru adanya penambangan ini
23:52disambut baik sama warga
23:54karena ini bisa berpengaruh pada
23:56aspek ekonomi mereka.
23:57Mereka tetap bisa bekerja,
23:58ada alternatif untuk mencari uang lah di situ.
24:01Mencari kelangsungan hidup mereka
24:02selama proses penambangan itu berjalan.
24:04Ya, kalau untuk turusnya kami nilain ya,
24:06cukup membantu juga.
24:08Terkadang dari PT Gak Nikkel
24:09juga memberikan kami
24:10alat tangkap,
24:12kemudian mereka juga memberikan kita
24:13mengambil kita punya hasil tangkapan,
24:16juga diambil langsung oleh PT Gak Nikkel.
24:18Jadi, kita tidak perlu pergi jual-jual
24:20di terlalu jauh lagi sampai.
24:21Sebelum lahir itu,
24:22perusahaan sudah ada di Pulau Gak
24:24sampai sekarang.
24:25Semua kehidupan masyarakat di sini
24:27karena dia membantu
24:28dari masalah pendidikan,
24:29semua-semuanya itu
24:30tergantung dengan perusahaan.
24:32Terus lagi,
24:33Bupati menegaskan
24:35laut yang ada di area penambangan itu
24:37masih jernih kok.
24:39Gak sama seperti yang di
24:40yang belakangan ini disuarakan
24:42di media sosial bilang airnya keruh lah,
24:44bilang konservasi alamnya jadi
24:46bermasalah lah,
24:47laut jadi
24:48biota-biota laut jadi terganggu
24:50dan semacamnya dan semacamnya itu.
24:51Jadi dia intinya menepis juga,
24:52intinya poinnya adalah
24:53pemerintah pusat dan pemerintah daerah
24:54membantah narasi-narasi yang
24:56muncul di media sosial
24:57soal kerusakan alam
24:58imbas dari penambangan yang ada di
24:59Raja Ampat itu tadi.
25:00Warga Dominan menyebut bahkan
25:02nelayan-nelayan-nelayan sana bahkan
25:05bilang mereka mendapat keuntungan
25:06dari menjual hasil tangkapan mereka
25:08ke Gak Nickel.
25:09Kan pasti ada pekerja-pekerja yang ada di sana.
25:11Jadi hasil tangkapan mereka
25:12dijual ke para pekerja yang ada di sana.
25:14Untung juga kok mereka,
25:15kelangsungan hidup mereka tetap terjaga,
25:17ekonomi mereka masih tetap berjalan,
25:18airnya masih jernih yang ada di situ.
25:20Tapi ada kritik lagi nih yang muncul
25:22dari penjelasannya pemerintah itu.
25:23Pemerintah bilang begitu
25:24dari aktivis beda lagi pandangannya.
25:26Oke, bahwa dampaknya dirasa saat ini
25:29belum kelihatan.
25:30Tapi untuk 10-20 tahun ke depan,
25:33kita kan gak pernah tahu.
25:34Balik lagi ke omongan aku yang sebelumnya, Sel.
25:36Kalau itu gak ditanggapi secara serius,
25:38pemantauannya gak dilakukan secara detail,
25:41kita kan gak pernah tahu efeknya akan sejauh apa.
25:43Belum lagi.
25:43Kita juga udah punya tim kan.
25:45Udah ada tim liputan yang langsung melihat
25:47area yang sedang heboh-heboh sekarang ini.
25:50Sampai dia membandingkan
25:53antara foto Greenpeace
25:55dengan realita yang dia munculkan
25:57saat melakukan peliputan di sana.
25:58Dan ternyata,
25:59kalau dari hasil pantauan tim kita,
26:01lebih mendekati kondisi yang disampaikan
26:03atau yang dibagikan sama teman-teman Greenpeace
26:05ketimbang penjelasan pemerintah.
26:07Nah, ini kan jadi beda pandangan lagi nih.
26:09Perspektif mana yang bisa kita pegang
26:10buat kita-kita yang jauh.
26:12Ini kan posisi kita jauh ya.
26:13Di area yang gak masuk di kawasan Papua.
26:15Papua kan jauh ya.
26:16Kita lagi di Jakarta nih posisinya.
26:18Mana yang kita bisa pegang
26:19mengomongannya nih
26:19antara posisinya pemangku kepentingan,
26:22pemangku kepentingan terkait
26:23atau dari kacamatanya aktivis
26:24ataupun juga pemerhati lingkungan.
26:26Ini beda posisinya.
26:27Nah, ini yang jadi PR.
26:28Pisau bermata dua.
26:29Masalah informasi lagi.
26:31Keterbukaan informasi publik.
26:32Penjelasannya kayak gimana.
26:33Analisisnya kayak apa.
26:34Itu lagi yang jadi PR.
26:35Dan sekali lagi,
26:36ngukurnya itu gak bisa
26:38dalam 1, 2, 3, 4 tahun.
26:4010 sampai 20 tahun ke depan.
26:42Efeknya apakah akan
26:43semasif yang dikhawatirkan
26:44atau justru sama seperti
26:46pandangannya pemerintah
26:47bahwa ya gak akan se-fatal itu
26:49wong mereka punya amdalnya kok.
26:51Ini khusus kita bicara
26:52yang gak nikel,
26:53yang gak dicabut.
26:53Yupnya ya.
26:54Yang sama pemerintah
26:54sesuai dengan yang diumumkan
26:56waktu itu.
26:56Tapi lagi,
26:57ada kekhawatiran lain.
26:58Kalau tadi kan udah aku jelaskan
26:59masalah efek lingkungannya.
27:01Ini efek pariwisatanya
27:02yang juga dikhawatirkan.
27:03Ada satu momen
27:04aku diskusi
27:05sama salah satu narasumber
27:06di program
27:07Sampai Indonesia Malam waktu itu.
27:08Hari Minggu,
27:09tanggal 8 Juni,
27:11aku sempat ngobrol
27:11sama Mas Taufan Rahmadi.
27:14Dia bahasa ringannya adalah
27:15sebagai pemerhati pariwisata.
27:18Ia mengkhawatirkan
27:19dengan biota
27:20laut yang ada di sana
27:22sekaya itu,
27:24keanekaragaman hayati
27:25yang ada di Raja Ampat
27:26sebanyak itu.
27:27Sampai dia ngejelasin loh.
27:28Aku ngutip juga di Harian Kompas.
27:29Dia bilang kayak gini,
27:30total keanekaragaman hayati
27:32di situ
27:32ada 879 spesies tumbuhan,
27:35114 binatang melata,
27:37274 spesies burung,
27:39apalagi,
27:4047 mamalia,
27:41dan 540 terumbu karang
27:44dengan 75 persen
27:45terumbu karang dunia
27:46terkumpul di Raja Ampat.
27:47Bakal terimbas
27:48kalau ini tetap diteruskan.
27:49Dan kalau ini hancur,
27:51kalau ini rusak,
27:52judulnya Raja Ampat
27:53sebagai Global Geopark
27:54yang sudah ditetapkan
27:55sama UNESCO,
27:56bagian dari Perserikatan Bangsa-bangsa
27:58atau PBB,
27:59bisa jadi taruhan.
28:00Makanya,
28:01beberapa kali
28:01kalau aku diskusi
28:02sama Mas Taufan ini
28:04di Sapa Indonesia Malam waktu itu,
28:06tolong pertimbangkan
28:07dengan kehati-hatian.
28:09Kalau memang tetap
28:10mau dilanjutkan penambangan ini,
28:11pertimbangkan dengan
28:12aspek kehati-hatian.
28:14Karena ini pasti berimbas
28:14sedikit banyaknya
28:15buat pariwisata kita.
28:16Raja Ampat jadi andalan terus.
28:18Kalau ada efeknya
28:19secara lingkungan,
28:19emang ada yang mau datang lagi
28:20ke sana?
28:21Kan gitu.
28:22Aku ngejelasin aja,
28:23ngap loh, sumpah.
28:26Tadi kan ada yang warga
28:29yang bilang katanya
28:30memang karena mereka
28:31dapat keuntungan
28:32untuk menjual hasil
28:33laut dan segala macem.
28:35Kalau gue mikirnya ya,
28:36correct me if I'm wrong.
28:38Alah soal bahasa Inggris, coba.
28:41Kalau gue mikirnya ya,
28:42itu mereka lihat,
28:44mereka nggak mau ditutup
28:44karena untuk jangkanya sekarang.
28:46Tapi karena kan
28:47sebetulnya laut yang menjadi
28:49sumber makanan utamanya,
28:50penghasilan utamanya.
28:51Ya.
28:52Bukankah ke depannya
28:53ketika laut itu
28:53sudah tidak bisa lagi,
28:55apinya rusak ya.
28:55itu bukannya akan
28:57pengaruhi juga
28:58untuk aktivitas mereka
29:00ke depannya.
29:01Kayak produktivitas nelayannya
29:02kan pasti akan berkurang.
29:03Itu dia.
29:04Nah, aku juga ngerujuk nih
29:05laporan dari Jatam.
29:06Jatam sampai bilang begini,
29:08satu sisi ada yang bilang
29:09bahwa ini melanjut,
29:10apa,
29:10hadirnya pertambangan itu
29:12mendukung ekonomi warga sekitar.
29:14Tapi ada lagi pandangan
29:16bahwa produktivitas nelayan
29:17bisa jadi berkurang drastis
29:18dengan adanya penambangan itu.
29:20Mangrove dan karang
29:20bisa rusak,
29:21tercemar,
29:22limbah.
29:22Terus ada contoh juga
29:23waktu itu disampaikan
29:24atas situasi ini
29:25di pulau mana tuh?
29:27Wawoni.
29:28Ada pulau Gak juga.
29:29Bunyu,
29:30GB,
29:30Mangoli,
29:31Belems,
29:32dan Pakal.
29:32Intinya sekarang itu
29:34sudah ada sebagian nelayan
29:35yang aktivitasnya malah terbatas.
29:37Justru dengan hadirnya
29:38penambangan nikel
29:39yang ada di pulau Gak
29:40itu setidaknya.
29:41Jadi,
29:41ya balik lagi sekarang.
29:43Ini kan banyak sudut pandang nih.
29:44Publik udah dikasih
29:45sudut pandangnya pemangku
29:46dan sudut pandangnya aktivis.
29:48Ini versinya beda-beda.
29:49Jadi,
29:49publik harus berpegang
29:51pada omongan siapa.
29:52Kalau aku jadi
29:53masyarakat awam,
29:54aku jujur nggak
29:55bingung nih
29:55mau pegang,
29:56mau pakai omongan siapa
29:57yang dijadikan pegangan.
29:59Karena dua-duanya
30:00sama-sama bersikeras
30:01dengan data masing-masing.
30:02Kau gimana?
30:02Nah, bingung kau kan?
30:03Kau aja bingung.
30:04Apalagi aku.
30:05Entahlah.
30:05Makanya.
30:05Jadi,
30:06kalau menurut aku ya,
30:07membaca kondisi sekarang
30:08kalau udah ngomongin
30:09aktivitas penambangan
30:11dan dikaitkan dengan lingkungan
30:12ibarat,
30:12ya,
30:13ibarat uang koin lah.
30:14Dua sisi yang nggak akan
30:14mungkin terpisahkan.
30:15Satu sisi kita ya
30:16apresiasi karena
30:17pemerintah sekarang kan
30:18lagi menjalankan janjinya
30:20untuk ilirisasi,
30:21industrialisasi,
30:22terutama nikel itu.
30:23Dengan semangat
30:23berkali-kali
30:24dalam berbagai kesempatan
30:25ini semangatnya
30:26untuk kepentingan
30:26bangsa dan negara.
30:27Saat aku diskusi
30:28waktu konferensi pers pun
30:29juga Menteri SDM
30:30berkali-kali menegaskan
30:31bahwa upaya kita
30:31untuk melakukan
30:32penambangan nikel ini
30:33semata-mata
30:34untuk kepentingan
30:34bangsa dan negara.
30:35Tapi di sisi lain,
30:36kalau kemudian itu
30:36tidak dipantau secara detail,
30:38tidak diawasi secara ketat,
30:40ya,
30:40tetap akan ada
30:41efek negatif
30:42walaupun
30:47lingkungan hidupnya dulu.
30:49Dan ujung-ujungnya
30:49kalau kemudian itu
30:50tidak diperhatikan
30:51secara serius,
30:52ya ekonominya
30:52bakal terimbas lagi ya toh.
30:53Nah, jangan cuman
30:54gara-gara cari keuntungan
30:56beberapa pihak,
30:57negara kita
30:58malah jadi rusak
30:59secara alam.
31:00Karena ternyata kan
31:00kerusakan ekosistem
31:01yang ditimbulkan ini
31:02jauh lebih besar
31:03ketimbang keuntungan ekonomi
31:04yang diperoleh sama negara.
31:05Nih, nasib kita-kita ini
31:07yang belum pernah menikmati
31:08wisata di Raja Ampat,
31:10yang orang-orang luar negeri
31:11bahkan udah pernah menikmati duluan,
31:13sebelum ada heboh-heboh.
31:14Masalah tambang ini
31:15udah menikmati duluan
31:16lah kita belum mengerasain
31:18kalau tiba-tiba rusak.
31:19Gimana?
31:19Tidak rela.
31:21Mas, aku belum ke sana
31:22udah nanti rusak.
31:23Ntar udah gak seindah
31:24yang di foto-foto.
31:26Padahal tau gak
31:26gue pengen ke sana.
31:28Itu impian gue ya.
31:28Pengen ke sana sambil
31:29nyanyi-nyanyi lagunya
31:31kayak literal mat gitu ya.
31:33Look at the stuff.
31:34Yang gitu-gitu.
31:35Oh, itu buat kau
31:37ngeupdate di medsos.
31:39Terus kau gak ngajak aku.
31:40Kau liburan sendiri gitu ya.
31:41Kita bareng.
31:42Bagus.
31:43Kau yang bayarkan ya?
31:43Iya.
31:45Astagfirullahaladzim.
31:45Enggak, gini.
31:46Kau udah menyusahkan aku
31:47setiap hari.
31:48Kau udah membuat aku
31:49pusing tiap hari.
31:50Belum dengan liputan aku.
31:51Belum dengan naskahku.
31:53Aku sedang bertenang-tenang
31:54diri di sini.
31:55Kau nanya lagi soal isu.
31:57Ya, boleh dipertimbangkan lah
31:58untuk tiket Kerajaan 4-nya
32:00paling tapi
32:0110 episode lagi lah lu di sini.
32:03Gak apa-apa ya?
32:04Enggak ada.
32:04Enggak ada rasa empati kau ya.
32:08Enggak ada rasa simpati
32:09kau melihat aku.
32:10kantong mata udah selebar ini.
32:13Enggak.
32:13Enggak ada kau perhatikan.
32:14Enggak ada.
32:15Kau paksa aku mikir,
32:16mikir terus.
32:18Makasih ya informasinya.
32:19Sangat berguna.
32:21Sudah, aku mau beli makan dulu.
32:23Beli tiket sekalian.
32:24Enggak nanti.
32:25Setelah 10 episode.
32:26Enggak ada cerita.
32:26Beli sekarang aku bilang.
32:27ELALIكر ayah.
32:27Dan ì–´ë–¡ moyo.
32:29Sulay wanted.
32:30firsts hutin wielo.
32:30esa.
32:30jetil balai 4-nya.
32:35Setelah 10 episode.
32:36Setelah 5-ye keunggil colasus.
32:37Setelah 8-ант-an.
32:38Sebelah 8-an.
32:39evidence saenya zu finalitas.
32:39Setelah 10-ya.
32:40Setelah 10-ya.
32:41Setelah 10-ya.
32:42Setelah 5-9.
32:42Setelah 10-ya.
32:43Setelah 10-ya.
32:44Setelah 10-ya.
32:44Setelah 10-ya.
32:45Setelah 10-ya.
32:46Setelah 10-ya.
32:49Setelah 10-ya.
32:50Setelah 10-ya.
32:50Setelah 10-ya.
Dianjurkan
1:45
|
Selanjutnya
4:24