Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • 3 bulan yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Usulan penghentian sementara pemberian izin tambang kembali mencuat, seiring kontroversi tambang nikel di wilayah Raja Ampat. Masih perlukah moratorium?



Rosianna Silalahi mengundang Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Iqbal Damanik, dan Ketua PBNU, Ulil Abshar Abdalla.



Saksikan selengkapnya di sini: https://youtu.be/Mdnt29MOemc



#tambang #nikel #rajaampat #saverajaampat

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/599266/moratorium-tambang-nikel-di-raja-ampat-perlukah-rosi
Transkrip
00:00Bagaimana pendapat Bapak tentang kehadiran tambang nikel yang ada di Pulau Gak ini?
00:06Ya, kalau untuk turusnya kami nelayan ya, cukup membantu juga.
00:10Terkadang dari PT Gak Nikel juga memberikan kami alat tangkap,
00:13kemudian mereka juga memberikan kita mengambil, kita punya hasil tangkapan juga diambil langsung oleh PT Gak Nikel.
00:20Jadi kita tidak perlu pergi jual-jual di terlalu jauh lagi sampai ke kabupaten dengan jarak yang terlalu jauh.
00:25Akhirnya di sini sangat baik dan membantu masyarakat, terutama khusus di Pulau Gak.
00:34Oh tidak terganggu, karena saya nih sebelum lahir itu perusahaan sudah ada di Pulau Gak sampai sekarang.
00:40Semua kehidupan masyarakat di sini karena dia membantu dari masalah pendidikan,
00:45semua-semuanya itu tergantung dengan perusahaan.
00:49Pulau Gak ini sejak dulu hingga sekarang apakah banyak perubahan signifikan terjadi
00:53dan mengganggu ekosistem hutan dan laut yang ada di sini, Pak?
00:56Ya, selama ini yang saya ada di sini, tidak ada yang bilang terganggu.
01:01Lautan tetap stabil dalam kondisi yang memang hijau-biru,
01:05ya, jadi tidak ada potensi yang membahayakan untuk masyarakat.
01:10Dan masyarakat sangat mendukung, dan kami sebagai masyarakat,
01:13umumnya sangat mendukung dengan kehadirannya Gak Nikel di sini.
01:15Terima kasih Anda masih di Rosi.
01:20Malam hari ini saya bicara tentang sumber daya alam dikeruk dari perut bumi.
01:26Apakah itu natural curses atau kutukan alam atau bisa jadi natural blessings.
01:34Saya masih berkat alam.
01:37Saya masih bersama Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia,
01:39Iqbal Damanik dan Ketua PBNU, Ulil Absar Abdallah.
01:42Kalau tadi kita lihat masyarakat di Pulau Gak mengatakan senang dengan keberadaan PT Gak.
01:50Dan waktu Pak Bahlil datang juga ke sana, dia didemo dengan semangat yang justru mendukung PT Gak.
01:59Artinya, bagi masyarakat sekitar, this is a natural blessings.
02:05Ini adalah berkat alam untuk mereka.
02:07Betul. Harus ada yang kita akui bahwa industrialisasi ini menciptakan geliat ekonomi di pulau tersebut.
02:15Dalam waktu yang singkat dan dalam waktu yang terbatas.
02:18Ini yang harus kita pikirkan.
02:20Bahwa Gak punya potensi yang jauh lebih besar daripada nikel, yes.
02:24Tapi memang membutuhkan waktu yang sangat panjang.
02:27Kenapa saya kemudian mengungkap bahwa soal imajinasi, soal ekonomi tadi?
02:30Karena pemerintah tidak menyiapkan infrastruktur selain infrastruktur industri ekstraktif.
02:36Sehingga masyarakat tidak punya pilihan ekonomi.
02:39Ini kan jebakan, trap.
02:41Kita sudah membuktikan bahwa banyak riset yang sudah membuktikan soal indeks kutukan sumber daya alam.
02:47Yang tiga teratas ada Kalimantan Timur, Papua, dan Papua Barat.
02:51Dulu ya pada saat itu sekarang dimekarkan.
02:54Kita tidak tahu sekarang situasinya memang masih memungkinkan.
02:57Jadi ketika mereka mengatakan, oh kami sangat mendukung, menurut Anda itu hanya dilusional?
03:04Tidak dilusional, itu memang mereka rasakan.
03:07Tapi berdasarkan data kementerian ESDM sendiri, industrialisasi nikel ini akan berhenti atau selesai di 2050.
03:15Artinya sekitar 25 tahun lagi.
03:17Artinya jika ada anak yang lahir hari ini, lalu kemudian 25 tahun ke depan.
03:22Pada saat dia umur 25 tahun, dia tidak akan pernah melihat Pulau Gak, PT Gak yang kecil tadi itu.
03:29Yang cantik sekali itu.
03:31Tapi dia akan melihat kehancuran Pulau Gak, kampung halamannya.
03:34Bahkan dia tidak akan pernah merasakan nikmat ekonomi dari hadirnya PT Gak tersebut.
03:39Sehingga dia harus keluar dari, tercerabut dari akarnya.
03:43Kita kan hanya melihat hari ini ada kemaslahatannya.
03:45Tapi bumi ini tidak hanya kita tinggali, tidak hanya Gus, Karosi dan saya yang tinggal di sini.
03:52Ada generasi setelah kita.
03:54Saya sebagai seorang bapak yang punya anak, saya merasa punya tanggung jawab kepada anak saya.
03:59Bahwa anak saya dan anak-anak lain di dunia ini memiliki hak untuk hidup yang layak.
04:05Ruang hidup yang layak, lingkungan yang bersih.
04:07Dan itu dijamin oleh konstitusi.
04:09Kenapa atas dasar pembangunan kita mau melanggar konstitusi dan kita membuat kesalahan, membuat dosa-dosa di awal terhadap anak cucu kita?
04:18Gus Ulil, mengapa kepekaan itu atau rasa yang sama itu tidak ada pada Anda?
04:23Saya punya concern kepada isu lingkungan tetapi saya punya pandangan yang lain.
04:28Jadi misalnya tadi saya katakan bahwa penambangan itu pada dirinya sendiri tidak jahat.
04:33Tapi pada prakteknya apa yang terjadi di Indonesia, ada di Papua Barat Daya, ada di Sulawesi, ada juga di Maluku Utara.
04:43Itu sudah ada cerita-cerita sedih bagaimana masyarakat nelayan yang ada di sana tercerabut dari kehidupannya.
04:50Mengapa itu tidak juga membuka mata?
04:52Menurut saya, jadi penambangan itu satu hal.
04:56Dampak-dampaknya adalah hal lain.
04:57Jadi kalau ada dampak negatif dari penambangan, yang perlu ditangani adalah dampaknya.
05:04Nah di dalam pembangunan yang tentu saja akan membawa manfaat bagi banyak orang, selalu ada eksesnya.
05:10Bangun jalan tol di era Pak Jokowi itu jangan dikira tidak ada eksesnya.
05:14Tapi kalau kita tidak berani mengambil resiko karena takut pada ekses, ya kita tidak akan membangun sama sekali.
05:22Makanya bagi saya pendekatan...
05:24Benar, betul. Tetapi kalau itu dikaitkan dengan jalan tol tentu nanti mungkin bisa dilengkapi.
05:31Sungguh sangat berbeda. Ini tentang ekosistem lingkungan hidup.
05:35Ini tidak melulu tentang rumah yang tergusur.
05:38Tetapi kehidupan manusia yang akan hilang.
05:41Di mana mata pencariannya mencari ikan.
05:44Lalu ekosistem yang luar biasa.
05:47Fauna yang tercerabut.
05:48Ya betul.
05:48Dan ini pada gilirannya akan menjadi krisis iklim yang akan membunuh kita semua pada gilirannya.
05:55Nah ini yang disebut dengan alarmisme.
05:59Jadi kalau Anda concern dengan isu lingkungan tetapi dengan narasi seperti yang Anda katakan ini.
06:07Itu namanya fear mongering.
06:09Anda menebar-nebarkan ketakutan tanpa melihat bahwa ada masalahat yang diperoleh oleh negara dan rakyat dari penambangan itu.
06:18Misalnya kita...
06:19Jadi mengingatkan manusia, mengingatkan masyarakat tentang krisis iklim, mengingatkan manusia tentang bagaimana kita jangan merusak alam.
06:27Itu adalah menakut-nakuti dan sesuatu yang justru narasi yang jahat.
06:31Sebentar. Narasi seperti yang Anda bikin tadi itu namanya fear mongering.
06:35Itu sudah dikritik oleh banyak aktivis lingkungan yang juga berseberangan dengan Greenpeace ya.
06:41Jadi ada satu mazhab aktivisme lingkungan yang lebih mengedepankan pendekatan yang rasional.
06:48Rationable environmentalism.
06:51Itu menurut saya jauh lebih tepat.
06:52Rationable environmentalist.
06:53Jadi artinya setuju kepada isu lingkungan diperhatikan.
06:58Tetapi kita juga harus melihat dampak-dampaknya.
07:01Jangan dikira bahwa concern dengan isu lingkungan tidak membawa dampak negatif.
07:05Ambil contoh ya.
07:07Saya ambil contoh.
07:08Tidak membawa dampak negatif.
07:10Tidakkah tadi apa yang dikatakan oleh Iqbal?
07:12Ia tidak ingin anak-anaknya hidup dengan situasi lingkungan yang akan merusak kehidupan anaknya di masa ke depan.
07:21Dan cucu-cucu kita semua yang masa depan.
07:24Apakah itu juga menembarkan ketakutan?
07:26Saya akan kasih contoh bahwa concern kepada lingkungan yang ekstrim itu juga membawa dampak negatif.
07:34Ini sekarang dialami oleh Eropa.
07:36Oke.
07:37Apa contohnya?
07:38Contohnya adalah sekarang ini harga listrik di Jerman dan Inggris itu naik berlipat-lipat.
07:44Karena mereka melakukan satu transisi yang terburu-buru kepada energi non-fosil.
07:50Mereka tidak mau lagi menggunakan.
07:51Pesis.
07:52Sehingga Anda mengingatkan itu justru memberatkan kehidupan manusia.
07:55Memberatkan kehidupan masyarakat.
07:57Dan itu dikritik oleh banyak kalangan.
07:59Sehingga timbul partai, partai politik khusus untuk mengkritik kebijakan lingkungan yang dianggap tidak tepat.
08:06Jadi jangan dikira concern dengan isu lingkungan.
08:09Itu meng-love the ideal.
08:11Itu satu cita-cita yang indah.
08:14Seperti apa namanya.
08:15Oke.
08:15Sebutkan.
08:16Coba jelaskan sekali lagi, Gus Ulil.
08:18Di mana narasi yang menurut Anda justru ingin menakuti?
08:22Fis Mongring tadi.
08:23Contohnya misalnya, ini tadi Mas Iqbal mengatakan bahwa anak cucu kita juga perlu mendapatkan kesempatan menikmati keindahan alam.
08:35Anak saya sendiri sudah tidak menikmati keindahan alam di kampung saya.
08:41Waktu zaman kecil saya menikmati keindahan kampung saya.
08:43Sekarang hilang karena pertambahan penduduk.
08:47Tapi apakah kemudian karena saya ingin anak saya...
08:50Jadi itu adalah fals alarm?
08:52Foss alarm.
08:53Nah menurut saya...
08:54Yang kedua.
08:54Jadi menurut saya harus dibuat kalkulasi.
08:58Kepentingan generasi sekarang harus juga dipikirkan.
09:02Generasi mendatang juga harus dipikirkan.
09:04Jadi jangan hanya memikirkan bahwa generasi alam, generasi mendatang kepingin mendapatkan atau harus mendapatkan kesempatan menikmati keindahan raja empat atau alam-alam yang lain.
09:15Maka kepentingan generasi sekarang untuk membangun, right to development dihalang-halangi.
09:20Gus, ada hampir 1 juta kematian dini pada saat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah.
09:29Gus bisa bayangkan bagaimana anak-anak ini tidak punya hak untuk hidup karena kita masih mempertimbangkan membuka lahan gambut di Kalimantan Tengah.
09:37Mungkin itu bukan anak Gus.
09:39Mungkin bukan cucu Gus.
09:41Sehingga Gus bisa bilang, kita punya hak untuk hidup yang lain.
09:45Tapi orang yang tinggal di Kalimantan Tengah, orang yang tinggal di Kalimantan Tengah punya hak untuk hidup Gus tanpa asap.
09:51Orang yang hidup di Riau punya hak.
09:53Orang yang hidup di Raja Ampat juga punya hak untuk hidup lebih baik.
09:56Gus mungkin tinggal di Jawa, tidak mendapatkan kebakaran hutan.
09:59Karena tidak ada gambut di Jawa.
10:01Tidak ada batu bara di Jawa.
10:03Tapi mereka hidup dengan lumpur.
10:05Gus bisa bayangkan bagaimana orang bisa hidup dengan lumpur sehari-hariannya.
10:10Apakah kita tidak pikirkan ini?
10:12Dan tidak usah jauh Gus.
10:13Kalau terlalu jauh untuk melihat Kalimantan dan Jawa,
10:16lihat pantura, ada satu desa namanya Timbulus Loko di sana.
10:19Dan sudah terendam.
10:20Orang-orang yang tidak punya uang, itu tidak bisa keluar dari kampung itu Gus.
10:24Sehingga mereka harus hidup dengan banjir.
10:27Rumah mereka hampir setengah direndam oleh Rob.
10:29Mereka hidup di seling-seling plafon.
10:32Apa Gus mau bilang bahwa itu bukan hak kita, itu bukan urusan kita.
10:36Terus pertanyaannya adalah,
10:38Ini yang saya sebut dengan narasi fear mongering.
10:41Saya tidak sedang menakut-nakuti Gus.
10:42Ini tidak sedang menakut-nakutin.
10:44Ini adalah fakta.
10:46Anda tadi menyebut soal Rob di Pantura Jawa.
10:49Itu daerah saya.
10:50Saya lewat selalu setiap saat kalau ke Semarang ke daerah padi itu,
10:54saya lihat itu.
10:54Betul.
10:55Tapi pertanyaannya adalah, terus bagaimana?
10:58Ini kan harus, ini masalah yang harus diatasi.
11:00Bukan dijadikan sebagai alat untuk menakut-nakuti masyarakat.
11:04Oh tidak menakut-nakuti.
11:05Ini harus kita atuasi Gus.
11:07Bagaimana cara mengatasinya?
11:08Salah satu cara mengatasinya adalah,
11:11ubah imajinasi ekonomi ekstraktif dari pemerintah ini.
11:15Ada tidak negara yang, sorry Gus, lagi-lagi saya minta maaf.
11:18Ada tidak negara yang maju tanpa industri ekstraktif?
11:21Nah menurut saya.
11:22Ada tidak Gus?
11:22Ada tidak Gus negara yang maju tanpa industri ekstraktif?
11:26Sehingga kita harus mengeksploitasi sumber daya alam kita.
11:30Ya, negara-negara Eropa yang sekarang ini maju.
11:32Ada tidak Gus negara yang maju tanpa industri ekstraktif?
11:35Saya katakan negara Eropa sekarang ini maju,
11:38basis ekonomi awalnya dibangun karena melakukan ekstrasi di negara-negara yang dia jajah.
11:43Betul, tapi adakah tidak negara yang maju tanpa industri ekstraktif?
11:48Nah negara-negara yang maju sekarang ini di barat, itu sebetulnya mereka maju dibangun awalnya karena mereka ekstraksi.
11:56Ya, makanya ketika kita tahu bahwa industri ekstraktif ini sangat buruk sekali, maka lakukanlah pertobatan ekologis.
12:04Dan ada banyak negara Gus, bayangkan.
12:07Pertobatan ekologis ini menurut saya perlu pada tempat-tempat yang memang tepat.
12:13Karena kalau Anda mengatakan bahwa industri ekstraksi itu adalah buruk seluruhnya,
12:18pertanyaannya adalah ekstraksi lalu dilarang sama sekali.
12:21Padahal kita ini sebagai bangsa, ada negara-negara yang memang diberkai Tuhan, kekayaan alam.
12:29Lalu Anda apakan?
12:31Inilah yang disebut sebagai watak dasdisis Gus.
12:35Ketika orang merasa bahwa ada sumber daya alam di situ, mari kita keruk sehabis-habisnya.
12:39Kita sudah mengeruk bangsa ini, sudah mengeruk banyak sekali industri sumber daya alamnya.
12:46Ada batubara dari puluhan tahun.
12:48Apa kapan kita untuk merasa cukup dengan itu Gus?
12:51Apakah Raja Ampat juga layak untuk ditambang?
12:53Kapan kita mau cukup?
12:54Kita tahu ada yang namanya daya dukung, daya tampung lingkungan Gus.
12:57Apakah kita mau Kalimantan Timur selalu begitu?
13:00Sebentar, sebentar.
13:00Jadi tanggapi dulu bagaimana, ada nggak yang bisa maju tanpa ekstrasif?
13:08Ya saya katakan tadi itu negara-negara barat mengalami kemajuan awalnya karena mereka melakukan ekstraksi gila-gilaan terhadap negara dunia ketiga.
13:16Mengapa kita juga tidak bisa?
13:17Itu kali tadi poinnya.
13:18Ketika negara maju bisa, mengapa kita tidak juga menjadi negara maju?
13:23Karena ini selalu juga menjadi narasi, aktivis pencinta lingkungan bisa saja ditunggangi oleh kepentingan asing yang ingin menghalangi kepentingan kemajuan negara dalam soal hilirisasi.
13:36Tentu tidak ya.
13:37Bahwa ada negara maju dan itu adalah sebuah kesalahan.
13:40Pertanyaannya, apakah kita mau mengulangi kesalahan yang sama?
13:44Sehingga kita harus mengekstraksi seluruhnya.
13:46Pertanyaan berikutnya adalah, apakah sumber daya alam yang ada itu kita biarkan saja?
13:51Tidak kita kelola padahal itu salah satu cara kita untuk tumbuh.
13:56Jadi bagi saya, right to development.
13:59Hak untuk membangun itu hak dasar yang juga dinikmati oleh bangsa.
14:04Tentu, tentu.
14:05Nah cuma cara membangunnya tentu membangun yang harus dikelola dengan cara baik.
14:09Ada aturan-aturan.
14:11Tetapi gini, sebesar apapun masalah yang kita dapati di dalam penambangan ini,
14:16tidak menafikan bahwa penambangan itu sendiri adalah kegiatan yang mengandung masalahan.
14:22Jadi yang kita atasi adalah dampaknya.
14:24Bukan penambangannya itu sendiri.
14:26Harus dibedakan antara dua hal ini.
14:27Kita harus berpikir, karena kita hidup hari ini.
14:30Kita tidak hidup di masa lalu bahwa Indonesia memiliki industri ekstraktif atau sumber daya alam yang sangat besar.
14:35Tapi kita hidup saat ini.
14:37Dunia sudah berubah.
14:38Panas suhu bumi ini sudah hampir 1,5.
14:40Sehingga kita harus melakukan perubahan.
14:44Sehingga krisis iklim tidak terjadi pada kita.
14:46Itu yang harus kita lakukan.
14:47Nah pertanyaannya, makanya saya bilang,
14:49apa kita tidak cukup dengan apa yang sudah kita ekstraksi dari perut bumi ini?
14:53Kata cukup ini yang penting untuk pemerintah sama kita semua.
14:57Bahwa apakah semuanya mau kita angkat?
14:59Apa batasannya cukup dimana?
15:01Karena kita mampu.
15:02Makanya, maka tadi Greenpeace memiliki riset yang mengatakan bahwa kalau kita beralih dari industri ekstraktif ini ke industri yang lebih hijau,
15:13maka dalam waktu 10 tahun kita akan menghasilkan GDP 2 kali lipat, hampir 2 kali lipat dari apa yang kita dapatkan dengan industri ekstraktif.
15:21Dan pembukaan lapangan pekerjaan juga akan mencapai 19 juta.
15:24Artinya apa? Artinya kalau imajinasi kita bisa berpikir, kita membangun infrastruktur untuk pariwisata, kita membangun infrastruktur untuk industri hijau, maka lebih baik.
15:36Gus, bayangkan per KWH di India melalui solar panel itu jauh lebih murah daripada industri fosil.
15:43Saya ingin intrupsi ini, soal solar panel ini.
15:47Tapi mungkin dijawab sedikit, karena Eropa sekarang tidak lagi mau mengeksplorasi, tetapi dia kemudian tadi justru itu membuat masyarakatnya harus membayar listrik jauh lebih mahal.
15:59Ini yang tadi dibilang right to develop itu, tapi ternyata juga karena memang sangat berbasis pada lingkungan hidup, menjaga lingkungan hidup,
16:07tetapi itu juga bisa membebani masyarakat. Tidak heran negara-negara Eropa sekarang mencari batu bara di Indonesia.
16:13Anda melihat ini salah satu poin di mana memang eksplorasi itu tetap dibutuhkan.
16:20Atau ada argumentasi lain membantai?
16:21Argumentasinya adalah saat ini subsidi yang diberikan pemerintah pada energi fosil juga jauh lebih besar daripada industri renewable energy.
16:29Sehingga renewable energy kita tidak maju-maju karena perspektif kita masih memberikan subsidi pada energi fosil.
16:35Sehingga batu bara murah, sehingga kemudian diekstraksi.
16:40Kita tidak berpikir kalau seandainya sekarang dunia sudah juga ke renewable energy,
16:44bahkan pengusaha-pengusaha besar di Indonesia sudah bergeser ke renewable energy.
16:48Ini kan soal prioritas, soal arah kebijakan pemerintah.
16:52Kalau arahnya ke renewable energy tentu infrastrukturnya dibangun ke sana, harganya pun akan lebih murah.
16:57Menurut saya pendapat Greenpeace ini problematis.
17:01Pertama karena ini adalah imajinasi atau bayangan tentang pembangunan yang dianggap baik oleh Greenpeace.
17:09Tetapi jangan lupa imajinasi seperti ini sekarang ini di dunia mendapatkan resistensi yang luar biasa.
17:16Karena dampak-dampak dari imajinasi yang tadi saya sebut didasarkan kepada alarmisme.
17:22Apakah mencintai lingkungan, menjaga ekosistem lingkungan?
17:25Mencintai lingkungan itu oke, tetapi kalau Anda melakukannya dengan cara ekstrim, itu juga menimbulkan dampak-dampaknya sendiri.
17:33Ini yang sekarang dialami oleh Eropa.
17:35Sekarang ini di Eropa ada gelombang naiknya politik kanan.
17:39Di seluruh negara Eropa sekarang ini, salah satu isunya adalah karena kami marah terhadap partai-partai kiri di Eropa
17:46yang memaksakan polisi-polisi terkait dengan climate change.
17:50Mereka anggap ini tidak adil, kami harus membayar listrik lebih mahal, kami harus mengalami kenaikan bil kami.
17:59Sehingga mereka marah.
18:01Jadi kenapa sekarang ini partai kanan di Jerman, sekarang ini naik di Polandia, di apa namanya, Perancis.
18:08Kemudian di Belanda, di Italia.
18:11Italia sekarang ini Perdana Menterinya dari politik partai kanan.
18:15Salah satu isunya Rosy adalah karena imajinasi Greenpeace ini sekarang di challenge.
18:22Tidak masuk akal.
18:23Karena dampaknya serius kepada orang-orang kecil-kecil itu.
18:27Inikah yang selalu disebut oleh Gus Ulil, Wahabi Lingkungan.

Dianjurkan